Anda di halaman 1dari 26

Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada

Gerakan Wahana Roller Coaster

Disusun oleh :
PINGKY TRIVERA ARISKHA
XI IPA 2 / 23

SMA NEGERI 1 MANYAR


Tahun Pelajaran 2013
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.

Makalah ini saya susun untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran fisika. Di samping itu,
saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya para pelajar agar
dapat mengetahui atau menambah wawasan tentang Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada
Gerakan Wahana Roller Coaster

Makalah ini dapat saya susun karena adanya pihak yang telah berjasa membantu kami. Oleh
karena itu, di kesempatan kali ini kami ingin berterimakasih kepada:

1. Bu Suryaningsih selaku Pembina mata pelajaran fisika yang telah sangat berjasa
membantu saya menyusun makalah ini.
2. Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada kami,
3. Teman - Teman kelas XI IPA 2 yang juga selalu memberikan saya semangat untuk
menyusun makalah ini.
Saya menyadari bahwa tanpa dukungan dari semua pihak di atas tadi, saya tidak dapat
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang sudah membaca makalah
ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin .

Penulis.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu contoh aplikasi usaha dan energi adalah gerakan Roller Coaster
pada lintasan lingkaran vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita
menganggap bahwa Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi,
sehingga agar bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus
digiring sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan,
baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan.

Pada ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum sedangkan


EK-nya nol, karena roller coaster belum bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster
memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi ini EK-nya bernilai maksimum.
Karena pada titik B laju Roller coaster maksimum maka ia terus bergerak ke titik C.
Benda tidak berhenti pada titik C tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu,
sehingga pada titik ini Roller coaster masih memiliki sebagian EK. Sebagian Energi
Kinetik telah berubah menjadi Energi Potensial karena roller coaster berada pada
ketinggian maksimum dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali
ke titik C. Pada titik C, semua Energi Kinetik Roller coaster kembali bernilai
maksimum, sedangkan EP-nya bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang
lintasan karena kita menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster
akan terus bergerak lagi ke titik C dan seterusnya.

Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan
kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki
ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun
sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat.

Bentuk permainan ini ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang.


Prinsip permainannya sudah dikenal pada abad ke 16, di Rusia. Dimana pada musim
dingin, bukit yang membeku dengan bermodalkan balok kayu dijadikan tempat
berselancar. Dimusim panas papan seluncur dilengkapi dengan roda. Kemudian ide
ini dibawa oleh tentera Napoleon ke Eropa barat (Perancis), hingga disana dikenal
dengan nama “Montagnes Russes” (Gunung Rusia). Roller coaster pertama
(konstruksi angka 8) yang bentuknya seperti sekarang ini dibuka di Coney Island
(Brooklyn, New York, Amerika), tahun 1884,dengan nama “Gravity Pleasure Switch
Back Railway”.

Dalam wahana ini penumpang naik kendaraan yang tidak bermesin.


Kendaraan ini dinaikkan ke puncak bukit pertama dengan menggunakan semacam ban
berjalan (conveyor belt). Lintasan naiknya dibuat tidak terlalu curam karena kita tahu
semakin curam lintasan, semakin besar daya motor penggerak ban berjalannya (biaya
yang dikeluarkan lebih mahal). Puncak bukit pertama dibuat lebih tinggi dari puncak
bukit selanjutnya ataupun dari tinggi loop. Tujuannya agar kendaraan mempunyai
energi potensial yang cukup besar sehingga mampu melintasi seluruh lintasan dengan
baik.

Ketika meluncur dari bukit pertama, penumpang dilepas dan jatuh bebas
dipercepat. Agar efek jatuh bebas ini dapat lebih dirasakan, lintasan luncuran dibuat
berbentuk seperti sebuah parabola (lintasan benda dibawah medan gravitasi). Gerakan
turun dipercepat ini membuat jantung dan alat‐alat tubuh sedikit terangkat dari tempat
semula (inersia). Efek inersia inilah yang memberikan sensasi‐sensasi tertentu seperti
semangat rasanya mau terbang, timbul rasa mual dsb.
Memasuki loop, penumpang dihadapkan pada loop yang berbentuk seperti
tetes cair. Loop tidak dibuat seperti lingkaran penuh karena pada titik terendah loop
lingkaran penumpang akan mengalami bobot 6 kali bobot semula. Dengan bobot
demikian besar, darah tidak mampu mengalir ke otak, mata berkunang‐kunang dan
orang akan pingsan. Dengan lintasan berbentuk tetes cair, bobot maksimum yang
dirasakan penumpang sekitar 3,7 bobot semula. Bobot sebesar ini tidak terlalu
berbahaya bagi penumpang. Dipuncak loop penumpang berada pada posisi terbalik.
Penumpang tidak akan jatuh karena gaya sentrifugal (arah ke atas) yang dirasakan
mampu mengimbangi gaya berat akibat tarikan gravitasi bumi.
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja,
tetapi juga pada belokan‐belokan tajam yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika
penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya ketika
berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental lebih keras
jika berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak
penumpang membiarkan tangan mereka bebas sambil berteriak‐teriak.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada Gerakan Wahana Roller
Coaster?
2. Apakah Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada Gerakan Wahana Roller
Coaster?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada Gerakan Wahana Roller
Coaster
2. Menjelaskan Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada Gerakan Wahana Roller
Coaster

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan acuan bagi masyarakat akan pengaruh
energi terhadap wahana roller coaster
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Siswa
Manfaat yang diperoleh bagi Siswa sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan bagi siswa
b. Memberikan pemahaman kepada siswa akan pengaruh energi terhadap
wahana roller coaster
1.4.2.2 Bagi Peneliti
Sebagai tambahan refrensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan
penelitian di masa yang akan datang.
Bab II

Kajian Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.2 Pengertian Usaha


Usaha atau biasa kita kenal kerja yang dilambangkan dengan huruf W (Work-
bahasa inggris), digambarkan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh Gaya (F) ketika
Gaya bekerja pada benda hingga benda bergerak dalam jarak tertentu. Hal yang paling
sederhana adalah apabila Gaya (F) bernilai konstan (baik besar maupun arahnya) dan
benda yang dikenai Gaya bergerak pada lintasan lurus dan searah dengan arah Gaya
tersebut.

Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefinisikan sebagai
hasil kali perpindahan dengan gaya yang searah dengan perpindahan.

2.3 Satuan dan Dimensi Usaha

Untuk mencari satuan dan dimensi usaha, dapat diturunkan dari rumus (6.1).
Jika digunakan Satuan Sistem Internasional maka, gaya F dalam newton (kg m/s2)
dan perpindahan s dinyatakan dalam meter (m).

Satuan usaha = satuan gaya x satuan perpindahan

satuan usaha = kg m/s2 x m

= kg m2/s2

= joule

Satu Joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton untuk
memindahkan benda sejauh satu meter

Untuk mencari dimensinya:

dimensi usaha = dimensi gaya x dimensi perpindahan


[W]=[F].[s]

= MLT-2 . L

= ML2 T-2

2.4 Pengertian Energi

Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan


energi. Untuk bertahan hidup kita membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan.
Setiap kendaraan membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari
bahan bakar. Hewan juga membutuhkan energi untuk hidup, sebagaimana manusia
dan tumbuhan
Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika. Konsep
yang sangat erat kaitannya dengan usaha adalah konsep energi. Secara sederhana,
energi merupakan kemampuan melakukan usaha. Definisi yang sederhana ini
sebenarnya kurang tepat atau kurang valid untuk beberapa jenis energi (misalnya
energi panas atau energi cahaya tidak dapat melakukan kerja). Definisi tersebut hanya
bersifat umum. Secara umum, tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Sebagai
contoh, jika kita mendorong sepeda motor yang mogok, usaha alias kerja yang kita
lakukan menggerakan sepeda motor tersebut. Pada saat yang sama, energi kimia
dalam tubuh kita menjadi berkurang, karena sebagian energi kimia dalam tubuh
berubah menjadi energi kinetik sepeda motor. Usaha dilakukan ketika energi
dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Contoh ini juga menjelaskan salah satu
konsep penting dalam sains, yakni kekekalan energi. Jumlah total energi pada sistem
dan lingkungan bersifat kekal alias tetap. Energi tidak pernah hilang, tetapi hanya
dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis energi. Energi kimia pada
bahan bakar membantu kita menggerakan kendaraan, demikian juga energi kimia
pada makanan membantu makhluk hidup bertahan hidup dan melakukan kerja.
Dengan adanya energi listrik, kita bisa menonton TV atau menyalakan komputer
sehingga bisa bermain game sepuasnya. Ini hanya beberapa contoh dari sekian banyak
jenis energi dalam kehidupan kita. Misalnya ketika kita menyalakan lampu neon,
energi listrik berubah menjadi energi cahaya. Energi listrik juga bisa berubah menjadi
energi panas (setrika listrik), energi gerak (kipas angin) dan sebagainya. Banyak
sekali contoh dalam kehidupan kita, dirimu bisa memikirkan contoh lainnya. Secara
umum, energi bermanfaat bagi kita ketika energi mengalami perubahan bentuk,
misalnya energi listrik berubah menjadi energi gerak (kipas angin), atau energi kimia
berubah menjadi energi gerak (mesin kendaraan).
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari dua jenis energi yang sebenarnya
selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yakni energi potensial dan energi
kinetik translasi. Energi potensial dapat berubah bentuk menjadi energi kinetik ketika
benda bergerak lurus dan sebaliknya energi kinetik juga bisa berubah bentuk menjadi
energi potensial. Total kedua energi ini disebut energi mekanik, yang besarnya tetap
alias kekal.

2.5 Sifat – Sifat Energi


Dalam Fisika energi dihubungkan dengan gerak, yaitu kemapuan untuk
melakukan kerja mekanik. Energi dialam adalah besaran yang kekal, dengan sifat-sifat
sebagai berikut :
a) Transformasi energi
energi dapat diubah menjadi energi bentuk lain, tidak dapat hilang misal energi
pembakaran berubah menjadi energi penggerak mesin
b) Transfer energi
energi dapat dipindahkan dari suatu benda kebenda lain atau dari sistem ke sistem
lain, misal kita memasak air, energi dari api pindah ke air menjadi energi panas,
energi panas atau kalor dipindah lagi keuap menjadi energi uap
c) Kerja
energi dapat dipindah ke sistem lain melalui gaya yang menyebabkan pergeseran,
yaitu kerja mekanik
d) Energi tidak dapat dibentuk dari nol dan tidak dapat dimusnahkan.
Sumber-sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya: energi minyak bumi, energi batubara, energi air terjun, energi nuklir
dan energi kimia.

2.6 Macam – Macam Energi


a. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya
pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut
juga dengan energi diam karena benda yang dalam keaadaan diam dapat memiliki
energi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi
potensial menjadi energi gerak. Contoh yang paling umum dari energi potensial
adalah energi potensial gravitasi. Buah mangga yang lezat dan ranum memiliki
energi potensial gravitasi ketika sedang menggelayut pada tangkainya. Energi
potensial gravitasi dimiliki benda karena posisi relatifnya terhadap bumi. Setiap
benda yang memiliki energi potensial gravitasi dapat melakukan kerja apabila
benda tersebut bergerak menuju permukaan bumi (misalnya buah mangga jatuh
dari pohon).
b. Energi Kinetik
Setiap benda yang bergerak memiliki energi. Kendaraan beroda yang bergerak
dengan laju tertentu di jalan raya juga memiliki energi kinetik. Ketika dua buah
kendaraan yang sedang bergerak saling bertabrakan, maka bisa dipastikan
kendaraan akan digiring ke bengkel untuk diperbaiki. Kerusakan akibat tabrakan
terjadi karena kedua mobil yang pada mulanya bergerak melakukan usaha/kerja
satu terhadap lainnya. Ketika tukang bangunan memukul paku menggunakan
martil, martil yang digerakan tukang bangunan melakukan kerja pada paku.
Setiap benda yang bergerak memberikan gaya pada benda lain dan
memindahkannya sejauh jarak tertentu. Benda yang bergerak memiliki
kemampuan untuk melakukan kerja, karenanya dapat dikatakan memiliki energi.
Energi pada benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kata kinetik berasal dari
bahasa yunani, kinetikos, yang artinya “gerak”. ketika benda bergerak, benda pasti
memiliki kecepatan. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa energi
kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau
kecepatannya.
c. Energi Kimia
Energi Kimia adalah energi yang timbul akibat dari adanya reaksi Kimia.
Contohnya adalah Energi Kimia yang ada pada bahan bakar kendaraan. Energi
tersebut digunakan untuk menggerakkan kendaraan.
Selain itu, juga kita lihat dan perhatikan energi kimia yang terjadi di dalam
tubuh kita. Energi dalam tubuh kita berasal dari hasil pembakaran bahan-bahan
makanan yang kita makan. Energi inilah yang memberikan kemampuan pada
tubuh kita untuk mampu bergerak
d. Energi Listrik
Energi Listrik adalah energi yang dimiliki oleh arus listrik. Energi listrik
adalah energi yang paling banyak digunakan dalam kehidupan kita. Selain untuk
penerangan, juga sebagai penggerak dari barang-barang teknologi yang ada di
sekitar kita.
e. Energi Bunyi
Energi Bunyi adalah energi yang dimiliki oleh bunyi. Di dalam bunyi,
tersimpan energi yang besar. Kalau orang berteriak dengan keras di dekat telinga
kita, maka telinga kita akan terasa sakit. Begitu pun ketika adanya pesawat yang
terbang jet yang rendah akan mengakibatkan kaca jendela rumah bisa pecah.
f. Energi Cahaya
Energi Cahaya adalah Energi yang dimiliki oleh cahaya. Contohnya adalah
penggunaan laser untuk mengiris bagian tubuh yang akan dioperasi ataupun
memotong besi baja.
g. Energi Panas Atau Energi Kalor
Energi Panas merupakan energi dalam bentuk panas. Energi Panas juga
disebut dengan Energi Kalor. Energi panas dapat berasal dari matahari, api, dan
benda-benda lain yang dapat memancarkan panas
h. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Bunyi dari hukum kekekalan energi yaitu "Energi tidak dapat diciptakan dan
juga tidak dapat dimusnahkan". Jadi perubahan bentuk suatu energi dari bentuk
yang satu ke bentuk yang lain tidak merubah jumlah atau besar energi secara
keseluruhan.
2.7 Daya dan Efiensi
Daya didefinisikan sebagai besar usaha persatuan waktu. Kalau kita perhatikan lampu
pijar, maka energi listrik yang diberikan kepada lampu lebih besar dari energi cahaya
yang dihasilkan lampu. Perbandingan antara daya keluaran (output) dengan daya
masukan (input) dikali 100%, disebut efisiensi. Efisiensi tidak mempunyai satuan
maupun dimensi
2.8 Contoh usaha dan Energi dalam Penerapan di Kehidupan Sehari Hari
1. Suatu benda yang memiliki ketinggihan tertentu dan pegas ditekan atau
direnggakan. Jika semua dilepas maka akan melakukan usaha
2. Seseorang yang sedang berlari
3. Mobil saat melaju
4. Benda yang berputar
5. Kereta yang sedang bergerak
6. Matahari, api atau bentuk enrgi
7. Bola yang jatuh

2.9 Pengertian Roller Coaster

Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan
kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki
ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun
sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat.

Bentuk permainan ini ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang.


Prinsip permainannya sudah dikenal pada abad ke 16, di Rusia. Dimana pada musim
dingin, bukit yang membeku dengan bermodalkan balok kayu dijadikan tempat
berselancar. Dimusim panas papan seluncur dilengkapi dengan roda. Kemudian ide
ini dibawa oleh tentera Napoleon ke Eropa barat (Perancis), hingga disana dikenal
dengan nama “Montagnes Russes”(Gunung Rusia). Roller coaster pertama (konstruksi
angka 8) yang bentuknya seperti sekarang ini dibuka di Coney Island (Brooklyn, New
York, Amerika), tahun 1884,dengan nama “Gravity Pleasure Switch Back Railway”.

Gerakan Roller Coaster pada lintasan lingkaran vertikal . Kita menganggap


bahwa Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar
bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring sampai
ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan
udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan

2.10 Macam – macam roller coaster


Bab III
Pembahasan

3.1 Prinsip Usaha dan Energi Penerapan Pada Wahana Roller Coaster (dicari
gambarnya di Ilmu fisika dan penelitian evaluasi pendidikan)

3.1.1 Energi Potensial


Energi potensial, EP, yakni energi yang “dikandung” roller coaster
dikarenakan oleh posisinya:

 bernilai maksimum di posisi puncak lintasan.


 bernilai nol di posisi “lembah” (posisi terendah) lintasan.

Energi potensial diubah menjadi energi kinetik ketika roller coaster bergerak
menurun.

3.1.2 Energi Kinetik


Energi Kinetik, Ek, yakni energi yang dihasilkan oleh roller coaster karena
geraknya (dalam hal ini kecepatan).

 Bernilai nol di posisi puncak lintasan.


 Bernilai maksimum di posisi “lembah” (posisi terendah)
lintasan.

12
Energi kinetik di ubah menjadi energi potensial ketika roller coaster bergerak
menaik.

3.1.3 Gaya Gravitasi


Pada roller coaster, kamu tentu mengalami gaya gravitasi yakni
gaya(interaksi) yang disebabkan oleh tarikan massa bumi terhadap massa
tubuh (karena massa bumi jauh lebih besar di bandingkan dengan massa
tubuh)

3.1.4 Hukum Kekekalan Energi Mekanik


Dalam proses perubahan energi Ek menjadi Ep dan Ep menjadi Ek ini,
sebagian energi diubah menjadi energi panas (kalor) karena adanya gesekan
(friksi). Misal, roda roller coaster dengan rel lintasan. Energi total sistem tidak
bertambah atau berkurang. Energi “hanya” berubah bentuk (misal: Ek, Ep,
kalor).

Ep dan Ek pada Roller Coaster

1. Di titik A, roller coaster memiliki EPmaks dan EK nol, karena roller


coaster belum bergerak.
2. Di titik B. roller coaster memiliki laju maks maka ia terus bergerak ke
titik C.
3. Di titik C benda tidak berhenti tapi sedang bergerak dengan laju
tertentu, sehingga pada titik ini roller coaster berada pada ketinggian
maks dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke
titik C. Pada titik C, semua EK Roller coaster kembali bernilai maks
sedangkan EP-nya nol.

13
Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan karena kita
menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus
bergerak lagi ke titik C dan seterusnya

3.2 Hukum Kekekalan Energi Mekanik dalam Lintasan Roller Coaster

Disini akan difokuskan pada jenis gerakan yang mungkin terdapat dalam
lintasan roller coaster.
3.2.1 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola
Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda
melakukan gerakan parabola.

Ketika benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik


yang dimiliki benda sama dengan nol. Ketika diberikan kecepatan awal
sehingga benda melakukan gerakan parabola, EK bernilai maksimum
(kecepatan benda besar) sedangakn EP bernilai minimum (jarak vertikal alias
h kecil). Semakin ke atas, kecepatan benda makin berkurang sehingga EK
makin kecil, tetapi EP makin besar karena kedudukan benda makin tinggi dari
permukaan tanah. Ketika mencapai titik tertinggi, EP bernilai maksimum (h
maksimum), sedangkan EK bernilai minimum (hanya ada komponen
kecepatan pada arah vertikal).Ketika kembali ke permukaan tanah, EP makin
berkurang sedangkan EK makin besar dan EK bernilai maksimum ketika
benda menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama benda bergerak
bernilai tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi kinetik menjadi
energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika benda
bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
3.2.2 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Bidang Miring

14
Misalnya sebuah benda diletakan pada bidang miring sebagaimana
tampak pada gambar di atas. pada analisis ini kita menganggap permukaan
bidang miring sangat licin sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat
gerakan benda. Kita juga mengabaikan hambatan udara. Ini adalah model
ideal.
Apabila benda kita letakan pada bagian paling atas bidang miring,
ketika benda belum dilepaskan, benda tersebut memiliki EP maksimum. Pada
titik itu EK-nya = 0 karena benda masih diam. Total Energi Mekanik benda =
Energi Potensial (EM = EP).
Perhatikan bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat yang
besarnya adalah mg cos teta. Ketika benda kita lepaskan, maka benda pasti
meluncur ke bawah akibat tarikan gaya berat. Ketika benda mulai bergerak
meninggalkan posisi awalnya dan bergerak menuju ke bawah, EP mulai
berkurang dan EK mulai bertambah. EK bertambah karena gerakan benda
makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang nilainya tetap yakni g cos
teta. Ketika benda tiba pada separuh lintasannya, jumlah EP telah berkurang
menjadi separuh, sedangkan EK bertambah setengahnya. Total Energi
Mekanik = ½ EP + ½ EK.
Semakin ke bawah, jumlah EP makin berkurang sedangkan jumlah EK
semakin meningkat. Ketika tiba pada akhir lintasan (kedudukan akhir di mana
h2 = 0), semua EP berubah menjadi EK. Dengan kata lain, pada posisi akhir
lintasan benda, EP = 0 dan EK bernilai maksimum. Total Energi Mekanik =
Energi Kinetik.

15
3.2.3 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Bidang Lengkung

Ketika benda berada pada bagian A dan benda masih dalam keadaan
diam, Energi Potensial benda maksimum, karena benda berada pada
ketinggian maksimum (hmaks). Pada benda tersebut bekerja gaya berat yang
menariknya ke bawah. Ketika dilepaskan, benda akan meleuncur ke bawah.
Ketika mulai bergerak ke bawah, h semakin kecil sehingga EP benda makin
berkurang. Semakin ke bawah, kecepatan benda semakin makin besar
sehingga EK bertambah. Ketika berada pada posisi B, kecepatan benda
mencapai nilai maksimum, sehingga EK benda bernilai maksimum.
Sebaliknya, EP = 0 karena h = 0. Karena kecepatan benda maksimum pada
posisi ini, benda masih terus bergerak ke atas menuju titik C. Semakin ke atas,
EK benda semakin berkurang sedangkan EP benda semakin bertambah. Ketika
berada pada titik C, EP benda kembali seperti semula (EP bernilai maksimum)
dan posisi benda berhenti bergerak sehingga EK = 0. Jumlah Energi Mekanik
tetap sama sepanjang lintasan.
3.2.4 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Bidang Lingkaran

Salah satu contoh aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada


gerak melingkar adalah gerakan Roller Coaster pada lintasan lingkaran

16
vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita menganggap bahwa
Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar
bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring
sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan,
baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada
ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum sedangkan EK-nya
nol, karena roller coaster belum bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster
memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi ini EK-nya bernilai
maksimum. Karena pada titik B laju Roller coaster maksimum maka ia terus
bergerak ke titik C. Benda tidak berhenti pada titik C tetapi sedang bergerak
dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini Roller coaster masih memiliki
sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik telah berubah menjadi Energi Potensial
karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum dari lintasan
lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua
Energi Kinetik Roller coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan EP-nya
bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan. Karena kita
menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus
bergerak lagi ke titik C dan seterusnya.
3.2.5 Energi Mekanik pada Gerak Roller Coaster
Sebuah kelereng dengan massa m dilepaskan dengan kecepatan awal
v0. Kelereng tersebut bergerak mengikuti bidang dalam sebuah lingkaran
seperti gerak roller coaster. Jika tidak ada gaya gesek yang menghambat
kelereng tersebut, energi mekanik yang dimiliki oleh kelereng pada setiap
kedudukannya adalah sama sehingga berlaku persamaan
Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Pada kedudukan terendah, dianggap energi potensial Ep1=0, maka:
mgh1 + ½ mv1 2 = mgh2 + ½ mv2 2
0 + v1 2 = 2 gh2 + v2 2
Dengan h2 = 2R sehingga
v1 2 = 4gR + v2 2

17
Berapa besar kecepatan minimum v1 agar kelereng dapat berputar melalui
lintasan melingkar? Oleh karena gaya bersifat sebagai gaya sentripetal, maka:

Agar v1 minimum, v2 harus minmum atau N2=0 (kelereng tidak menekan


dinding).

Dengan mendistribusikan nilai v2 2 pada persamaan v1 maka akan didapatkan


persamaan sebagai berikut:

Dengan:
g = percepatan gravitasi bumi (ms-2)
R = jari-jari lintasan (m)
Jadi, kecepatan minimum kelereng pada kedudukan terendah agar
dapat melakukan linkaran penuh adalah √5𝑔𝑅. Jika kecepatan pada

kedudukan terendah kurang dari √5𝑔𝑅, kelereng tidak akan mampu


melakukan lingkaran penuh.
Teori ini dapat digunakan dalam melakukan analisis gerak roller
coaster menggunakan konsep energi potensial dan hukum kekekalan energi.
Jika kecepatan roller coaster pada kedudukan terendah tidak mencapai √5𝑔𝑅,
jangan harap roller coaster tersebut mampu mencapai kedudukan tertingginya.

3.3 Prinsip hukum fisika yang berhubungan Penerapan Pada Roller Coaster

3.2.1 Dinamika Roller Coaster


Gerak Roller Coaster mengalami percepatan. Yakni perubahan kecepatan
terhadap waktu yakni:

 kecepatan bertambah terhadap waktu ketika bergerak menurun.

18
 perlambatan (percepatan negatif) yakni kecepatan berkurang
terhadap waktu ketika bergerak menaik.

Perubahan kecepatan juga terjadi di saat roller coaster berubah arah

3.2.4 Kelajuan, Percepatan dan Kecepatan


Kelajuan termasuk besaran skalar (besaran skalar = besaran yang
hanya mempunyai besar saja). Untuk menyatakan laju atau kelajuan suatu
benda, kita tidak membutuhkan arah. Sebaliknya, kecepatan termasuk besaran
vektor (besaran vektor = besaran yang mempunyai besar dan arah). Ketika
menyatakan kecepatan, kita perlu menyertakan besar dan arah.
Kelajuan dan kelajuan sesaat memiliki makna yang sama. Ketika
menyebutkan kata kelajuan, yang kita maksudkan sebenarnya kelajuan sesaat.
Kelajuan atau kelajuan sesaat merupakan perbandingan antara jarak yang
sangat kecil dengan selang waktu yang sangat singkat. Dengan kata lain,
kelajuan sesaat merupakan jarak yang sangat kecil yang ditempuh selama
selang waktu yang sangat singkat. Sebaliknya kelajuan rata-rata merupakan
perbandingan antara jarak tempuh total dengan selang waktu total yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.
Kecepatan dan kecepatan sesaat memiliki makna yang sama. Ketika
menyebutkan kata kecepatan, yang kita maksudkan sebenarnya kecepatan
sesaat. Kecepatan atau kecepatan sesaat merupakan perbandingan antara
Perpindahan yang sangat kecil dengan selang waktu yang sangat singkat.
Sebaliknya kecepatan rata-rata merupakan perbandingan antara perpindahan
total dengan selang waktu total selama terjadi perpindahan.

19
Suatu benda dikatakan mengalami percepatan jika kecepatan benda
berubah. Kecepatan benda berubah, bisa berarti besar kecepatan alias kelajuan
benda berubah atau arah kecepatan benda berubah. Misalnya sebuah mobil
mula-mula diam (kelajuannya = 0). Setelah beberapa saat, kelajuannya
bertambah menjadi 40 km/jam. Ketika kelajuan mobil bertambah dari 0
menjadi 40 km/jam, mobil tersebut dikatakan mengalami percepatan atau
mobil dipercepat. Mungkinkah kelajuan benda konstan tetapi benda tersebut
mengalami percepatan ? bisa… dalam hal ini arah kecepatan yang selalu
berubah. Mengenai hal ini akan dibahas dalam gerak melingkar.
Ketika kelajuan benda berkurang, kadang kita mengatakan benda
tersebut mengalami perlambatan. Misalnya mula-mula kelajuan mobil = 40
km/jam. Setelah beberapa saat, kelajuan mobil berubah menjadi 0 km/jam.
Ketika kelajuan mobil berubah dari 40 km/jam menjadi 0 km/jam, mobil
tersebut dikatakan mengalami perlambatan atau mobil diperlambat.
Percepatan rata-rata = perubahan kecepatan yang terjadi selama selang
waktu total terjadinya perubahan. Sedangkan percepatan sesaat = perubahan
kecepatan yang terjadi selama selang waktu yang sangat singkat. Percepatan
atau percepatan sesaat juga bisa diartikan sebagai percepatan rata-rata selama
selang waktu yang sangat singkat.
Penerapan pada Roller Coaster
Gerak Roller Coaster mengalami percepatan, yakni perubahan
kecepatan terhadap waktu yakni kecepatan bertambah terhadap waktu, ketika
bergerak menurun. Roller coaster mengalami perlambatan (percepatan
negatip) yakni kecepatan berkurang terhadap waktu ketika bergerak menaik.
Perubahan kecepatan juga terjadi saat roller coaster berubah arah.

3.2.5 Momentum Gaya Pada Roller Coaster


Roller coaster meluncur dan berputar menurut sumbu putaran tertentu.
Benda yang berotasi pasti ada momen gaya yang bekerja pada benda itu.
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik
sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik
acuan adalah poros jungkat-jungkit. Pada katrol yang berputar karena
bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban. Momen
gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik

20
tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi
lambang τ (baca: tau).
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan
joule. Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum
jam disebut momen gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda
berlawanan arah putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-
kesamaan besaran yang dapat dibandingkan simbol besarannya.
Perbandingan dinamika translasi dan rotasi

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi

3.2.6 Gaya Sentripetal Pada Roller Coaster


Gaya sentripetal adalah gaya yang “berusaha” menarik objek mengarah
ke titik pusat (sumbu). Ketika roller coaster bergerak melalui lintasan
memutar, gaya sentripental “mempertahankan” roller coaster agar tetap
bergerak memutar.
Kita telah mempelajari percepatan dari benda yang melakukan gerak
melingkar beraturan selalu menuju kepusat lingkaran dan besarnya

21
Oleh karena itu,kita dapat menyatakan bahwa total gaya yang bekerja
pada benda yang bergerak melingkar beraturan arahnya selalu selalu berubah
setiap waktu dan menuju pusat. Kita dapat menyatakan besarnya gaya
sentipetal(sesuai hukum II Newton, bahwa F = m.a) menjadi

Persamaan tersebut hanya digunakan untuk benda yang bergerak pada


lintasan melingkar. Namun,bagaimanakah benda dapat memperoleh gerak
melingkar? Benda mulai bergerak di intasan melingkar jika besar percepatan
benda(akibat gaya sentripetal yang arahnya tegak lurus terhadap vektor
kecepatan)merupakan perbandingan besar kuadrat kelajuan tangensial dan
jari-jari dari lintasan melingkar(v2/r).
Gaya yang tejadi dalam gerak melingkar dimanfaatkan dalam
perancangan roller coaster. Rel roller coaster dirancang untuk menimbulkan
gaya reaksi agar roller coaster dapat meluncur pada lintasan yang
melingkar(walaupun sebenarnya lintasan tidak melingkar penuh) untuk
mengurangi efek gaya grafitasi pada penumpang.
Gerak melingkar akibat gaya gesekan sangatlah menarik karena arah
gaya gesekan harus dijaga pada arah tertentu dengan menggunakan cara
khusus. Contohnya,sopir yang ingin mengikuti lintasan,akan memutar stirnya
ketika memasuki tikungan dan tanpa sadar memanfaatkan komponen dari gaya
gesekan terhadap pusat dari lintasan melingkar. Komponen gaya gesekan
tersebut menyebabkan percepatan dan besarnya sebagai berikut.
𝑣2
𝑎=
𝑟
Dengan kata lain ,jika besar gaya gesekan sama dengan F=m(v2/
𝑟),maka mobil tersebut akan tetap pada lintasan. Jika gaya gesek mobil tidak
cukup besar(walaupun geraknya masih gerak melingkar),maka jari-jari dari
gerak melingkarnya menjadi R2 karena diluar lintasan maka kita sebut R2)
karena percepatan sentripetal mobil tidak mencukupi. Oleh karena itu,mobil
tersebut akan masuk ke lintasan 2 (diluar lintasan). Ketika gaya gesekan
mobil semakin mengecil akibat kurangnya kecepatan sudut mengikuti

22
awal,fungsi stir tidak efektif dan mobil akan tergelincir sehingga mobil
mengikuti lintasan 3(diluar lintasan 1 dan lintasan 2).
3.2.7 Gaya Sentrifugal
Bentuk alur lintasan roller coaster yang menikung, menjadikan pada
pengendara bekerja gaya sentrifugal.
Tergantung di tikungan mana ia berada, gaya sentrifugal dapat
menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1)atau berkurang (G<1).
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja,
tetapi juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika
penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya
ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan
terpental lebih keras jika berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena
itu agar lebih nyaman banyak penumpang membiarkan tangan mereka bebas
Gaya sentrifugal sebenarnya tidak ada. Sentrifugal hanya merupakan efek
semu yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar,
tetapi sentrifugal sendiri bukan merupakan gaya. Sentrifugal berarti menjahui
pusat.
Latar belakang munculnya gagasan mengenai gaya sentrifugal
Ketika sebuah benda atau partikel melakukan gerak melingkar, pada
benda atau partikel tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju
pusat lingkaran. Banyak sekali orang yang tergoda untuk menambahkan
sebuah gaya yang arahnya menjahui pusat lingkaran, di mana peran gaya ini
adalah mengimbangi gaya sentripetal. Besar gaya sentrifugal sama dengan
besar gaya sentripetal, sedangkan arah gaya sentrifugal berlawanan dengan
gaya sentripetal. Hal ini dimaksudkan agar benda yang melakukan gerak
melingkar berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang arahnya menjahui
pusat tersebut dinamakan gaya sentrifugal.
Alasan mengenai tidak adanya gaya sentrifugal
Jika ada gaya sentrifugal yang bekerja pada benda yang melakukan
gerak melingkar, maka hukum I Newton dilanggar. Menurut Hukum I
Newton, jika terdapat gaya total pada suatu benda maka benda tersebut
berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis
lurus. Ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, pada benda tersebut
bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Apabila
23
terdapat gaya sentrifugal yang arahnya menjahui pusat, maka akan terdapat
gaya total yang menyebabkan benda bergerak sepanjang garis lurus.
Kenyataan yang terjadi, benda tetap melakukan gerak melingkar. Dengan
demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada gaya sentrifugal.
Sebagai contoh, ketika kita memutar lengan kita terhadap bahu kita, kita
akan merasakan aliran darah menjauh dari badan/dada menuju ke jari-jari
kita.
Lawan dari gaya sentrifugal adalah gaya sentripetal, yaitu gaya yang
diperlukan agar benda tetap bisa bergerak melingkar. Kalau arah gaya
sentrifugal itu keluar lingkaran, maka arah gaya sentripetal ini adalah ke
dalam lingkaran (sehingga arah dari kedua gaya ini akan saling bertolak
belakang)
Bentuk alur lintasan roller coaster yang menikung, menjadikan pada
pengendara bekerja gaya sentrifugal. Tergantung di tikungan mana ia berada,
gaya sentrifugal dapat menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1)atau
berkurang (G<1).
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop
saja, tetapi juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika
penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri.
Sebaliknya ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan.
Orang akan terpental lebih keras jika berpegang erat‐erat pada batang
pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak penumpang membiarkan
tangan mereka bebas

Ketika roller coaster melaju turun (lihat kurva yang rendah), gaya berat
akan searah dengan gaya centrifugal, yang menyebabkan gaya keseluruhan
bertambah (gaya yang searah akan dijumlahkan), sehingga anda seperti
merasa tertekan ke bawah (G>1).

24
Sebaliknya ketika roller coaster melaju naik (lihat kurva yang tinggi),
gaya berat akan berlawanan arah dengan gaya centrifugal, sehingga gaya
keseluruhan akan menjadi kecil (gaya yang searah akan dikurangi). Ini
menyebabkan ada gaya yang seolah-olah menarik anda keatas (G<1).

3.2.8 Gaya Gravitasi


Setiap planet memiliki gaya untuk mempertahankan bentuknya atau
yang disebut gaya gravitasi, hal ini yang memungkinkan setiap material yang
ada di permukaan titap berada di planet tersebut. Tetapi dalam konsep roller
coaster gaya gravitasi ini merupakan aspek yang perlu diperhatikan karena
digunakan untuk menentukan konsep pembuatan track, beban maksimal
kereta, dan lainnya.
Kita terapkan hukum II Newton untuk gaya gravitasi dan untuk percepatan a,
kita ganti dengan percepatan gravitasi (g). ingat kembali pelajaran Gerak Jatuh
Bebas. Benda yang jatuh hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Dengan
demikian Gaya Gravitasi yang pada sebuah benda, FG, yang besarnya disebut
berat, dapat ditulis sebagai :
FG = mg
Arah gaya ini ke bawah, menuju ke pusat bumi. Persamaan ini sama
dengan w = mg, seperti yang sudah kita pelajari di atas, karena berat adalah
gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda.
Ketika benda berada dalam keadaan diam di permukaan bumi, gaya
gravitasi yang ada pada benda tersebut tidak hilang. Untuk membuktikaan hal
ini, kita bisa mengukur benda tersebut dengan neraca pegas dan
membandingkannya dengan hasil perhitungan kita (FG = m g atau w = mg).
Lalu mengapa benda tidak bergerak? Dari hukum II Newton, gaya total untuk
benda yang diam adalah nol. Jika demikian, pasti ada gaya lain yang bekerja
pada benda tersebut, untuk mengimbangi gaya gravitasi. Gaya apakah itu ?
3.2.9 Gaya Normal
Ketika kita meletakan sebuah kotak di atas meja, berat kotak tersebut
menekan meja ke bawah dan sebaliknya meja membalas dengan memberikan
gaya ke atas (lihat gambar di bawah). Gaya yang diberikan oleh meja bisa
disebut gaya kontak, karena gaya tersebut terjadi karena adanya sentuhan
antara kotak dan meja. Sebuah gaya kontak yang tegak lurus terhadap

25
permukaan kontak disebut Gaya Normal (normal berarti tegak lurus), dan
mempunyai Lambang FN atau bisa ditulis N.

3.2.10 Gaya Gesek


Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerakan dari dua permukaan yang
bersentuhan. Gaya gesek mengubah energi kinetis menjadi panas atau suara. Dalam
konsep roller coaster gaya gesek berpengaruh kecil dalam pengaplikasiannya, tetapi
hal kecil ini tidak boleh diabaikan begitu saja karena menyangkut keselamatan
penumpang.

di mana
adalah koefisien gesekan,
adalah gaya normal pada benda yang ditinjau gaya geseknya,
adalah gaya gesek.
Gaya ini memiliki arah yang berlawanan dengan arah gerak benda

3.4 Bagian – Bagian Wahana Roller Coaster


3.5 Cara Kerja Wahana Roller Coaster

26

Anda mungkin juga menyukai