Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan
a. Planning (perencanaan)
Perencanaan adalah fungsi manajerial yang meliputi penyeleksian
prioritas, hasil dan metode untuk mencapai hasil (McNamara , 1999).
Perencanaan adalah suatu tindakan yang meliputi indentifikasi tujuan, metode-
metode, sumber daya, pembagian tanggung jawab dan jadwal untuk
melaksanakan semuanya.
Menurut Levenstein, 1985 terdapat dua tipe dari perencanaan yaitu:
a. Strategic Planning
Tipe perencanaan ini memiliki jangkauan yang lebih luas yang meliputi
pendekatan penentuan senua tujuan dan arahan suatu organisasi. Perencanaan ini
sering berfokus pada pencapaian misi, visi dan tujuan utama. Untuk itu
diperlukan scenario planning untuk dapat menganalisa bermacam-macam hal
yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan dari perencanaan yang telah
dibuat.
b. Tactical Planning
Jangkauan perencanaan ini lebih pendek dan meliputi penentuan hal-hal
yang khusus dan details dalam mengimplementasikan tujuan, sebagai contoh
adalah perencanaan project, staffing dan perencanaan pemasaran. Tidak
selamanya perencanaan itu lancar-lancar saja, tetapi sering terjadi suatu masalah
dalam penyusunan suatu perencanaan yaitu :
1. Error dalam fakta (misinformasi),
2. Error dalam asumsi: perencanaan didasarkan pada asumsi yang tidak
tepat,
3. Eror dalam logika: perencanaan didasarkan pada alasan yang salah. Oleh
karena itu, perlu suatu banyak alternative perencanaan ketika satu
rencana ternyata tidak bisa mencapai tujuan yang diharapkan.
Suatu perencanaan meliputi input, proses, output dan hasil yang
diharapkan. Pada saat perencanaan dapat menggunakan tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi misi
2. Analisa lingkungan
3. Analisa situasi (SWOT)
4. Menetapkan tujuan
5. Identifikasi strategi untuk mencapai tujuan
6. Menetapkan tanggung jawab dan timelines
7. Menuliskan perencanaan
8. Merayakan kesuksesan dan penyelesaian
Untuk bisa sukses dalam perencanaan dan juga pencapaian tujuan,
Mcnamara (1999) memiliki beberapa panduan antara lain:
1. Melibatkan orang yang tepat saat perencanaan
2. Melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan secara luas kepada semua pekerja
3. Menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat tercapai, dan dalam
waktu yang telah ditentukan.
4. Dibangun dalam suatu tanggung jawab
5. Mencatat setiap penyelewengan
6. Mengevaluasi proses perencanaan
7. Menjalin komunikasi
8. Membuat perencanaan yang rasional
9. Mengumumkan setiap hasil yang telah tercapai
Proses perencanaan ini di area keperawatan merupakan proses yang
sangat penting karena menurut Levenstein, 1985 peran dari manajer
keperawatan sebagai seorang planner adalah penentu kesuksesan institusi dan
pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Hal ini terjadi karena perencanaan
keperawatan adalah penentuan perawat dan implementasi perencanaan oleh staff
keperawatan. Selain itu, perawat dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer
juga perlu membuat perencanaan yang interaktif yaitu perencanaan yang
menekankan pada pentingnya partisipasi dari setiap peserta dan setiap perbedaan
dipandang sebagai banyak ide yang bisa membantu dalam penentuan tujuan
serta berfokus pada penentuan hasil yang diharapkan berikutnya. Interactive
planning dapat menyumbangkan perencanaan asuhan keperawatan yang efektif
dan manajemen keperawatan yang efektif pula oleh perawat (Foust, 1994).
b. Organizing (pengorganisasian)
Organizing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
pengalokasian dan pengaturan sumber daya untuk memenuhi tujuan yang telah
ditentukan. Langkah awal dalam pengorganisasian adalah mengorganisasikan
pekerjaan, mengorganisasikan pekerja dan langkah terakhir adalah
mengorganisasikan lingkungan. Untuk dapat mengorganisasikan sesuatu hal
dengan baik, maka dapat mengikuti beberapa aturan berikut ini:
a. Pengorganisasian diri sendiri, kantor dan files
b. Pengorganisasian tugas, pekerjaan dan peran melalui analisa tugas dan
pekerjaan, job descriptions dan manajemen waktu
c. Pengorganisasian bermacam-macam kelompok orang seperti staff, committees,
meetings dan teams
d. Pengorganisasian SDM melalui pemberian keuntungan dan kompensasi, staffing
dan pelatihan kemampuan SDM
e. Pengorganisasian fasilitas dan teknologi
Dalam wilayah keperawatan peran dari manajer keperawatan adalah
aktivitas yang meliputi manajemen budget, staffing dan jadwal yang saling
berhubungan.
c. Coordinating (pengkoordinasian)
Pengkoordinasian dalam proses manajemen berfungsi untuk memberikan
arahan atau perintah yang kemudian dapat mempengaruhi orang untuk
mengikuti arahan tersebut. Pengkoordinasian dapat diartikan sebagai kegiatan
yang memotivasi dan memimpin seseorang untuk menjalankan kegiatan yang
sudah ditentukan dengan baik. Motivasi merupakan suatu hal yang penting dan
merupakan strategi utama dalam proses koordinasi karena memotivasi sangat
berhubungan dengan penentuan tingkat performance staff dalam memberikan
kontribusi yang efektif dalam pencapaian tujuan organisasi. Selain itu,
pengkoordinasian juga dapat sebagai proses koordinasi meliputi tindakan
supervisi dan pemanduan orang dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan
interpersonal sangat diperlukan dalam proses koordinasi dalam menjaga
keseimbangan antara fungsi supervise dan motivasi kepada karyawan.
Terdapat elemen penting dalam area keperawatan yang merupakan dari
fungsi proses koordinasi yaitu delegasi dan supervisi dalam pemberian asuhan
keperawatan. Perawat disini membawa tanggung jawab dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas dalam fungsi supervisinya seperti dalam peningkatan
kuatitas dan kuantitas asuhan keperawatan. Hal yang dilakukan berikutnya yaitu
manajer keperawatan bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan kepada
kelompok perawat pemberi asuhan keperawatan dan pendampingan kepada
perawat. Tugas lainnya, perawat dalam pengkoordinasian memonitoring dan
menyediakan kewaspadaan pada situasi yang dapat menyebabkan kegagalan
pemberian pertolongan, kesalahan dalam keamanan klien dan juga kelalaian
perawat. Oleh karena itu, perawat harus mengetahui dan memahami secara jelas
tanggung jawab perannya dalam lingkup praktik keperawatan.
d. Controlling (pengawasan)
Pengawasan dalam manajemen asuhan keperawatan yang meliputi fungsi
monitoring dan pengawasan rencana, proses dan sumber daya yang efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan. Dalam lingkup keperawatan tindakan
pengawasan seperti proses evaluasi dalam proses keperawatan. Controlling atau
evaluasi merupakan kegiatan untuk meyakinkan bahwa alur dan proses kegiatan
yang telah dijalankan sesuai dengan tujuan dan cara pencapaian tujuan yang
telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu, controlling dapat juga diartikan
sebagai kegiatan untuk membandingkan hasil yang telah dicapai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan juga melakukan perbaikan apabila
diperlukan.
Kelemahan :
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.
b. Metode penugasan Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep
kooperatif & kolaboratif (Douglas, 1992). Metode ini bertujuan untuk:
memfasilitasi pelayanan keperawatan; menerapkan proses keperawatan standard;
dan menyatukan kemampuan anggota tim yang beragam. Konsep dari metode
ini adalah ketua tim sebagai perawata professional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan. Komunikasi juga merupakan hal yang sangat
penting dalam metode ini, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketuan.
Selai itu peran kepala ruang sangat penting dalam model tim ini.
c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer :
1) Ada tanggungjawab dan tanggunggugat
2) Ada otonomi
3) Ketertiban pasien dan keluarga
Kelebihannya :
1) Model praktek profesional
2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
4) Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
Kelemahannya :
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman
danpengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self
direction,kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatanklinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai
disiplin.
2) Biaya lebih besar
Kepala Kepala Kepala
Perawat primer
d. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.
Kelebihan :
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangan :
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
Kepala ruangan
Agar metode metode diatas dapat di jalankan dengan baik maka masing-masing
pihak harus menge tahui peran dan ttanggung jawab masing-masing, berikut
merupakan tanggung jawab masing –masing peran.
Ronde Keperawatan
1. Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan klien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat primer dan
atau konsuler, kepala ruang, dan perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh
anggota tim.
2. Tujuan
Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
Meningkatkan validitas data klien.
Menilai kemampuan justifikasi.
Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
3. Karakteristik
Klien dilibatkan secara langsung.
Klien merupakan fokus kegiatan.
Perawat pelaksana, perawat primer, dan konsuler diskusi bersama.
Konsuler memfasilitasi kreativitas.
Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat pelaksana
dan perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.
4. Peran perawat dalam ronde keperawatan
Peran perawat primer dan perawat pelaksana:
- Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
- Menjelaskan masalah keperawatan utama.
- Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
- Menjelaskan tindakan selanjutnya.
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
A. ISI PENCATATAN
1. Mengandung Nilai Administratif
Misalnya rangkaian pendokumentasian kegiatan pelayanan keperawatan
merupakan alat pembelaan yang sah manakala terjadi gugatan.
2. Mengandung Nilai Hukum
Misalnya catatan medis kesehatan keperawatan/kebidanan dapat dijadikan
sebagai pegangan hukum bagi rumah sakit, petugas kesehaan, maupun klien.
3. Mengandung Nilai Keuangan
Kegiatan pelayanan medis keperawatan/kebidanan akan menggambarkan tinggi
rendahnya biaya perawatan yang merupakan sumber perencanaan keuangan
rumah sakit.
4. Mengandung Nilai Riset
Pencatatan mengandung data, atau informasi, atau bahan yang dapat digunakan
sebagai objek penelitian, karena dokumentasi merupakan informasi yang terjadi
di masa lalu.
5. Mengandung Nilai Edukasi
Pencatatan medis keperawatan/kebidanan dapat digunakan sebagai referensi atau
bahan pengajaran di bidang profesi si pemakai.
B. TEKNIK PENCATATAN
1. Menulis nama klien pada setiap halaman catatan perawat/bidan
2. Mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau hitam
3. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan dapat
dipercaya secara faktual
4. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dapat dipakai.
Contoh : Kg untuk Kilogram
5. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau
6. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis kata
“salah” diatasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan informasi yang
benar “jangan dihapus”. Validitas pencatatan akan rusak jika ada penghapusan.
7. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda tangan
8. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tandatangani dan tulis kembali
waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut.
C. JENIS-JENIS PENCATATAN
Daftar Pustaka
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby
- year book, Inc.
Huber, Diane L. (2006). Leadership and Nursing Care Management. 3th. Ed. Hal;
Pennsylvania: Elsevier.
Jones, T.L and Bourgeois, S. (2011). The Clinical Placement: An Essential Guide for
Nursing Students. 2nd ed. Chatswood: Churchill Livinstone El Sevier.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Swansburg, Russel C. (1999). Introductory Management and Leadership for Nurses.
Massachussets: Jones and Bartlett Publishers
Conwy and Debighshire NHS Trust. “Nursing Handover for Adult Patients
Guidelines.” http://www.wales.nhs.uk/sitesplus/documents/861/Additional
%20Info%20048.pdf (Diakses tanggal 26 Sept.2011)
Rofii, M. “Ronde Keperawatan.”
http://staff.undip.ac.id/psikfk/muhammadrofii/2011/08/09/ronde-keperawatan/
(Diakses tanggal 27 Sept.2011)