Oleh:
KELOMPOK II
1. ERMA NPM.
2. LOVI NPM.
3. MERY NPM.
4. MIRA NPM.
5. NETILIA DESIANA NPM.19260661008
Menurut Irawan (2003) desain pekerjaan adalah struktur bangunan pekerjaan yang
disusun sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan cara yang
efisien dan efektif. Desain pekerjaan yang ideal selalu memperhatikan :
1. Tanggung jawab
Serentetan pernyataan tertulis tentang tugas yang akan dikerjakan oleh pegawai atau
pekerja yang berisi informasi tentang tanggung jawab yang diemban oleh pegawai
atau pekerja yang bersangkutan.
2. Urutan kegiatan/ prosedur kerja (SOP)
Informasi yang rinci tentang urutan kegiatan atau prosedur kerja, yang dilengkapi
dengan informasi yang lebih rinci seperti langkah-langkah tekhnis, alternatif jalan
keluar yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Standar kualitas pekerjaan
Merupakan derajat ukur kerja, dengan derajat inilah suatu kinerja dinilai baik atau
buruk, sesuai dengan prosedur atau tidak, sah atau melanggar aturan, layak jual atau
tidak. Standar kualitas kerja biasanya mengacu pada produk akhir suatu pekerjaan,
tetapi kadangkala standar kualitas ini dibuat untuk menilai suatu proses pekerjaan.
Desain pekerjaan menguraikan cakupan, kedalaman, dan tujuan dari setiap pekerjaan
yang membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. Tujuan
pekerjaan dilaksanakan melalui analisis kerja, dimana para manejer menguraikan pekerjaan
sesuai dengan aktifitas yang dituntut agar membuahkan hasil (Gibson, 1987). Dalam rancang
pekerjaan (job design) ada tiga hal penting untuk diperhatikan :
1. Rancangannya harus mencerminkan pemenuhan tuntutan lingkungan.
2. Mencapai hasil dan kepuasan pekerjaan yang maksimal.
3. Para pelaksana harus mampu berperan sebagai umpan balik.
Sehingga desain pekerjaan adalah proses mencapai kelayakan maksimal serta efisiensi
antara orang dan pekerjaan, baik dengan mendesain pekerjaan baru maupun mendesain
kembali pekerjaan-pekerjaan lama. Desain pekerjaan marupakan fungsi penetapan kegiatan-
kegiatan individu atau kelompok karyawan dalam wadah organisasi. Tujuan dari desain
pekerjaan yaitu mengatur pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan organisasi, dan digunakan
untuk memotivasi dan menciptakan peluang kepada individu pemegang jabatan untuk
mencapai kinerja yang lebih baik dan memperoleh kepuasan kerja.
Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam desain pekerjaan yang
dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan agar pekerjaan yang
dilakukan menjadi terarah dan jelas. Berikut adalah manfaat job design adalah sebagai
berikut:
Job design diadakan dengan maksud “to increase motivation of individual and work
performance;”
Pekerjaan (Job) merupakan fondasi untuk produktivitas organisasi dan kepuasan
karyawan. Sehingga, job design tidak dapat dipisahkan dengan masalah produktivitas
organisasi dan kepuasan kerja karyawan.
Karakteristik pekerjaan yang dicermati dalam job design sedikit banyak berpengaruh
kepada kinerja karyawan. Job design mempengaruhi produktivitas dan quality of
working life. Job design juga menempati posisi sentral yang mempertemukan
karyawan dengan organisasi/perusahaan tempat mereka bekerja.
Job design yang buruk atau pekerjaan yang dirancang dengan buruk akan
mengakibatkan produktivitas rendah, keluhan ketidakpuasan karyawan, sabotase,
pemogokan karyawan, pengunduran diri, dan masalah lain-lain.
Job design mengintegrasikan substansi pekerjaan (job content), kualifikasi dan
imbalan untuk masing-masing pekerjaan sesuai kepentingan karyawan dan organisasi.
Design pekerjaan seringkali menjadi kunci penting yang memastikan karyawan
termotivasi atau sebaliknya.
Oleh karena itu dalam dalam merancang suatu pekerjaan harus mempertimbangakan
beberapa aspek atau unsur.
Meskipun ada banyak keuntungan yang terkait dengan gaya kerja ini tetapi ada
banyak keterbatasan. Ini memungkinkan karyawan untuk tinggal di rumah dan mengelola
tugas dan fungsi pekerjaan mereka tanpa benar-benar hadir di kantor tetapi tidak
memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan karyawan lain dan menjalin hubungan
dengan mereka. Mereka hanya berurusan dengan mesin sepanjang hari, sehingga kehilangan
kreativitas. Selain itu, ini merupakan hambatan besar dalam cara mereka karena tidak
memungkinkan peningkatan keterampilan.
Berbagi Pekerjaan:
Ini adalah alternatif kedua yang paling disukai dari gaya kerja tradisional di mana dua
atau lebih individu berbagi tanggung jawab pekerjaan penuh waktu. Mereka membagi tugas,
tanggung jawab dan kompensasi sesuai dengan persetujuan bersama mereka. Opsi ini
umumnya digunakan oleh wanita yang sedang cuti hamil atau memiliki keluarga dan anak-
anak untuk dirawat tetapi ingin melanjutkan pekerjaan mereka. Saat ini, organisasi terbuka
dengan gaya kerja seperti ini di mana dua orang atau lebih dapat berbagi pekerjaan.
Technostress:
Technostress adalah teknologi terbaru untuk mengawasi kinerja karyawan bahkan
ketika mereka memilih untuk bekerja dari rumah. Karena pengenalan mesin-mesin baru,
kinerja di sana dapat dipantau secara elektronik bahkan ketika mereka tidak menyadarinya.
Revisi Tugas:
Revisi tugas tidak lain adalah modifikasi dari desain pekerjaan yang ada dengan
mengurangi atau menambahkan tugas dan tanggung jawab pekerjaan baru ke pekerjaan
tertentu.
I. Redesain Pekerjaan
Merestrukturisasi elemen-elemen termasuk tugas, tugas, dan tanggung jawab
pekerjaan tertentu agar lebih mendorong dan menginspirasi bagi karyawan atau pekerja
dikenal sebagai pendesainan ulang pekerjaan. Proses tersebut mencakup merevisi,
menganalisis, mengubah, mereformasi, dan mengubah ulang konten dan dimensi terkait
pekerjaan untuk meningkatkan variasi tugas dan fungsi untuk memotivasi karyawan dan
menjadikan mereka merasa sebagai aset penting organisasi. Tujuan utama melakukan
pendesainan ulang pekerjaan adalah menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang
tepat dan mendapatkan hasil maksimal sambil meningkatkan tingkat kepuasan mereka.
Proses Desain Ulang Pekerjaan
Oleh karena itu, tujuan mendesain ulang pekerjaan adalah untuk mengidentifikasi
signifikansi tugas dan variasi keterampilan yang tersedia di organisasi dan merealokasi tugas
dan tanggung jawab terkait pekerjaan sesuai dengan keterampilan khusus yang dimiliki oleh
seorang karyawan.
Daftar Pustaka :
Dessler, Gary.2004. Sumber Daya Manusia, Penerjemah Eli Tanya. Jakarta: PT. Indeks.
Judul Asli Human Resource Management. 2003. Pretince‐Hall, Upper Saddle River.
New Jersey.
Handoko, T. Hani. 1987. Management Personalia dan Sumberdaya Manusia Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Simamora, Henry. 2004. Management Sumber Daya Manusia Edisi Ketiga. Yogyakarta:
STIE Yogyakarta.
Irrineayu. 2015. “Job Design : Pengertian, Tujuan, Unsur, Metode, dan Faktor
Penentu”.https://irrineayu.wordpress.com/2015/04/03/job-design-pengertian-tujuan-
unsur-metode-dan-faktor-penentu/. Diakses tanggal 21 Oktober 2019.
Hadi, Andhika. 2014. ”Desain Pekerjaan”.
http://muhammad25b055.blogspot.co.id/2014/10/desain-pekerjaan.html. Diakses
tanggal 21 Oktober 2019.
Aji, Bramantyo, Alifiani Krisna Ayu, Arsya Fajar Kurniawan, dan M. Rizky Setiawan. 2015.
“Mendesain Jabatan”. http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/03/Mendesain-
Jabatan-Kel-1-FIX.pdf. Diakses tanggal 21 Oktober 2019.
Rahajeng. 2014. “Desain Pekerjaan Manajemen Sumber Daya
Manusia”.http://rahajeng25b025.blogspot.co.id/2014/10/desain-pekerjaan.html.
Diakses tanggal 21 Oktober 2019.
Anonim. 2012. “MSDM kel. 03” https://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2012/03/isi-
fixx.doc. Diakses tanggal 21 Oktober 2019.