Anda di halaman 1dari 12

PEMETAAN KONSISTENSI TANAH

BERDASARKAN NILAI N-SPT DI KOTA PONTIANAK

Dwi Eriyanto1), Eka Priadi2), Budhi Purwoko2)


dwi.eix@gmail.com

Abstrak
Salah satu parameter dari kemampuan daya dukung tanah adalah kepadatan tanah. Yang paling umum
dan banyak dilakukan untuk mencari kepadatan tanah dengan metode sondir (Cone Penetration Test)
dan Standar Penetration Test (SPT). Pengeboran di lapangan dilakukan untuk mendapatkan nilai NSPT.
Tujuan dari kajian ini adalah untuk menggambarkan keadaan konsistensi tanah tiap-tiap kedalaman.
Penelitian ini menggunakan data skunder yaitu data yang berasal dari pekerjaan penyelidikan tanah
dengan metode SPT yang dilakukan oleh laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura. Pekerjaan pernah dilakukan diwilayah kota Pontianak. Hasil dari pemetaan kosistensi
tanah berdasarkan NSPT yang diplot pada potongan konsistensi tanah vertikal dapat diketahui keadaan
tanah pada kota Pontianak dapat dijabarkan keadaan very soft dari wilayah Pontianak selatan dan
Pontianak tenggara lebih dalam dibanding dengan keadaan very soft diwilayah Pontianak barat, untuk
mendapatkan konsistensi tanah hard diwilayah Pontianak selatan dan Pontianak tenggara perlu
mencapai kedalaman >26 meter sedangkan pada wilayah Pontianak barat dan pontianak kota perlu
mencapai kedalaman >30 meter. Hal ini menjelaskan bahwa kodisi tanah kota Pontianak Keadaan
struktur tanah di kota pontianak termasuk kedalam wilayah peneplant dan sendimen aluvial yang secara
fisik merupakan jenis tanah liat, jenis tanah ini berupa gambut bekas endapan lumpur sungai kapuas.
Keadaan ini sangat labil dan mempunyai daya dukung tanah yang rendah, perlu mencapai kedalaman
tertentu untuk mendapatkan kondisi tanah yang mempunyai daya dukung tanah yang kuat.

Kata Kunci : N-SPT, Kosistensi Tanah

1. PENDAHULUAN manfaat mengetahui jenis tanah dan sifat-


Latar Belakang sifatnya adalah untuk merencanakan
Tanah merupakan terdiri dari pondasi, jalan jembatan, stabilitas lereng
campuran butiran-butiran mineral dengan dan lain sebagainya.
atau kandungan bahan organik. Butiran- Uji penyelidikan tanah perlu
butiran tersebut dapat dengan mudah dilakukan untuk mengetahui daya dunkung
dipisahkan satu sama lain dengan kocokan dan karakteristik tanah serta kondisi
air. Material ini berasal dari pelapukan geologi, seperti mengetahui susunan
batuan, baik secara fisik maupun kimia, lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui
tanah mempunyai peranan penting. Tanah kekuatan dan lapisan tanah dalam rangka
memiliki sifat fisik (Soil Properties) dan penyelidikan tanah dasar untuk keperluan
sifat mekanis (Index Properties). Sifat fisik pondasi bangunan, jembatan dan lainnya,
tanah meliputi ukuran butiran tanah, warna, kepadatan dan daya dukung tanah serta
bentuk butiran, dan kekerasan tanah. mengetahui sifat korosivitas tanah.
Sedangkan sifat mekanis tanah meliputi Salah satu parameter dari
sifat kohesi, plastisitas, dan lain kemampuan daya dukung tanah adalah
sebagainya. Untuk mengetahui sifat fisik kepadatan tanah. Telah banyak metode-
dan sifat mekanis tanah, maka perlu metode pengujian yang dapat dilakukan
dilakukan penyelidikan-penyelidikan di untuk mencari kepadatan suatu tanah, yang
apangan maupun di laboratorium. Adapun paling sering dilakukan adalah pengujian

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT UNTAN 1


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNTAN
sondir (Cone Penetration Test/ CPT) dan 1.3. Tujuan Penelitian
Standart Penetration Test/SPT. Data-data Tujuan dari penelitian ini untuk
yang dihasilkan dari pengujian ini memperoleh parameter perlawanan
diperlukan untuk mencari kamampuan penetrasi lapisan tanah dengan SPT,
daya dukung tanah tersebut. mendapatkan data visual perlapisan tanah
SPT pada mulanya digunakan untuk secara rinci, mendapatkan data muka air
menentukan kepadatan relatif dari tanah tanah, mendapatkan nilai sifat-sifat fisik
yang berbutir kasar, yang pada akhirnya dan mekanis tanah, mengetahui daya
berkembang sebagai salah satu cara yang dukung tanah, dan mempetakan konsistensi
berlaku untuk menentukan konsistensi dari tanah berdasarkan nilai N-SPT yang telah
tanah yang berbutir halus, dengan didapat untuk wilayah kota Pontianak.
pengujian tersebut dapat menentukan
kedalaman tiang yang harus ditanam dan 1.4. Pembatasan Masalah
daya dukung tiang baik tahanan ujungnya Masalah utama yang akan dikaji
maupun gesernya. dalam penelitian ini adalah mempetakan
Untuk aplikasi lapangan dapat konsistensi tanah berdasarkan nilai N-SPT
digunakan untuk mengindentifikasi jenis di kota Pontianak berdasarkan data yang
tanah secara visual dan dapat juga tersedia.
digunakan untuk mendapatkan parameter  Pembatasan masalah dalam
tanah secara kuantatif maupun korelasi penelitian adalah sebagai berikut :
empiris, dan dapat juga digunakan untuk  Data yang digunakan adalah data
hal-hal lainnya oleh para ahli teknik sipil. sekunder.
Sebab itu dalam penulisan skripsi ini  Peneliatian ini membahas tentang
penulis mencoba membahas tentang SPT.
“Pemetaan Konsistensi Tanah Berdasarkan  Penelitian mencapai kedalaman 40
nilai N-SPT Di Kota Pontianak. meter.
 Tidak mencangkup wilayah
1.2. Perumusan Masalah Pontianak timur dan Pontianak
Sebagaimana diketahui bahwa untuk utara
merencanakan suatu konstruksi yang  Mempetakan konsistensi tanah
berskala besar diperlukan data tanah berdasarkan nilai NSPT di kota
dimana konstruksi tersebut akan dibangun. pontianak
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas
penulis melakukan penyelidikan tanah 2. TINJAUAN PUSTAKA
dengan metode Standart Penetration Test 2.1. Tinjauan Umum
(SPT). Kota Pontianak terletak pada
Berdasarkan uraian latar belakang lintasan garis Khatulistiwa dengan
diatas, maka masalah-masalah penelitian ketinggian berkisar antara 0,10 meter
dapat dirumuskan sebagai berikut: sampai 1,50 meter diatas permukaan laut.
 Kurangnya data nilai N-SPT untuk Kota yang dipisahkan oleh sungai kapuas
daerah kota pontianak besar sungai kapuas kecil dan sungai
 Adanya problem dalam landak ini. Dengan demikian kota
pengambilan keputusan Pontianak memiliki luas 146.807 km2
dilapangan. dengan titik koordinat 0o 02’ 24” LU-0o
 Luasnya ruang lingkup kota 01’37” LS dan 109o 16’ 25” – 109o 23’ 04”
Pontianak BT, yang dibagi atas 6 kecamatan yaitu:

2
 Kelurahan Sungai Bangkong
 Kelurahan Sungai Jawi
 Kelurahan Tengah

2.4. Kecamatan Pontianak Selatan


Kecamatan Pontianak Selatan memiliki
luas wilayah 15,54 km2 dengan kepadatan
penduduk 5.627,3 jiwa/km2, adapun
kelurahan yang ada di Kecamatan
Pontianak Selatan Meliputi :
Gambar 1. Peta Kota Pontianak
 Kelurahan Akcaya
a. Pontianak Barat  Kelurahan Benua Melayu Darat
b. Pontianak Utara  Kelurahan Benua Melayu Laut
c. Pontianak Timur
d. Pontianak Selatan 2.5. Kecamatan Pontianak Tenggara
e. Pontianak Tenggara Kecamatan Pontianak Tenggara
f. Pontianak Kota memiliki luas wilayah 14,83 km2 dengan
kepadatan penduduk 3.024,7 jiwa/km2,
Pembagian kawasan kota Pontianak kelurahan yang ada meliputi :
berdasarkan pada pembagian Kecamatan
yang ada di Kota Pontianak, ada pun
 Kelurahan Bansir Darat
pembagian dari kawasan tersebut adalah
 Kelurahan Bansir Laut
sebagai berikut :
 Kelurahan Bangka Belitung Darat
 Kelurahan Bangka Belitung Laut
2.2. Kecamatan Pontianak Barat
Kecamatan Pontianak Barat
2 2.6. Kecamatan Pontianak Timur
memiliki luas wilayah 16,94 km dengan
Kecamatan Pontianak Timur memiliki luas
kepadatan penduduk 7.262,6 jiwa/km2,
wilayah 8,78 km2 dengan kepadatan
adapun kelurahan yang ada di Kecamatan
penduduk 8.872,8 jiwa/km2, kelurahan
Pontianak Barat Meliputi :
yang ada meliputi :

 Kelurahan Pal Lima


 Kelurahan Banjar Serasan
 Kelurahan Sungai Beliung
 Kelurahan Dalam Bugis
 Kelurahan Sungai Jawi Luar
 Kelurahan Parit Mayor
 Kelurahan Sungai Jawi Dalam
 Kelurahan Saigon
 Kelurahan Tambelan Sampit
2.3. Kecamatan Pontianak Kota
Kecamatan Pontianak Kota memiliki  Kelurahan Tanjung Hilir
luas wilayah 15,51 km2 dengan kepadatan  Kelurahan Tanjung Hulu
penduduk 7.099,4 jiwa/km2, adapun
kelurahan yang ada di Kecamatan
Pontianak Barat Meliputi : 2.7. Kecamatan Pontianak Utara
 Kelurahan Darat Sekip Kecamatan Pontianak Utara
memiliki luas wilayah 37,22 km2 dengan
 Kelurahan Mariana
kepadatan penduduk 3.024,6 jiwa/km2,
3
adapun kelurahan yang ada di Kecamatan 3.1.2. Menurut Aryono Prihandito
Pontianak Utara meliputi : (1988)
 Kelurahan Siantan Hilir Peta merupakan gambaran permukaan
 Kelurahan Siantan Hulu bumi dengan skala tertentu, digambar pada
 Kelurahan Siantan Tengah bidang datar melalui sistem proyeksi
 Kelurahan Batu Layang tertentu.

Keadaan geologi atau struktur tanah 3.1.3. Menurut Erwin Raisz (1948)
di kota Pontianak termasuk kedalam Peta adalah gambaran konvensional
wilayah peneplant dan sendimen aluvial dari ketampakan muka bumi yang
yang secara fisik merupakan jenis tanah diperkecil seperti ketampakannya kalau
liat, jenis tanah ini berupa gambut bekas dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang
endapan lumpur sungai kapuas. Keadaan datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai
ini sangat labil dan mempunyai daya penjelas.
dukung tanah yang rendah, sedangkan
kekuatan daya dukung tanah sangat 3.1.4. Menurut Badan Koordinasi Survei
diperlukan. dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal
Oleh karena itu perlu diadakan 2005)
penelitian tanah dimana bangunan akan Peta merupakan wahana bagi
didirikan,baik dilokasi maupun di sekitar penyimpanan dan penyajian data kondisi
lokasi proyek tersebut. lingkungan, merupakan sumber informasi
bagi para perencana dan pengambilan
3. DASAR TEORI. keputusan pada tahapan dan tingkatan
3.1. Peta. pembangunan.
Pengertian peta secara umum adalah Dengan menggunakan peta, kita
gambaran dari permukaan bumi yang dapat mengetahui segala hal yang berada di
digambar pada bidang datar, yang permukaan bumi, seperti letak suatu
diperkecil dengan skala tertentu dan wilayah, jarak antarkota, lokasi
dilengkapi simbol sebagai penjelas. pegunungan, sungai, danau, lahan
Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan persawahan, jalan raya, bandara, dan
berbagai pengertian, namun pada sebagainya. Ketampakan yang digambar
hakikatnya semua mempunyai inti dan pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu
maksud yang sama. Berikut beberapa ketampakan alami dan ketampakan buatan
pengertian peta dari para ahli. manusia (budaya). Didalam penulisan
skripsi ini penulis menggunakan peta untuk
3.1.1. Menurut ICA (International mengetahui tampak kosistensi tiap-tiap
Cartographic Association) lapisan kedalaman tanah.
Peta adalah gambaran atau
representasi unsur-unsur ketampakan 3.2. Jenis-jenis Peta
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi 3.2.1. Berdasarkan sumber datanya
yang ada kaitannya dengan permukaan a. Peta induk (Basic Map)
bumi atau benda-benda angkasa, yang pada Peta induk yaitu yang dihasilkan dari
umumnya digambarkan pada suatu bidang survey langsung dilapangan. Peta induk ini
datar dan diperkecil/diskalakan. dapat digunakan sebagai dasar untuk
pembuatan peta topografi, sehingga dapat
dikatakan pula sebagai peta dasar. Peta

4
dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan menemukan garis kontur yang bergigi, hal
dalam pembuatan peta-peta lainnya. tersebut menunjukan daerah tersebut
terdapat depresi.

Gambar 2. Peta Topografi

a.2. Peta Chorografi


Adalah peta yang menggambarkan seluruh
Gambar 1. Peta Kota Pontianak atau sebagian permukaan bumi yang
bersifat umum, dan biasanya berskala
b. Peta Turunan sedang. Contohnya atlas.
Peta turunan yaitu peta yang dibuat
berdasarkan pada acuan peta yang sudah
ada sehinga tidak tidak bisa digunakan
sebagai peta dasar.

3.2.2. Berdasarkan isi yang disajikan


a. Peta Umum
Peta umum yaitu peta yang
mengambarkan sebagaikan semua unsur
topografi dipermukaan bumi, baik unsur
alam maupun unsur buatan manusia, serta
mengambarkan keadaan relatif permukaan
bumi yang dipetakan. Gambar 3. Peta Chorografi
Peta umum dibagi menjadi 3,
sebagai berikut:
a.3. Peta Dunia peta yang berskala
a.1. Peta Topografi sangat kecil dengan cakupan wilayah
Adalah peta yang menggambarkan yang sangat luas.
permukaan bumi lengkap dengan
relatifnya. Penggambaran relatif
permukaan bumi dalam peta digambarkan
dalam bentuk garis kontur. Garis kontur
merupakan garis pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang
memiliki ketinggian yang sama. Sifat-sifat
pada garis kontur semakin rapat jarak
antara garis menunjukan semakin curam
daerah tersebut, begitu pula sebaliknya bila
antargaris menunjukan konturnya jarang Gambar 4. Peta Dunia
maka daerah tersebut adalah landai, bila
5
b. Peta Tematik b. Batas plastis (Plastis Limit) PL (
Peta tematik yaitu peta yang ASTM D 426-56)
menggambarkan informasi dengan tema Menyatakan kadar air minimum
tertentu/khusus. Misalnya peta Geologi, dimana masih dalam keadaan plastis atau
peta pegunungan lahan, peta persebaran kadar air minimumm dimana tanah dapat
obyek wisata, peta kepadatan penduduk digulung-gulung sampai diameter 3,1 mm
dan sebagainya. atau (1//8inchi)

c. Batas susut (shrinkage Limit) SL


Menyatkan batas dimana sesudah
kehilangaan kadar air, selanjutnya tidak
menyebabkan enyusutan volume tanah
lagi. Batas-batas atterberg tersebut seperti
yang terlihat pada gambar

Gambar 5. Peta

3.3. Kosistensi Tanah.


3.3.1. Batas-batas konsistensi (Atterberg Gambar 6. Batas-batas atterberg
Limits)
Batas-batas atterberg tergantung d. Indeks plastis (Platicity Index ) = PI
pada air yang terkandung dalammassa Menunjukan sejumlah kadar air pada
tanah, ini dapat menunjukan beberapa saat kondisi tanah dalam kondisi plastis,
kondisi tanah, seperti : cair – kental – dimana harga inio adalah selisih antara
plastis – semi plastis – padat, perubahan batas cair dan batas plastis.
dari keadaan lainnya sangat penting
diperhatikan sifat fisiknya. Batas kadar air PI = LL – PL
tanah dari keadaan satu menuju keadaan
berikutnya sebagai batas-batas kekentalan /
Tabel 1. Hubungan Antara Indeks Plastis
kosistensi.
Dengan Tingkat Plastisitas dan Jenis
Menurut Hary Charistady
Tanah
Hardiyatmo (2002) batas-batas atterberg
PI Tingkat Jenis Tanah
adalah sebagai berikut:
Plastisitas
a. Batas cair (Liquit Limit) LL ( ASTM D 0 Tidak Pasir
plastis /
423-66)
Menyatakan kadar air minimum Non PI
dimana tanah masih dapat mengalir 0 < PI Plastisitas Lanau ( silt )
dibawah beratnya atau kadar air tanah pada <7 rendah
batas antara keadaan cair ke keadaan 7 – 17 Plastisitas Silty – Clay
plastis. sedang
> 17 Plastisitas Lempung ( Clay )
tinggi
6
SPT telah memperoleh populeritas
e. Indeks Cair (liquidiity Index) = LI dimana-mana sejak tahun 1972 dan telah
Menyatakan perbandingan dalam diterima sebagai alat uji tanah yang rutin
persentase antara kadar air tanah dikurangi dilapangan. SPT dapat dilakukan dengan
batas plastis dengan indeks plastis. cara yang relatif mudah sehingga tidak
𝑤−𝑃𝐿 membutuhkan keterapilan khusus dari
LI =
𝑃𝐼
pemakainya. Metode pengujian tanah
dengan SPT termasuk cara yang ekonomis
Tabel. 2. Tingkat Konsisteni Tanah
utnum memperolah informasi mengenai
kondisi dibawah permukaan tanah.
Sondir (CPT) SPT UCS Consis
Kekuatan tanah yang diuji dengan
Qc (kg/cm2) (N) (kg/cm) tency
tes penetrasi dinyatakan dalam N-SPT.
0 – 0,25
Tahanan Standart Penetration test (N-SPT)
0 – 2 0,25 – Very
yaitu banyaknya pukulan (30 cm terakhir)
2 – 5 0,50 soft
yang diperlukan untuk memasukan splite
5 – 0,50 – Soft
tube sampler dengan menggunakan
0–5 10 1,00 Mediu
hammer berat 63.5 kg yang dijatuhkan dari
5 – 10 10 – 1,00 – m Stiff
ketinggian 75 cm. Alat uji penetrasi
10 – 20 20 2,00 Stiff
diperlihakan pada gambar 7.
20 – 40 20 – 2,00 – Very
40 – 80 30 4,00 stif
80 – 100 >30 >4 Hard

Elevasi terhadap hasil-hasil


pengujian baik dilapangan (Sondir dan
SPT) dan di laboratorium (UCS), yang
merupakan tingkat terhadap kekuatan daya
dukung tanah, yang dinyatakan sebagai
Gambar: alat uji standart penetration test
berikut :
Gambar 7. Alat sondir
3.4. Standart Penetration Test (ASTM
D1452-65)
4. ANALISA DATA
Standart penetration test (SPT)
Penyajian hasil penelitian adalah
dikembangkan untuk meneliti status
rangkuman penelitian dari penelitian
deposit tanah yang tidak kohesif untuk
penelitian yang telah dilakukan
intalasi tiang pancang. Sekarang SPT
berdasarkan studi eksperimen yang telah di
banyak dipakai untuk pengujian baik pada
lakukan sehingga didapat data-data yang
tanah kohesif maupunn tidak kohesif,
masih besifat mentah. Data yang diperoleh
ekplorasi ini rutin dilakukan untuk semua
dari pengujian SPT dilapangan diplotkan
jenis pondasi. Pada pasir lepas dan tanah
pada peta Kota Pontianak, kemudian untuk
kohesif yang sangat berair, dapat
menentukan konsistensi tanah di Kota
ditambahkan suatu alat penyisip sehingga
Pontianak berdasarkan data Nspt yang ada,
contoh tanah dapat tertahan dan dapat
maka Kota Pontianak dibagi menjadi
terangkat ke permukaan tanah tanpa
beberapa kawasan berdasarkan data bor log
terjatuh dari ujung alat pengambilan
terdekat yang memiliki nilai Nspt hingga
contoh.
pada kedalaman 30 meter sampai 40 meter.

7
4.1. Hasil analisa 4.1.4. Kedalaman 8 meter.
Sebaran tanah sesuai dengan Dari kedaman delapan meter yang
konsistensinya dapat dilihat pada diplotkan dapat digambarkan bahwa
penampang peta Kota Pontianak yang kondisi tanah pada kota Pontianak
didapat dari tekanan ujung konus Untuk memiliki konsistensi tanah sangat lunak
mendapatkan nilai Nspt dimana dengan (very soft), ada bagian pada wilayah
nilai tersebut dapat ditentukan konsistensi Pontianak barat, Pontianak kota, Pontianak
tanah pada setiap kedalaman. Hal ini selatan yang memiliki konsistensi tanah
menunjukan bahwa nilai konsistensi tanah lunak (soft).
yang ada di Kota Pontianak sangat
bervariasi, dimana nilai konsistensi 4.1.5. Kedalaman 10 meter.
tersebut akan dijabarkan melalui pemetaan Dari kedalaman sepuluh meter
tanah yang ada di Kota Pontianak. yang diplotkan dapat digambarkan bahwa
kondisi tanah pada kota Pontianak sudah
4.1.1. Kedalaman 2 meter. bervariatif tetapi sebagian besar masih
Dari sebaran titik borlog pada memiliki konsistensi tanah sangat lunak
kedalaman dua meter yang diplotkan pada (very soft), ada bagian pada wilayah
garis kontur berdasarkan nilai NSPT pada Pontianak barat dan Pontianak selatan
kota Pontianak dapat digambarkan bahwa memiliki konsistensi tanah lunak (soft),
pada kedalaman tersebut sebagian besar pada wilayah Pontianak kota ada bagian
tanah yang ada di Kota Pontianak yang memiliki tanah dengan konsistensi
berkonsistensi tanah sangat lunak ( Very tanah sedang kokoh (medium stiff).
Soft ), adapun wilayah Pontianak barat ada
bagian yang memiliki konsistensi tanah 4.1.6. Kedalaman 12 meter.
sedang kokoh (medium stiff). Dari kedalaman dua belas meter
yang diplotkan dapat digambarkan bahwa
4.1.2. Kedalaman 4 meter. kondisi tanah pada wilayah Pontianak barat
Sebaran pada kedalaman empat ada bagian yang memiliki konsistensi tanah
meter yang diplotkan dapat digambarkan lunak (soft), pada wilayah Pontianak kota
bahwa kondisi tanah pada daerah kota ada bagian yang mamiliki tanah sangat
pontianak memiliki konsistensi tanah very lunak (very soft), lunak (soft) dan tanah
Soft dibagian wilayah Pontianak barat ada sedang kokoh (medium stiff), sedangkan
bagian tanah yang memiliki konsistensi pada wilayah Pontianak selatan tenggara
tanah medium stiff, dan pada wilayah masih rata-rata memiliki konsistensi tanah
Pontianak selatan ada bagian yang sangat lunak (very soft).
berkosistensi tanah lunak (soft).
4.1.7. Kedalaman 14 meter.
4.1.3. Kedalaman 6 meter. Dari kedalaman empat belas meter
Dari kedalamana enam meter yang dapat digambarkan bahwa kondisi tanah
diplotkan dapat digambarkan bahwa pada wilayah Pontianak barat memiliki
kondisi tanah pada kota Pontianak konsistensi tanah lunak (soft), pada wilayah
memiliki konsistensi tanah sangat lunak Pontianak kota ada bagian yang memiliki
(very soft), pada wilayah Pontianak kota konsistensi tanah sedang kokoh (medium
ada bagian yang memiliki konsistensi tanah stiff) dan sebagian besar memiliki
lunak (soft). konsistensi tanah lunak (soft), pada wilayah
Pontianak selatan dan tenggara ada bagian
yang memiliki konsistensi tanah sedang
8
kokoh (medium stiff) dan ada bagian yang 4.1.11. Keadalaman 22 meter.
masih memiliki konsistensi tanah lunak Dari kedalaman dua puluh dua
(soft) dan tanah sangat lunak (very soft). dapat digambarkan kosistensi tanah pada
kota Pontianak ada bagian wilayah
Pontianak barat yang memiliki konsistensi
4.1.8. Kedalaman 16 meter. tanah sangat kokoh (very stiff) dan tanah
Dari kedalaman enam belas meter stiff, pada wilayah Pontianak kota,
dapat digambarkan kondisi tanah pada kota Pontianak selatan dan Pontianak tenggara
Pontianak menunjukan sudah sebagian memiliki konsistensi tanah medium stiff
besar memiliki konsistensi tanah sedang dan stiff.
kokoh (mediium stiff), dilihat pada wilayah
Pontianak barat ada bagian tanah yang 4.1.12. Kedalaman 24 meter.
memiliki konsistensi tanah lunak (soft) dan Dari dari kedalaman dua puluh
sedang kokoh (medium stiff), pada wilayah empat dapat digambarkan konsistensi tanah
Pontianak kota ada bagian yang memiliki pada kota Pontianak ada bagian yang
konsistensi tanah keras (hard) dan ada memiliki konsistensi tanah keras (hard).
bagian yang memiliki konsistensi tanah Pada wilayah Pontianak barat memiliki
lunak (soft) dan tanah sedang kokoh konsistensi tanah medium stiff, stiff, very
(medium stiff), pada wilayah Pontianak stiff dan hard, pada wilayah Pontianak kota
selatan dan tenggara memiliki konsistensi memiliki konsistensi tanah medium stiff,
tanah sedang kokoh (medium stiff), tanah stiff dan very stiff, pada wilayah Pontianak
lunak (soft) dan sangat lunak (very soft). selatan dan tenggara memiliki kosistensi
tanah medium stiff, stiff, very stiff dan very
4.1.9. Kedalaman 18 meter. stiff
Dari kedalam delapan belas meter
dapat digambarkan pada kota Pontianak 4.1.13. Kedalaman 26 meter.
ada bagian yang memiliki konsistensi tanah Dari dua puluh enam dapat
kokoh (stiff), pada wilayah Poantianak digambarkan kosistensi tanah pada kota
barat ada bagian yang memiliki konsistensi Pontianak memiliki tanah stiff, very stiff,
tanah stiff dan tanah medium stiff, pada dan hard. Pada wilayah Pontianak barat
bagian Pontianak kota ada yang memiliki memiliki konsistensi tanah stiff dan very
konsistensi tanah soft dan ada yang stiff, pada wilayah Pontianak kota memiliki
berkonsistensi tanah medium stiff dan stiff, konsistensi tanah stiff dan very stiff, pada
pada wilayah Pontianak selatan dan wilayah Pontianak selatan dan tenggara
tenggara juga sama konsistensi yang memiliki konsistensi tanah stiff, very stiff,
dimiliki tanah soft, medium stiff dan stiff. dan hard.

4.1.10. Kedalaman 20 meter. 4.1.14. Kedalaman 28 meter.


Dari kedalaman dua puluh dapat Dari kedalaman dua puluh delapan
digambarkan konsistensi tanah pada kota dapat digambarkan pada wilayah Pontianak
Pontianak memiliki konsistensi tanah barat memiliki konsistensi tanah stiff, dan
medium siff dan stiff. Pada wilayah very stiff, pada wilayah Pontianak kota
Pontianak barat, Pontianak kota, Pontianak memiliki konsistensi stiff dan very stiff,
selatan dan tenggara sama ada bagian yang pada wilayah Pontianak selatan dan
memiliki konsistensi tanah medium stiff tenggara memiliki konsistensi tanah hard’
dan stiff.

9
4.1.15. Kedalaman 30 meter. Pontianak kota, Pontianak selatan dan
Dari kedalaman tiga puluh meter Pontianak tenggara memiliki konsistensi
dapat digambarkan pada wilayah Pontianak tanah hard.
barat memiliki konsistensi tanah stiff, very
stiff, dan hard, pada wilayah Pontianak kota 4.1.20. Kedalaman 40 meter.
memiliki konsistensi tanah stiff, very stiff, Dari kedalaman 40 meter
dan hard, pada wilayah Pontianak selatan digambarkan pada Kota Pontianak
dan tenggara memiliki konsistensi tanah memiliki konsistensi tanah keras (Hard).
hard.

4.1.16. Kedalaman 32 meter. 5. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari kedalaman tiga puluh dua meter 5.1. Kesimpulan.
dapat digambarkan pada wilayah Pontianak Hasil pemetaan dapat disimpulkan
barat memiliki konsistensi tanah Stiff, very sebagai berikut :
stiff, dan hard, pada wilayah Pontianak a. Pontianak Barat.
kota, Pontianak selatan dan Pontianak  Konsistensi tanah sangat lunak
tenggara memiliki konsistensi tanah very (Very Soft) terdapat pada
stiff dan konsistensi tanah hard. kedalaman 0-10 meter.
 Konsistensi tanah lunak (Soft)
terdapat pada kedalaman 12-14
4.1.17. Kedalaman 34 meter. meter.
Dari kedalaman tiga puluh empat  Konsistensi tanah sedang kokoh
meter dapat digambarkan pada kota (Medium Stiff) terdapat pada
Pontianak memiliki konsistensi tanah very kedalaman 16-20 meter.
stiff, dan kosistensi tanah hard. Pada  Konsistensi tanah kokoh (Stiff)
wilayah Pontianak barat memiliki terdapat pada kedalaman 22-32
konsistensi tanah very Stiff, dan konsistensi meter.
tanah hard, pada wilayah Pontianak kota,  Konsistensi tanah sangat kokoh
Pontianak selatan dan Pontianak tenggara (Very Stiff) terdapat pada 34 -36
memiliki konsistensi tanah hard. kedalaman meter.
 Konsistenei tanah keras (Hard)
4.1.18. Kedalaman 36 meter. terdapat pada kedalaman 38-40
Dari kedalaman tiga puluh enam meter.
meter dapat digambarkan kosistensi pada
kota Pontianak memiliki konsistensi tanah b. Pontianak Kota.
very soft, dan konsistensi tanah hard. Pada  Konsistensi tanah sangat lunak
wilayah Pontianak barat memiliki
(Very Soft) terdapat pada
konsistensi tanah very stiff, dan kosnistensi
kedalaman 0-10 meter
tanah hard, pada wilayah Pontianak kota,
 Konsistensi tanah lunak (Soft)
Pontianak selatan dan Pontianak tenggara
terdapat pada kedalaman 12-16
memiliki konsistensi tanah hard.
meter.
 Konsistensi tanah sedang kokoh
4.1.19. Kedalaman 38 meter.
(Medium Stiff) terdapat pada
Dari kedalaman tiga puluh delapan
kedalaman 18-20 meter.
meter dapat digambarkan konsistensi pada
kota Pontianak memiliki konsistensi tanah
hard. dilihat dari wilayah Pontinak barat,
10
 Konsistensi tanah kokoh (Stiff)  Umumnya konsistensi pada Kota
terdapat pada kedalaman 22-26 Pontianak adalah tanah sangat
meter. lunak (Very Soft).
 Konsistensi tanah sangat kokoh
(Very Stiff) terdapat pada Dari plot potongan konsistensi tanah
kedalaman 28-30 meter. vertikal dapat diketahui keadaan tanah pada
 Konsistensi tanah keras (Hard) kota Pontianak dapat dijabarkan keadaan
terdapat pada kedalaman 32-40 very soft dari wilayah Pontianak Selatan
meter. dan Pontianak tenggara lebih dalam
dibanding dengan keadaan very soft
c. Pontianak Selatan. diwilayah Pontianak barat, untuk
 Konsistensi tanah sangat lunak mendapatkan konsistensi tanah hard
(Very Soft) terdapat pada diwilayah Pontianak selatan dan Pontianak
kedalaman 0-14 meter Tenggara perlu mencapai kedalaman >26
 Konsistensi tanah lunak (Soft) meter sedangkan pada wilayah Pontianak
terdapat pada kedalaman 16-18 barat dan pontianak kota perlu mencapai
meter. kedalaman >30 meter.
 Konsistensi tanah sedang kokoh
(Medium Stiff) terdapat pada
kedalaman 20-22 meter. 4.2. Saran.
 Konsistensi tanah kokoh (Stiff)  Hasil dari penulisan ini kiranya
terdapat pada kedalaman 22-24 dapat dijadikan sebagai
meter. pembanding maupun perkiraan
 Konsistensi tanah sangat kokoh awal dalam menentukan jenis
(Very Stiff) terdapat pada pondasi dan biaya dalam suatu
kedalaman 26 meter. pelaksanaan konstruksi.
 Konsistenei tanah keras (Hard)  Bagi setiap bangunan yang akan
terdapat pada kedalaman 28-40 didirikan hendaknya perlu
meter. dilakukan penyelidikan tanah yang
detail dan lengkap.
d. Pontianak Tenggara  Untuk mendapatkan hasil yang
 Konsistensi tanah sangat lunak lebih akurat, sebaiknya dalam
(Very Soft) terdapat pada melakukan pengujian NSPT
kedalaman 0-12 meter dilakukan lebih dari satu titik
 Konsistensi tanah lunak (Soft) sehingga data yang dianalisa lebih
baik.
terdapat pada kedalaman 14-16
meter.
 Konsistensi tanah kokoh (Stiff)
terdapat pada kedalaman 18-22
meter.
 Konsistensi tanah keras (Hard)
terdapat pada kedalaman 24-36
meter.

11
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, Joseph E. 1999. Analisa Dan
Desain Pondasi. Edisi Keempat.
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah


(prinsip-Prinsip Rekayasa
Geoteknis). Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Eduard, A. P. 2014. Korelasi Nilai N-SPT


Terhadap Sifat-Sifat Fisik Dan
Mekanis Tanah. Pontianak:
Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.

HATTI, Workshop Sertificasi (G-1)


Himpunan Ahli Teknik Tanah
Indonesia Vol 1, Jakarta.

Khomshin. 2004. Buku Ajar Pemetaan


Digital. Program Studi Teknik
Geodesi ITS. Surabaya.

Sosrodarsono dan Takasaki. 1983.


Pengukurun Tofografi Dan Teknik
Pemetaan. PT. Pradnya Paramita.
Jakarta.

Terzaghi, Karl dan Peck, Ralph B 1993.


Mekanika Tanah Dalam Praktek
Rekayasa. Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga

Verhoef, P. N. W. 1994. Geologi Untuk


Teknik Sipil. Jakarta: Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai