Disusun oleh :
PINGKY TRIVERA ARISKHA
XI IPA 2 / 23
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran fisika. Di samping itu,
saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya para pelajar agar
dapat mengetahui atau menambah wawasan tentang Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada
Gerakan Wahana Roller Coaster
Makalah ini dapat saya susun karena adanya pihak yang telah berjasa membantu kami. Oleh
karena itu, di kesempatan kali ini kami ingin berterimakasih kepada:
1. Bu Suryaningsih selaku Pembina mata pelajaran fisika yang telah sangat berjasa
membantu saya menyusun makalah ini.
2. Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada kami,
3. Teman - Teman kelas XI IPA 2 yang juga selalu memberikan saya semangat untuk
menyusun makalah ini.
Saya menyadari bahwa tanpa dukungan dari semua pihak di atas tadi, saya tidak dapat
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang sudah membaca makalah
ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin .
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu contoh aplikasi usaha dan energi adalah gerakan Roller Coaster
pada lintasan lingkaran vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita
menganggap bahwa Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi,
sehingga agar bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus
digiring sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan,
baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan.
Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan
kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki
ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun
sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat.
Ketika meluncur dari bukit pertama, penumpang dilepas dan jatuh bebas
dipercepat. Agar efek jatuh bebas ini dapat lebih dirasakan, lintasan luncuran dibuat
berbentuk seperti sebuah parabola (lintasan benda dibawah medan gravitasi). Gerakan
turun dipercepat ini membuat jantung dan alat‐alat tubuh sedikit terangkat dari tempat
semula (inersia). Efek inersia inilah yang memberikan sensasi‐sensasi tertentu seperti
semangat rasanya mau terbang, timbul rasa mual dsb.
Memasuki loop, penumpang dihadapkan pada loop yang berbentuk seperti
tetes cair. Loop tidak dibuat seperti lingkaran penuh karena pada titik terendah loop
lingkaran penumpang akan mengalami bobot 6 kali bobot semula. Dengan bobot
demikian besar, darah tidak mampu mengalir ke otak, mata berkunang‐kunang dan
orang akan pingsan. Dengan lintasan berbentuk tetes cair, bobot maksimum yang
dirasakan penumpang sekitar 3,7 bobot semula. Bobot sebesar ini tidak terlalu
berbahaya bagi penumpang. Dipuncak loop penumpang berada pada posisi terbalik.
Penumpang tidak akan jatuh karena gaya sentrifugal (arah ke atas) yang dirasakan
mampu mengimbangi gaya berat akibat tarikan gravitasi bumi.
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja,
tetapi juga pada belokan‐belokan tajam yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika
penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya ketika
berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental lebih keras
jika berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak
penumpang membiarkan tangan mereka bebas sambil berteriak‐teriak.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada Gerakan Wahana Roller
Coaster
2. Menjelaskan Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada Gerakan Wahana Roller
Coaster
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan acuan bagi masyarakat akan pengaruh
energi terhadap wahana roller coaster
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Siswa
Manfaat yang diperoleh bagi Siswa sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan bagi siswa
b. Memberikan pemahaman kepada siswa akan pengaruh energi terhadap
wahana roller coaster
1.4.2.2 Bagi Peneliti
Sebagai tambahan refrensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan
penelitian di masa yang akan datang.
Bab II
Kajian Pustaka
Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefinisikan sebagai
hasil kali perpindahan dengan gaya yang searah dengan perpindahan.
Untuk mencari satuan dan dimensi usaha, dapat diturunkan dari rumus (6.1).
Jika digunakan Satuan Sistem Internasional maka, gaya F dalam newton (kg m/s2)
dan perpindahan s dinyatakan dalam meter (m).
= kg m2/s2
= joule
Satu Joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton untuk
memindahkan benda sejauh satu meter
= MLT-2 . L
= ML2 T-2
Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan
kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki
ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun
sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat.
3.1 Prinsip Usaha dan Energi Penerapan Pada Wahana Roller Coaster (dicari
gambarnya di Ilmu fisika dan penelitian evaluasi pendidikan)
Energi potensial diubah menjadi energi kinetik ketika roller coaster bergerak
menurun.
12
Energi kinetik di ubah menjadi energi potensial ketika roller coaster bergerak
menaik.
13
Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan karena kita
menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus
bergerak lagi ke titik C dan seterusnya
Disini akan difokuskan pada jenis gerakan yang mungkin terdapat dalam
lintasan roller coaster.
3.2.1 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola
Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda
melakukan gerakan parabola.
14
Misalnya sebuah benda diletakan pada bidang miring sebagaimana
tampak pada gambar di atas. pada analisis ini kita menganggap permukaan
bidang miring sangat licin sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat
gerakan benda. Kita juga mengabaikan hambatan udara. Ini adalah model
ideal.
Apabila benda kita letakan pada bagian paling atas bidang miring,
ketika benda belum dilepaskan, benda tersebut memiliki EP maksimum. Pada
titik itu EK-nya = 0 karena benda masih diam. Total Energi Mekanik benda =
Energi Potensial (EM = EP).
Perhatikan bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat yang
besarnya adalah mg cos teta. Ketika benda kita lepaskan, maka benda pasti
meluncur ke bawah akibat tarikan gaya berat. Ketika benda mulai bergerak
meninggalkan posisi awalnya dan bergerak menuju ke bawah, EP mulai
berkurang dan EK mulai bertambah. EK bertambah karena gerakan benda
makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang nilainya tetap yakni g cos
teta. Ketika benda tiba pada separuh lintasannya, jumlah EP telah berkurang
menjadi separuh, sedangkan EK bertambah setengahnya. Total Energi
Mekanik = ½ EP + ½ EK.
Semakin ke bawah, jumlah EP makin berkurang sedangkan jumlah EK
semakin meningkat. Ketika tiba pada akhir lintasan (kedudukan akhir di mana
h2 = 0), semua EP berubah menjadi EK. Dengan kata lain, pada posisi akhir
lintasan benda, EP = 0 dan EK bernilai maksimum. Total Energi Mekanik =
Energi Kinetik.
15
3.2.3 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Bidang Lengkung
Ketika benda berada pada bagian A dan benda masih dalam keadaan
diam, Energi Potensial benda maksimum, karena benda berada pada
ketinggian maksimum (hmaks). Pada benda tersebut bekerja gaya berat yang
menariknya ke bawah. Ketika dilepaskan, benda akan meleuncur ke bawah.
Ketika mulai bergerak ke bawah, h semakin kecil sehingga EP benda makin
berkurang. Semakin ke bawah, kecepatan benda semakin makin besar
sehingga EK bertambah. Ketika berada pada posisi B, kecepatan benda
mencapai nilai maksimum, sehingga EK benda bernilai maksimum.
Sebaliknya, EP = 0 karena h = 0. Karena kecepatan benda maksimum pada
posisi ini, benda masih terus bergerak ke atas menuju titik C. Semakin ke atas,
EK benda semakin berkurang sedangkan EP benda semakin bertambah. Ketika
berada pada titik C, EP benda kembali seperti semula (EP bernilai maksimum)
dan posisi benda berhenti bergerak sehingga EK = 0. Jumlah Energi Mekanik
tetap sama sepanjang lintasan.
3.2.4 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Bidang Lingkaran
16
vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita menganggap bahwa
Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar
bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring
sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan,
baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada
ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum sedangkan EK-nya
nol, karena roller coaster belum bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster
memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi ini EK-nya bernilai
maksimum. Karena pada titik B laju Roller coaster maksimum maka ia terus
bergerak ke titik C. Benda tidak berhenti pada titik C tetapi sedang bergerak
dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini Roller coaster masih memiliki
sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik telah berubah menjadi Energi Potensial
karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum dari lintasan
lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua
Energi Kinetik Roller coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan EP-nya
bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan. Karena kita
menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus
bergerak lagi ke titik C dan seterusnya.
3.2.5 Energi Mekanik pada Gerak Roller Coaster
Sebuah kelereng dengan massa m dilepaskan dengan kecepatan awal
v0. Kelereng tersebut bergerak mengikuti bidang dalam sebuah lingkaran
seperti gerak roller coaster. Jika tidak ada gaya gesek yang menghambat
kelereng tersebut, energi mekanik yang dimiliki oleh kelereng pada setiap
kedudukannya adalah sama sehingga berlaku persamaan
Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Pada kedudukan terendah, dianggap energi potensial Ep1=0, maka:
mgh1 + ½ mv1 2 = mgh2 + ½ mv2 2
0 + v1 2 = 2 gh2 + v2 2
Dengan h2 = 2R sehingga
v1 2 = 4gR + v2 2
17
Berapa besar kecepatan minimum v1 agar kelereng dapat berputar melalui
lintasan melingkar? Oleh karena gaya bersifat sebagai gaya sentripetal, maka:
Dengan:
g = percepatan gravitasi bumi (ms-2)
R = jari-jari lintasan (m)
Jadi, kecepatan minimum kelereng pada kedudukan terendah agar
dapat melakukan linkaran penuh adalah √5𝑔𝑅. Jika kecepatan pada
3.3 Prinsip hukum fisika yang berhubungan Penerapan Pada Roller Coaster
18
perlambatan (percepatan negatif) yakni kecepatan berkurang
terhadap waktu ketika bergerak menaik.
19
Suatu benda dikatakan mengalami percepatan jika kecepatan benda
berubah. Kecepatan benda berubah, bisa berarti besar kecepatan alias kelajuan
benda berubah atau arah kecepatan benda berubah. Misalnya sebuah mobil
mula-mula diam (kelajuannya = 0). Setelah beberapa saat, kelajuannya
bertambah menjadi 40 km/jam. Ketika kelajuan mobil bertambah dari 0
menjadi 40 km/jam, mobil tersebut dikatakan mengalami percepatan atau
mobil dipercepat. Mungkinkah kelajuan benda konstan tetapi benda tersebut
mengalami percepatan ? bisa… dalam hal ini arah kecepatan yang selalu
berubah. Mengenai hal ini akan dibahas dalam gerak melingkar.
Ketika kelajuan benda berkurang, kadang kita mengatakan benda
tersebut mengalami perlambatan. Misalnya mula-mula kelajuan mobil = 40
km/jam. Setelah beberapa saat, kelajuan mobil berubah menjadi 0 km/jam.
Ketika kelajuan mobil berubah dari 40 km/jam menjadi 0 km/jam, mobil
tersebut dikatakan mengalami perlambatan atau mobil diperlambat.
Percepatan rata-rata = perubahan kecepatan yang terjadi selama selang
waktu total terjadinya perubahan. Sedangkan percepatan sesaat = perubahan
kecepatan yang terjadi selama selang waktu yang sangat singkat. Percepatan
atau percepatan sesaat juga bisa diartikan sebagai percepatan rata-rata selama
selang waktu yang sangat singkat.
Penerapan pada Roller Coaster
Gerak Roller Coaster mengalami percepatan, yakni perubahan
kecepatan terhadap waktu yakni kecepatan bertambah terhadap waktu, ketika
bergerak menurun. Roller coaster mengalami perlambatan (percepatan
negatip) yakni kecepatan berkurang terhadap waktu ketika bergerak menaik.
Perubahan kecepatan juga terjadi saat roller coaster berubah arah.
20
tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi
lambang τ (baca: tau).
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan
joule. Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum
jam disebut momen gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda
berlawanan arah putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-
kesamaan besaran yang dapat dibandingkan simbol besarannya.
Perbandingan dinamika translasi dan rotasi
21
Oleh karena itu,kita dapat menyatakan bahwa total gaya yang bekerja
pada benda yang bergerak melingkar beraturan arahnya selalu selalu berubah
setiap waktu dan menuju pusat. Kita dapat menyatakan besarnya gaya
sentipetal(sesuai hukum II Newton, bahwa F = m.a) menjadi
22
awal,fungsi stir tidak efektif dan mobil akan tergelincir sehingga mobil
mengikuti lintasan 3(diluar lintasan 1 dan lintasan 2).
3.2.7 Gaya Sentrifugal
Bentuk alur lintasan roller coaster yang menikung, menjadikan pada
pengendara bekerja gaya sentrifugal.
Tergantung di tikungan mana ia berada, gaya sentrifugal dapat
menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1)atau berkurang (G<1).
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja,
tetapi juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika
penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya
ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan
terpental lebih keras jika berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena
itu agar lebih nyaman banyak penumpang membiarkan tangan mereka bebas
Gaya sentrifugal sebenarnya tidak ada. Sentrifugal hanya merupakan efek
semu yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar,
tetapi sentrifugal sendiri bukan merupakan gaya. Sentrifugal berarti menjahui
pusat.
Latar belakang munculnya gagasan mengenai gaya sentrifugal
Ketika sebuah benda atau partikel melakukan gerak melingkar, pada
benda atau partikel tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju
pusat lingkaran. Banyak sekali orang yang tergoda untuk menambahkan
sebuah gaya yang arahnya menjahui pusat lingkaran, di mana peran gaya ini
adalah mengimbangi gaya sentripetal. Besar gaya sentrifugal sama dengan
besar gaya sentripetal, sedangkan arah gaya sentrifugal berlawanan dengan
gaya sentripetal. Hal ini dimaksudkan agar benda yang melakukan gerak
melingkar berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang arahnya menjahui
pusat tersebut dinamakan gaya sentrifugal.
Alasan mengenai tidak adanya gaya sentrifugal
Jika ada gaya sentrifugal yang bekerja pada benda yang melakukan
gerak melingkar, maka hukum I Newton dilanggar. Menurut Hukum I
Newton, jika terdapat gaya total pada suatu benda maka benda tersebut
berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis
lurus. Ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, pada benda tersebut
bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Apabila
23
terdapat gaya sentrifugal yang arahnya menjahui pusat, maka akan terdapat
gaya total yang menyebabkan benda bergerak sepanjang garis lurus.
Kenyataan yang terjadi, benda tetap melakukan gerak melingkar. Dengan
demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada gaya sentrifugal.
Sebagai contoh, ketika kita memutar lengan kita terhadap bahu kita, kita
akan merasakan aliran darah menjauh dari badan/dada menuju ke jari-jari
kita.
Lawan dari gaya sentrifugal adalah gaya sentripetal, yaitu gaya yang
diperlukan agar benda tetap bisa bergerak melingkar. Kalau arah gaya
sentrifugal itu keluar lingkaran, maka arah gaya sentripetal ini adalah ke
dalam lingkaran (sehingga arah dari kedua gaya ini akan saling bertolak
belakang)
Bentuk alur lintasan roller coaster yang menikung, menjadikan pada
pengendara bekerja gaya sentrifugal. Tergantung di tikungan mana ia berada,
gaya sentrifugal dapat menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1)atau
berkurang (G<1).
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop
saja, tetapi juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika
penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri.
Sebaliknya ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan.
Orang akan terpental lebih keras jika berpegang erat‐erat pada batang
pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak penumpang membiarkan
tangan mereka bebas
Ketika roller coaster melaju turun (lihat kurva yang rendah), gaya berat
akan searah dengan gaya centrifugal, yang menyebabkan gaya keseluruhan
bertambah (gaya yang searah akan dijumlahkan), sehingga anda seperti
merasa tertekan ke bawah (G>1).
24
Sebaliknya ketika roller coaster melaju naik (lihat kurva yang tinggi),
gaya berat akan berlawanan arah dengan gaya centrifugal, sehingga gaya
keseluruhan akan menjadi kecil (gaya yang searah akan dikurangi). Ini
menyebabkan ada gaya yang seolah-olah menarik anda keatas (G<1).
25
permukaan kontak disebut Gaya Normal (normal berarti tegak lurus), dan
mempunyai Lambang FN atau bisa ditulis N.
di mana
adalah koefisien gesekan,
adalah gaya normal pada benda yang ditinjau gaya geseknya,
adalah gaya gesek.
Gaya ini memiliki arah yang berlawanan dengan arah gerak benda
26