Anda di halaman 1dari 15

Filosofi Jaket IMABSII

WARNA : Untuk menampilkan kesan sederhana dan elegan, jaket hanya menggunakan dua
warna, yaitu merah dan hitam. Warna merah yang mewakili generasi muda dapat diartikan
sebagai hasrat dan keberanian untuk mencapai tujuan yang mulia. Jika di gabungkan dengan
warna hitam maka akan membentuk satu ikatan/kesatuan dalam sebuah komunitas
(kelompok). Variasi tiga garis horisontal di bagian dada semakin memperkuat kesan generasi
muda yang bergerak bebas namun tidak boleh goyah dan terombang-ambing dengan dunia
luar yang makin keras dan bisa menjerumuskan. Maka, warna hitam pada tiga garis
horizontal ini juga mewakili arti tegas, kuat dan mempunyai prinsip dalam menghadapi arus
dunia luar.

JENIS HURUF : Untuk pemilihan jenis huruf pada penulisan IMABSII di bagian belakang
jaket, digunakan tipe Mistral tanpa modifikasi. Mistral, dalam kategori huruf digolongkan
sebagai huruf tulis (script) dan nama ini mengingatkan pada seorang penyair feminis Chili
yang pernah menetap di Amerika Selatan, serta mendapat nobel sastra pada tahun 1945,
Gabriela Mistral. Tentunya, pemuda IMABSII diharapkan juga menjadikan budaya literasi
(baca dan tulis) disepanjang hidupnya.

LETAK LOGO : Logo diletakkan di dada kiri untuk selalu mengingatkan kita saat
mengepalkan tangan kanan menyilang ke dada kiri. Dengan demikian, diharapkan pemuda
IMABSII selalu khusyuk dalam menjalankan kewajibannya sebagai manusia berbudi dan
berilmu.

#sejarahimabsii
Jaket IMABSII dirancang pada Sabtu, 29 Januari 2011 oleh Agung Sutrisno (Mahasiswa
Universitas Negeri Surabaya angkatan 2008). Agung merupakan pemenang Sayembara
Rancang Jaket IMABSII yang diadakan ketika itu. Jaket IMABSII pertama kali digunakan
secara resmi pada saat Seminar dan Rapat Kerja Nasional IMABSII di Universitas
Pendidikan Ganesha, tepatnya pada Jumat, 18 Februari 2011. Secara simbolis, Ibu Yeyen
Maryani selaku Dewan Pembina Organisasi mengenakannya kepada Sekjen dan para
Wakilnya ketika itu.

(Forum Alumni IMABSII)

Filosofi Jaket IMABSII


WARNA : Untuk menampilkan kesan sederhana dan elegan, jaket hanya menggunakan dua
warna, yaitu merah dan hitam. Warna merah yang mewakili generasi muda dapat diartikan
sebagai hasrat dan keberanian untuk mencapai tujuan yang mulia. Jika di gabungkan dengan
warna hitam maka akan membentuk satu ikatan/kesatuan dalam sebuah komunitas
(kelompok). Variasi tiga garis horisontal di bagian dada semakin memperkuat kesan generasi
muda yang bergerak bebas namun tidak boleh goyah dan terombang-ambing dengan dunia
luar yang makin keras dan bisa menjerumuskan. Maka, warna hitam pada tiga garis
horizontal ini juga mewakili arti tegas, kuat dan mempunyai prinsip dalam menghadapi arus
dunia luar.

JENIS HURUF : Untuk pemilihan jenis huruf pada penulisan IMABSII di bagian belakang
jaket, digunakan tipe Mistral tanpa modifikasi. Mistral, dalam kategori huruf digolongkan
sebagai huruf tulis (script) dan nama ini mengingatkan pada seorang penyair feminis Chili
yang pernah menetap di Amerika Selatan, serta mendapat nobel sastra pada tahun 1945,
Gabriela Mistral. Tentunya, pemuda IMABSII diharapkan juga menjadikan budaya literasi
(baca dan tulis) disepanjang hidupnya.

LETAK LOGO : Logo diletakkan di dada kiri untuk selalu mengingatkan kita saat
mengepalkan tangan kanan menyilang ke dada kiri. Dengan demikian, diharapkan pemuda
IMABSII selalu khusyuk dalam menjalankan kewajibannya sebagai manusia berbudi dan
berilmu.

#sejarahimabsii

Jaket IMABSII dirancang pada Sabtu, 29 Januari 2011 oleh Agung Sutrisno (Mahasiswa
Universitas Negeri Surabaya angkatan 2008). Agung merupakan pemenang Sayembara
Rancang Jaket IMABSII yang diadakan ketika itu. Jaket IMABSII pertama kali digunakan
secara resmi pada saat Seminar dan Rapat Kerja Nasional IMABSII di Universitas
Pendidikan Ganesha, tepatnya pada Jumat, 18 Februari 2011. Secara simbolis, Ibu Yeyen
Maryani selaku Dewan Pembina Organisasi mengenakannya kepada Sekjen dan para
Wakilnya ketika itu.

(Forum Alumni IMABSII)

1. Sekjen pertama a.n. Barnadi Zakaria dr Universitas Muhammadiyah Makasar (2004-2010)

2. Sekjen kedua a.n. Ahmad Mulyadi dr Universitas Negeri Jakarta (2010-2012)

3. Sekjen ketiga a.n. Fajar Ditya dr Universitas Suryakancana (2012-2014)

4. Sekjen keempat a.n. Amul Hikma dr Universitas Hasanudin (2014-2016)

5. Sekjen kelima utk periode 2016-2018 akan dipilih dan ditetapkan pada kongres V
IMABSII di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

#sejarahimabsii

Legalitas IMABSII sebagai organisasi mahasiswa tingkat nasional diperoleh pada tanggal 15
September 2010 melalui surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nomor
60/DIKTI/Kep/2010. Surat keputusan ini merupakan jawaban atas Surat Permohonan
Sekretaris Jenderal IMABSII Periode 2010-2012, Nomor 03/B-1/PP IMABSII/VIII/2010
tanggal 17 Agustus 2010. Dalam surat keputusan yang ditandatangi oleh Bapak Djoko
Santoso selaku Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ketika itu, dinyatakan bahwa mahasiswa
perlu diberi peran dan wadah untuk mengembangan kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, penerapan keilmuan, minat dan bakat secara profesional dan tanggung jawab,
khususnya di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia.

(Forum Alumni IMABSII)

#sejarahimabsii

Pernyataan kesediaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai Dewan Pembina


Organisasi IMABSII diperoleh pada tanggal 29 September 2010 melalui surat Nomor
5707/D5.2/T/2010. Surat kesediaan ini merupakan jawaban atas Surat Permohonan Sekretaris
Jenderal IMABSII Periode 2010-2012, Nomor 02/B-1/PP IMABSII/VIII/2010 tanggal 17
Agustus 2010. Dalam surat kesediaan yang ditandatangani oleh Bapak Achmad Jazidie
selaku Direktur Kelembagaan DIKTI ketika itu, dinyatakan bahwa yang tercantum dalam
struktur Dewan Pembina Organisasi IMABSII adalah jabatan, bukan nama yang menjabat.
Artinya, surat ini masih relevan hingga saat ini, meskipun telah terjadi perubahan struktur
dalam DIKTI maupun IMABSII.

(Forum Alumni IMABSII)

#sejarahimabsii

Lirik Mars IMABSII ditulis pada Rabu, 17 Agustus 2010 oleh Ahmad Mulyadi (Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta angkatan 2008). Aransemen mars IMABSII dibuat oleh Doni
Dartafian Awaludin (Mahasiswa Universitas Pakuan angkatan 2009). Doni merupakan
pemenang Sayembara Aransemen Mars IMABSII yang diadakan ketika itu. Mars IMABSII
untuk pertama kali, resmi diperdengarkan saat pembukaan Rapat Kerja Wilayah Jawa di
Universitas Pakuan Bogor, tepatnya pada Jumat, 31 Maret 2011.

(Forum Alumni IMABSII)

#sejarahimabsii

Tujuh Tubuh merupakan buku pertama IMABSII yang terbit dengan ISBN 978-602-19091-0-
2. Peluncuran buku ini dilaksanakan pada 24 Oktober 2011 di Universitas Negeri Jakarta,
bersamaan dengan kegiatan Seminar Nasional Kesastraan. Penamaan Tujuh Tubuh diambil
dari perayaan usia IMABSII yang memasuki tujuh tahun ketika itu. Dengan mengusung
aforisme “antologi sastra mahasiswa sastra”, buku ini memuat beragam jenis karya, yaitu:
Puisi, Cerita Pendek, Cerita Rakyat, Lakon, dan Esai. Buku ini memuat 48 karya dari 39
penulis yang merupakan sari dari 152 karya dari 141 penulis yang masuk ke Dewan Kurator;
Bpk. Yudiono K.S dan Tim.

(Forum Alumni IMABSII)

IMABSII itu apa sih?

Catatan 1

Mas, IMABSII itu apa ya?


Kami adalah Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia yang didirikan di
Makassar, pada 6 mei 2004. Ibaratnya, seluruh BEMJ, HIMA, HMJ, dan komunitas kampus
diseluruh negara kita bergabung lalu membentuk organisasi raksasa bernama IMABSII,
untuk menyatukannya.

Lalu, apa gunanya?


Sebetulnya, kami ini semacam payung raksasa buat seluruh mahasiswa bahasa dan sastra
Indonesia, jadi, semua kampus yang sudah jadi anggota otomatis mahasiswanya juga menjadi
anggota. Kami didirikan untuk mempermudah dan mempererat tali persaudaraan seluruh
mahasiswa. Kenapa tali persaudaraan? Sebab, dengan ini kami mempermudah transfer ilmu
dari seluruh indonesia.

Kami berperan juga sebagai laboratorium sastra, filologi, dan bahasa. Jadi, Anda yang
berminat mengabdikan ilmu silakan bergabung menjadi pengurus sesuai latar belakang dan
minat. Selain itu, kami juga menjadi tempat penelitian atas perkembangan negatif bahasa dan
budaya Indonesia.

Bagaimana struktur organisasi ini, Mas?


Begini, kami independen, tidak terikat kepada apapun secara hukum, hanya saja, kami
menjalin kemitraan sebagai kaki-tangan Badan Bahasa dan DIKTI sebagai sarana sosialisasi,
menjaring tenaga kerja, dan kebermudahan akses.

Mudahnya, Dewan Pembina-Dewan Pertimbangan-Sekjend-Wakil Sekjend-Kadept-Pengurus


dan Staf-Anggota.

Dewan Pembina dijabat oleh Sekretaris Badan Bahasa, dan Dewan Pertimbangan dijabat oleh
pengurus pusat periode sebelumnya.

Kalau jadi pengurus pusat ngapain aja sih, Mas?


Ya, begini sih, kalau jadi Sekretaris Jenderal itu sibuk. Mesti hadir kemana-mana, dia
mengatur sebagai pimpinan tertinggi dari Sabang sampai Merauke. Menjalin perjanjian dan
hubungan dimana-mana. Disaat yang sama, seiring semester kuliah, dia harus praktek atau
KKL.

Jangan salah, secara keilmuan, Sang Sekjend ini dianggap dewa. Kalau wakil bidang
sekretariat, tugasnya mirip sekretaris. Kalau wakil bidang keuangan, tugasnya mirip
bendahara, hanya saja mengumpulkan uang dari seluruh Indonesia.

Nah, saya kan di bidang Wilayah Pusat. Tugasnya, menghubungkan 8 Wilayah Utama dan 30
Daerah. Menjamin semua informasi tersebar merata. Menjamin terlaksananya musyawarah
dan program di 8 wilayah utama, sambil memastikan ketampanan tidak berkurang. Saya
dibantu 8 Korwil, yang ditunjuk pada saat RAKERNAS.

Oo, pantas mas sibuk. Lantas, apa bedanya dengan BEMJ ya mas?
Begini, BEM J itu struktur internal kampus. Nah, untuk menyatukannya, kini dikenal BEM
SI (seluruh Indonesia) nah, IMABSII pun seperti itu, hanya saja, menyatukan komunitas,
HIMA, HMJ, BEMJ, dan Ikatan Jurusan. Secara program, kami lebih mengarah pada
penelitian. Jika BEMJ arahnya pada even dan festifal (pertunjukan dan pameran keahlian)
maka kami kearah eksplorasi dan penelitian.

Contohnya, pada tahun lalu, Parikesit (peneliti IMABSII dari UNPAK) meneliti naskah kuno
Cianjur. Bagaimana dengan acara semisal festifal dan pesta? Nah, kami ada untuk
mempermudah komunikasi dan menyebarkan informasi. Sebagai perantara, terutama bagi
kampus anggota.

Bagiamana cara memilih Sekjend, mas?


Setiap 2 tahun sekali, kepengurusan harus ganti. Ah, untuk mengganti, diadakan Kongres
IMABSII di kampus yang telah disepakati ketika RAKERNAS periode sebelumnya. Disana,
diadakan seleksi dan musyawarah. Voting tetap merupakan jalan terakhir. Syaratnya, sekjend
ini harus:

i. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.


ii. Memiliki kemampuan, kecakapan dalam memimpin organisasi
iii. Masih berstatus mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia selama masa jabatannya.
iv. Memiliki prestasi akademik yang baik.
v. Pada saat dilantik dan selama masa jabatan tidak menjadi pimpinan organisasi tingkat
nasional lainnya.
vi. Memiliki visi dan misi ke depan untuk Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia
se-Indonesia.

Wah, njelimet ya, mas?


Yap, karena itu, sekjend betul-betul yang terbaik ketika itu.
Siapa saja yang sekarang jadi pengurus pusat, mas?
Dewan Pembina sekarang itu Ibu Yeyen Maryani, sekretaris Badan Bahasa, lalu Dewan
Pertimbangan dijabat Kak Ahmad Mulyadi (dia mantan Sekjend kedua, periode 2010-2012).

Oh iya, sejak 2004 sudah ada 3 sekjend. Pertama, Kak Barnadi Zakaria dari Makassar,
sekarang mengambil S-2. Dia juga pendirinya dan menjabat sekjend selama 6 tahun.

Sekjend sekarang dijabat Kak Fajar Ditya Adhaniawan dari Universitas Suryakencana,
Cianjur. Dia itu orang komunitas Warung Apresiasi Sastra.

Wasekjend I dijabat Bang Tarida Ilham, dari Universitas Asahan, Sumatera Utara. Wasekjend
II dijabat Kang Rudi, dari Pakuan, Bogor. Nah, Wasekjend III/Korwil Pusat dipegang saya
sendiri, Amar Ar-Risalah.

Menurut kabar dari burung, IMABSII bayar ya mas?


Nah, ini kabar paling bikin pusing. Setiap pengurus IMABSII tidak membayar apapun.
Hanya saja, setiap pertemuan dan rapat kami, biasa tidak di Jakarta. Harus keluar biaya
transportasi. Dan itu, dimanfaatkan oleh kampus tuan rumah untuk seminar. Seminar itu bisa
sampai 5 hari, nah seminarnya itu yang kita bayar. Bukan IMABSII.

Setiap KAMPUS ANGGOTA IMABSII baru diwajibkan membayar 100. 000 rupiah
pertahun kepada wasekjen 2. Sekarang, jumlah kampus anggota sekitar 71. Terbaru adalah
Universitas PGRI Kediri.

Apa masalah IMABSII sekarang ini, apa yang diurusi?


“...Kebudayaan, erat hubungannya dengan kesusastraan. Justru kesusastraan itu adalah
jembatan antara budaya dan bahasa, sebuah simbiosis, atau paling tidak, area abu-abu dimana
kebudayaan adalah bahasa, dan bahasa adalah kebudayaan.

Kesusastraan paska angkatan 2000 yang diwarnai karya terjemahan dan bahasa gaul anak
muda, turut memperkeruh situasi. Sebetulnya, sejak dahulu, banyak bertebaran karya
semacam itu. Sejak angkatan pujangga baru hingga angkatan 80-an. Namun, horison harapan
pembaca kala itu tidak menganggap karya itu sebagai kiblat, bahwa “bagus” adalah “karya
itu”. Mereka tetap memiliki pemahaman yang baik terhadap kebudayaan asli kita.

Bagaimana dengan era paska angkatan 2000? Karya-karya, dianggap mewakili horison
harapan pembaca, apabila memenuhi syarat, diantaranya, menjadi penjualan terbanyak kala
itu, kutipan atau cuplikan karya itu menjadi idiom baru, atau karya yang dihasilkan
setelahnya menginduk karya itu secara massal, baik dari tema, gaya bahasa, gaya penulisan,
dan amanat.

Kondisi ini memaksa kita untuk mempelajari, memahami, lalu memperbaikinya. Menjadi
kondisi kebahasaan yang ideal, yang mampu mendukung kebudayaan yang sehat, lalu
menumbuhkan lagi pohon sastra yang indah dan subur. Akan tetapi, apakah itu sudah cukup?
Adalah dangkal jika kita hanya bicara teori dan analisa yang mengawang-awang. Ya. Kita
punya massa. Kita punya tenaga. Di dunia nyata yang melampaui segala teori. Ratusan
kampus, ribuan sastrawan, puluhan ribu sarjana bahasa Indonesia.

Tantangannya sebenarnya adalah, bagaimana kita mampu menghubungkan ratusan kampus


dengan puluhan ribu manusia di seluruh Indonesia? Kita adalah sastrawan sekaligus
budayawan. Bukan dihubungkan dengan telepon. Surat. Rapat. Kongres. Atau diskusi.

Kita dihubungkan dengan tujuan yang sama, kita disatukan dengan cara-cara yang sama. Cara
yang senantiasa berubah dan dinamis mengikuti kebutuhan setiap daerah dan waktu. Untuk
itulah IMABSII dihadirkan, untuk menyelaraskan senar-senar gitar yang berbunyi sendiri-
sendiri menjadi satu lagu yang indah. Nada yang diigetarkan bersama-sama namun kenal
irama...”

Bahasa saya berat ya? Ini dikutip dari esei yang saya sampaikan pada forum IMABSII.

Kerjasama dengan BEMJ BSI UNJ misalnya menjadi juri pada g-sastrasia, menjadi pembuat
soal, dan turut menyebarluaskan informasi penyelenggaraan acara BEM, serta membukukan
sebagian karya.

Terus apa lagi mas, yang ini baru menarik?


“...Lagi-lagi akan timbul nada sumbang tentang modal. Bahwa setiap pergerakan memerlukan
tenaga, dan kita bicara pergerakan yang ditenagai biaya. Saya yakin, masalah pendanaan akan
terkontrol dengan beberapa cara.

Pertama, pembinaan hubungan baik dengan balai bahasa di setiap daerah, seperti masukan
dewan pertimbangan IMABSII pada kongres III di Universitas Bengkulu. Kerjasama yang
baik akan terbangun jika komunikasi juga baik. Sedangkan, kini terjadi jurang pembatas yang
amat jauh antara kita sebagai mitra kerja dengan Balai Bahasa sebagai payung dan sumber
data.

Kedua, pemanfaatan iuran yang seringkali macet karena kelalaian baik pusat maupun wilayah
dan daerah. Kelalaian ini semestinya bisa diatasi dengan kesadaran, bahwa penundaan hanya
berakibat penundaan berikutnya.

Ketiga, publikasi dan peningkatan mutu karya anggota, yang tidak dibatasi hanya pada ranah
penulisan cerpen, puisi, atau novel, tetapi juga filologi, kritik sastra, dan kritik sosial budaya.
Usaha filologis yang ditempuh pada kepengurusan sebelumnya mesti terhenti karena suatu
hal, dan kini, dengan anggota yang jauh lebih memiliki sarana hubungan yang baik, karya
filologis tersebut bisa dijadikan produk sekaligus sumber pencairan dana penelitian
selanjutnya.

Keempat, media massa, yang menjadi tolok ukur kedudukan sebuah lembaga atau kegiatan,
harus kita jadikan mitra dan corong. Gunanya, untuk memperkuat daya tawar dihadapan
pemilik modal diluaran sana.
Semoga, apa yang disampaikan disini menjadi bahan renungan bagi kita semua. Selamat
datang di UNESA...”

Ini masih lanjutan esei saya.

http://risalahamar.blogspot.co.id/2012/10/imabsii-itu-apa-sih.html?m=1

Prosesi pemilihan Korwil IMABSII Jawa-Madura berangkat dari hasil Kongres Nasional II
IMABSII tahun 2010 di Universitas Negeri Jakarta.

Dengan menunjuk Tuan Rumah Muswil IMABSII Jawa-Madura di Universitas Malang tahun
2011 terpilihnya Johan Aristya Lesmana (asal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) sebagai
Korwil IMABSII Jawa-Madura periode 2011-2013.

Bang Johan tidak sampai 2013... karena pada masa itu, koorwil turun di Kongres. sisa masa
jabatan Koorwil dipegang oleh bang Indra (Qebot) Pakuan. Setelah itu, di Muswil
Majalengka, saya merekomendasikan untuk Koorwil turun di Muswil, bukan saat kongres,
dengan asumsi pemilihan Koorwil dengan Sekjen tidak dalam satu forum yang sama, dan
berkaca pada sistem pemerintahan. Presiden diganti, bukan berarti gubernurnya juga ikut
turun kan? Karena Koorwil memiliki otonomi daerah dan garis hukum wilayah yang jelas,

Muswil bergulir pada tahun 2013 berlangsung Muswil IMABSII di Universitas Majalengka
dengan terpilihnya Desma Yuliadi Saputra (asal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten)
sebagai korwil IMABSII Jawa-Madura periode 2013-2015.

Kepengurusan kian berganti, pada tahun 2015 Universitas Islam Kanjuruhan Malang terpilih
sebagai Tuan rumah Muswil dan terpilih Wahyudi Laeli (asal Universitas Islam Nusantara,
Bandung) sebagai korwil IMABSII Jawa-Madura periode 2015-2017.

Pada tahun 2017, Muswil IMABSII Jawa-Madura kembali digelar di Universitas Sebelas
Maret Surakarta untuk menetapkan Korwil IMABSII Jawa-Madura periode 2017-2019.

Siapakah Korwil Jawa-Madura selanjutnya??????

Mari hadir dan bermusyawarah untuk turut andil dalam mengisi peran kita terhadap bangsa.
Mari kita bangun dedikasi dan totalitas untuk rumah kita, IMABSII Gemilang!

SEBUAH REKOMENDASI
Beberapa hal yang perlu dimusyawarahkan atas pengamatan mahasiswa biasa yang tergabung
di IMABSII.

1. REKOMENDASI TINGKAT KAMPUS

a. Pola registrasi status kampus harus stabil sebagai anggota IMABSII


b. Informasi keanggotaan bukan hanya sekadar anggota kalau bisa target kerjasama antara
IMABSII dan Kampus.
c. Delegasi yang pernah ikut kegiatan IMABSII atau pernah menjadi pengurus pada
IMABSII perlu didata sesuai tingkatannya sebagai penyambung informasi mengenai
IMABSII

2. REKOMENDASI TINGKAT DAERAH

a. Pemekaran Korda jika memiliki jarak yang jauh antara satu kampus dan kampus lain agar
lebih administratif
b. Kampus yang menjadi wilayah kerja Korda perlu diajak kerjabersama atau dilibatkan
dalam event yang bisa disinergikan antar kampus.
c. Kontroling sosial Duta IMABSII tingkat Korda perlu bersinergi dengan Badan Bahasa
Daerah dan Pihak Lembaga Media atau Penerbitan dalam program kerjanya.

3. REKOMENDASI TINGKAT WILAYAH

a. Perlu ada kegiatan yang menjadi master piece dalam memperkenalkan IMABSII tingkat
Wilayah guna memunculkan nama IMABSII secara kualitas.
b. Kegiatan wilayah bisa bersinergi dengan stasiun televisi Negeri yaitu TVRI wilayah dalam
program CINTA BAHASA INDONESIA, CINTA NKRI.
c. Muswil dan Rakerwil IMABSII bisa dilakukan penuh dalam pemaksimalan progran
IMABSII Daerah juga agar lebih fokus kiprah nyata IMABSII.

4. REKOMENDASI TINGKAT PUSAT

a. Penguatan ekonomi mandiri organisasi IMABSII menyeluruh sampai akar rumput yaitu
mahasiswa
b. Duta bahasa IMABSII pusat perlu dibentuk lembaga sendiri sebagai kontrol sosial yang
lebih taktis
c. Perlu ada kegiatan yang memaksimalkan peran pengurus dalam dua perspektif yaitu
Kepemimpinan dan Profesionalisme IMABSII tingkat Pusat sampai kampus.
d. Memaksimalkan kalender IMABSII sebagai informasi nasional agar akar rumput yaitu
delegasi kampus bisa menyesuaikan anggran dalam pendelagasian kader
HMJ/HIMA/PRODI untuk turut serta kontribusi pada perkumpulan terbesar se Indonesia
yaitu Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Se-Indonesia (IMABSII)

Khidmat Kader IMABSII JAWA MADURA

Isu yang perlu digulirkan di IMABSII

1. Memfokuskan gerakan IMABSII pada produk dan aksi nyata yaitu Master Plan panjang
dan pendek serta Masterpiece dalam merealisasikan kiprah dan pengabdian dengan
pertama GCBI dan Duta Bahasa.
2. Menyikapi SDM dan boleh jadi bersinergi bersama Pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia
yang bukan hanya dilahirkan oleh kampus yang berada di negara Indonesia saja.
3. Berkerjasamanya IMABSII dengan beberapa Praktisi Bahasa dan Sastra Indonesia baik
individu atau lembaga.
4. Bersinerginya kontroling Sosial dan antropologi Bahasa dan Sastra Indonesia yang
berkembang di masyarakat melalui kerjasama IMABSII dengan Media massa cetak,
elektronik, internet dan penerbitan.

Khidmat Kader IMABSII Jawa Madura

IFTITAH KETUA IMABSII

Kekuatan organisasi yang baik tercermin dari Inventarisasi ke Regenerasian.....

Regenerasi adalah jiwa Profesionalitas, Bekerja, Maju, dan Loyalitas....

Tidak adak bahasa penggulingan, penggulingan hanya dilakukan dengan cara MOSI TAK
PERCAYA dan itu hanya berlaku kepada dua pucuk Pimpinan Organisasi tsb.

Konfirasi menuju kesuksesan dan kebersamaan dalam mengembangkan dan membesarkan


organisasi secara bersama-sama sesuai padah titah utama organisasi tsb adalah hal yang wajar
dan HARUS....

Hanya orang-orang yang mempunyai jiwa pengecut dan rasa ingin mengikuti diri sendiri
dalam hal kepentinganya adalh orang yang selalu akan menimbulkan masalah dalam
organisasi itu.......

Maka hapus lah rasa itu dan singkirkanlah orang-orang itu....

Berkecimpung dalam sebuah wadah organisasi, berarti kita harus mampu dan siap untuk
menjembatani dan membesarkan organisasi itu secara bersama-sama, tanpa rasa
aroganitas......!!

Tua belum tentu dewasa....dan dewasa belum tentu tua..........

Regenerasi adalah hal terpenting dalam sebuah organisasi, dengan rasa saling asah, asih dan
asuh........

Ketika berada dalam satu organisasi, maka jadikan organisasi itu menjadi rumah kita yang ke
dua, rumah tangga kita yang kedua dalam kehidupan dan berkehidupan, sebab kita adalah
mahluk sosial...

Kita bertemu dengan banyak orang menyatukan rasa membangun bersama...

Tuhan yang Maha Esa telah menitipkan kita di bumi pertiwi ini, Jawa dwipa adalah cikal
bakal nama Nusantara........ dan Nusantara itu adalah Indonesia......
Indonesia adalah kita, Indonesia menjamin bangsanya dan rakyatnya untuk hidup berserikat
yang termaktub dalam UUD 1945 BAB X A Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28 C ayat 2
dan pasal 28 E ayat 3.

Maka bersyukurlah kita untuk saling menyatu dalam kerangka NKRI.

Maka mari bangun organisasi kita berdasarkan pemikiran dan pemahaman banyak orang
bukan satu orang....

Bhineka Tunggal Ika...... berbeda latar brlakang, usia, agama dan pendidikan tapi kita satu
organisasi!

Sekjen PP IMABSII Dira Wulandari

#Renungan Untuk Kita

Tempat Pelaksana Semarak IMABSII


1. 2013 Jakarta-Banten (UIN, UNINDRA, UNJ, UNPAK, UHAMKA)
2. 2014 Jakarta-Jawa Barat/Cianjur (UHAMKA, UNSUR)
3. 2015 Riau (UIR)
4. 2017 STKIP PGRI Sumatra Barat
[Simposium Nasional dan Semarak IMABSII 2017]

Mengapa kami harus hadir Semarak IMABSII?

1. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia tumbuh atas dasar sikap kekeluargaan erat
dan saling menjunjung silaturrahmi di atas segala kepentingan pribadi.
2. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia membingkai Semangat Sumpah Pemuda
sebagai tonggak bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan jati diri bangsa.
3. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia sadar akan keragaman budaya, adat,
khazanah sastra, ragam bahasa, serta laras tutur sapa yang membuat kami haus akan
mengenal budaya daerah lain di Indonesia.
4. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia dalam mempertautkan kesepakatan dan ide
sangat menghargai segala perbedaan serta berbagai dialektika dalam forum ilmiah.
5. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia dalam mengokohkan semangat persatuan dan
kesatuan bangsa meyakini peran bahasa dan sastra Indonesia tidak dapat disingkirkan dari
segala aspek mobilitas.
6. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia sangat memegang teguh empat pilar
bernegara sebagai wujud generasi muda yang unggul, berbudi luhur, berkarya intelek,
serta berkarakter madani guna menyongsong masa depan bangsa.
7. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia berupaya memecahkan segala isu maupun
kondisi yang menyangkut peran serta memperluas dimensi berbahasa dan bersastra agar
nantinya lebih hangat dengan lingkungan.
8. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia senantiasa tidak melupakan sejarah atas
dideklarasikan IMABSII sebagai payung segala himpunan bahasa dan sastra Indonesia
yang telah menyatukan berbagai fragmen dalam satu wadah.
9. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia, mengapresiasi budaya bangsa sastra Indonesia serta mengakui keragaman
adalah pusaka yang harus dijaga dan dilestarikan.
10. Kami mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia meyakini bahwa Semarak IMABSII Untuk
Negeri adalah wujud bakti kami yang harus kami abdikan pada agama, nusa, bangsa, dan
masyarakat di masa depan.

IMABSII (Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia)

Catatan 2

Lho, kok UNESA?


Nah, ini dia butirnya. Bulan November ini, tanggal 15, ada Rapat Kerja Nasional. Se
Indonesia lho, untuk menyusun program setahun kedepan.

Tempatnya di UNESA. Bayar seminarnya (bukan IMABSII-nya!) 250.000 rupiah. Kalau


IMABSII sih gratis, malah kalau bisa menunjang pekerjaan. Disana kita bertemu teman-
teman dari seluruh negeri, kabarnya, akan ada Anies Baswedan dan Budi Darma, serta Amar
Ar-Risalah.

Ikut saja, bantu kami menjalankan tugas moral menjaga dan mengembangkan budaya (bukan
melestarikan, tapi mengembangkan!). tak dibatasi berapa orang kok!

Oo, gitu ya mas? Siapa saja yang bisa ikut?


Semuanya, yang penting anak JBSI. DIK maupun NONDIK. Ganteng, jelek, arek, cilik,
penyakitan, cantik (diutamakan), dan berjiwa backpacker (tahulah, pergaulan saya). Mau
semester 2, 3, 4, keatas, semua boleh. Hubungi saja saya. Disana ada penginapan yang
disediakan panitia.

Terus, kalau saya datang RAKERNAS saya ngapain mas?


Pertama, Anda turut menyumbangkan usulan program penelitian yang dikerjakan oleh kita
bersama. Kedua, melalui departemen Anda nanti, bisa juga dijadikan tempat belajar. Ketiga,
bertemu dengan teman baru dari seluruh negeri. Keempat, mengikuti seminar dan perbaikan
gizi, karena jaminan makan 3 kali sehari. Jelas, kan?

Jelas, sip! Baik, akan saya pertimbangkan menjadi pengurus (semua sudah anggota) dan ikut
rakernas!

Nah, begitu!
Kami sedang bersiap membuat kumpulan puisi, kumpulan cerpen, membuat penerbitan
IMABSII, dan kumpulan filolog muda, serta meneliti angkatan baru sastra. Siap!

http://risalahamar.blogspot.co.id/2012/10/imabsii-itu-apa-sih.html?m=1

Tempat Rakernas IMABSII


1. UMM (Universitas Muhammadiyah Makassar) Sulawesi Selatan 2004
2. UNDIKSA (Universitas Pendidikan Ganesha) Bali 2010
3. UNESA (Universitas Negeri Surabaya) Jawa Timur 2012
4. UNIMED (Universitas Negeri Medan) Sumatra Utara 2014
5. UNUD (Universitas Negeri Udayana) Bali 2016
6. Universitas Islam Malang, 2018

ANALISIS SWOT IMASBII dari mahasiswa biasa yang tergabung di IMABSII

1. Organisasi terbesar tingkatan HIMA se Indonesia


2. Membawa pengawasan identitas bangsa
3. Menjadi kontrol sosial yang idependen pada pengawasan bahasa dan sastra Indonesia
sampai masyarakat
4. Memiliki masa yang banyak sebagai SDM untuk menggulingkan kebijakan nasional dalam
peran bahasa dan sastra Indoensia
5. Siap menjadi organisasi yang mapan administrasi dengan usianya yang cukup dewasa
sebagai organisasi HIMA tingkat nasional
6. Mampu menjadi penggerak asosiasi praktisi bahasa dan sastra Indonesia sebagai kelanjutan
jenjang karir dari IMABSII
7. Didukung penuh atas kebijakan negara atas bahasa dan sastra Indonesia

1. Tidak terkontroknya keanggotaan kampus atas IMABSII


2. Pola kaderisasi delegasi pada pengurus baru HIMA akan kerjasama HIMA dengan
IMABSII
3. Pengurus kurang profesional dan sedikit yang kerja sedang cakupan kerja lumayan luas
secara nasional
4. Pendanaan yang belum mandiri dan jaringan masih dalam tahapan membuka kerjasama
5. Administrasi keorganisasian yang kurang rapih sehingga setiap kepengurusan baru
membuka cara berpikir baru tidak menjadikan sejarah secara administrasi sebagai data
kelanjutan untuk perbaikan.

O
1. Bisa kerjasama dengan beberapa lembaga kementerian dan lembaga masyarakat atas
pengawasan, penanganan dan pelaksanaan bahasa dan sastra Indonesia.
2. Bisa idependen dalam dana jika setiap pendanaan dilakukan dalam ranah ekonomi kreatif
yang tujuan penuh sekaligus menggerakkan isu GCBI.
3. Duta Bahasa IMABSII dan Duta Sastra IMABSII bisa menjadi kekuatan penuh untuk
dilakukan pengarahan dan pemenuhan profesionalisme model dari kelahiran kader yang
berkualitas atas didikan IMABSII untuk negeri.
4. Bisa membuat IMABSII cabang Luar negeri yang bekerjasama dengan Dubes Indonesia
dan dikoneksikan melalui kementerian untuk kerjasama kampus yang ada Produk Bahasa
Indonesia di Luar Negeri.

1. Organisasi ini bisa jadi bimbang bagi kader yang tujuannya untuk eksistensi diri sendiri
buka untuk kepentingan IMABSII dan NKRI lebih lebih dunia
2. IMABSII akan melemah jika pola administrasi tidak diperbaiki di periode
3. Kontroling keanggotaan kampus yang termasuk kerja di NKRI tidak divalidasi akan
menjadi ancaman melemahnya kerja dan Khidmah IMABSII untuk Negeri.

Khidmat Kader IMABSII JAWA MADURA

1. Sekjen pertama a.n. Barnadi Zakaria dr Universitas Muhammadiyah Makasar (2004-2010)


2. Sekjen kedua a.n. Ahmad Mulyadi dr Universitas Negeri Jakarta (2010-2012)
3. Sekjen ketiga a.n. Fajar Ditya dr Universitas Suryakancana (2012-2014)
4. Sekjen keempat a.n. Amul Hikmah Budiman dr Universitas Hasanudin (2014-2016)
5. Sekjen kelima a.n. Dira Wulandari dr Universitas Sumatra Utara (2016-2018)
6. Sekjen keenam a.n. Lalas Kurniawan dr Universitas Negeri Malang (2018-2020)

#sejarahimabsii

Legalitas IMABSII sebagai organisasi mahasiswa tingkat nasional diperoleh pada tanggal 15
September 2010 melalui surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nomor
60/DIKTI/Kep/2010. Surat keputusan ini merupakan jawaban atas Surat Permohonan
Sekretaris Jenderal IMABSII Periode 2010-2012, Nomor 03/B-1/PP IMABSII/VIII/2010
tanggal 17 Agustus 2010. Dalam surat keputusan yang ditandatangi oleh Bapak Djoko
Santoso selaku Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ketika itu, dinyatakan bahwa mahasiswa
perlu diberi peran dan wadah untuk mengembangan kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, penerapan keilmuan, minat dan bakat secara profesional dan tanggung jawab,
khususnya di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia.

(Forum Alumni IMABSII)

#sejarahimabsii
Tujuh Tubuh merupakan buku pertama IMABSII yang terbit dengan ISBN 978-602-19091-0-
2. Peluncuran buku ini dilaksanakan pada 24 Oktober 2011 di Universitas Negeri Jakarta,
bersamaan dengan kegiatan Seminar Nasional Kesastraan. Penamaan Tujuh Tubuh diambil
dari perayaan usia IMABSII yang memasuki tujuh tahun ketika itu. Dengan mengusung
aforisme “antologi sastra mahasiswa sastra”, buku ini memuat beragam jenis karya, yaitu:
Puisi, Cerita Pendek, Cerita Rakyat, Lakon, dan Esai. Buku ini memuat 48 karya dari 39
penulis yang merupakan sari dari 152 karya dari 141 penulis yang masuk ke Dewan Kurator;
Bpk. Yudiono K.S dan Tim.

(Forum Alumni IMABSII)

Tempat Kongres IMABSII


1. UMM (Universitas Muhammadiyah Makassar) Sulawesi Selatan 2004
2. UNJ (Universitas Negeri Jakarta) DKI Jakarta 2010
3. UB (Universitas Bengkulu) Bengkulu 2012
4. UNES (Universitas Negeri Semarang) Jawa Tengah 2014
5. UINTIRTA (Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa) Banten 2016
6. UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, 2018

KONGRES IMABSII

Kongres/Deklarasi IMABSII pertama tahun 2004 di Universitas Muhammadiyah Makassar,


terpilihnya Barnadi Zakaria sebagai sekjen pertama.

Kongres IMABSII kedua tahun 2010 di Universitas Negeri Jakarta, terpilihnya Ahmad
Mulyadi sebagai sekjen kedua.

Kongres IMABSII ketiga di Universitas Bengkulu tahun 2012, terpilihnya Fajar Ditya
Adhaniawan sebagai sekjen ketiga.

Kongres IMABSII keempat di Universitas Negeri Semarang tahun 2014, terpilihnya Amul
Hikmah Budiman sebagai sekjen keempat.

Kongres IMABSII kelima di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten tahun 2016,
terpilihnya Dira Wulandari sebagai sekjen kelima.

Kongres IMABSII keenam di Universitas Negeri Makassar tahun 2018, terpilihnya Lalas
Kurniawan sebagai sekjen keenam.

Kongres IMABSII ketujuh akan dilaksanakan di Universitas Sumatra Utara tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai