Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRA SEKOLAH DENGAN

ASMA BRONKIAL.

Definisi:

Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah
suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai
dengan bronchospasme, inflamasi dan peningkatan sekresi jalan napas
terhadap berbagai stimulan.

Patofisiologi

 Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan
hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.

 Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi


spasme dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE)
dengan adanya alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan
akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan
zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala
asthma.

 Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate


yang ditandai dengan bronkokontriksi (1-2 jam); tahap delayed dimana
brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5
jam lebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.

 Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan,


kecemasan, dan udara dingin.

 Selama serangan asthmatik, bronkiolus menjadi meradang dan


peningkatan sekresi mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas
menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan
dapat menimbulkan distres pernafasan

 Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam
ekshalasi karena edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas
menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi
02, sehingga terjadi penurunan P0 2 (hipoxia).Selama serangan astmati,
CO2 terthan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama
ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea.
Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan
meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut
menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO 2 dalam
darah (hypocapnea).

Alergen, Infeksi, Exercise (Stimulus Imunologik dan Non Imunologik)

Merangsang sel B untuk membentuk IgE dengan bantuan sel T helper

IgE diikat oleh sel mastosit melalui reseptor FC yang ada di jalan napas

Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen
tersebut akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastosit

Akibat ikatan antigen-IgE, mastosit mengalami degranulasi dan melepaskan


mediator radang (histamin)

Peningkatan permeabilitas kapiler (edema bronkus)


Peningkatan produksi mukus (sumbatan sekret)
Kontraksi otot polos secara langsung atau melalui persarafan simpatis (N.X)

Hiperresponsif jalan napas

Asma

 Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema
mukosa dan meningkatnya produksi sekret.
 Fatique berhubungan dengan hypoxia meningkatnya usaha nafas.
 Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distress
pernafasan
 Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya
pernafasan dan menurunnya intake cairan
 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik
 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan
pengobatan

Komplikasi

 Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas


 Chronik persistent bronchitis
 Bronchiolitis
 Pneumonia
 Emphysema.

Etiologi

 Faktor ekstrinsik :reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen (debu,


serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang).
 Faktor intrinsik; infeksi : para influenza virus,
pneumonia,Mycoplasma..Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan
temperatur. Iritan; kimia.Polusi udara ( CO, asap rokok, parfum ). Emosional;
takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor
pencetus.

Manifestasi klinis

 Auskultasi :Wheezing, ronki kering musikal, ronki basah sedang.


 Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan,
cuping hidung, retraksi dada,dan stridor.
 Batuk kering ( tidak produktif ) karena sekret kental dan lumen jalan nafas
sempit.
 Tachypnea, orthopnea.
 Diaphoresis
 Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan.
 Fatigue.
 Tidak toleransi terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara.
 Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran.
 Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest) akibat ekshalasi
yang sulit karena udem bronkus sehingga kalau diperkusi hipersonor.
 Serangan yang tiba-tiba atau berangsur.
 Bila serangan hebat : gelisah, berduduk, berkeringat, mungkin sianosis.
 X foto dada : atelektasis tersebar, “Hyperserated”
Pemeriksaan Diagnostik

 Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik


 Foto rontgen
 Pemeriksaan fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil
biasanya meningkat dalam darah dan sputum
 Pemeriksaan alergi
 Pulse oximetri
 Analisa gas darah.

Penatalaksanaan serangan asma akut :

 Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.


 Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang
setiap 20 menit sampai 3 kali.
 Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini ( per oral ) :
a. Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
 Efedrin : 0,5 – 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
 Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
 Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam
Efeknya tachycardia, palpitasi, pusing, kepala, mual, disritmia, tremor,
hipertensi dan insomnia, . Intervensi keperawatan jelaskan pada orang
tua tentang efek samping obat dan monitor efek samping obat.

b. Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi


bronkospasme dan meningkatkan bersihan jalan nafas.
 Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
 Teofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Pemberian melalui intravena jangan lebih dari 25 mg per menit.Efek
samping tachycardia, dysrhytmia, palpitasi, iritasi
gastrointistinal,rangsangan sistem saraf pusat;gejala toxic;sering
muntah,haus, demam ringan, palpitasi, tinnitis, dan kejang. Intervensi
keperawatan; atur aliran infus secara ketat, gunakan alat infus kusus
misalnya infus pump.

c. Golongan steroid, untuk mengurangi pembengkakan mukosa bronkus.


Prednison : 0,5 – 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (pada serangan hebat).

5
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. IDENTITAS
Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8
tahun.Biasanya oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada asma
episodik yang sering terjadi, biasanya pada umur sebelum 3 tahun, dan berhubungan
dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa
infeksi yang jelas.Biasanya orang tua menghubungkan dengan perubahan cuaca,
adanya alergen, aktivitas fisik dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi serangan paling
sering pada umur 8-13 tahun. Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada umur
sebeluim 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi saluran
pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamin
tidak ada perbedaan yang jelas antara anak perempuan dan laki-laki.

2. KELUHAN UTAMA
Batuk-batuk dan sesak napas.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.

4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU


Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya.

5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu, disamping
faktor yang lain.

6. RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN


Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari debu rumah, misalnya
tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang terdapat di rumah, bahan iritan:
minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap rokok dari orang dewasa.Perubahan
suhu udara, angin dan kelembaban udara dapat dihubungkan dengan percepatan
terjadinya serangan asma.

6
7. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Tahap pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram mengikuti
patokan umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia
3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak
usia pra sekolah rata – rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk
perkiraan tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun
yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3
tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada
usia ini yaitu 6 – 7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah
tinggi.

Tahap perkembangan.
 Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak
punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika anak dimarahi atau diomeli
maka anak merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu
percobaan yang menantang ketrampilan motorik dan bahasanya.
 Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik
( 3-5 tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak berjenis kelamin
berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat dengan ibunya ) dan Elektra
komplek ( perempuan lebih dekat ke ayahnya ).
 Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional yaitu fase
preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada
tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu
belum benar dan magical thinking.
 Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai melakukan
kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi, memberi sesuatu, mencari
teman dan mulai bisa menjelaskan peraturan- peraturan yang dianut oleh
keluarga.
 Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari ortu
atau guru dan belajar yang benar – salah untuk menghindari hukuman.
 Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendek-
tinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan ukuran
tubuhnya dengan kelompoknya.
 Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation – Separation “.
Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di

7
kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang tua walaupun dengan
sedikit atau tidak protes.
 Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada
akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa
menamai objek yang familiar seperti binatang, bagian tubuh, dan nama-nama
temannya. Dapat menerima atau memberikan perintah sederhana.
 Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan permintaannya,
lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa orang lain mempunyai pemikiran
juga, dan mulai menyadari bahwa dia mempunyai lingkungan luar.
 Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang
mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan
kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda
dengan roda tiga.

8. RIWAYAT IMUNISASI
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain :
BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.

9. RIWAYAT NUTRISI
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk
umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal
menggunakan rumus 8 + 2n.
BBSekarang
Status Gizi   100%
BBideal
Klasifikasinya sebagai berikut :
 Gizi buruk kurang dari 60%
 Gizi kurang 60 % - <80 %
 Gizi baik 80 % - 110 %
 Obesitas lebih dari 120 %

10. DAMPAK HOSPITALISASI


Sumber stressor :
1. Perpisahan
a. Protes : pergi, menendang, menangis
b. Putus asa : tidak aktif, menarik diri, depresi, regresi
c. Menerima : tertarik dengan lingkungan, interaksi

8
2. Kehilangan kontrol : ketergantungan fisik, perubahan rutinitas,
ketergantungan, ini akan menyebabkan anak malu, bersalah dan takut.
3. Perlukaan tubuh : konkrit tentang penyebab sakit.
4. Lingkungan baru, memulai sosialisasi lingkungan.

11. PEMERIKSAAN FISIK / PENGKAJIAN PERSISTEM

Sistem Pernapasan / Respirasi


Sesak, batuk kering (tidak produktif), tachypnea, orthopnea, barrel chest,
penggunaan otot aksesori pernapasan, Peningkatan PCO 2 dan penurunan O2,sianosis,
perkusi hipersonor, pada auskultasi terdengar wheezing, ronchi basah sedang, ronchi
kering musikal.

Sistem Cardiovaskuler
Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan.

Sistem Persyarafan / neurologi


Pada serangan yang berat dapat terjadi gangguan kesadaran : gelisah, rewel,
cengeng → apatis → sopor → coma.

Sistem perkemihan
Produksi urin dapat menurun jika intake minum yang kurang akibat sesak nafas.

Sistem Pencernaan / Gastrointestinal


Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak toleransi terhadap makan dan minum,
mukosa mulut kering.

Sistem integumen
Berkeringat akibat usaha pernapasan klien terhadap sesak nafas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN, KRITERIA HASIL, RENCANA


INTERVENSI
1. Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif
pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, udem mukosal dan
meningkatnya sekret.
Tujuan : Anak menunjukkan pertukaran gas yang normal, bersihan
jalan nafas yang efektif dan pola nafas dalam batas normal.
Kriteria hasil : PO2 dan CO2 dalam batas nilai normal, tidak sesak nafas,
batuk produktif, cianosis tdak ada, tidak ada tachypnea,ronki
dan wheesing tidak ada
Intervensi :

9
1.1 Pertahankan kepatenan jalan nafas; pertahankan support ventilasi bila
diperlukan ( oksigen 2 ml dengan kanule ).
1.2 Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas, kaji kulit setiap 15 menit
sampai 4 jam.
1.3 Berikan oksigen sesuai program dan pantau pulse oximetry.
1.4 Kaji kenyamanan posisi tidur anak.
1.5 Monitor efek samping pengobatan; monitor serum darah;theophyline dan
catat kemudian laporkan dokter. Normalnya 10-20 ug/ml pada semua usia.
1.6 Berikan cairan yang adekuat per oral atau peranteral
1.7 Pemberian terapi pernafasan; nebulizer, fisioterapi dada, ajarkan batuk dan
nafas dalam efektif setelah pengobatan dan pengisapan sekret ( suction ).
1.8 Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada anak untuk menurunkan
kecemasan.
1.9 Berikan terapi bermai sesuai usia.
2. Fatigue berhubungan dengan hipoksia dan meningkatnya usaha nafas.
Tujuan : Anak tidak tampak fatigue.
Kriteria : Tidak iritabel, dapat beradaptasi dan aktivitas sesuai dengan
kondisi.
Intervensi :
2.1 Kaji tanda dan gejala hypoxia; kegelisahann fatigue, iritabel, tachycardia,
tachypnea.
2.2 Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting yang dapat
membuat anak lelah, berikan istirahat yang cukup.
2.3 Intrusikan pada orang tua untuk tetap berada didekat anak.
2.4 Berikan kenyamanan fisik; support dengan bantal dan pengaturan posisi.
2.5 Berikan oksigen humidifikasi sesuai program.
2.6 Berikan nebulizer; kemudian pantau bunyi nafas, dan usaha nafas setelah
terapi.
2.7 Setelah krisis, ajarkan untuk aktivitas yang sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan untuk meningkatkan ventilasi,dan
memperluas perkembangan psikososial.
3. Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distres pernafasan.
Tujuan : Kecemasan menurun
Kriteria : Anak tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya, orang tua
merasa tenang dan berpartisipasi dalam perawatan anak.
3.1 Ajarkan teknik relaksasi; latihan nafas, melibatkan penggunaan bibir dan
perut, dan ajarkan untuk berimajinasi.

10
3.2 Pertahankan lingkungan yang tenang ; temani anak, dan berikan support.
3.3 Ajarkan untuk ekspresi perasaan secara verbal
3.4 Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi.
3.5 Informasikan tentang perawatan, pengobatan dan kondisi anak.
3.6 Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan.
4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan
dan menurunnya intake cairan.
Goal : Status hidrasi adekuat
Kriteria : Turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, intake cairan
sesuai dengan usia dan berat badan, output urine > 2 ml/ kg per
jam.
4.1 Monitor intake dan output, mukosa membran, turgor kulit, pengeluaran urin,
ukur grapitasi urin atau berat jenis urin ( nilai 1.003-1030 ).
4.2 Monitor elektrolit
4.3 Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah
4.4 Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan monitor kelebihan caiaran
( overload )
4.5 Berikan intake cairan per oral bila toleran, hati-hati minuman yang dapat
meningkatkan bronkospasme ( air dingin ).
4.6 Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang tua untuk minum 3-8 gelas (750-
2000 ml), tergantung usia dan berat badan.
5. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik.
Goal : Orang tua mendemonstrasikan koping yang tepat
Kriteria : Mengekspresikan perasaan dan perhatian serta memberikan
aktivitas yang sesuai usia atau kondisi dan perkembangan
psikososial pada anak.
5.1 Berikan kesempatan pada orang tua untuk ekspresi perasaan.
5.2 Kaji mekanisme koping sebelumnya pada waktu stress
5.3 Jelaskan prosedur dan pengobatan yang diberikan
5.4 Informasikan kepada orang tua tentang kondisi anak
5.5 Identifikasi sumber-sumber psikososial keluarga dan finansial
6. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan.
Goal : Orang tua secara verbal memahami proses penyakit dan
pengobatan dan mengikuti regimen terapi yang diberikan.
Kriteria : Berpartispasi dalam memberikan perawatan pada anak sesuai
dengan program medik atau perawatan, misalnya memberikan
makan dan minum yang cukup, memberi minum obat oral pada

11
anak sesuai program.
6.1 Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit, pengobatan dan
intervensi.
6.2 Bantu untuk mengidentifikasi faktor pencetus.
6.3 Jelaskan tentang emosi dan stres yang dapat menjadi faktor pencetus.
6.4 Jelaskan tentang pentingnya pengobatan; dosis, efek samping, waktu
pemberian dan pemeriksaan darah.
6.5 Informasikan tanda dan gejala yang harus dilaporkan dan kontrol ulang.
6.6 Informasikan pentingnya program aktivitas dan latihan nafas.
6.7 Jelaskan tentang pentingnya terapi bermain sesuai usia.

Perencanaan Pemulangan
 Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau phantom.
 Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah.
 Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu
binatang dan lainnya.
 Jelaskan tanda-tanda bahaya akan muncul.
 Ajarkan penggunaan nebulizer.
 Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek
samping, waktu pemberian.
 Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut dan stress.
 Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
 Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Panitia Media Farmasi dan Terapi. (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya

Soetjningsih. (1998). Tumbuh kembang anak . Cetakan kedua. EGC. Jakarta

Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Percetakan
Infomedika Jakarta.

Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1 Penerbit CV
Sagung Seto Jakarta.

13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRE SCHOOL
DENGAN ASMA BRONCHIAL
DI RUANG ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : An. Puput
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 5 tahun
Anak ke : Pertama
Nama Ayah : Tn Sujiono
Nama Ibu : Ny.Lili Pujiati
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMP
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : Swasta
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Greges barat G/ Dalam no.15 Surabaya.
Taggal MRS : 18 juli 2002 jam 02.30
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Sumber Informasi : Orangtua klien.
Pengkajian tanggal : 18 Juli 2002 jam 08.00 WIB.

RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat Keperawatan Sekarang
Keluhan Utama : Batuk dengan dahak sulit keluar dan sesak
nafas.
Lama keluhan :Sejak empat jam yang lalu.
Akibat timbulnya keluhan : Anak sulit tidur, tidak mau makan dan minum
serta tampak lemah.
Faktor yang memperberat : Tidak ada
Upaya untuk mengatasi : Dibawah ke rumah sakit DR.Soetomo
Surabaya melalui IRD jam 02.30. WIB.
Riwayat Keperawatan Sebelumnya
Prenatal : Selama hamil ibu tidak pernah sakit, minum obat-
obatan maupun minum jamu-jamuan.

14
Natal : Anak lahir pada usia kehamilan 9 bulan 10 hari,
dengan berat badan lahir 3,5 kg, ditolong bidan. Lahir
spontan langsung menangis, warna kulit merah, tidaka
ada cianosis, kuning, dan tidak ada kejang.
Post-Natal : Perkembangan dan pertumbuhan sampai anak
berumur 5 th Berjalan normal.
Alergi : Anak tidak alergi obat, anak jika terpapar dengan
dingin, kena debu atau bulu-bulu dari selimut atau
kapas langsung bersin-bersin dan sesak napas.

Tumbuh kembang:
Mengangkat kepala umur 2 bulan, duduk umur 7 bulan, jalan umur 13
bulan, ngoceh umur 7 bulan.Untuk perkembangan saat
ini : personal sosial anak dapat berinteraksi dengan
lingkungan sekitar ruangan rawat ; Gerakan motorik
halus saat ini yaitu anak dapat memegang gambar dan
menggambar; Perkembangan bahasa saat ini dimana
anak dapat mengikuti perintah dan berbicara spontan;
Motorik kasar, anak sudah duduk, berdiri, berjalan dan
berlari.
Imunisasi : Anak telah mendapat imunisasi lengkap yaitu BCG;
DPT I, II, III; POLIO I,II,III; Campak; TT.
Status gizi : Berat badan anak saat ini ( 19 kg ) termasuk dalam
status gizi baik yaitu 105 % ( 80 – 110 % ).Kebutuhan
kalori pada anak saat ini 90 kkal X 19 kg yaitu 1710
kkal. Tinggi badan anak 107 cm.Anak minum ASI
sampai umur 2 tahun.
Psikososial :Termasuk tahap preschool.
Psikoseksual :Termasuk fase oedipal atau faliks.
Interaksi :Anak tidak tampak takut dengan kehadiran perawat
disampingnya. Tetapi jika ingin melakukan tindakan
(menyuntik) anak menangis ketakutan.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Komposisi keluarga :keluarga memiliki 1 orang putri yaitu klien sendiri.
Lingkungan rumah dan komunitas :Menurut ibu kondisi lingkungan
rumah cukup bersih, dan berlantai keramik.Dalam rumah ada bahan-

15
bahan iritan seperti minyak wangi, obat semprot nyamuk dan juga ada
binatang peliharaan seperti kucing.Suhu lingkungan rumah dalam batas
normal ( tidak terlalu panas atau dingin ).Tinggal dalam satu rumah
dengan jumlah penghuni 3 orang yaitu ayah, ibu dan klien sendiri.
Pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga : sudah ada pada
pengkajian identitas klien .
Kultur dan kepercayaan :menganut budaya jawa dan agama islam.
Fungsi dan hubungan keluarga :cukup harmonis.
Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan : Anak sering minum es
dan didalam keluarga ayah merokok.
Persepsi keluarga tentang penyakit klien : anggapan keluarga bahwa
anaknya menderita penyakit berat dan harus segara ditangani.
Lainnya :Menurut keluarga (Ibu) tidak ada keluarga yang dalam waktu
dekat ini menderita sakit asma. Tetapi suami mempunyai riwayat sesak
napas. Orang tua anak tampak gelisah dan cemas dengan kondisi
anaknya.Ibu sering bertanya tentang penyakit anaknya dan apakah
dapat disembuhkan.

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK (PENGKAJIAN BODY SYSTEM).


Sistem Respirasi : Inspeksi : bentuk pergerakan dada simetris, retraksi
subcostal positip,penggunaan otot bantu pernapasan positip, anak
tampak sesak, respirasi rate 40 x/ menit dan reguler. Perkusi dada :
sonor. Auskultasi : ronchi kering +/+, wheezing +/+ eksperium
memanjang.
Sistem Cardiovaskuler :TD : 100/60, nadi 112x/mnt, tidak terdapat tanda-
tanda cyanosis, diaporesis.
Sistem Neurosensori : Compos mentis.
Sistem Genitourinary :BAK lancar, spontan, warna kuning dan bau khas.
Sistem Gastrointestinal :Nafsu makan menurun, anak hanya mau makan
3 sendok makan, minum tidak suka, harus dipaksakan baru mau
minum. Mual tidak ada, muntah tidak terjadi. Tidak terdapat nyeri
tekan pada daerah hepar dan abdomen.Bising usus 8x/mnt.
Sistem muskuloskeletal :Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada
deformitas, keempat ekstremitas simetris, kekuatan otot baik.
Sistem Integumen :S : 366 , turgor baik, tidak ada luka,keringatan.
Sistem Endokrin :Tidak ada kelainan.
DIAGNOSTIC TEST / PEMERIKSAAN PENUNJANG

16
LABORATORIUM : TANGGAL 18 JULI 2002
Hb : 12,7 g/dl ( P : 11,4-15,1 )
Leko : 12,5 x 109/l ( P : 4,3 – 11,3 )
Trombo : 377 ( 150 – 350 )
HCO3 : 18,5 mmol ( 21-25 )
BE : - 7,1mmol/l ( P -3,3 + 1,2 )
PH : 7, 347 ( 7,35-7,45 )
PCO2 : 34,5 ( 35-45 mmHg )
PO2 : 84,0 ( 80-104 mmHg )
O 2 saturasi : 95 %
Ct CO2 : 19,0.
Foto : Paru tidak tampak kelainan.

PROGRAM TERAPI
Infus D ½ saline 1500 cc/24 jam.
Oksigen 2 l/menit.
Ampicillin 3x300 mg/iv.
Cloxacillin 3x150 mg/iv.
Nebulizer Ventolin 4x1 ½ cc + pz 1 ½ cc.
Aminophilin 4,5 cc/ iv bolus dan 4,5 cc drip.
Chest fisioterapi.
Diet B 5 TIK 1450 Kkal + 40 gr Protein.

17
ANALISA DAN SINTESA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. S : Klien mengatakan sesak Interaksi IgE dan Gangguan
napas. antigen pada sel mast pertukaran
O : Tampak gelisah, retraksi  gas, tidak
subcosta +, penggunaan Mediator radang efektif
otot bantu pernapasan  bersihan jalan
+, RR 40 Bronchospasme, nafas dan
x/menit,tachipnea,112x/ edema mucosa, tidak efektif
mnt, TD : 100/60,ronchi meningkatnya produksi pola nafas.
kering +/+, Wheezing +/ sekret pada saluran
+ eksperium napas
memanjang, dan 
diaporesis, batuk + non Gangguan pertukaran
produktif, ABGS dalam gas, tidak efektif
batas normal. bersihan jalan nafas
dan tidak efektif pola
nafas

2. S : Klien mengatakan sesak Gangguan pertukaran Fatique


napas. gas, tidak efektif
O : Tampak lemah, bersihan jalan nafas
diaporesis, dispnea, dan dan tidak efektif pola
tachipnea. nafas

Hipoksia

Meningkatnya usaha
nafas

Fatigue

3. S : Klien mengatakan tidak Sesak nafas Gangguan


mau makan dan minum  pemenuhan
O : Keadaan umum lemah, Intake nutrisi dan nutrisi kurang
makan pagi hanya mau minum tidak adekuat dari
3 sendok  kebutuhan
Gangguan pemenuhan tubuh
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

4. S : Orang tua bertanya Distress pernafasan Kecemasan


tentang kondisi dan  meningkat
perkembangan penyakit Hospitalisasi
yang diderita anaknya, 
Mengatakan bahwa Kecemasan meningkat
penyakit yang diderita
anaknya adalah serius.
O : Orang tua tampak
cemas dan gelisah.
Anak rewel.

18
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas dan tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan Bronchospasme, edema
mucosa, dan meningkatnya produksi sekret pada saluran napas.
2. Fatique berhubungan dengan hipoksia dan meningkatnya usaha nafas.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Intake nutrisi dan minum yang tidak adekuat.
4. Kecemasan meningkat berhubungan dengan distress pernafasan dan
hospitalisasi.

III. PERENCANAAN
1. Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas dan tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan Bronchospasme, edema mucosa,
dan meningkatnya produksi sekret pada saluran napas.
Tujuan : Pertukaran gas, bersihan jalan nafas , dan pola nafas
klien menjadi baik.
Kriteria : Tidak sukar dalam bernafas, tidak ada penggunaan otot-
otot bantu nafas, tidak ada ronchi dan wheezing, respirasi
rate 20-30 x/menit, batuk yang produktif, nilai gas darah
tetap dalam batas normal, nadi dalam batas normal (80-
100 x/mnt) dan anak memperlihatkan kepatenan pada
jalan nafas.
Rencana Intervensi :
 Kaji pernapasan setiap 2-4 jam; kedalamannya, irama, penggunaan
otot-otot bantu nafas, cuping hidung, dan adanya batuk.
 Auskultasi bunyi nafas setiap 2-4 jam.
 Monitor ABGS.
 Pemberian oksigen dengan humidifikasi.
 Tinggikan bagian kepala saat tidur 30-40 derajad dengan kepala
sedikit ekstensi.
 Berikan istirahat dan aktivitas secara periodik.
 Lakukan fisioterapi dada, nebulizer dan suction.
 Monitor nadi; apakah ada takikardi; bila takikardi ada disebabkan oleh
karena hypoxia.
 Lakukan program medik: bronkodilator, B1 Agonis dan steroid.

19
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Anak puput No. Rekam Medis 10062026 Hari Rawat ke 2
NO. DX TGL JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)
1. 18 Juli 2002 07.30 1. Mengkaji pernafasan : RR 40 x/mn, irama teratur, Jam 13.00
tidak dalam, retraksi subcosta, penggunaan otot
bantu pernafasan, batuk non produktif, perkusi : S : Anak mengatakan masih sesak
sonor, auskultasi : ronchi kering, wheezing +/+
eksperium memanjang. O : sesak positif, RR 28 x/mn, nadi 100 x/mn, retraksi
subcostal positif, batuk positif non produktif,
08.00 2. Mengambil darah untuk pemeriksaan darah ronchi dan wheezing positif, dan rewel.
lengkap dan BGA.
A : Masalah belum teratasi
08.30 3. Meninggikan kepala saat tidur 30-40 derajad.
P : Rencana diteruskan.
08.50 4. Melakukan nebulizer : ventolin 1,5 cc + Pz 1,5 cc
dalam waktu 10 menit.

09.00 5. Melakukan klaping pada dada anterior-posterior.

09.30 6. Melakukan suction lendir warna putih kental

09.50 7. Mengukur nadi 112 x/mn, TD 100/60 mmhg.

11.00 8. Memberikan injeksi deksametason 1 ampul/4 mg


iv.

11.20 9. Drip 4,5 cc aminophilin dalam D5 ¼ salin.

11.30 10. Bolus 4,5 cc aminophilin iv

20
1. 19 Juli 2002 07.30 1. Mengkaji pernapasan : RR 24x/menit, irama Jam 13.00
teratur dan tidak dalam,tidak ada retraksi
subcostal, tidak ada penggunaan otot bantu S : Anak mengatakan tidak sesak napas
pernapasan, batuk produktif dengan riak warna
putih, perkusi : sonor, auskultasi : ronchi kering O : sesak tidak ada, RR 24 x/menit, Nadi 100x/menit,
+/-, wheezing +/+ eksperium memanjang tidak ada retraksi subcostal, batuk produktif
08.00 2. Menginjeksi ampicillin 300 mg/iv dan cloxacillin dengan riak putih, tidak ada penggunaan otot
150 mg/iv. Theopillin injeksi diganti oral yaitu pernapasan, ronchi kering +/- dan wheezing +/+.
:Theopillin/Aalbutamol/Ambroksol 3x po
08.30 3. Meningikan kepala saat tidur 30-40 derajad A :Masalah teratasi sebagian
08.50 4. Melakukan nebulizer : ventolin 1 1/2 cc + Pz 1 ½
cc dengan waktu 10 menit P :Diteruskan
09.00 5. Melakukan klaping pada dada anterior dan
posterior
09.30 6. Melakukan suction positip lendir warna putih
kental
09.50 7. Monitor nadi : 100 x/menit, tensi : 100/60 mmHg,
oksigen kanule yang sudah terpasang 2 l/menit
dan hasil ABGS tidak ada tanda asidosis
respiratorik

Perencanaan pemulangan : tanggal 20 Juli 2002, implementasi keperawatan yang diberikan :


1. Menjelaskan proses penyakit.
2. Menghindari faktor pemicu : kebersihan lantai rumah, debu-debu, bulu binatang, dll.
3. Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang harus diperhatikan.
4. Menjelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
5. Menjelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.
6. Mematuhi program pengobatan / terapi.

21

Anda mungkin juga menyukai