Anda di halaman 1dari 10

2.3.

ANALISA SARINGAN AGREGAT

Pengujian analisis saringan agregat halus dan agregat kasar tujuannya


adalah untuk mengetahui gradasi butiran dari agregat halus dan agregat kasar
termasuk agregat campuran.

2.3.1. Peralatan

a). Timbangan – Timbangan yang digunakan untuk pengujian agregat


halus dan agregat kasar harus memiliki keterbacaan dan ketelitian
sebagai berikut:
1). Untuk agregat halus, pembacaan sampai 0,1 g dan ketelitian 0,1 g
atau 0,1% dari massa uji, dipilih nilai yang lebih besar pada kisaran
nilai yang digunakan.
2). Untuk agregat kasar atau gabungan dari agregat halus dan
agregat kasar, pembacaan dan ketelitian sampai 0,5 g atau 0,1%
dari massa uji, dipilih nilai yang lebih besar pada kisaran nilai yang
digunakan.
b). Saringan − Saringan harus terpasang pada rangka yang tersusun
sedemikian sehingga dapat mencegah kehilangan material selama
penyaringan. Saringan dan rangka standar harus sesuai dengan
persyaratan spesifikasi ASTM E 11 (SNI 03-6866-2002). Rangka
non-standar yang dapat digunakan harus sesuai dengan persyaratan
spesifikasi ASTM E 11.
CATATAN 1 – Disarankan menggunakan saringan dengan diameter
lebih besar dari pada diameter standar 203,2 mm (8 inci), untuk
mengurangi kemungkinan beban berlebih dalam saringan pada
pengujian agregat kasar, lihat 8.3.
c). Pengguncang saringan mekanis – Apabila digunakan saringan yang
digerakkan secara mekanis, saringan tersebut harus menghasilkan
gerakan saringan yang menyebabkan butiran memantul, berjatuhan
atau berputar, bergerak tidak beraturan di atas permukaan saringan.

14
Cara penyaringan harus sesuai dengan yang dijelaskan pada 8.4 dalam
jangka waktu tertentu.
CATATAN 2 – Disarankan menggunakan pengguncang saringan
mekanis, apabila banyaknya contoh uji 20 kg atau lebih, dan dapat
digunakan untuk contoh uji yang lebih kecil, termasuk agregat halus.
Kelebihan waktu (kurang lebih 10 menit) untuk mencapai penyaringan
yang cukup dapat mengakibatkan degradasi pada contoh uji.
Pengguncang saringan mekanis yang sama tidak bisa digunakan untuk
semua ukuran contoh uji karena luasan penyaringan besar hanya
digunakan untuk agregat kasar dengan ukuran nominal besar, apabila
digunakan untuk contoh agregat kasar dengan ukuran kecil atau agregat
halus, akan menyebabkan hilangnya sebagian contoh uji.
d). Oven – Oven yang digunakan harus memiliki ukuran yang sesuai
dan dapat mempertahankan temperatur yang merata pada (110 ± 5 ) ˚C.

2.3.2. Pengambilan dan penyiapan contoh uji

Pengambilan contoh uji agregat dilakukan sesuai dengan ASTM D 75 (SNI


03-6889-2002). Banyaknya berat contoh dari lapangan harus sesuai dengan yang
disyaratkan dalam ASTM D 75 (SNI 03-6889-2002) atau empat kali dari jumlah
yang disyaratkan dalam 7.4 dan 7.5 (kecuali seperti dimodifikasi dalam 7.6),
diambil nilai yang lebih besar.
Pengadukan contoh agregat dilakukan dengan seksama dan contoh uji
tersebut dikurangi sampai jumlah yang berlaku dalam ASTM C 702 (SNI 13-
6717-2002). Banyaknya contoh harus mendekati jumlah yang dibutuhkan dalam
kondisi kering merupakan hasil akhir dari proses pengurangan.Pengurangan
contoh sampai jumlah yang persis sebagaimana jumlah minimum yang
ditentukan tidak diizinkan.
CATATAN 3 – Jika hanya ukan material yang lolos saringan 0,075 pangan
untuk menghindari jumlah berlebih

Agregat halus – Jumlah contoh uji agregat halus setelah kering harus
minimum 300 g. Agregat kasar – Jumlah contoh uji agregat kasar harus sesuai
dengan Tabel 1:

15
Tabel Berat minimum contoh uji agregat kasar

Campuran agregat kasar dan agregat halus – banyaknya contoh uji


campuran agregat kasar dan agregat halus harus sama dengan banyaknya contoh
uji untuk agregat kasar pada butir 7.4.
Contoh uji agregat kasar berukuran besar - banyaknya contoh uji yang
diperlukan untuk agregat dengan ukuran nominal maksimum ≥ 50 mm harus
sedemikian untuk mencegah pengurangan contoh uji, kecuali menggunakan alat
pemisah contoh dan alat pengguncang saringan mekanis. Sebagai alternatif,
apabila peralatan tersebut tidak tersedia, daripada menggabungkan dan
mencampurkan contoh uji tersebut kemudian mengurangi contoh lapangan lebih
baik melakukan analisis saringan dengan jumlah yang kira-kira sama dengan
keperluan contoh uji sehingga total massanya sesuai dengan persyaratan dalam
7.4. Apabila jumlah material lebih halus dari saringan ukuran 0,075 mm (No. 200)
harus ditentukan sesuai dengan ASTM C 117, sebagai berikut:
Untuk agregat dengan ukuran nominal maksimum ≤ 12,5 mm (1/2 inci) atau
kurang, contoh uji yang sama dapat digunakan untuk pengujian dengan ASTM C
117 dan metode ini. Pertama uji sesuai dengan ASTM C 117 sampai pekerjaan
pengeringan, lalu lakukan penyaringan kering contoh uji seperti yang ditetapkan
pada 8.2 sampai dengan 8.7.
Untuk agregat dengan ukuran nominal maksimum > 12.5 mm (1/2 inci),
contoh uji tunggal boleh digunakan, seperti yang dijelaskan pada 7.7.1 atau atau
contoh uji yang berbeda boleh digunakan ASTM C 117 dan metode ini.

16
Apabila spesifikasi diperlukan untuk menentukan jumlah totalmaterial lolos
saringan ukuran 0,075 mm (No. 200) dengan pencucian dan penyaringan kering,
gunakan prosedur yang dijelaskan pada 7.7.1.

2.3.3. Cara uji

1. Keringkan contoh uji sampai massa tetap pada temperatur 110 ± 5 oC (230
± 9 oF).
CATATAN 4 – Untuk keperluan kontrol, terutama bila hasil dibutuhkan
segera, umumnya contoh uji agregat kasar tidak perlu dikeringkan untuk
pengujian analisis saringan. Hasilnya akan sedikit dipengaruhi oleh kadar
air kecuali: (1) ukuran maksimum nominal lebih kecil dari12,5 mm (1/2
inci); (2) agregat kasar mengandung material yang lebih halus dari 4,75
mm (No. 4); atau (3) agregat kasar memiliki peresapan yang tinggi
(contohnya agregat ringan). Tanpa mempengaruhi hasil, contoh uji boleh
dikeringkan pada temperatur lebih tinggi dengan penggunaan hot-plates
dengan syarat uap tidak terperangkap sehingga tidak menghasilkan
tekanan yang cukup untuk menghancurkan partikel dan temperatur tidak
terlalu tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan secara kimiawi pada
agregat.

2. Saringan dipilih berdasarkan bukaan yang sesuai dengan bahan yang akan
diuji untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam spesifikasi.
Saringan-saringan tambahan dapat digunakan jika diperlukan untuk
memberikan informasi lain, seperti modulus kehalusan atau untuk
mengatur jumlah material dari suatu saringan tertentu. Saringan disusun
dengan urutan dari atas ke bawah, dengan saringan yang memiliki bukaan
lebih besar ditempatkan di bagian atas dan menempatkan contoh uji di
bagian atas saringan. Saringan diguncangkan dengan cara manual atau
menggunakan peralatan mekanis dengan waktu yang cukup, dengan cara
coba-coba atau mengukur contoh uji yang nyata, untuk memenuhi
kriteria kecukupan penyaringan,

3. Jumlah contoh uji pada saringan dibatasi sehingga semua butiran


mempunyai kesempatan untuk mencapai bukaan saringan selama waktu
pelaksanaan penyaringan. Untuk saringan dengan bukaan saringan lebih

17
kecil dari 4,75 mm (No. 4), jumlah yang tertahan pada setiap saringan
pada akhir proses penyaringan tidak boleh melebihi 7 kg/m2 dari luas
permukaan saringan (lihat Catatan 5). Untuk saringan dengan bukaan
saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) atau lebih besar, jumlah contoh uji yang
tertahan pada saringan dalam kg tidak melebihi dari 2,5 kali [bukaan
saringan, mm x (luas penyaringan efektif m2)] yang ditunjukkan pada
Tabel 2.4 untuk lima tipe ukuran bingkai saringan yang umum digunakan.
Jumlah material pada saringan dibatasi sehingga jumlah yang tertahan
tidak boleh menyebabkan perubahan permanen pada kain saringan.

Tabel - Jumlah contoh uji maksimum yang diizinkan tertahan pada saringan, kg

18
3.1 Adanya material berlebih di atas setiap saringan harus
dihindari dengan cara mengikuti salah satu dari metode berikut
ini:
3.1.1 Satu saringan tambahan disisipkan dengan ukuran bukaan
di antara saringan yang berlebih dan saringan di atasnya,
dalam susunan saringan semula.
3.1.2 Contoh uji dipisahkan menjadi dua bagian atau lebih,
penyaringan setiap bagian dilakukan secara terpisah.
Jumlah dari beberapa bagian yang tertahan pada satu
saringan tertentu digabungkan sebelum menghitung
persentase contoh uji.
3.1.3 Menggunakan saringan-saringan yang memiliki ukuran
bingkai lebih besar dan memiliki bidang penyaringan yang
lebih besar.
CATATAN 5 – 7 kg/m2 setara dengan 200 g untuk saringan dengan
diameter 203,2 mm (8 inci) (dengan permukaan efektif penyaringan
berdiameter 190,5 mm (7,5 inci).

4. Lanjutkan penyaringan dengan waktu secukupnya sehingga setelah selesai


tidak lebih dari 1% massa total contoh uji yang tertahan pada setiap
saringan selama 1 menit dengan penyaringan manual secara terus menerus
yang dilakukan sebagai berikut: Pegang setiap saringan yang telah
dilengkapi pan dan penutup dengan posisi agak miring dengan satu tangan.
Ketuk sisi dari saringan dengan keras ke arah tangan yang satunya dengan
kecepatan sekitar 150 kali per menit, putar saringan sekitar 1/6 putaran
pada setiap interval sekitar 25 kali. Dalam menentukan penyaringan yang
memadai untuk ukuran saringan lebih besar dari 4,75 mm (No.4), batasi
contoh uji pada saringan dalam satu lapisan partikel. Jika ukuran susunan
saringan penguji membuat gerakan penyaringan tidak praktis, gunakan
saringan dengan diameter 203 mm (8 inci) untuk memverifikasi
penyaringan yang memadai.

19
5. Untuk campuran agregat kasar dan agregat halus, bagian contoh uji yang
lebih halus dari saringan 4,75 mm (No4) dapat didistribusikan menjadi
dua atau lebih susunan saringan-saringan untuk mencegah muatan
berlebih pada setiap saringan. 8.5.1 Cara lain, jumlah bagian yang lebih
halus dari saringan 4.75 mm (No.4) dapat dikurangi dengan menggunakan
pemisah contoh uji mekanis menurut metode ASTM C 702.. Jika langkah
kerja ini diikuti, berikut :

A = W1 x B ...............................................................(1)
W2

Keterangan:
A = massa setiap ukuran pada jumlah contoh uji total;
W1 = massa setiap fraksi yang lolos saringan 4,75 mm (No.4);
W2 = massa bagian yang berkurang pada contoh uji lolos saringan 4,75
mm (No.4) yang disaring, dan
B = jumlah massa agregat halus dari agregat gabungan.

6. Jika tidak menggunakan pengguncang saringan mekanis, untuk partikel


yang lebih besar dari 75 mm (3 inci) dapat dilakukan penyaringan tangan,
dengan menentukan bukaan saringan terkecil sampai setiap partikel bisa
lolos. Dimulai dengan menggunakan saringan paling kecil. Memutar
partikel-partikel, jika diperlukan, untuk menentukan apakah partikel lolos
melalui bukaan tertentu. Bagaimanapun, jangan memaksa partikel-partikel
untuk lolos melalui satu bukaan. (7) Tentukan massa contoh uji tertahan
pada setiap saringan dengan menggunakan timbangan yang sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan dalam 5.1 dengan ketelitian 0.1% dari
jumlah total contoh uji kering. Massa total contoh uji setelah penyaringan
harus mendekati massa awal dari contoh uji yang ditempatkan pada
saringan. Jika perbedaan lebih dari 0,3% massa awal contoh uji kering,
hasilnya tidak boleh digunakan untuk syarat penerimaan.
8.8 Jika contoh uji sebelumnya telah diuji dengan Metode Uji C 117, tambahkan
massa lolos saringan 75 µm (No. 200) sesuai dengan metode tersebut kepada

20
massa yang lolos saringan 75 µm (No. 200) dengan penyaringan kering dari
contoh uji yang sama pada metode ini.

2.3.4. Hasil Pengujian


Adapun pengujian pemeriksaan analisa saringan aggregat kasar dan halus
sesuai SNI 1970 2016 adalah sebagai berikut :

21
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN AGGREGAT KASAR

Sumber contoh :
Diuji tanggal :
Diuji oleh :
Diperiksa oleh :
Metode uji : SNI ASTM C136 : 2012

Tabel Pemeriksaaan Analisa Saringan Kasar


No Berat Jumlah Berat Jumlah Persen
Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lewat
3"
2.1/2"
2" 0 0 0 100
1.1/2" 0 0 0 100
1" 0 0 0 100
3/4. 9745.90 9745.90 77.58 22.42
1/2" 2391.50 12137.40 96.62 3.38
3/8" 259.80 12397.20 98.69 1.31
3/16" 164.40 12561.60 100 0
NO. 8
NO. 10
NO. 16
NO. 30
NO. 40
NO. 50
NO. 60
NO. 70
NO.100
NO.200
PAN

Kendari, Februari 2019

Mengetahui,

22
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN AGGREGAT HALUS

Sumber contoh :
Diuji tanggal :
Diuji oleh :
Diperiksa oleh :
Metode uji : SNI ASTM C136 : 2012

No Berat Jumlah Berat Jumlah Persen


Saringan Tertahan Tertahan Tertahan Lewat
3"
2.1/2"
2"
1.1/2"
1"
3/4.
1/2"
3/8"
3/16" 0.00 0.00 0.00 100.00
NO. 8 21.90 21.90 7.41 92.59
NO. 10
NO. 16 54.30 76.20 25.89 74.15
NO. 30 79.20 155.40 52.64 47.36
NO. 40
NO. 50 70.20 225.60 76.39 23.61
NO. 60
NO. 70
NO.100 63.30 288.90 97.80 2.20
NO.200 768.00
PAN 6.50 298.6 100 0

Kendari, Februari 2019

Mengetahui,

23

Anda mungkin juga menyukai