Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISA PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP KEAUSAN


PAHAT BUBUT PADA PROSES PEMBUATAN ROD
OLEH :

MUHAMMAD ABDUL MUTOLIB

2 11 3 1 5 1 0 5 0

T E K N I K M E S I N S 1 R E G U L E R PA G I
Rumusan Masalah.
Berapa besar kecepatan potong yang sesuai digunakan pada proses pembuatan Rod ?

Berapa besar nilai umur pahat yang menyebabkan keausan oleh besar kecepatan potong tersebut.?

Batasan Masalah.
Perhitungan besar kecepatan potong.

Perhitungan nilai keausan pahat bubut.

Pahat yang di analisis adalah pahat HSS (High Speed Steel).


Lokasi Praktek Kerja.
PT. PINDAD PERSERO, alamat: Kebon Kangkung, Jl. Terusan Gatot Subroto No.517, Sukapura,
Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40285 website : https://www.pindad.com/
KAMPUS UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI, alamat : jl. Terusan jenderal gatot subroto, po.box
807 bandung, 40285 jawabarat, Indonesia.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari dari laporan praktikum ini adalah:
Mengetahui proses perhitungan nilai kecepatan potong pada mesin bubut.
Mengetahui proses perhitungan dan nilai keausan pada pahat bubut.
Lingkup perusahaan.
PT. Pindad adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi alat-alat persenjataan,
munisi serta manufaktur alat industri. Pada mulanya PT. Pindad bernama Artillerir Contructie
Winkel (ACW) yang didirakan oleh belanda pada tahun 1808 yang pada jaman tersebut ACW ini
adalah sebuah bengkel perbaikan alat persenjataan. ACW kemudian berganti nama menjadi
Artillerie Incrichtigen (AI) pada tahun 1923 dan beralih tempat ke Bandung. Pemerintah Belanda
pada tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada Pemerintah Indonesia, kemudian pabrik
tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT. Pindad sekarang ini.
Visi
Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di Asia pada tahun 2023,
melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik..
Misi
Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan serta peralatan
industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara khusus untuk
mendukung pertahanan dan keamanan negara.
Tujuan perusahaan.
Mampu menyediakan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan secara mandiri, untuk
mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia.
Struktur Organisasi
Tinjauan Pustaka
Proses Pemesinan
Pembubutan merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan
dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).
Rumus-rumus yang digunakan
1. menghitung kecepatan potong (cutting speed).
Menghitung kecepatan potong menggunakan rumus:

𝑚
𝜋.𝑑.𝑛 Ket: v : kecepatan potong ( ).
𝑣= , 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
1000 d: diameter rata-rata (mm)
n: jumlah putaran per menit (rpm)

1. menghitung kecepatan makan (feeding speed).


Setelah langkah perhitungan kecepatan potong selesai maka selanjutnya adalah
menghitung kecepatan makan ketika proses pembubutan yaitu menggunakan
rumus :
𝑣𝑓 = 𝑓. 𝑛 , Ket: vf : kecepatan makan (
𝑚𝑚
)
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
f: kedalaman pemakanan (mm).
n: jumlah putaran per menit (Rpm)
1. Menghitung dalam pemotongan (depth of cut),
Setelah perhitungan kecepatan makan selanjutnya adalah perhitungan dalam
pemotongan menggunakan rumus :
Ket: a: dalam pemotongan (mm)
𝑑𝑜 − 𝑑𝑚 do: diameter awal benda kerja (mm).
𝑎= , dm: diameter akhir benda kerja (mm).
2
1. Menghitung waktu pemotongan (cutting time).
Langkah selanjutnya adalah menghittung nilai waktu pemotongan
menggunakan rumus :
𝑙𝑡
tc = , Ket: 𝑡𝑐 : waktu pemotongan (menit)
𝑣𝑓
𝑙𝑡 : panjang pemotongan (mm)
𝑚𝑚
𝑣𝑓 : kecepatan pemotongan(𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 )
1. Menghitung kecepatan penghasilan gram (rate of metal removal ).
Perhitungan selanjutnya adalah menghitung nilai kecepatan penghasilan gram
menggunakan rumus :
𝑍 = 𝐴. 𝑣 , Dimana 𝐴 = 𝑓. 𝑎 ,
𝑚𝑚 3
Ket: Z : kecepatan penghasilan gram ( ).
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
A: penampang gram sebelum terpotong (mm2)
𝑐𝑚
V: kecepatan potong
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
1. Memprediksi umur pakai pahat
Pada tahap ini rumus yang digunakan adalah menggunakan Rumus taylor :
𝑉. 𝑇 𝑛 = 𝐶𝑇 , Ket: V : kecepatan potong (
𝑚𝑚
)
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
T: umur pahat (menit)
n: eksponensial, yang tergantung dari material pahatnya.
𝐶𝑇 : konstanta umur pahat
Diagram alir penelitian
Penjelasan Diagram Alir
1. Mempersiapkan mesin bubut yang akan digunakan dan melakukan proses pengumpulan data seperi
mengukur diameter awal benda kerja dan menentukan pahat yang digunakan, dan kemudian melakukan
proses pemesinan.
2. Mengumpulkan data perihal proses pemesinan untuk memulai proses perhitungan, seperti jumlah putar
mesin, dan kedalaman pemotongan yang digunakan pada proses pembubutan.
3. menghitung kecepatan potong (cutting speed).
4. menghitung kecepatan makan (feeding speed).
5. Menghitung dalam pemotongan (depth of cut),
6. Menghitung waktu pemotongan (cutting time).
7. Menghitung kecepatan penghasilan gram (rate of metal removal ).
8. Menganalisa keausan pahat yang disebabkan oleh kecepatan potong yang sudah dihitung.

9. Memprediksi umur pakai pahat

10. Tarik kesimpulan dan perhitungan selesai.


Pengolahan data
DBB

Dengan dimensi perhitungan seperti rincian berikut :


Diameter awal (do) : 120 mm
Diameter akhir (dm) : 110 mm
Putaran Spindel ( n ) : 185 rpm
𝑚𝑚
Besar Pemakanan ( f ) : 0,2
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛

Kedalaman Pemotongan ( 𝑎𝑝 ) : 2 mm
Diameter pertama
 menghitung kecepatan potong (cutting speed).
𝜋.𝑑.𝑛
𝑣= , do-dm
1000 Dengan, d =
2
𝜋. 115.185
𝑣= 120-110
1000 = =115 mm
mm 2
v= 66.84 menit
,

 Menghitung kecepatan makan (feeding speed).


𝑣𝑓 = 𝑓. 𝑛 ,
𝑣𝑓 = 0,2 .185 ,
𝑚𝑚
𝑣𝑓 = 37 , 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

 Menghitung dalam pemotongan (depth of cut),


𝑑𝑜 − 𝑑𝑚
𝑎= ,
2
120 − 110
𝑎= ,
2
𝑎 = 5 𝑚m
 Menghitung waktu pemotongan (cutting time). Dengan cara perhitungan yang sama untuk hasil perhitungan diameter kedua dan ketiga
lt dengan rincian diketahui sebagai berikut dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah:
tc = ,
𝑣𝑓  Diameter kedua

180,4 Diameter awal (do) : 110 mm


tc = , Diameter akhir (dm) : 100 mm
37
tc = 4,88 menit , Putaran Spindel ( n ) : 280 rpm
 Menghitung kecepatan penghasilan gram (rate of metal removal ).  Diameter ketiga

𝑍 = 𝐴. 𝑣 , Dimana 𝐴 = 𝑓. 𝑎 , Diameter awal (do) : 100 mm


A= 0,2 . 5
𝑍 = 1. 66.84 , Diameter akhir (dm) : 40 mm
A = 1 mm2
𝑚𝑚 3 Putaran Spindel ( n ) : 410 rpm
𝑍 = 66.84 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ,

Dengan besar pemakanan dan kedalam potong sama yaitu:


𝑚𝑚
Besar Pemakanan ( f ) : 0,2
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛

Kedalaman Pemotongan ( 𝑎𝑝 ) : 2 mm
Tabel 4. 1 Data Hasil Perhitungan

cutting speed Kecepatan Dalam Waktu Kecepatan


Diameter
No (v) (mm/s) Makan (vf) Pemotongan (a) Pemotongan Penghasil Gram
(mm)
(mm/menit) (mm) (t) (menit) (z) (mm3/menit)
1 110 66.84 37 5 4,88 66.84
2 100 92.36 5,6 5 2,4 92.36
3 40 90.64 82 30 0,61 543.84
 Menentukan harga konstanta kecepatan dalam 1 menit (Ct) dan
eksponen kondisi pemotongan (n) pada pers. Taylor
# secara analisis
Setelah perhitungan kecepatan dan waktu yang diperlukan pada proses
pembubutan selesai selanjutnya adalah menghitung nilai konstanta kecepatan
memotong untuk suatu umur pahat satu menit (Ct ) dan nilai eksponen tergantung dalam
kondisi pemotongan (n) dengan melogaritmakan nilai waktu pembubutan (tc) dan
kecepatan pemotongan (v) yang ditunjukkan pada tabel 4.2 di bawah:
rata-
1 2 3 S
rata
waktu
ket :
pemotongan 4.88 2.4 0.61 7.89 2.63
Ʃ: S : jumlah,
(tc). Menit
SSxi : sum of
kecepatan square of x,
potong (v), 66.84 92.36 90.64 249.84 83.28 SSyi : sum of
mm/menit square of y ,
SPxy: sum of
log tc (xi) 0.69 0.38 -0.21 0.85 0.28465 product xy.

log v (yi) 1.83 1.97 1.96 5.75 1.91595


xi2 0.47 0.14 0.05 0.66 SSxi
yi2 3.33 3.86 3.83 11.02 SSyi
xiyi 1.26 0.75 -0.42 1.58 SPxy
Jika perhitungan logaritma untuk waktu pemotongan (tc) dan kecepatan (v)
selesai maka selanjutnya adalah perhitungan mencari nilai sum of produt of deviation
xiyi (SPDxy) dan nilai sum of square of deviation xi (SSDx) serta menghitung nilai
sum of square deviation yi (SSDy) sebagai berikut :
SxSy 0.85.5.75
SPDxy=Spxy- =1.58- =-0.05
k 3

Maka untuk pers. Regeresinya dapat ditulis sebagai berikut :


Sx2 0.852
SSDx=Ssx- =0.66- =0.42 𝑌 = 𝑎 + 𝑏(𝑥 − 𝑥 ), dimana nilai variable “a” merupakan nilai dari rata-rata dari nilai
k 3
logaritma kecepatan (log v) dan nilai variable “b” merupakan pembagaian dari nilai

Sy2 5.752 deviasi dari jumlah perkalian log tc (x) dan log v (y) (SPDxy) dengan nilai jumlah hasil
SSDy=Ssy- =11.026- =0,006
k 3 kuadrat dari hasil logaritma waktu (tc) “x” (SSDx) sehingga dapat dituliskan sebagai
berikut:
𝑎 = 𝑦 = 1.92
𝑆𝑃𝐷𝑥𝑦 −0.05
𝑏= = = −0.12
𝑆𝑆𝐷𝑥 0.42
Sehingga persamaan regresinya dapat dituliskan sebagai berikut:
Pers. Regresi
𝑌 = 𝑎 + 𝑏(𝑥 − 𝑥)
𝑌 = 1.92 − 0,12𝑥 + 0,12.0.29
𝑌 = 1.92 − 0.12𝑥 + 0.035
𝑌 = 1,96 − 0.12𝑥

Dari perhitungan diatas dapat ditentukan nilai konstanta kecepatan memotong untuk
suatu umur pahat satu menit (Ct ) dan nilai eksponen tergantung dalam kondisi
pemotongan (n) pada pers. Taylor menggunakan persamaan linear berikut:
log 𝑣 = log 𝐶𝑡 + 𝑛 log 𝑇
Sehingga dapat diselesaikan dengan persamaman sebelumnya yaitu :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥 − 𝑏𝑥
𝑌 = 1,96 − 0,12𝑥
Sehingga untuk nilai masing-masing log-nya menjadi :
log 𝐶𝑡 = 101.96
𝐶𝑡 =91.20
𝑛 log 𝑇 = 0.12x
Karena nilai awal perhitungan menggunakan konstanta 1 menit waktu pembubutan
maka
𝑥 = 𝑇 = 1 menit
Maka n = 0.12
Sehingga persaman Taylor yang di dapat adalah adalah :
vTn =Ct
vT0.12 =91.20
sehingga untuk kondisi pembubutan seperti diatas kita dapat memprediksi umur pahat
(T) dalam satuan menit seperti berikut:
kecepatan pertma (v) = 66,84 mm/menit
maka umur pahatnya adalah :
66.84 (T)0.12=91.20

0.12 91.20
𝑇=
66.84

T = 13.33 menit.
Dan dengan cara yang sama untuk kecepatan (v2 dan v3 ) hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut :

kecepatan pemotongan (v), prediksi umur


mm/menit pahat (T), menit

v1 66.84 13.33
v2 92.36 0.9
v3 90.64 1.53
jumlah 15.76
dari tabel diatas dapat dibuat menjadi grafik dan dapat disimpulkan seperti terlihat
pada gamabar 4.4 Dibawah
KESIMPULAN
Dari laporan diatas didapat beberapa kesimpulan antara lain:
1. Nilai kecepatan potong dari hasil perhitungan dan digunakan pada proses
pembubutan untuk untuk diameter pertama 66.84 mm/menit, diameter ke dua
adalah 92.36 mm/menit, dan diameter ke tiga adalah 90.64 mm/menit.
2. Nilai eksponen tergantung dalam kondisi pemotongan (n) yang dihasilkan dari
perhitungan adalah 0,12 dan nilai konstanta kecepatan memotong untuk suatu
umur pahat satu menit (Ct ) adalah 91,20 . Sehingga nilai bilangan taylor untuk
memprediksi umur pahat adalah
vT0.12 =91.20
maka untuk hasil perhitungan prediksi umur pakai pahat adalah
Tabel 5. 1 Prediksi Umur Pahat Berdasarkan Kecepatan Potong
kecepatan prediksi umur
pemotongan (v), pahat (T),
mm/menit menit
v1 66.84 13.33
v2 92.36 0.9
v3 90.64 1.53
jumlah 15.76

dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecepatam potong yang digunakkan maka
umur pakai pahat akan berkurang dan akan cepat mengalami keausan
begitu pula sebaliknya jika kecepatan pahat rendah maka umur pakai pahat akan lama
terlihat pada gambar 5.1 di bawah :

Gambar 5. 1 Grafik Prediksi Umur Pahat


DAFTAR PUSTAKA

Rochim, T. (1993). TEORI & TEKNOLOGI : PROSES PEMESINAN. Bandung: ITB.

RORY. (2016, Desember 21). https://www.rumusstatistik.com/2015/04/menghitung-


standar-deviasi-excel.html. Retrieved from https://www.rumusstatistik.com:
https://www.rumusstatistik.com

Undip. (2018, Desember 18). http://eprints.undip.ac.id/41492/3/BAB_II.pdf.


Retrieved from http://eprints.undip.ac.id: http://eprints.undip.ac.id

Wikipedia.org. (2006, Oktober 10). https://id.wikipedia.org/wiki/Pindad_APS-


3_ANOA. Retrieved from https://id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai