Pada tahun 1983, disusun kurikulum inti. Pada tahun 1984, sasindo dikukuhkan oleh sekjen
dikti. Tahun 1986 menjadi program sarjana di universitas jember. Tahun 2004 ada
laboratorium bahasa sastra dan bahasa. Pak didik suharijadi adalah kepala laboratorium
bahasa sastra dan bahasa. Lab tersebut dikukuhkan tahun 2005. Dalam penyusunan saat
diadakan akreditasi, sampai sekarang mendapat nilai A, termasuk sasindo dan sejarah.
Sasindo berbasis riset dan berwawasan lingkungan. Sampai saat ini ada kurikulum berbasis
OBE. Pada kurikulum terbaru, bahasa jepang menjadi bahasa pilihan. Setelah 92 sks, nanti
mahasiswa bisa memilih bebas dalam mbkm.
Misinya menyelenggarakan pendidikan sastra Indonesia. Menjalin kerja sama dan menjalin
komitmen.
KERIS adalah kelompok riset, terdiri dari tiga sampai lima anggota dosen, dan di dalam
pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, nanti akan mengikutsertakan
mahasiswa dua atau tiga dalam tim penelitian.
Profil Lulusan
4. Pendidik/guru
STATISTIK DOSEN, Jumlah dosen tetap ada 18 orang, jumlah dosen tidak tetap 2, guru
besar/dokter, dosen, magister
8 Jalur MBKM
Minimal menempuh 144 sks untuk bisa lulus, tentu dengan kkn dan skripsi. 54 Sks lainnya
beda. Bisa magang di disparda banyuwangi, jauh jauh hari mengajukan sebelum semester
mulai.
Imasinnd DIDIRIKAN tanggal 2 Juli 2001, hubungan IMASIND dengan jurusan bersifat
instruksi koordinasi akademis. Kepengurusan IMASIND terdiri atas 30 pengurus dengan
pembagian pengurus harian (ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum, ketua bidang
internal, dan ketua bidang eksternal, dan 6 divisi.)
DIVISI LAKU KREATIF: (mewadahi kreativitas dan bakat mahasiswa, mewadahi aspirasi
anggota sasindo khususnya di bidang seni.)
DIVISI KOMINFO: (mengurus media sosial milik IMASIND berupa ig, fb, ytb, dan blog
yang digunakan untuk menyebar informasi seputar IMASIND)
Peristiwa:
Teater Akbar
Setelah rapat akbar, akan dibentuk dewan formatur yang menyeleksi nanti, siapa yang akan
jadi pengurus. Dewan ini untuk perekrutan dan penyeleksian, tergantung dari kesepakatan
nternal dewan formatur sekarang. Diseleksi dengan mempertimbangkan keaktifan anggota
imasind dalam acara acara tertentu. Setelah memasukkan anggota imasind yang paling layak,
kemudian direkomendasikan oleh kating ke dewan formatur. Lebih besar kemungkinan
terpilih jika lebih aktif mengikuti kegiatan di IMASIND.
Untuk acara besar, bakal ada open rekrutmen untuk anggota imasind.
--
1. PROBLEM
2. IDE
3. IMPLEMENTASI
4. EVALUASI
Ide datangnya dari sebuah masalah, masalah muncul dari riset dan keresahan. Waktu kuliah
adalah waktu mengumpulkan CV sebanyak-banyaknya. Kadang banyak orang berorganisasi
tapi tidak punya sesuatu yang diinternalisasi. Dari sana, mental teman teman terbentuk.
Jangan takut dievaluasi, dan jangan takut mengevaluasi.
1. Akan menjadi sia-sia kalo tidak mengikuti organisasi. Karena tidak ada relasi dan
kemampuan problem-solving.
Ferdinand De Saussure
Saussure dari Perancis lahir di Jenewa 26 November 1857, meninggal dunia 22 Februari
1913. Dunia di masa ini adalah dunia di mana mazhab positivisme sedang berjaya, yang
dipengaruhi kesuksesan ilmu-ilmu eksak. Saussure dipengaruhi sosiologi Durkheim tentang
fakta sosial. Agar sosiologi mencapai taraf ilmiah atau saintifik, harus meniru cara kerja ilmu
eksak menyelidiki benda di luar diri. Fakta sosial seperti adat istiadat, tradisi, kaisah perilaku,
pantas diteliti secara ilmiah karena berada “di luar” diri manusia. Saussure lalu melihat
bahasa sebagai fakta sosial, karenanya dapat diteliti secara ilmiah. Dikenal sebagai peletak
dasar linguistik modern, dengan pendekatan yang ditawarkannya yang disebut linguistik
struktural.
Fatkta sosial contohnya begini. Yang namanya tradisi, kaidah atau pola perilaku tidak berada
pada diri manusia, dia berada di luar diri manusia, dan itu dibuktikan bahwa siapapun yang
lahir sellalu menunggu adat istiadat, tradisi, kaidah perilaku, dan lain-lain, atau tabula rasa.
Maka bisa dipolakan dan dipetakan polanya. Yang menyuruh orang orang berbahasa krama
adalah tradisi berbahasa jawa.
Maka, bahasa juga merupakan fakta sosial, bagian dari tradisi. Begitu manusia lahir, ia
langsung diajari.
Beliau mencari suatu pola dalam bahasa. Makanya beliau menaikkan derajat ilmu linguistik
menjadi sesuatu yang saintifik.
SISTEM TANDA
Elemen dasar bahasa adalah tanda kebahasaan atau linguistic sign. Kata Sausssure, ide tidak
pernah mendahului bahasa. Dunia ini antah-berantah, tak bisa didefinisikan, katanya. Tidak
ada ide mendahului kata. Ide itu hanya ada bersama kata atau tanda. Tanda bahasa ada dua,
yakni:
Langue adalah sistem /hukum/pola tentang citra akustik yang berada di luar penutur tapi
diikuti penutur bahasa, makanya ini adalah fakta sosial.
Parole adalah bentuk implementasi dari langue. Maka, parole ini tuturan/ujaran yang bersifat
personal penutur. Parole ini bersifat personal penutur, bersifat aktif, berubah-ubah. Maka,
Saussure mengarahkan studi bahasa atau linguistik pada aspek langue, bukan parole. Karena
itu pula deskripsi linguistik bersifat sinkronis—melebar dalam waktu dan mempersempit
ruangnya.
Saussure mengajarkan bahwa seluruh sistem bahasa merupakan forma dna bukan substansi.
Ada relasi-relasi antarunsur (fonem, suku kata, morfem, kata, frasa), sehingga membentuk
struktur. Saussure membagi relasi antarunsur itu sebagai:
Relasi Sintagmatik, adalah hubungan di antara mata rantai dalam suatu rangkaian ujaran.
Hubungan ini in praesentia, unsur yang berhubungan itu ada berhubungan bersama dalam
sebuah ujaran. Jika salah satu unsur dicabut, hancur strukturnya. Misalnya saya memukul Ali
menjadi saya dipukul Ali.
Bunyi yang mirip secara fonetik ternyata fungsional, memberi pembeda identitas terhadap
dua kata, misalnya dari dan tari.
Relasi paradigmatik, in absentia, unsur yang berhubungan ada yang tidak hadir dalam ujaran.
Kata jiwa memiliki hubungan paradigmatik dengan roh, atma, dll. Hubungan paradigmatik
juga berfungsi ketika kita mesti memilih makna di antara keduanya.
PENGARUH
Parole memiliki tendensi kepada orang lain atau bermotif. Makanya muncullah
interdisipliner yang membaca bahasa dari sudut sosial dan sudut langue. Pada tingkat
implementasi atau ujaran, pengujarannya tidak bebas nilai. Ada kepentingan kepentingan
politik di baliknya. Ketika pandangan Levi-Strauss diterapkan, sudah selesailah kajian tata
bahasanya. Dari sistem penanda dan petanda. Skripsi banyak yang interdisipliner, sehingga
yang murni sering tidak diperhatikan.
Betapa status satu unsur memiliki relasi dengan unsur lain. Kehadiran orang lain menentukan
identitas orang lain juga. Ada interkoneksi. Maka dari itu, sebagai seseorang, kita tidak boleh
menyombongkan diri.