:
No. Dokumen
:
SOP Tanggal terbit
:
No. Revisi
:
Tgl. Mulai Berlaku
:
Halaman
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
7. Diagram alir
PENCABUTAN GIGI DENGAN CHLOR
ETHYL
:
No. Dokumen
:
SOP Tanggal terbit
:
No. Revisi
:
Tgl. Mulai Berlaku
:
Halaman
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah 1. Petugas menghidupkan kompresor sebelum dipakai
2. Petugas mengecek contra angle, air syringe, water
syringe, saction, tempat air, tombol pengatur posisi
pasien dan lampu
3. Petugas membersihkan bur dengan alkohol setelah
dipakai
4. Petugas membuang sisa angin dalam kompresor setelah
Dental Unit selesai dipakai.
5. Petugas mencabut stop kontak
6. Petugas mengisi tabung penampungan air pada Dental
Unit jika sudah kosong / habis
7. Petugas memberi / mengolesi minyak pada contra angle
2 kali dalam seminggu
8. Petugas melakukan service 2 kali dalam 1 tahun atau
jika perlu
6. Unit terkait
7. Diagram alir
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
3. Kebijakan
4. Referensi KEP.MENKES RI. NO 284 / MENKES / SK / IV / 2006.
Tentang Standar Pelayanan Asuhan Kesgilut
5. Prosedur/ Langkah- langkah 1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
2. Petugas mencocokan identitas pasien yang dipanggil ( nama,
umur, alamat, KK )
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien datang ke
Puskesmas dimana lokasi gigi yang sakit ( lokal/ menyebar ),
sejak kapan dirasakan, sudah pernah diobati atau belum
4. Petugas menanyakan dan mencatat riwayat kesehatan umum
pasien seperti Jantung, Gula darah, Darah tinggi, kehamilan,
Asma, Tbc ( paru ), komplikasi / alergi obat yang pernah
dialami
6. Unit terkait
7. Diagram alir
TUMPATAN SEMENTARA
:
No. Dokumen
:
SOP Tanggal terbit
:
No. Revisi
:
Tgl. Mulai Berlaku
:
Halaman
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
3. Kebijakan
6. Unit terkait
7. Diagram alir
TUMPATAN TETAP
:
No. Dokumen
:
SOP Tanggal terbit
:
No. Revisi
:
Tgl. Mulai Berlaku
:
Halaman
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
PENUTUPAN PELAYANAN
:
No. Dokumen
:
SOP Tanggal terbit
:
No. Revisi
:
Tgl. Mulai Berlaku
:
Halaman
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
5. Prosedur/ Langkah- 1. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan ukur vital sign
langkah serta penandatanganan persetujuan tindakan medis atau
Inform consent
2. Mencuci tangan dan memakai APD
3. Persiapan alat dan bahan. Siapkan alat suntik yang telah
diisi larutan anestesi tanpa ada gelembung udara
4. Mengatur posisi pasien dan posisi operator
5. Dengan jari telunjuk lakukan perabaan pada muccobukal
fold diteruskan sampai pada linea oblique externa dan batas
anterior ramus ascendus
6. Oleskan bahan antiseptik (povidone iodine) pada bagian
mukosa yang akan diinsersikan jarum anastesi.
7. Dari cekungan terdalam ramus tersebut kira-kira setinggi
sulcus mandibularis, insersikan jarum injeksi dengan posisi
pertama dari arah kontra lateral antara premolar satu dan
premolar dua rahang bawah tepat dipertengahan kuku
telunjuk kiri dan dorong sampai menyentuh tulang.
8. Tariklah jarum sedikit, kemudian posisi kedua arah jarum
diubah hingga sejajar atau ipsilateral dengan dataran
oklusal pada sisi yang akan dianastesi kemudian insersikan
jarum ke arah posterior melewati linea oblique interna
9. Ubahlah syringe ke posisi ketiga ke arah semula atau arah
jarum suntik dari sentral incisivus rahang bawah kemudian
dorong lebih masuk hingga ujung jarum menyentuh tulang.
Lakukan aspirasi dan bila (-) aman tidak masuk darah maka
deponir larutan anastetikum sebanyak 1 – 1,5 ml dengan
pelan-pelan.
10. Untuk anastesi nervus lingualis, jarum ditarik dengan
pelan-pelan hingga jarum yang masih masuk ke dalam
jaringan kira-kira tersisa sepanjang 1 cm kemudian aspirasi
lagi bila (-) dideponir sisa larutan anastetikum lokal
sebnayak 0,5 ml dengan pelan-pelan
11. Efek anastesi terasa dari beberapa detik sampai 10 menit.
6. Unit terkait
7. Diagram alir
ANASTESI INFILTRASI
No. Dokumen :
Tanggal terbit :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
5. Prosedur/ Langkah- 1. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan ukur vital sign serta
langkah penandatanganan persetujuan tindakan medis atau Inform
consent
2. Mencuci tangan dan memakai APD
3. Persiapan alat dan bahan. Siapkan alat suntik yang telah diisi
larutan anestesi tanpa ada gelembung udara
4. Mengatur posisi pasien dan posisi operator
5. Oleskan bahan antiseptik (povidone iodine) pada bagian
mukosa yang akan diinsersikan jarum anastesi.
6. Insersikan jarum suntik pada lipatan mukobukal/mukolabial
dan kemudian menempel pada tulang.
7. Diaspirasi, kalau (-). suntikkan 1,5 cc larutan anastesi
8. Alat suntik di arahkan kedaerah palatal/lingual daerah yang
akan disuntik,
9. Diaspirasi, kalau (-). suntikkan 0,3 cc larutan anastesi
10. Kemudian jarum dicabut. Suntikan selesai
6. Unit terkait
7. Diagram alir
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
2. Pemeriksaan Klinis
Gigi mati atau sisa akar dengan perkusi(-) palpasi(-)
KU baik
3. Diagnosa
Gangren pulpa / Nekrosis pulpa
Radixes
4. Terapi
Jelaskan pada pasien mengenai jalannya pencabutan dan
resiko komplikasi fraktur apabila gigi ada kelainan.
Lakukan pengukuran tekanan darah (Cek vital sign)
Persetujuan tindakan/inform counsen.
Pemilihan anaestesi. Isikan spuit injeksi dengan obat
anaestesi.
Intruksikan pasien untuk berkumur. Daerah yang akan
dianestesi olesi dengan povidone iodine.
Lakukan anaestesi: Blok anaestesi untuk gigi posterior
rahang bawah, infiltrasi anaestesi untuk gigi anterior
rahang atas dan gigi anterior rahang bawah.
Setelah ada tanda teranaestesi lakukan separasi dan
longgarkan soket gigi dengan sonde atau ekskavator dan
kearah sisi mesial dan distal dengan bein. Letakkan
blade tang sejauh mungkin sepanjang permukaan
akar.
Fiksasi tulang alveolar sekitar gigi yang akan dicabut
dengan tangan kiri. Gerakkan tang kearah bucco
lingual atau labiopalatal, bila gigi sudah terasa goyang
lakukan rotasi sambil ditarik keluar soketnya.
Setelah pencabutan intruksikan pasien untuk sedikit
berkumur. Apabila ada tulang yang tajam lakukan
pemotongan atau haluskan. Massase atau pemijatan
pada soket dengan kapas yang telah diberi betadine/yod.
Beri tampon pada luka bekas pencabutan. Intruksi
untuk menggigit tampon selama 1jam.
Pasien dianjurkan untuk jangan sering berkumur dan
meludah, jangan menghisap daerah bekas pencabutan,
dianjurkan minum makan yg dingin-dingin jangan yg
panas-panas, jangan memainkan luka dengan lidah serta
hindari merokok dan mengunyah permen karet.
Berikan antibiotik dan analgetik serta anti inflamasi bila
perlu Pemberian antibiotik dengan dosis yang ade kuat
untuk jangka waktu 5 hari.
6. Unit terkait
7. Diagram alir
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
1. Pengertian Penata laksanaan Dry Socket adalah suatu kondisi infeksi pada
alveolus yang disebabkan oleh invasi bakteri, dimana beku darah
gagal terbentuk.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi dalam
menanggulangi kasus dry socket setelah pencabutan.
Pelaksanaan Dry socket (alveolitis) harus mengikuti langkah-
langkah yang tetuang dalam SPO.
3. Kebijakan
4. Referensi Pedoman Paket dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas Tahun 2012
Keputusan Mentri Kesehatan RI. No. HK.02.02/62/2015
5. Prosedur/ Langkah- langkah 1. Alat
a. Sonde
b. Excavator
c. Pinset
d. Kaca mulut
2. Bahan
a. Povidon
b. Lidocain
c. Tampon kassa
d. Larutan saline
e. Cotton Roll
1. Kunjungan I
a. Petugas melakukan irigasi tulang alveolar yang terbuka
dengan larutan saline,
b. Petugas melakukan palpasi dengan hati-hati
menggunakan kapas untuk menentukan sensitivitas,
c. Petugas melakukan anestesi lokal (bila pasien merasa
kesakitan pada waktu palpasi),
d. Petugas melakukan kuretase ringan bila diperlukan,
e. Petugas memasukkan pembalut obat-obatan yang
dibungkus kassa kedalam alveolus,
f. Petugas memberi resep analgetik,
g. Petugas menginstruksikan pasien untuk kontrol.
3. Kunjungan ke III
Petugas merujuk ke rumah sakit bila dalam 10 hari tidak ada
perbaikan
6. Unit terkait
7. Diagram alir
:
No. Dokumen
:
SOP Tanggal terbit
:
No. Revisi
:
Tgl. Mulai Berlaku
:
Halaman
Tanda Tangan:
Ditetapkan oleh: dr. Budi Darmoyo, M Kes
Kepala Puskesmas Kesesi II NIP : 19690510 200212 1 004
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ Langkah- langkah
6. Unit terkait
7. Diagram alir