Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

(di isi oleh ketua umum)


DAFTAR ISI
PENDAHULUAN DARI KETUA

A. Gambaran Umum (dibuat dalam bentuk narasi perparagraf)


(Fokusan yang dibawa lembaga tahun ini, sudah sejauh apa pencapaiannya dan Kondisi
Lembaga secara keseluruhan)

B. Pencapaian Visi dan Misi Lembaga Disertai Bukti (dibuat dalam bentuk narasi
perparagraf)
 Target ketercapaian visi dan misi di triwulan atau semester saat pengumpulan LPJ
(dalam bentuk persentase)
 Bagaimana pencapaian visi dan misi lembaga selama periode yang sudah berjalan.
 Di evaluasi berdasarkan parameter keberhasilan yang disepakati lembaga di awal
kepengurusan.
 Pencapaian dibuat secara progresif: sesuai dengan progress yang telah dicapai di
triwulan tersebut
 Perkiraan persentase pencapaian visi misi lembaga berdasarkan data dan analisis
yang sudah dijelaskan sebelumnya pada periode yang sudah berjalan.

C. IKG Lembaga (dibuat dalam bentuk narasi perparagraf)


(Pencapaian IKG dari Alur Proker yang sudah berjalan.)

D. Keharmonisan Internal Lembaga (dibuat dalam bentuk narasi perparagraf)


(Bagaimana kondisi keharmonisan internal lembaga di triwulan tersebut)

E. Pemberdayaan Stakeholder (dibuat dalam bentuk narasi perparagraf)


(Bagaimana kondisi koordinasi Ketua Lembaga dengan pihak-pihak di luar kelembagaan
selama periode yang sudah berjalan dan kerjasama apa saja yang sudah dilakukan.)

KETERANGAN :
POIN A-E TULIS MAKSIMAL 8
HALAMAN
DESKRIPSI KERJA BIDANG

A. KESTARI
1. (blablablabla)
2. (blablablabla)
3.

B. KEUANGAN
1. (blablablabla)
2. (blablablabla)

Ditulis per-poin
Ikuti tabulasi seperti contoh di atas
LPJ Rohani Teknik Kimia (ROKIM)

A. Pencapaian Visi dan Misi Bidang atau Parameter Capaian Arahan Ketua
Rohani Teknik Kimia (ROKIM) IMTK 2017 memiliki visi yaitu “Terciptanya Rokim
IMTK sebagai penyeru kebaikan yang Akseptabel, Fleksibel, dan Kooperatif dalam
mewujudkan muslim DTK yang menyeluruh”. Penjabaran mengenai visi ROKIM akan
dibagi menjadi dua bagian umum, yaitu Positioning dan Character. Pada bagian pertama,
yaitu bagian “Positioning”, ROKIM berperan sebagai Penyeru Kebaikan dimana ROKIM
sebagai subjek yang siap untuk menyeru kebaikan disaat memiliki kesempatan dengan
nilai-nilai yang sudah didapatkan demi menebar kebermanfaatan. Bagian kedua yaitu
mengenai bagian character ROKIM IMTK 2017 yaitu akseptabel, fleksibel, dan kooperatif
untuk mencapai tujuan yang menyeluruh yaitu menjadikan Islam sebagai landasan hidup.
Akseptabel
ROKIM yang akseptabel artinya adalah ROKIM yang dapat diterima oleh semua
lapisan warga DTK, baik warga muslim maupun nonmuslim. Diterima disini bisa berarti
anggota ROKIM yang diterima oleh warga maupun program kerjanya.
Pada triwulan I, visi ROKIM pada poin akseptabel nampaknya sudah berjalan cukup
baik. Hal ini terbukti pada program kerja ROKIM yang dibawa divisi syiar, yaitu ROOTS.
Pada ROOTS pertama, anggota ROKIM diterima dengan baik oleh warga DTK yang
berada di gazeb-gazeb.

Fleksibel
Poin yang kedua dari visi ROKIM IMTK 2017 yakni fleksibel. Fleksibel disini
mempunyai arti bahwa ROKIM dapat mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap
perkembangan zaman. Ketika berbicara mengenai masalah agama, biasanya orang-orang
akan berfikiran jauh ke zaman dahulu. Untuk menghilangkan persepsi tersebut, ROKIM
sudah mengikuti perkembangan zaman dengan konten dari proker-prokernya yang sudah
kekinian. Namun, bukan berarti menghilangkan kemurnian dari ajaran Islam itu sendiri.
Salah satu poin yang menunjukkan ROKIM itu fleksibel di triwulan I adalah konten
dari ROOTS pertama. Dimana pada ROOTS pertama, kami mengangkat tema yang
berhubungan dengan masa kini, yaitu bagaimana cara Islam mengolah dan menerima
informasi. Hal ini tentunya penting karena di zaman modern seperti sekarang, banyak
informasi yang belum jelas kebenarannya. Ini menunjukkan bahwa ROKIM kali ini bersifat
fleksibel atau dinamis terhadap perkembangan zaman.

Kooperatif
Poin terakhir visi ROKIM yaitu kooperatif. Kooperatif yang dimaksud disini adalah
anggota ROKIM dapat menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait. Baik dalam
menjalankan prokernya maupun di kesehariannya dalam menyerukan kebaikan. Selain itu,
anggota ROKIM diharapkan bisa menjalin komunikasi dan kerjasama dengan warga DTK.
Hal ini juga agar memudahkan tersyiarnya penanaman nilai-nilai ke-Islam-an di DTK.

Di samping itu, dalam mendukung visi di atas, ROKIM IMTK 2017 memiliki 4 misi
dengan parameter masing-masing misi adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pembinaan dan syiar-syiar Islam untuk tercapainya kebutuhan rohani
warga muslim DTK
Parameter:
a. Tercapainya 100% program kerja Rokim yang telah ditentukan
Pencapaian:
Parameter ini belum dapat diukur sepenuhnya karena selama triwulan I, ROKIM
baru menjalankan satu program kerja yaitu ROOTS. Dari semua proker ROKIM
yang berjumlah enam, baru terlaksana satu sehingga persentasenya sudah 16,66%
berjalan. Jadi untuk mencapai parameter ini, harus menunggu sampai triwulan IV.
b. Sebanyak 75% warga yang mengikuti proker merasakan manfaatnya
Pencapaian:
Parameter ini belum dapat diukur karena pengukuran dilakukan di akhir
kepengurusan.
c. Sebanyak 30% mahasiswa baru muslim DTK mengikuti mentoring keagamaan
lanjutan
Pencapaian:
Parameter ini bisa diukur jika sudah di akhir kepengurusan dan sudah memasuki
tahun ajaran 2017/2018 di mana sudah terdapat mahasiswa baru muslim DTK.
2. Menumbuhkan komitmen dan rasa saling memiliki dalam internal Rokim
Parameter:
a. Sebanyak 80% pengurus Rokim mengikuti minimal satu kali konsolidasi Rokim
Pencapaian:
Untuk parameter ini, sebanyak 24 pengurus ROKIM dari 41 anggota sudah
mengikuti konsolidasi ROKIM yang diadakan di salah satu anggota ROKIM.
Jumlah anggota ROKIM IMTK 2017 sebanyak 41 orang dan 80% dari 41 adalah
sekitar 32 orang. Artinya sebanyak 58.5% sudah pernah mengikuti konsolidasi
ROKIM dan tinggal 15 anggota ROKIM yang belum pernah mengikuti konsolidasi
ROKIM. Kemungkinan akan dilaksanakan konsolidasi lagi. Jadi, untuk saat ini
parameter ini belum tercapai.
b. Sebanyak 80% pengurus Rokim mengikuti minimal satu kali konsolidasi divisi
masing-masing
Pencapaian:
Paramater ini belum tercapai karena masing-masing divisi belum melakukan
konsolidasi. Jadi, pada triwulan ke-1 paramater ini belum tercapai.
c. Sebanyak 90% pengurus Rokim saling mengenal dan mengetahui jabatannya di
Rokim IMTK 2017
Pencapaian:
Parameter ini belum dapat diukur karena pengukuran dilakukan di akhir
kepengurusan menggunakan tools seperti tes kenal.
3. Memperkental penuansaan islam kepada warga muslim DTK melalui langkah –
langkah dinamis.
Parameter:
a. Melakukan penuansaan minimal H-sebulan untuk proker proyek dan H-2 minggu
untuk proker non-proyek.
Pencapaian:
Pada triwulan ke-1, proker yang baru berjalan dari ROKIM IMTK 2017 adalah
ROOTS. ROOTS termasuk proker non-proyek. Penuansaan ROOTS pertama sudah
dilakukan sejak jauh hari tepatnya H-7 sebelum pelaksanaan ROOTS. Penuansaan
ini dilakukan melalui sosial media. Namun, penuansaan dengan cara memberi tahu
secara langsung kepada warga sudah dilakukan sebelum H-7.
b. Setidaknya 25% warga muslim DTK pernah mengikuti 1 proker Rokim IMTK 2017
Pencapaian:
Parameter ini belum tercapai karena pengukuran harus dilakukan di akhir
kepengurusan.
c. 30% Merasakan kebermanfaatan Rokim di IMTK
Pencapaian:
Pada Triwulan ke-1, parameter ini belum tercapai karena pengukuran dilakukan di
akhir kepengurusan.
4. Membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan IMTK, rohis departemen lain
dan lembaga dakwah tingkat fakultas
Parameter:
a. 100% BPH dan 80% BP Rokim mengenal BPH IMTK, ketua FUSI, dan ketua rohis
departemen lain.
Pencapaian:
Parameter ini belum bisa diukur karena belum dilakukan tes kenal
b. BPH rokim berpartisipasi aktif dalam rapat koordinasi yang diadakan rohis departemen
lain atau FUSI.
Pencapaian:
Beberapa BPH sudah ada yang mengikuti rapat yang diadakan oleh FUSI. Sehingga
parameter ini belum tercapai sepenuhnya
c. Terealisasikannya program kerja yang dilakukan rokim bersama lembaga dakwah lain
Pencapaian:
Parameter ini belum bisa diukur karena proker ROKIM yang berkolaborasi dengan
lembaga dakwah lain belum dilaksaakan
B. Tugas
1. Cooking Class
 Gambaran Pelaksanaan Tugas
Tugas Cooking Class belum dilaksanakan karena akan dilaksanakan pada triwulan
ke-4 bersamaan dengan kehadiran mahasiswa baru.
 Evaluasi Tugas
Belum dapat dilakukan evaluasi
 Solusi atas Evaluasi Tugas
Belum bisa memberi solusi atas evaluasi tugas
2. Baju Koko
 Gambaran Pelaksanaan Tugas
Tugas untuk Baju Koko belum terlaksana karena masih melakukan survey-survey,
penentuan harga dan model yang sesuai agar sesuai dengan anggaran dan
kebutuhan.
 Evaluasi Tugas
Belum dapat dilakukan evaluasi
 Solusi atas Evaluasi Tugas
Belum bisa memberikan solusi atas evaluasi tugas baju koko
C. Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Kaderisasi dan Ketercapaian SPJ
 Kurikulum Kaderisasi yang Dilaksanakan
Untuk triwulan pertama, kurikulum kaderisasi yang sudah ditanamkan terhadap
BP adalah poin-poin yang berhubungan dengan ibadah individu yang sebaiknya
dilakukan oleh BPH Rokim agar dapat menjadi contoh untuk warga DTK. Ibadah
individu di sini seperti pengingatan untuk melakukan ibadah Sunnah sholat dhuha dan
sholat tahajud. Selain itu, mentoring keagamaan dan pembinaan-pembinaan keislaman
lainnya juga diingatkan agar terus berjalan dengan baik. Kurikulum kaderisasi
mengenai bidang Rokim juga sudah dilakukan. Kemudian, ketua lembaga atau IMTK
sudah memberikan materi mengenai SPJ umum.
 Seberapa Jauh Ketercapaian SPJ oleh Pengurus Lembaga
Poin Materi Belum
Target BP Jumlah BP
Bagian Kurikulum Tertanamkan
Terkader Terkader
Kaderisasi Triwulan (x)
SPJ Poin 1.1, 1.2,
(Standar 1.4, dan 2.1
Pemangku Target angka
Jabatan) BP yang
Umum terkader
Arahan b1 dan d1 a1 dan c1 berdasarkan
Ketua poin IKG 9a.
Lembaga
SPJ Bidang a1-a2, b1-b4 c1
 Gambaran Pelaksanaan Kurikulum Kaderisasi
Pada triwulan ini, kurikulum kaderisasi yang sering ditanamkan adalah
peningkatan ibadah harian. Cara penanaman yang dilakukan adalah saat rapat bidang
(rabid) BP diingatkan untuk terus meningkatkan ibadahnya dengan alasan-alasan
agama maupun ilmiah. Penanaman mengenai bidang dilakukan dengan cara
pencerdasan komunal dengan pengenalan BPH Rokim sebelumnya dan penyampaian
evaluasi proker maupun bidang Rokim tahun sebelumnya. Hambatan yang terjadi
adalah BPH dan BP Rokim yang memiliki posisi sama angkatan sehingga pemahaman
mengenai softskill organisasi kurang lebih sama. Oleh karena itu, penanaman
kurikulum kaderisasi mengenai poin kepemimpinan mengalami hambatan. Solusinya
adalah BPH Rokim akan mendalami terlebih dahulu mengenai cara rapat divisi yang
baik agar bisa disampaikan kepada BP-BP Rokim.

D. Gambaran Umum
1. Koordinasi BPH-BP
Koordinasi antara BPH dengan BP ROKIM IMTK 2017 dapat dikatakan cukup
baik. Hal ini terlihat dari komunikasi antara para BPH dan BP, baik secara langsung
maupun melalui media. Beberapa bidang seperti Syiar juga sudah melakukan konsol
untuk mempererat komunikasi. Selain itu, beberapa bidang juga sering berkomunikasi
dan berkumpul untuk membahas proker atau sekedar tukar pikiran. Misalnya bidang
kuangan sudah sering berkomunikasi antara BPH dan BP-nya untuk membahas
danusan atau merencanakan untuk membeli baju koko. Semua bidang juga sudah
membagi tugasnya masing-masing untuk mengerjakan proker-proker atau pembagian
seperti sekbid.
Pada triwulan I, bidang humas sudah sering berkomunikasi antara BPH dan BP-
nya. Misalnya dalam membahas jarkoman. Sementara itu, bidang Keuangan juga sudah
sering berkoordinasi, misalnya dalam membahas danusan atau rencana membeli baju
koko. Bidang PSDM juga sudah lumayan responsif antara BP dengan BPH-nya. Bidang
Syiar sudah lebih dekat karena dari awal pembentukan sudah dekat antara BPH dengan
BP-nya.
Namun, beberapa BP masih belum terlalu merasa memiliki rasa kebermilikan
Rokim. Hal ini mungkin dikarenakan banyak anggota Rokim yang mempunyai
beberapa kepentingan dan prioritas sendiri-sendiri. Jadi, masih butuh waktu untuk bisa
meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara BPH dengan BP. Masih banyak
beberapa proker yang belum dilaksanakan sehingga masih banyak waktu dan momen
untuk bisa meningkatkan komunikasi dan koordinasi.
2. Koordinasi antar BPH
Pada awal triwulan I, koordinasi antar BPH sudah berjalan cukup baik. Hal ini
tercermin dalam komunikasi antar BPH yang masih berjalan dengan baik, baik secara
langsung maupun melalui media seperti Line dan Whatsapp. Selain itu, dalam
menjalankan proker-prokernya masing-masing pun sudah saling membantu antar BPH.
Hal ini mungkin karena BPH sudah menyadari amanah yang sudah diberikan
kepadanya.
Pada triwulan I, BPH ROKIM juga sudah mengadakan konsol yang dapat
memperkuat internal bonding antar BPH. Walaupun demikian, masih dibutuhkan
waktu untuk benar-benar bisa mengenal dan meningkatkan koordinasi antar BPH. hal
ini juga agar anggota BPH semakin sadar akan amanah yang diberikan untuk
menjalankan proker-proker ROKIM IMTK 2017.

3. Analisis SWOT Bidang


- Strength
Kondisi Rokim untuk triwulan ini terdapat beberapa kekuatan, yaitu jumlah
pengurus yang banyak yaitu 41 orang sehingga mudah dalam menyebarkan
informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Rokim. Selain penyebaran
informasi yang mudah, pelaksanaan proker dan tugas Rokim juga menjadi semakin
mudah karena pembagian tugas tidak terlalu membebani individu pengurus.
Kemudian, BPH Rokim sudah sadar akan tugasnya masing-masing walaupun
memiliki amanah di bidang lain IMTK atau organisasi lain. Dengan sudah adanya
kesadaran BPH Rokim terhadap bidang Rokim ini, koordinasi antar BPH Rokim
dapat terjalin dengan baik dan dapat saling menghargai satu sama lain.
- Weakness
Selama berjalaannya triwulan pertama ini Rokim memiliki kelemahan yaitu
masih banyaknya BP Rokim yang belum bisa memprioritaskan Rokim dalam
menjalankan amanah atau jabatannya. Hal tersebut bisa terjadi diakibatkan BP
Rokim memiliki kesibukan lain di luar Rokim, seperti bidang lain di IMTK, BEM
FTUI, FUSI, atau organisasi lainnya. Hal tersebut menyebabkan tugas-tugas tidak
terlaksanakan dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, BPH Rokim dapat berdiskusi
dengan BP Rokim tersebut agar semua pihak saling mengerti keadaan masing-
masing.
Lalu, kehadiran pengurus Rokim di gazeb sudah bisa dikatakan baik namun ada
beberapa pengurus yang masih jarang untuk datang ke gazeb. Walaupun sudah
banyak pengurus yang sering datang ke gazeb namun keberadannya masih kurang
dalam penuansaan keislaman. Namun, kelemahan ini sudah dapat diatasi dengan
proker roots yang berguna sebagai media dalam berinteraksi dengan warga DTK
FTUI dalam penuansaan keislaman.
- Opportunities
Pencitraan Rokim yang sudah baik tahun lalu menjadi faktor eksternal yang
dapat meningkatkan performa Rokim tahun ini. Salah satu performa yang meningkat
adalah kemudahan dalam penyebaran informasi karena sudah lebih dikenal warga
DTK FTUI. Oleh karena itu, hal tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam
penyebaran informasi.
Adanya grup di sosial media yang berisikan para BPH Rokim tahun sebelum-
sebelumnya dapat memudahkan Rokim dalam mendapatkan data-data atau
informasi pada kepengurusan Rokim tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, gruo
tersebut dapat menjadi tempat untuk mendapatkan saran untuk proker atau pun tugas
yang akan dilakukan Rokim, dan juga memudahkan untuk informasi pembicara-
pembicara yang berkompeten untuk mengisi kajian.
- Threat
Dalam penyebaran informasi keislaman kepada warga DTK, pengurus Rokim
terkadang tidak valid karena banyak berita hoax yang disebarkan dan karena
ketakutan tersebut banyak pengurus yang sangat berhati-hati dalam penyebaran
informasi sehingga informasi keislaman lama menyebar. Selain itu, jadwal yang
berbeda menjadi suatu hal yang menjadi penghambat pertemuan rutin yang
diadakan.

E. Program Kerja Proyek dan Non Proyek


1. Proyek
-
2. Non Proyek
i. ROOTS
1. Jenis Program Kerja
Pembekalan
2. Tujuan Program Kerja
Menuansakan pengetahuan islami di DTK yang bertujuan agar para warga
mulai sadar dan peduli akan isu-isu terkini seputar dunia islam, membangun
pemikiran yang kritis akan isu-isu tersebut dan menarik warga muslim DTK
untuk mengikuti proker ROKIM yang ada.
3. Pencapaian Parameter
a. 70% Pengurus Rokim aktif berpartisipasi dalam proker roots
Parameter ini mengharuskan minimal 30 anggota ROKIM harus
berpartisipasi dalam proker ROOTS. Namun, parameter ini belum
tercapai karena anggota ROKIM yang baru berpartisipasi dalam proker
ROOTS ini baru sebanyak 25 orang. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena sebagian anggota ROKIM mempunyai agenda yang jadwalnya
bentrok atau sudah mempunyai agenda lain yang tidak bisa ditinggalkan.
b. 50 warga DTK dicerdaskan oleh proker Roots
Jika berdasarkan dokumentasi saat pelaksanaan ROOTS, sebanyak 50
warga telah tercerdaskan oleh proker ROOTS. Namun, sebenarnya jumlah
warga yang tercerdaskan lebih dari 50. Hal ini dikarenakan banyak yang
tidak mendokumentasikan saat ROOTS. Sehingga jumlah warga yang
tercerdaskan hanya mencapai 50 warga.
c. 50% peserta merasa tercerdaskan akan isu-isu seputar dunia Islam
Untuk parameter ketiga mengenai jumlah peserta yang tercerdaskan
belum dapat diukur karena belum terdapat boring QC dan persentase
sebesar 50% adalah persentase rata-rata dari total ROOTS yang
dilaksanakan.
d. Terlaksana empat kali pengakaran dalam satu tahun kepengurusan
Untuk parameter keempat ini belum dapat dilaksanakan karena
pengukuran dilakukan di akhir kepengurusan.

4. Evaluasi
 Evaluasi Pencapaian Nilai dan/atau Skill)
Nilai yang dibawa dalam ROOTS pertama ini adalah nilai ketuhanan
dan interaksi. Sementara skill yang dibawa adalah kemampuan
keagamaan. Pada ROOTS pertama di triwulan ke-1, nilai dan skill yang
dibawa ROOTS belum sepenuhnya tercapai. Anggtoa ROKIM belum
sepenuhnya melakukan nilai interaksi ke warga DTK. Jadi anggota
ROKIM masih perlu melakukan penanaman nilai interaksi kepada warga
DTK.
 Evaluasi Keefektifan Bentuk
Bentuk fisik dari pelaksanaan ROOTS berupa flyer. Flyer berisikan
ringkasan materi yang disebarkan bersamaa dengan proses interaksi
langsung kepada warga. Selain penggunaan flyer dalam melakukan
ROOTS, anggota ROKIM juga menyebarkan snack bersamaan dengan
flyer-nya. Selain itu, anggota ROKIM yang melakukan ROOTS
diharuskan mengisi absensi dan mendokumentasikan warga yang sudah di
ROOTS sebagai tools evaluasi keberhasilan pencapaian parameter.
 Evaluasi Teknis Pelaksanaan
ROOTS pertama di triwulan ke-1 dilakukan sebanyak dua kali dalam
seminggu, tepatnya pada hari Rabu tanggal 1 Maret dan hari Jumat tanggal
3 Maret. Pelaksanaan dilakukan anggota ROKIM dengan menyebar flyer
dan snack sekaligus memberikan materi secara langsung kepada warga.
Materi yang diangkat pada ROOTS pertama adalah bagaimana sikap kita
terhadap informasi.
 Evaluasi Waktu Pelaksanaan
 Gantt Chart Perencanaan

 Gantt Chart Pelaksanaan

5. Solusi atas Evaluasi Program Kerja


Melakukan persiapan yang lebih matang dalam penuansaan maupun
penyebaran flyer. Melakukan pencerdasan terlebih dahulu kepada BP anggota
ROKIM agar nantinya tidak ada yang salah menyampaikan materi.
Mengingatkan kembali jadwal ROOTS jauh-jauh hari agar anggota ROKIM
yang bisa melakukan ROOTS lebih banyak lagi. Mengajak lagi anggota
ROKIM agar bisa terlibat dalam proses pelaksanaan ROOTS.

F. Penutup
1. Kesimpulan
Pada triwulan ke-1, ROKIM sudah menjalankan tugasnya dengan lumayan baik.
Namun, beberapa kekurangan masih ada di sana sini. Mulai dari koordinasi antar
anggota ROKIM, persiapan dan pelaksanaan proker, hingga interaksi anggota ROKIM
dengan warga DTK di gazeb dan pelataran. Pada triwulan selanjutnya, diharapkan
anggota ROKIM sudah semakin baik lagi dalam hal komunikasi, koordinasi, dan
kebermilikan ROKIM itu sendiri. sehingga nantinya proker-proker yang dilakukan bisa
semakin baik dan bisa menanamkan nilai-nilai ke-Islam-an kepada warga DTK secara
sepenuhnya.
2. Rencana Strategis Bidang
 Rencana Strategis Triwulan I untuk Gambaran Tahun Depan
Demi terbangunnya rasa saling memiliki dan komitmen dalam menjalankan
Rokim, sangat dianjurkan untuk mengadakan konsol untuk seluruh pengurus Rokim
dan konsol khusus untuk BPH Rokim pada awal triwulan ini. Kurangnya
pengalaman pengurus Rokim dalam kehidupan organisasi di kampus khususnya
FTUI diakibatkan semua pengurus merupakan mahasiswa baru sehingga sangat
baik sekali sering berinteraksi dengan senior pengurus Rokim sebelum-
sebelumnya. Dengan interaksi tersebut, diharapkan pengurus Rokim dapat
masukkan dari senior terutama evaluasi-evaluasi tahun sebelumnya.
 Rencana Strategis Triwulan Selanjutnya
Komitmen dan rasa kebermilikan sesama pengurus Rokim masih harus
diperbaiki untuk triwulan berikutnya agar dapat mengoptimalkan kinerja Rokim,
dan partisipasi pengurus Rokim dalam Roots demi mengakarnya rokim ke warga
harus ditingkatkan lagi.

G. Penilaian Ketua Umum (dibuat dalam bentuk narasi per-paragraf ) DIBUAT OLEH
KETUA UMUM
1. Koridor Penilaian dengan Sudut Pandang Program Kerja
2. Koridor Penilaian dengan Sudut Pandang Kinerja Bidang
RENCANA STRATEGIS LEMBAGA UNTUK KEDEPANNYA
(Ditulis oleh Ketua Lembaga)

A. Rencana strategis di triwulan tersebut sebagai gambaran untuk tahun depan.


(dibuat dalam bentuk narasi per-paragraf)

B. Rencana strategis triwulan selanjutnya.


(dibuat dalam bentuk narasi per-paragraf)
KATA PENUTUP
(Diisi oleh Ketua Umum)
SEMANGAT LPJ-ANNYA BPH!!!!!!
PEMBUATAN LPJNYA IKUTIN
FORMATNYA YAKKKK, TABULASINYA
JUGA. JANGAN ADA YANG DIUBAH-
UBAH TABULASINYA

Anda mungkin juga menyukai