Kelas/No.absen ; 7.2/14 Bino Membuat Gitar Sendiri
1.BILA MALAM TIBA
Langit bersih dari awan.Bulan bundar tak terhalang untuk memantulkan sinar nya ke bumi.Angin malam yang tertiup tak terasa menyejukkan.Sebab petang hari baru telah tiba. Warga desa masih sibuk makan.Anak – anak balita masih merengek dan sebagian bermain menyongsong tidur malam.Bayang – bayang tampak jelas di balik sinar rembulan,Sesaat kemudian anak – anak riuh keluar rumah.Tentu saja mereka ingin bermain di halaman luas milik kakek Jipang,Hanya Kakek Jipang yang memiliki halaman paling luas di desa,Kini Kakek Jipang istirahat di hari tuanya.Bino adalah satu –satunya cucu yang menemani Kakek Jipang. ‘Hai ,keluar kau Bino!’ seru Gani sambal mengalungkan sarung yang melilit tubuhnya. Bino buru – buru melahap dengan rakus makanan yang ada di piringnya. Kakek Jipang menggelengkan kepalanya.Ia tak suka melihat cucunya makan dengan tergesa.Mulut Bino penuh dengan nasi dan lauk. Kedua pipinya menggembung. Bino,jangan tergesa makan. Pecuma kau makan bila kau tidak mengunyah lumat makanan.’ ‘Kenapa Kek ? ‘Sari makanan hanya dapat di serap bila lumat betul –betul.Bila kau ingin memiliki tubuh kuat,kunyahlah hingga lumat makanan dalam mulutmu..’ Bino menuruti sejenak ucapan kakeknya.Tetapi ketika Gani memanggil berulang kali membuat Bino lupa.Bahkan Bino meninggalkan piringnya sebelum ia selesai menyantap seluruh isinya. Kakek Jipang tak dapat mencegah anak lincah macam Bino.Kakek tua itu Cuma bias berdoa. Semoga cucunya tercinta dilimpahi selamat sepanjang hari. Gani dengan langkah gagah menyongsong sobat karib nya.Bino langsung tersenyum mendapat sambutan hangat itu.Senyum itu tak nampak jelas .Keremangan malam hari lebih mudah menggunakan bahasa lesan. 2.TERBANG RAKYAT Bino berlari kencang menuju ke jalanan desa.Nafasnya terengah –engah,Ia menyongsong Paman Darwis.Surti telah melihat dari kejauhan Paman Darwis .Tadi Surti terlalu jauh bersembunyi.Setelah melihat kedatangan Paman Darwis kemudian ia memberitahukan kepada Bino. ‘ Paman Darwis!’ seru Bino. Paman Darwis tak bisa melambaikan tangannya.Tangan kirinya menjinjing tas.Dan tangan kanannya menyangklong gitar.Paman Darwis tersenyum dalam keremangan malam.Bino melihat kemilau barisan gigi Paman Darwis adalah anak bungsu Kakek Jipang.Paman Darwis besrsekolah di kota.Paman Darwis mirip ayah Bino.Itulah sebabnya Bino selalu teringat dengan Ayah.Paman Darwis lebih lembut dan penh kasih saying terhadpan Bino.Sedangkan Ayah agak galak kepadanya. Bino telah memboyong gitar di bawah pohon sawo yang tumbang.Pohon sawo tumbang tersebut terletak di pinggir halaman.Bino asyik memetic dawai lagi.Bino pun mengiringi dengan lag meski jauh dari tepat dengan bunyi yang permutar senar.Bino berharap suara yang di hasilkan akan lebih bagus.Tetapi setelah di coba hasilnya sama saja.Telinga Bino tak dapat membedakan antara suara yang sama dengan suara yang baru saja di hasilkan. Tak beberapa lama kemudian Paman Darwis selesai mengembalikan stelan kunci pemutar senar.Kata Paman Darwis kunci pemutar senar itu bisa di sebut pula Sna Holder. Paman Darwis memetic dawai gitar lagi.Kali ini sambal mendengdangkan sebuah lagu.Bino tahu,lagu tersebut sering terdengar lewat suara radio transistor maupun TV. Bino terpana oleh ketrampilan Paman Darwis memainkan gitar.Seolah Paman Darwis tak berpikir sedikit pun untuk mendengdangkan lagu dan memetik dawai.Seolah tangan Paman Darwis mengucap dengan sendirinya. Paman Darwis mengalunkan sebuah lagu.Sayangnya lagu itu terdengar asing di telinga Bino. Suwe ora jamu, Jamu pisan godong lumbu Suwe ora ketemu Ketemu pisan tambah lemu ……………………………. Itulah syair lagu yang di dendangkan oleh Paman Darwis.Sungguhpun Bino asing dengan lagu itu,tetapi enak di dengar telinga.Apalagi suara Paman Darwis terbilang bagus.Seperti suara salah seorang penyanyi yang sering muncul di layar TV maupun pada radio transistor. 3.TANGIS DI PAGI HARI Pagi –pagi benar Kakek Jipang telah meninggalkan rumah.Tentu saja ia berjalan menyusuri jalanan desa.Setelah matahari terbit ia pergi ke sawah.Bukan utnuk mencangkul atau merawat tanaman.Tetapi sekedar meninjau tanaman padi.Yang menggarap sawahnya adalah anak tertuanya.Kakek Jipang tinggal menerima sebagian keuntungan usaha penanaman padi itu Pagi itu sungguh sepi suasana rumah.Paman Darwis pun tak nampak berada di rumah.Kemarin Paman Darwis menebang bamboo.Bino tak tahu untuk apa bambu itu akan di gunakan.Pagu itu Bino sungguh bingung.Tak tahu apa yang harus di kerjakan 4.MENEBUS KESALAHAN Ada semacam dendam menggumpal di dada Bino,Ia ingin menebus rasa sesal karena bersalah dengan sebuah karya.Ia ingin memiliki gitar sendiri dan tanpa membeli.Sebab gitar harganya mahal.Anak seperti dirinya tak cukup memiliki uang untuk membeli sebuah gitar.Pernah ia melihat TV yang mengetengahkan pengrajin membuat gitar.Tak ada kesan sulit dalam pembuatannya.Bino terlalu yakin akan berhasil kelak.Bahwa suatu saat ia akan mampu membuat gitar sendiri. 5.MENCOBA MEMBUAT SENDIRI Bino memasuki kamar belajarnya.Ia tidak saja membaca buku pelajaran.Tetapi juga mencoret – coret di atas lembar kertas.Ia membuat gambar gitar.Ya,kekaguman kepada gitar itulah yang mendorongnya ia ingin membuat sendiri Kedengarannya aneh,seorang anak kecil ingin membuat gitar.Tetapi Bino tidak merasakan sesuatu yang ganjil dan mustahil.Semangatnya yang terlau besar mendorongnya ia amat percaya diri.Bahwa keinginannya akan terwujud.Bila ia berusaha bersungguh –sungguh ‘Sekarang kau bisa mempelajari sendiri lewat majalah ini.’Bino menerima sebuah majalah dari Sambang.Ia membolak – balik lembar majalah. Pada halaman 41 ia menemukan artikel cara membuat gitar.Berdebar dada Bino,inilah awal untuk memulai pekerjaan yang panjang. Pekerjaan yang ia tak tahu kapan akan selesai. Untuk membuat gitar berukuran sedang di perlukan bahan kayu mahoni guna membuat tangkai gitar.Sedangkan lapisan papan untuk meletakkan kawat fret di perlukan kayu sonokeling.Bino tak usah mencari jenis kayu itu ke tempat lain. Sebab di sudut belakang pekarangan Kakek Jipang terdapat pohon sonokeling. Sedangkan untuk membuat bagian badan gitar di perlukan papan triplek. Bino mulai menggambar bagian demi bagian gitar.Juga mencoba mengetahui bahan apa sja yang harus di siapkan.Akhirnya Bino setuju untuk mengikuti petunjuk tulisan itu.Sebab ia tidak membuat gitar ukuran kecil.Gitar ukuran sedang lebih pantas.Dan yang penting ia mengikuti petunjuk secermat mungkin.Karena contohnya membuat gitar ukuran sedang,Bino harus tunduk dengan aturan yang ada. Tangan Bino menulis ukuran bagian demi bagaian gitar yang akan di buat.Ia sempat membaca,petunjuk membuat gitar itu di tulis oleh Mursal pada majalah TARIK.Yakni majalah ketrampilan dan teknologi terapan. Panjang badan : 45 cm Lebar badan : 35 cm Tebal badan : 8,5 cm Panjang tangkai : 50 cm Lebar tangkai :5,5 cm Tebal tangkai : 3,5 cm Keesokan hari,sepulang sekolah Bino mencoba membuat bagian demi bagian gitar impiannya. Sungguh suatu pekerjaan yang sulit. Tetapi Bino bertekad menyelesaikan. Meskipun memerlukan waktu yang lama. 6.BANGGA KARYA SENDIRI Hampir dapat di pastikan,setiap pulang sekolah Bino berada di emeperan belakang rumah.Atap rendah yang membuat udara gerah tak di pedulikan Bino.Ia menanggalkan bajunya agar angina menerpa dada dan punggungnya.Selalu begitu,Bino asyik dengan pekerjaannya Dengan uang tabungan Bino membeli papan triplek.Papan triplek di gergaji dengan bentuk badan gitar.Jumlahnya dua buah.Satu untuk papan depan,satu lagi untuk papan belakang.Khusus untuk bagian muka harus di buatkan lubang suara. Dari lubang tersebut bergema .Untuk memotong atau melubangi di gunakan gergaju khusus,yakni gergaji triplek. Sisi samping tubuh gitar juga di buat dari papan triplek.Papan triplek dipotong dan dibentuk mengikuti tubuh gitar.Kemudian satu lapisan triplek dikelupas.Maksudnya agar mudah dibentuk dan tidak patah mengikuti alur tubuh gitar Lis penguat badan gitar dibuat dengan papan lunak.Papan harus diketam hinngga ketebalannya 1cm,agar bisa dibentuk meliuk maka diberi alur pada setiap jarak 1cm. Alat untuk tebal lis.Dengan dibuatnya alur tersebut lis mudah di bengkokkan mengikuti bentuk tubuh gitar. Setiap bagian di kerjakan Bino dengan hati – hati dan penuh kesabaran. Bino mencoba untuk menyatukan antara lis,sisi samping badan gitar dan papan muka serta belakang tubuh gitar.Bila tidak mengikuti petunjuk tentu hasil percobaan akan lain. Bino tersipu malu. Tentu Sambang telah memberitahukan di mana ia berada.Bino malu cara kerjanya di ketahui Pak Mahmudi.Rencananya Bino ingin membuat kejutan.Ia ingin menunjukkan hasil karyanya,tanpa orang lain tahu cara pembuatannya. Bino terjebak saat Pak Mahmudindatang menjenguknya. “Ada yang kurang Bin .” ucap Pak Mahmudi. Seharusnya untuk membuat lembar sisi samping lunak perlu diberi air.Maksudnya disapu dengan air pada permukaannya.Sehingga mudah dibentuk.” Bino menganggung senang .Kehadiran Pak Mahmudi menambah kesempurnaan karyanya.Itulah kedatangan Pak Mahmudi yang pertama. Sambang menggaruk kepalanya.Memang sulit nampaknya membuat gitar. Ayahnya dulu memerkukan waktu dua minggu “Saya menemui kesulitan Sam.Yakni tentang membuat balok kayu lunak sebagai cetakkan. Tentu sulit membuat kerukan pada balok kayu untuk cetakan bentuk sisi tubuh gitar.” Papan sisi tubuh gitar segera dibentuk.Caranya dengan meletakkan sisi papan pada balok cetakkan. Paku kecil sebagai pertolongan itu nantinya di copot Pada gilirannya lis penguat dipasang di atas sisi papan tubuh gitar.Untuk melekatkan diperlukan lem kayu yang kuat.Sebagai pertolongan digunakan jepitan jemuran selama lem belum kering.Setelah kering jepitan diambil. Meletakkan papan atas dan bawah ke tubuh gitar bukan pekerjaan mudah.Sebelum ditempelkan harus di lengkapkan bagian pengikat senar dan tulang – tulang rusuk di dalamnya.Rusuk tersebut untuk menahan beban tekan dan beban Tarik senar.Sekaligus juga sebagai tempat menyekrupkan pengikat senar. Bino bernapas lega.Satu pekerjaan sulit telah di selesaikan. Selanjutnya ia memikirkan untuk menyelesaikan pekerjaan berikutnya. Bino mulai bekerja keras lagi.Papan tubuh yang pertama di reratkan.Cetakan di gabungkan menjadi satu .Papan bawah dilekatkan menggunakan lem kayu. Selanjutnya dipres hingga kering. Kemudian rusuk papan belakang di pasang dan bilah bamboo papan di pasang.Pemasangannyaa di sertai pula dengan lem dan di pres Bino senang Paman Darwis tidak tahu bahwa ia mencoba membuat gitar.Rencananya ia ingin membuat kejutan untuk Paman Darwis .Bahwa dirinya pun pantas memiliki gitar. Meskipun hanya gitar sederhana. Namun yang membuat ia bangga ,karena gitar tersebut adalah buatannya sendiri. Pada hari kelima angan Bino berhenti.Ia harus melanjutkan pekerjaannya lagi. Setelah lem pada papan belakang dan rusuk – rusuknya kering benar maka papan atas dipasang,dilem dan dipres.Pekerjaan selanjutnya aadalah memasang tangkai gitar setelah tubuh gitar keluar dari cetakan.Pertama kali tangkai ditempelkan dengan memakai lem.Kemudian diperkuat dengan sekerup 2 inci. Secara bentuk kasar gitar telah selesai.Tinggalah kini Bino menghaluskan dengan ampelas kemudian divernis atau plitur. Setelah seluruh tubuh gitar diplitur maka kawat fret(grip) dan Snar Holder ( kunci pemutar ) dipasang.Gemetar tangan Bino mearaba seluruh permukaan gitarnya.Bino mulai memetic setelah snar dipasangnya.Namun karena ia belum terampil maka ia belum peka menangkap getar nada yang dihasilkannya.Kini betapa pentingnya 7. DI BAWAH SINAR BULAN Ketika di suatu petang Bino muncul ia disambut gembiar oleh kawan – kawannya.Apalagi Bino muncul dengan membawa gitar.Di desa hanya Bino satu – satunya anak yang bisa memainkan gitar.Kiini Bino bisa memainkannya,karena Bino sudi belajar keras. Bino memnyanyikan sebuah lagu dari Irian Jaya,berjudul “ Apuse “. Sambang tak memandang Bino.Ia melihat sesuatu di kejauhan. Apuse kokondau yarabe soren Doreri Wuf lenso bani nema baki pase Apuse kokondau yarabe soren Doreri Wuf lenso bani nema baki pase Rafabye aswarakwar Rafabye aswarakwar ................ ................ ................ Tiba – tiba sinar bulan terhalang awan bergerak.Mendung yang bergantung di langit membuat bumi gelap.Kegembiraan anak- anak berkurang. Entah kenapa awan berbondong –bondong datatang.Barangkali musim penghujan akan dating. kehadiran Paman Darwis untuk mengajarinya bermain gitar.