Anda di halaman 1dari 76

PEKERJA KONSTRUKSI

PUSBIN KPK 2014


BESI
BETON
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

S
umber daya manusia merupakan modalitas utama dari sektor konstruksi disamping teknologi, capital,
material dan modal usaha. Efisiensi dan kualitas infrastruktur salah satunya akan sangat tergantung
dari kehandalan kompetensi SDM Konstruksi bidang terampil khususnya pekerja konstruksi. Oleh
karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan keharusan untuk menjamin tidak terjadinya
kegagalan bangunan/ konstruksi. Dalam perspektif inilah suatu pelatihan bagi para Pekerja Konstruksi dibutu-
hkan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah Pekerja Konstruksi yang memiliki kompetensi yang optimal
sehingga pada akhirnya akan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan melalui kompensasi imbal jasa
yang layak bagi tenaga kerja konstruksi.

PUSBIN KPK 2014


Pelatihan Pekerja Konstruksi dengan menggunakan Mobile Training Unit diharapkan mampu menjawab tantan-
gan untuk peningkatan kompetensi Pekerja Konstruksi yang ada di Indonesia karena dapat menjangkau
kantong-kantong Pekerja Konstruksi yang ada di daerah pelosok. Pelatihan Konstruksi Keliling ini harus
didukung oleh semua stakeholder bidang jasa konstruksi agar tingkat keberhasilannya mencapai sasaran yang
diinginkan. Selain dukungan eksternal suatu pelatihan yang baik harus didukung oleh alat pelatihan yang baik
juga, salah satunya modul/ materi pelatihan. Buku saku pekerja konstruksi dalam pelatihan merupakan salah
satu media bahan pelatihan peningkatan kompetensi bagi tenaga kerja konstruksi.

Saya percaya, buku saku ini dapat menjadi pegangan bagi para pekerja konstruksi untuk melakukan tugasnya

Jakarta, Januari 2014

Ir. Hediyanto W. Husaeni, MSCE, M.Si


KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PEMBINAAN KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

P
embinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi bagi SDM Konstruksi secara berkesinambungan
harus terus diupayakan dala meningkatkan daya saing SDM Konstruksi. Kementerian Pekerjaan
Umum, melalui Badan Pembinaan Konstruksi cq. Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi mempunyai tugas dan fungsi untuk mewujudkan SDM konstruksi yang berkualitas dan berdaya
saing dengan mengoptimalkan seuruh sumber daya yang tersedia saat ini.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan terobosan untuk mempercepat penyelenggaraan pelatihan
konstruksi ditengah daya dukung pemerintah yang terbatas dalam hal pendanaan maupun sarana prasara-
na. Salah satu terobosan tersebut adalah pelatihan dengan menggunakan Mobile Training Unit (MTU) atau

PUSBIN KPK 2014


disebut Pelatihan Konstruksi Keliling. Pelatihan ini diharapkan dapat menjangkau tenaga kerja konstruksi
di kantong-kantong lokasi pekerja konstruksi baik di pelosok daerah maupun di proyek-proyek konstruksi.
Selain itu, dengan adanya Pelatihan Konstruksi Keliling ini dapat meningkatkan akses/ peluang bagi tenaga
kerja konstruksi terampil untuk mengikuti pelatihan/ uji kompetensi.
Buku Saku Pekerja Konstruksi dalam Pelatihan Konstruksi Keliling ini hadir untuk mendukung proses
belajar mengajar yang akan dilaksanakan selama proses pelatihan. Buku saku ini diharapkan menjadi
panduan bagi para peserta pelatihan selama mengikuti proses belajar, serta sebagai alat pembelajaran
mandiri diluar pelatihan. Buku ini dirancang sedemikian ringkas agar mudah dimengerti serta mengikuti
perkembangan zaman dan teknologi yang ada saat ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
bakuan/ modul pelatihan sesuai standar yang berlaku.
Semoga bermanfaat.

Jakarta, Januari 2014

Ir. Panani Kesai, M.Sc


1 BAB I BAB V
60
PENGANTAR

PUSBIN KPK 2014


3 BAB II
BAB III BAB IV
8 26
BAB I
PUSBIN KPK 2014
PENGANTAR
Pelatihan Berbasis Kompeten ditempat Penjelasan Materi Pelatihan
Kompetensi Kerja

PUSBIN KPK 2014


Pelatihan berbasis Jika seseorang Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat
kompetensi adalah kompeten dalam digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
pelatihan kerja yang pekerjaan tertentu, Pelatihan Individual / mandiri:
menitikberatkan pada maka yang bersang-
1. Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang
penguasaan kemamp- kutan memiliki disampaikan oleh seorang instruktur.
uan kerja yang seluruh keterampi-
mencakup pengeta- lan, pengetahuan Pelatihan individual/ mandiri adalah
huan, keterampilan dan dan sikap kerja yang 2. pelatihan yang dilaksanakan oleh peser-
sikap kerja yang sesuai perlu untuk ditampil- ta dengan membaca dan mempraktek-
dengan standar kan secara efektif di kan isi buku ini dengan ditambahkan
kompetensi yang tempat kerja, sesuai unsur-unsur/ sumber-sumber yang
ditetapkan dan dengan standar yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
persyaratan di tempat telah ditetapkan.
kerja.

BAB I
PENGANTAR 2
BAB II
PUSBIN KPK 2014
PELAKSANAAN
KESELAMATAN
Umum Penyiapan APD (Alat Pelindung Diri)
KESEHATAN a. Pekerjaan didahului dengan Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk mencegah agar
KERJA penyusunan rencana kerja, agar pekerja tidak mengalami cedera akibat kecelakaan kerja.
pelaksanaan pekerjaaan dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian
sekaligus pemecahan masalahnya , seperti:
b. Pendataan persyaratan kerja,
jenis kegiatan dan kuantitas 1. Menggunakan alat pelindung diri merupakan suatu kebu-
pekerjaan. tuhan.

PUSBIN KPK 2014


2. Adanya Safety Engineer.

3. Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai


dan berfungsi baik.

Mengenali kebutuhan APD


Mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, Sepatu kerja Helm Kacamata
perlu melakukan
identifikasi kebutu-
han APD yang akan
digunakan. Adapun
kebutuhan APD
yang perlu dikenali
meliputi:

BAB II
PELAKSANAAN K3 4
Safety belt Rompi kerja Pemakaian APD
Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki area pekerjaan, untuk
mempersiapkan diri dan menghindari kecelakaan pada saat berada dilokasi
pekerjaan.

Pemilihan APD
Memilih Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kondisi. seperti :
Sarung tangan
a. Pemilihan sepatu kerja :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memilih jenis sepatu kerja yang harus digunakan.

PUSBIN KPK 2014


c. Memilih ukuran sepatu kerja yang sesuai/cocok.
d. Memeriksa kondisi sepatu.
b. Pemilihan helm pengamanan :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
Masker b. Memeriksa kondisi helm.
c. Pemilihan sarung tangan :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memeriksa kondisi sarung tangan.
d. Pemilihan penutup hidung (masker) :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memeriksa kondisi sarung tangan.
d. Pemilihan kacamata :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Memeriksa kondisi kacamata.

5 BAB II
PELAKSANAAN K3
Mengenali Potensi Bahaya 1. Rambu-rambu tanda larangan
Mengenali potensi bahaya
di area kerja Tanda dilarang merokok
Tanda di samping adalah peringatan dilarang merokok di
1. Jatuh dari ketinggian. sekitar ruangan atau lokasi pekerjaan dimana tanda ini
2. Jatuh tergelincir. dipasang.
3. Luka.
4. Terkilir / salah urat. Tanda seperti ini biasanya dipasang pada daerah dimana
5. Gangguan pernafasan. disimpan benda-benda yang mudah terbakar atau ruangan
yang dipasang perangkat penyejuk udara (AC).
Memahami rambu pengamanan
pada area kerja yang berbahaya

PUSBIN KPK 2014


2. Rambu-rambu tanda perintah
Di tempat kerja perlu mengetahuai
maksud rambu-rambu seperti Tanda perintah menggunakan penutup telinga
rambu-rambu tanda larangan,
Tanda seperti ini biasanya dipasang di lokasi pekerjaan
rambu-rambu tanda perintah,
dengan suara yang sangat bising sehingga mengganggu
rambu-rambu tanda aman yang
pendengaran. Jika kita bekerja di sekitar lokasi dimana
memberi peringatan kepada para
tanda ini dipasang, maka kita harus mengenakan penutup
pekerja untuk tidak melakukan
telinga.
sesuatu sesuai dengan simbol
yang ada pada rambu-rambu
tersebut. 3. Rambu-rambu tanda aman

Berikut adalah contoh-contoh Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
rambu-rambu yang sering
Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
dipasang di lingkungan proyek
seperti gambar di samping menginformasikan kepada kita
konstruksi.
tempat untuk melakukan P3K atau tempat perlengkapan
P3K.

BAB II
PELAKSANAAN K3 6
Melakukan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan Kerja

Perlu diperhatikan sebelum melakukan b. Pertolongan pertama pada kecelakaan


pertolongan pada kecelakaan kerja, maka Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan
pada setiap jenis pekerjaan harus tersedia yang sangat penting dan perlu dikuasai minimal adalah cara:
Kotak P3K yang berisi obat-obatan ringan
karena sangat diperlukan untuk mengatasi 1. Melakukan pernapasan buatan
gangguan kecil-kecil yang terjadi pada saat 2. Menghentikan pendarahan
sedang bekerja. 3. Mengatasi penderita pingsan
1. Kotak P3K 4. Mengangkat dan memindahkan penderita
5. Membalut luka
Isi kotak P3K, minimal berisi :

PUSBIN KPK 2014


a. Obat untuk mengatasi pusing Laporan kejadian kecelakaan kerja
b. Obat untuk mengatasi flu
c. Obat untuk sakit perut Jika terjadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka
d. Obat luka wajib untuk segera melaporan kecelakaan kepada atasan
e. Borwater sehingga dapat segera ditangani.
f. Verband (pembalut luka)
g. Kapas, dll

2. Pencegahan Kecelakaan Kerja


a. Tindakan pencegahan
1. Menyingkirkan potensi bahaya
2. Penggunaan alat pelindung diri
3. Pemahaman rambu-rambu K3
4. Pemasangan jaring pengaman
(safety net)

7 BAB II
PELAKSANAAN K3
BAB III
PUSBIN KPK 2014
Informasi mengenai spesifikasi Spesifikasi teknis berisi tentang :
penulangan besi beton Standar a. Lingkup pekerjaan
SPESIFIKASI Pembesian dan Gambar Kerja
PERSIAPAN Pembesian di peroleh sebelum b. Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk
PENULANGAN pekerjaan dimulai untuk dipelajari dilaksanakan
BESI BETON dan dipahami agar tidak terjadi
kesalahan pada pemotongan, c. Syarat-syarat bahan dan alat
pembengkokan dan perakitan
besi beton. d. Syarat-syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya,
carakerja dan segala sesuatu yang tercantum dalam doku-
men kontrak yang berhubungan dengan teknis pelaksan-

PUSBIN KPK 2014


aan menggunakan standar nasional misal SNI atau PBI’ 71.
Spesifikasi pembesian
atau penulangan beton Contoh Spesifikasi Pembesian
Tulangan Baja
Spesifikasi pembesian / penulan-
gan beton merupakan pedoman Umum
teknis bagi pelaksanaan peker- Tulangan baja terdiri atas dua jenis yang akan digunakan yaitu
jaan. Spesifikasi biasanya terdiri tulangan baja polos atau tulangan baja ulir, seperti yang
dari spesifikasi umum, spesifikasi dibawah ini :
khusus dan spesifikasi teknik.
Bentuk Tulangan Bulat Berulir Bulat Polos
Kuat tarik, kg/mm2 49 - 63 49 - 63

Tegangan leleh, kg/mm2 30 atau lebih 30 atau lebih

Perpanjangan, % 14 atau lebih 16 atau lebih

9 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Daftar bengkokan Standar Menurut PBI’ 71
Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan Pada umumnya baja tulangan yang
dengan mesin pembengkok yang direncanakan. Ukuran pembengkok- terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi
kan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI’ 71. dalam mutu-mutu yang tercantum dalam
Tabel dibawah ini :
Pemasangan
Menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada tempat Tegangan leleh karakteristik
atau tegangan karakteris-
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan Mutu Sebutan
tik yang memberikan regangan
bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu tetap 0.2%
2
(kg/cm )
pengecoran beton. U – 22 Baja lunak 2.200

PUSBIN KPK 2014


U – 24 Baja lunak 2.400
Selimut beton U – 32 Baja sedang 3.200
U – 39 Baja keras 3.900
Tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga terdapat selimut /
U – 48 Baja keras 4.800
penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton, sebagai
berikut :
Pembengkokkan tulangan
Kelas Beton Jenis Pekerjaan Selimut Minimum (mm) 1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok
K225 Pelat Beton Pra Cetak Pipa Beton 25 atau diluruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan itu.
K175 Beton Bertulang Umumnya 40

2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah


Standar pembesian / penulangan beton dibengkok dan diluruskan kembali tidak
boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm
Standar pelaksanaan yang akan digunakan adalah PBI’ 71. Berikut ini dari bengkokkan sebelumnya.
akan diberikan contoh-contoh standar pembesian / penulangan beton
menurut PBI’ 71 dan SNI.

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON 10
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton Toleransi Pada Pemotongan dan Pembengkokkan
tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, Tulangan
kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar
rencana atau disetujui oleh perencana. 1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perenca-
dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemana- na. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemo-
san diijinkan oleh perencana. tongan dan pembengkokkan tulangan ditetapkan toleran-
si-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
5. Apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja
lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai 2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong
kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu menurut ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran

PUSBIN KPK 2014


lebih dari 850o C. intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ±25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang
pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengala- diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi
mi pemanasan diatas 100o C yang bukan pada waktu di sebesar +50 mm dan -25 mm.
las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang 3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok
tidak mengalami pengerjaan dingin. ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm untuk jarak 60 cm
atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk jarak lebih dari 60
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, cm.
kecuali apabila diijinkan oleh perencana.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ika-
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tan ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm.
tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh


dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal)
batang dari setiap bagian dari bengkokkan.

11 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Pemasangan Tulangan

1. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.

2. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

3. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan pena-
han jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan
jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2
cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

4. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap,

PUSBIN KPK 2014


tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau
lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat
yang dibengkok yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON 12
Toleransi pada pemasangan tulangan
1. Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya 6. Terhadap kedudukan dari sengkang-sengkang, lilitan-lilitan
sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar-gambar spiral dan ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi
rencana. Apabila tidak ditetapkan lain oleh perencana sebesar ±25 mm.
pada pemasangan tulangan ditetapkan toleransi-toler-
ansi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut. 7. Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan
menembus beton atau di tanam di dalam beton, maka
2. Terhadap kedudukan diarah ukuran konstruksi yang tulangan tidak boleh dipotong dan tidak boleh digeser
terkecil ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm untuk tempatnya lebih jauh dari pada toleransi-toleransi yangdi-
ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk tentukan dalam ayat (2) s/d (6).
ukuran lebih dari 60 cm.

PUSBIN KPK 2014


Umum
3. Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang
ditetapkan toleransi sebesar ±50 mm, kecuali pada 1. Ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan
bengkokkan akhir. dalam bab ini berlaku umum untuk setiap bagian konstruk-
si yang bersifat struktural.
4. Terhadap kedudukan bengkokan akhir dari batang
ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm, dengan syarat 2. Untuk konstruksi-konstruksi tertentu, kecuali harus dipenu-
tambahan bahwa tebal penutup beton diujung batang hi ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetap-
memenuhi yang disyaratkan. kan dalam bab ini, juga harus dipenuhi ketentuan-ketentu-
an mengenai tulangan yang ditetapkan dalambab-bab lain
5. Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dari peraturan ini yang berlaku untuk konstruksi-konstruksi
dan dinding ditetapkan toleransi di dalam bidang itu.
tulangan sebesar ±50 mm.

13 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Kait dan Bengkokan
1. Kait harus berupa kait penuh seperti ditunjukkan dalam gambar, atau kait miring seperti ditunjukkan dalam gambar, dengan
memperhatikan ayat (2), dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan
menurut pasal 3.7 ayat (4).

2. Kait-kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batang-batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling
sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum 5 cm, seperti ditunjukkan dalam gambar.

3. Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp seperti ditunjukkan dalam gambar, dimana
d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4).

PUSBIN KPK 2014


Kait penuh Kait miring pada sengkang

Kait miring Pembengkokkan tulangan

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON 14
Standar Menurut SNI 07-2052-1997 Syarat mutu
Standar ini meliputi definisi, istilah, jenis, syarat mutu, cara Sifat tampak
pengambilan contoh, cara uji, syarat uji, syarat penandaan Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan,
dan cara pengemasan Baja Tulangan Beton. lipatan, retakan gelombang, cerna yang dalam dan hanya
diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
Definisi
Baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang Bentuk
berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan Persyaratan bentuk baja tulangan beton adalah sebagai
beton, yang diproduksi dari bahan baku ingot atau Billet berikut :
Baja dengan cara canai panas (hot rolling). Baja tulangan beton polos
Jenis Permukaan batang baja tulangan beton polos harus rata
tidak bersirip

PUSBIN KPK 2014


Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis yaitu Baja tulangan polos dan baja
tulangan sirip. Baja tulangan beton sirip / deform
Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip
Baja tulangan beton polos. teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu
berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu
bersirip disingkat BjTP. batang.
Baja tulangan beton sirip / ulir
Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton
harus terletak pada jarak yang teratur, serta mempunyai
dengan bentuk khusus, yang permukaannya memiliki
bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda
sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksud
angka-angka atau huruf - huruf pada permukaan baja
untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan
tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi dimana
gerakan membujur dari batang secara relative terhadap
angka atau huruf diletakkan dapat ditiadakan.
beton, disingkat BjTS/ BjTD.
Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari
45o terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut
antara 45o sampai70o, arah yang berlawanan tidak diperlu-
kan.

15 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Ukuran Ukuran baja tulangan beton polos dan sirip
Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter
Luas Diameter
Tinggi Sirip
Jarak Lebar
Berat
penampang dalam sirip rusuk
Diameter dan berat per meter baja tulangan beton No Penamaan nominal
(mm)
nominal (mm) Min Maks maks maks
nominal

polos seperti pada tabel dibawah ini. cm 2


mm mm mm mm mm Kg/m
1 s6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
Diameter, ukiran sirip dan berat per meter baja tulangan 2 s8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
beton sirip seperti pada tabel berikut ini : 3 s10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
4 s13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04
5 s16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58
Ukuran baja tulangan beton polos 6 s19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23
Luas 7 s22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98
Diameter Penampang Berat nominal 8 s25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85
No Penamaan nominal (mm)
nominal (cm2) (kg/m1) 9 s29 29 6,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18
1 P6 6 28,27 0,222 10 s32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31
11 s36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99
2 P8 8 50,27 0,395
12 s40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88

PUSBIN KPK 2014


3 P10 10 78,54 0,617 13 s50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4
4 P12 12 113,1 0,888
5 P14 14 153,9 1,21 Beberapa
6 P16 16 201,1 1,58 bentuk baja
7 P19 19 283,5 2,23 tulangan
8 P22 22 380,1 2,98 sirip / ulir
9 P25 25 490,9 3,85
10 P28 28 615,8 4,83
11 P32 32 804,2 6,31

Syarat penandaan
a. Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan
huruf timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diam- Tabel untuk Kelas Warna
eter nominal. tanda kelas
Bj. TP 24 Hitam
baja
tulangan Bj. TP 30 Bj. TS 30 Biru
b. Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung Bj. TS 35 Merah
penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan Bj. TS 40 Kuning
kelas bajanya, seperti tabel 3. Bj. TS 50 Hijau

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON 16
c .Setiap kemasan harus diberi label dengan
. mencantumkan :
- Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat
- Ukuran (diameter dan panjang)
- Kelas baja
- Nomor leburan (No. Heat)
- Nomor seri produksi dan tanggal produksi
- Nomor SNI

Cara pengemasan
a. Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang

PUSBIN KPK 2014


ukuran, jenis dan kelasnya sama, dibundel dan diikat
secara kuat, rapih dan kokoh.

b. Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang


ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat secara
kuat, rapih dan kokoh. Berat tiap bundel minimum 500 kg.

Contoh dari standar pembesian menurut PBI’ 71 adalah


sebagai berikut :

1. Persyaratan ukuran-ukuran pembengkokan


Dalam peraturan mengenai pembesian, rincian bentuk
pembegkokan ya juga sering dibedakan antara besi polos
dengan besi yang diprofilkan. Lengkung pembengkokan
untuk besi yang diprofilkan biasanya lebih besar daripada
untuk besi polos.

17 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Sambungan Tulangan Suatu penyambungan diperoleh dengan
meletakkan bagian ujung batang yang satun-
Sambungan pembesian ada aturan-aturannya, untuk balok atau pelat
ya di samping bagian ujung yang lainnya,
yang panjang, besi tulangan yang ada tidak cukup panjang, sehingga
dengan memberi ruang antara sebesar 2-3
harus disambung.
cm. Jadi gaya batang yang satu dipindahkan
• Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan pada batang yang lainnya
di tempat yang ditunjukkan menurut gambar atau pada daftar
pembengkokan. dengan melalui beton. Karena itu, maka
penyambungan ini dinamakan penyambun-
• Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan gan pelekatan.
tempat sambungan itu menurut kehendak sendiri.

PUSBIN KPK 2014


Penyambungan tulangan tidak boleh dilakukan di tengah-tengah
bentang balok atau plat, karena pada umumnya di situ momennya besar.

Penyambungan tulangan dengan cara


mengikat kedua ujung tulangan dengan
kawat pengikat, tidak boleh dilakukan, sebab
nantinya beton tidak dapat membungkus
batang-batang dengan baik.

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON 18
Panjangnya penyambungan, ialah panjangnya bagian
ujung-ujung batang yang diletakkan berdampingan satu
terhadap lainnya. Disebut juga dengan panjang lewatan.
Catatan L=40d

PUSBIN KPK 2014


Cara mengkaitkan kedua kait di ujung-ujung tulangan,
Besarnya panjang lewatan, tergantung pada perhitungan yang
juga tidak boleh.
dilakukan oleh ahli teknik. Factor-faktor yang mempengaruhi
besarnya panjang lewatan tersebut seperti antara lain :

Tulang yang disambung merupakan tulang tarik atau


tulang tekan.

Ujung batang memakai kait atau tidak

Penggunaan tulangan di bagian konstruksi apa

Mutu beton (kelas beton)

Macam batang / tulangan : polos atau diprofilkan.

19 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Sambungan dengan kait panjang penyambungan tidak boleh sekali-kali Gambar kerja pembesian
kurang daripada 25 kali tebal batang yang terkecil. A. Membaca gambar kerja
Spesifikasi atau syarat teknis yang
berkaitan dengan mutu, banyak disampai-
kan lewat gambar-gambar rencana.

Pengertian dan manfaat membaca


gambar :

Membaca gambar adalah tuntutan peker-


jaan dan merupakan kemampuan dasar

PUSBIN KPK 2014


yang sangat penting dan harus dimiliki.
Selanjutnya dapat menyatakan dalam
langkah-langkah pelaksanaan

Manfaat membaca gambar :

Agar dapat melaksanakan pekerjaan


sesuai yang diharapkan harus memahami
pesan, perintah, dan syarat-syarat teknis
atau spesifikasi dalam gambar berarti
harus mampu membaca gambar, mener-
jemahkannya ke dalam langkah-langkah
operasional.

Pada beberapa spesifikasi sering dicantumkan panjang lewatan tulangan


polos sekurang-kurangnya 40 kali diameter tulangan yang disambung. Jadi,
hati-hati dengan sambungan-sambungan tulangan beton.

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON 20
contoh : pembesian pondasi B. Gambar Pembesian / Penulangan Beton
a. Lantai
Umumnya bentuk gambar penulangan lantai digam-
barkan seperti gambar pada halaman berikut. Cara
Sengkang φ 8 - 15
membaca / memahami gambar ini dari atas ke
bawah. Mula-mula kita menjumpai tulangan atas
5 φ16
kemudian tulangan bawah.
φ 19 - 16
Selanjutnya bila memakai batang tulangan utama
ISAL : 5 Ø POTONGAN
16 - 32 L-M
yang dibengkokkan atau ujungnya berkait, maka
urutannya dilihat dari atas ke bawah yang terdiri dari

PUSBIN KPK 2014


BANYAKNYA BESI jaringan atas dari batang tulangan polos kemudian
batang tulangan utama (deform) dan akhirnya jaringan
SIMBOL DIAMETER bawah tulangan polos
DIAMETER BESI
JARAK PEMASANGAN Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak
tegak lurus dengan tulangan utama dimulai dari arah
kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan
Jadi sesuai gambar untuk sengkang perlu besi dengan yang sama besar serta jarak dari sumbu ke sumbunya
diameter 8 mm, jarak satu sama lain 15 cm, lalu : 5Ø 16 sama, maka cukup digambar satu batang tulangan
berarti 5 batang besi diameter 16 mm, dan Ø 19 – 16 saja dan di atas batang tulangan tersebut ditulis
artinya besi dengan diameter 19 mm, jarak pemasangan keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang
16 cm. Ingat, Ø besi : mm, sedangkan jarak pemasangan tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak
dalam satuan cm. sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya : 10 ΦD 6 – 400

21 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Tulangan lantai

Segitiga hitam menunjukkan arah pusat


bagian konstruksi. Jumlah segitiga hitam
menerangkan letaknya dilihat dari arah luar.

b. Dinding
Suatu tulangan dinding (Gambar 4.1.18)

PUSBIN KPK 2014


yang tampak penampangnya seperti pada
gambar tersebut akan dibaca seperti cara
membaca gambar tulangan lantai.

Tulangan dinding

Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang


tulangan, diberikan notasi sebagai berikut :
Untuk menyatakan jenis baja :
Baja tulangan polos 24, atau Bj. Tp 24 tandanya ΦP
Baja tulangan deform 40, atau Bj. Tp 40 tandanya ΦD
Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan :
Lapisan terluar
Lapisan kedua dari luar
Lapisan kedua dari luar
Lapisan terluar

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON 22
c. Balok Supaya lebih jelas, ujung batang yang tidak berkait akan
Gambar tulangan balok pada gambar dibawah ini adalah digambar dengan sedikit dibengkokkan (misalnya lihat
gambar tampak dari sisi balok. batang tulangan b). Letak dari tulangan akan dinyatakan
pada gambar potongan penampangnya, sedangkan
Gambar tulangan balok bentuk dari sengkang hanya digambarkan pada poton-
gannya. Pada garis ukur bagian bawah tampak sisi balok
diterangkan jumlah sengkang, diameternya serta jenis
bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya 20 sk ΦD 10
– 250).

d. Kolom (pilar)

PUSBIN KPK 2014


Pada batang-batang tulangan kolom ini tercantum
keterangan (informasi) sebagai berikut : jumlah
tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya
Gambar variasi tulangan balok
(misalnya 8 ΦP 16a). Sedangkan letak dari batang
tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan
penampangnya dan sengkang hanya digambar pada
potongan ini juga.

Tulangan
kolom

Bagian atas dan bagian bawah dari tampak sisi balok


menerangkan jumlah batang-batang tulangan, kemudian
diameter serta jenis bajanya (deform), selanjutnya
batang-batang tulangan ditandai dengan huruf. Bila diper-
lukan, tanda dengan huruf-huruf tersebut dapat ditulis
kembali pada ujung batang tulangan.

23 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
e. Penulangan jaringan Tulangan lantai, jaring tulangan bawah

Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka


akan berlaku peraturan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk
empat persegi panjang pada gambar dibawah ini, dimana ukurannya
sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang itu ditarik
garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan - atas.
Tulangan
jaring

PUSBIN KPK 2014


Tulangan Lantai, jaringan tulangan atas

Tanda yang dipakai untuk tulangan jasing adalah angka 1, 2, 3 dan seter-
usnya ditulis dalam lingkaran yang terletak pada garis diagonal. Diameter
tulangan dan jarak sumbu tulangan ke sumbu jaring dinyatakan dengan
garis yang berujung pada lingkaran (tanda jaringan) menuju ke arah
tulangan. Ukuran luar dari jaringan (dalam mm) ditulis di bagian bawah
garis tersebut. Contoh untuk tulangan lantai dan dinding dengan
memakai jaringan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON 24
Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan
jaringan tulangan bawah masing-masing digambarkan. Di
tempat sambungan lewatan dari jaringan akan digambar-
kan potongan penampangnya, sehingga letak sambun-
gan lewatan satu dan yang lainnya dapat terlihat. Di samp-
ing itu panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam
gambar dicantumkan pula nomor-nomor tulangan serta
jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel.

PUSBIN KPK 2014


Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi depan

25 BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
BAB IV
PUSBIN KPK 2014
Pemotongan besi beton oleh Pemilihan dan atau pelurusan besi beton
PEMOTONGAN tukang beton berdasarkan pedo-
BESI BETON man yang ada daftar kebutuhan a. Instruksi kerja harus dipahami dan diterapkan
tulangan. Daftar kebutuhan
tulangan dibuat agar pemoton- b. Daftar kebutuhan tulangan (barlist) dipahami dengan
gan besi beton dari setiap cermat
lonjornya dapat efektif, sehingga
sisa potongan yang terbuang c. Bahan besi beton dipilih dan diluruskan berdasarkan
dapat diperkecil. diameter, jenis dan macamnya.
Karena harganya yang mahal
Pengukuran tulangan
diharapkan tukang bisa memo-
tong besi beton dengan cermat a. Penyelesaian pekerjaan pemotongan adalah skedul

PUSBIN KPK 2014


dan teliti, sehingga sisa bahan kerja harian
dapat ditekan sekecil mungkin.
Penyiapan peralatan dan b. Pedoman pengukuran tulangan dibaca dari barlist
perlengkapan potong besi
beton c. Mampu mengukur tulangan yang akan dipotong sesuai
daftar kebutuhan tulangan dengan cermat dan teliti.
a. Peralatan dan perlengkapan
potong besi beton baik Pemotongan tulangan
manual atau mekanik diidenti- A. Skedul kerja
fikasi dan disiapkan
Pekerjaan pembesian/ penulangan beton merupakan
b APD diidentifikasi dan pekerjaan utama maka pembesian memegang peran
. disiapkan penting baik dalam hal mutu maupun waktu pelaksan-
aan. Mutu harus sesuai spesifikasi dan standar yang
c. Peralatan dan perlengkapan telah ditentukan, sedangkan waktu pelaksanaan harus
untuk pencegahan dampak sesuai dengan skedul kerja proyek secara keseluruhan.
lingkungan diidentifikasikan Misalnya pada rencana kerja mingguan tertera (Peker-
dan disiapkan. jaan plat lantai) :

27 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Bekisting : 210 m2
Pembesian : 26.716 kg
Pengecoran : 80 m2

Dengan mempelajari dan menguasai skedul pekerjaan beton bertu-


lang secara keseluruhan dan dilakukan pengecekan dengan gambar
kerja serta bar bending schedule. Selanjutnmya menjadi input bagi
pembuatan skedul harian/mingguan, contoh minggu pertama harus
menyelesaikan pekerjaan pembesian dengan volume 26.716 kg.

Bar Bending Schedule / Barlist

PUSBIN KPK 2014

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 28
RENCANA KERJA MINGGUAN
BULAN : SEPTEMBER ………. TAHUN 2006
VOLUME
JENIS MINGGU KE : III
NO ANIS KETERANGAN
PEKERJAAN TANGGAL
RENCANA REALISASI
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11'-12'/G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E


- Bekisting 81 M2

PUSBIN KPK 2014


- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'


- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3

Mengetahui Disetujui Jakarta, 18 September 2006


Kepala Proyek Kepala Lapangan Dibuat Oleh,
Pelaksana

29 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
B. Instruksi kerja Proyek :
Salah satu prosedur mutu yang harus dilakukan
Instruksi Kerja Tgl Edisi Pertama : 20 Desember 2004 No Kopi :
adalah instruksi kerja atau IK. Instruksi kerja
Pekerjaan Pembesian Kolom Nomor Edisi : Tanggal Revisi :
menjelaskan proses kerja secara detail dan meru- dan dinding beton Kode Dokumen : Halamn ke : 1 dari 1
pakan petunjuk kerja bagi yang melaksanakan
pekerjaan tersebut. Alat Bahan Lokasi Pekerjaan
- Bar bender - Besi beton BJTD 4-0
- Bar cutter - Kawat beton Struktur kolom
- Meteran - Beton decking dan dinding beton
-Tang
- Genset
KRITERIA STATUS
No LANGKAH PEKERJAAN
BERTERIMA BAIK TIDAK

PUSBIN KPK 2014


1 Pemotongan & pembengkokan besi beton - Sesuai bending list
2 Membuat marking as & dimensi - Sesuai gambar kerja
3 Pasang tulangan utama sesuai jumlah, panjang - Sesuai gambar kerja
diameter dan posisinya
4 Pasang pembesian sengkang sesuai jumlah dan - Sesuai gambar kerja
jaraknya dan ikat dengan kawat baton minimal - Cukup kuat
3 kali putar
5 Untuk menjaga kelurusan besi pasang kawat penahan - Sesuai metode kerja
sementara pada bagian atas ke bawah - Lurus

6 Pasang konduit & block out bila ada pekerjaan terkait - Sesuai gambar kerja

7 Periksa seluruh tulangan, diameter & jaraknya - Sesuai gambar kerja

8 Bersihkan sisa-sisa kotoran kawat ikat dll - Bersih

lampiran :

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal


Dibuat : Kasia Teknik 20-Desember-04
Disetujui : Kepala Proyek 20-Desember-04

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 30
Proyek : C. Pemotongan tulangan beton
Pemotongan baja tulangan
Instruksi Kerja Tgl Edisi Pertama : 20 Desember 2004 No Kopi : dilakukan dengan dua cara yaitu
Pekerjaan Pembesian Nomor Edisi : Tanggal Revisi : dengan cara pemotongan
Stab BP 2 Kode Dokumen : Halamn ke : 1 dari 1 secara manual dan pemotongan
secara mekanis, dapat di
Alat Bahan Lokasi Pekerjaan jelaskan sebagai berikut
- Bar bender - Besi beton BJTD 24 & BJTD 40 dibawah ini.
- Bar cutter - Kawat beton
- Meteran - Beton decking Lower Ground Pemotongan secara manual
-Tang
Pekerjaan pemotongan baja
- Genset

PUSBIN KPK 2014


tulangan beton dengan mem-
KRITERIA STATUS
No LANGKAH PEKERJAAN buat daftar rencana pembeng-
BERTERIMA BAIK TIDAK
1 Pemotongan & pembengkokan besi beton - Sesuai bending list
kokan / barlist dari tulangan yang
2 Pembersihan lean concrate - Bersih, kering & bebas kotoran akan dipasang secara
3 Cek level lean concrete - Sesuai gambar kerja menyeluruh, Daftar rencana
4 Pasang beton decking dengan tebal sama dengan - Sesuai gambar kerja pembengkokan ini biasa disebut
tebal selimut beton BEUGSTAAT.
5 Pasang besi lapis bawah sesuai dengan marking - Sesuai metode kerja
daun lanjutkan dengan lapis berikutnya
6 Ikat pertemuan besi beton dengan kawat beton - Besi beton terpasang sesuai Persiapan untuk pemotongan
minimal 3 kali putar persyaratan rapi / kuat dan pembengkokan dimulai
7 Cek dimensi tulangan dan jarak tulangan - Sesuai gambar kerja berdasarkan dari gambar renca-
8 Bersihkan lokasi dari potongan kawat & kotoran lain - Bersih na tulangan baik berupa gambar
pondasi, balok, kolom, lantai dan
sebagainya.
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Dibuat : Bagian teknik 20-Desember-04
Disetujui : Kepala Proyek 20-Desember-04

31 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Dalam lembar beugstaat mengetangahkan : Batang-batang berdiameter sampai dengan 12 mm akan dipotong
dengan gunting menurut kepanjangannya. Diameter yang lebih besar (
- Jenis struktur (balok, kolom, lantai dsb)
> 12 mm ) dipotong dengan gunting blokyang diletakkan di atas
- Lokasi / elevasi
sebuah balok kayu.
- Referensi penulangan dari gambar apa
- Bentuk / skets pembengkokan
Pemotongan dilakukan batang per batang, ukuran bagian yang
- Kode
tercantum pada daftar pembengkokan ditandai dengan kapur tulis
- Type baja tulangan dan diameternya
setelah itu, diangkat oleh pekerja dari lokasi penyimpanan ke meja
- Panjang batang
pembengkokan, batang yang sepadan (sama-sama kualitas baja,
- Jumlah, unit dan jumlah total
diameter dan kepanjangannya) dibundel dan diberi label, selanjutnya
- Panjang sisanya

PUSBIN KPK 2014


dibawa ke lokasi penyimpanan sementara.
- Berat per unit dan total berat.

Gunting pemotong Pembagian Lokasi Bangunan

Batang-batang yang akan


Meja Pembengkok
dibengkok

Lokasi Penyimpanan
Penyimpanan terpisah

Gunting blok

Penandaan Pemotongan Membundel batang-batang lurus

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 32
Pembundelan dan
pemberian label yang
sepadan

PUSBIN KPK 2014


Pemotongan secara mekanis
Mesin pemotong tingkat berat ditempatkan tetap di antara dua
mejakerja. Batang-batang dibawa ke meja pemotong perta-
ma. Tergantung pada kapasitas mesin pemotong dan diameter
batang, maka satu batang atau lebih dapat dipotong bersa-
Pembuatan daftar besi beton yang telah
dipotong
Besi beton yang telah dikelompokan, diberi
label sesuai fungsinya misalnya balok lokasi A,
lantai lokasi B, kemudian dibuat daftar besi
ma-sama.
beton yang telah dipotong.

Pengelompokan besi beton yang sudah dipotong tetapi tidak


perlu dibengkok untuk besi ulir PEMBENGKOKAN BESI BETON
Setelah pemotongan baja beton dikelompokkan sesuai
fungsinya, misal untuk balok L1-2 CD. Tulangan pokok, Pembengkokan besi beton berdasarkan data
sengkang dan steknya diikat dan diberi label sesuai kode pada yang ada pada barlist. Ketentuan untuk
lembaran bestaat, pembengkokan dan toleransinya mengacu
pada standar pembesian yang ada, sesuai
spesifikasi yang berlaku.

33 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Identifikasi dan penyiapan alat pembengkok tulangan manual B. Pembengkokan
maupun mekanik
Dalam pembengkokan, digunakan meja
Indentifikasi dan penyiapan peralatan yang diperlukan untuk pembeng- pembengkok terbuat dari balok kayu. Di atas
kok tulangan manual disiapkan. Meja kerja dengan mal pembengkok meja pembengkok terdapat sebuah pelat
sudah diletakkan plat pembengkok dan pasak-pasak besinya. Kunci pembengkok dengan dua pasak besi kecil
penekuk dari berbagai ukuran, dan pembengkok tulangan mekanis yang dipakukan atau disekrup.
disiapkan bar bender diameter 20 mm keatas.

Pembengkokan besi beton


A. Skedul kerja

PUSBIN KPK 2014


bertulang secara keseluruhan kemudian juga menelaah skedul atau
rencana kerja harian dan mingguan dilakukan pengecekan dengan
gambar kerja dan barlist / bar bending schedule. Hasil pengecekan terse-
but akan menjadi input bagi pembuatan skedul harian / mingguan. Besi – Pelipat dan
Pelat - pelipat

contoh :
minggu pertama harus menyelesaikan pekerjaan pembesian dengan
volume 26.716 kg. Misalnya pada rencana kerja mingguan tertera pada
pekerjaan plat lantai seperti berikut ini : a. Cara Membengkokan Besi Beton
Membengkokkan besi dengan mengguna-
Bekisting : 210m2
kan kunci besi, dari ukuran kecil sampai
Pembesian : 26.716kg
besar. Kunci besi perlu ditamba sambungan
Pengecoran : 80m2
pipa, agar dalam membengkokan menjadi
lebih ringan. Membengkokkan besi beton
dilakukan satu per satu pada setiap beng-
kokannya, batang per batang.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 34
Lubang untuk
Skrup / pendimeja

PUSBIN KPK 2014 Cara Membengkokkan


Besi Beton

35 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
b. Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan. c. Kait dan pembengkokan
Pembuatan kait – kait pada batang tulangan dapat berupa
kait penuh, kait miring atau kait lurus. Dalam hal pembuatan
kait ini maka agar memperhatikan ketetapan sebagai berikut :

Kait – kait sengkang harus berupa kait miring, yang


melingkari batang sudut dan mempunyai bagian yang
lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan
minimum 5 cm.

Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar


paling sedikit 5 d atau 5 dp seperti ditunjukkan, dimana

PUSBIN KPK 2014


d = diameter batang polos dan dp adalah diameter
pengenal batang deform seperti diterangkan dalam
nomor 1 diatas.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 36
Kait miring Kait Miring pada sengkang
e. Pembengkokan secara mekanis
Mesin pembengkok. Pelat-pelipat tetap ditukar dengan
pelat-pembengkok yang digerakkan oleh arus listrik. Keun-
tungan dari mesin pembengkok ini adalah beberapa
batang-batang dapat dibengkok sekaligus. Bisa diatur
dengan mudah.

Untuk membentuk bengkokan sesuai dengan daftar


pembengkokan, dengan demikian seluruh batang-batang
mempunyai kesamaan sudut lengkung.

Mesin pembengkok dapat diprogramkan, memungkinkan

PUSBIN KPK 2014


pembengkokan batang yang dibengkok dengan berbagai
sudut lengkung secara berurut-urut. Mesin ini umumnya
digunakan untuk membengkok sengkang-sengkang.

Pembengkokan
tulangan

Mesin pembengkok

37 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Membengkokkan besi beton dengan mesin (tenaga listrik) mempunyai Pembuatan daftar besi beton hasil
keuntungan : pembengkokan
- Dapat membengkokkan besi diameter besar.
Besi beton yang telah dikelompokkan, diberi
- Beberapa batang (ditumpuk) dapat dibengkokkan sekaligus
label sesuai fungsinya misal balok lokasi A,
- Lebih cepat
lantai lokasi B, kemudian dibuat
- Bentuk bengkokan lebih seragam
daftar besi beton yang telah dibengkok.
Cara
membengkokan
besi beton PERAKITAN BESI BETON
dengan mesin

Perakitan besi beton dapat dilakukan

PUSBIN KPK 2014


dengan 3 cara yaitu :
1. Perakitan dilokasi pemotongan dan
pembengkokan kemudian tulangan dibawa
ke lokasi pemasangan dan langsung
dipasang.

Keterangan : 4 = Penahan
2. Perakitan langsung ditempat pemasangan-
1 = Piringan baja dengan as vertikal 5 = Batang besi beton nya
2 = Pin 6 = Pin as tengah
3 = Lubang untuk pin 3. Perakitan di pabrik, kemudian dibawa ke
tempat pemasangan
Pengelompokan besi beton yang sudah di potong
Setelah pembengkokan, baja beton dikelompokkan sesuai fungsinya,
misal untuk balok L1-2 CD. Tulangan pokok diikiat dan diberi label sesuai
kode pada lembaran bestaat, demikian juga sengkang dan steknya.
Besarnya ikatan disesuaikan dengan alat angkatnya.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 38
Gambar kerja tulangan besi beton Perakitan dengan cara langsung merakit tulangan yang
sudah dibengkok dan dipotong tersebut ketempat
Gambar kerja tulangan merupakan pedoman untuk perak-
pemasangannya
itan tulangan dan perlu dipahami secara cermat dan teliti
Pemotongan dan perakitan dilakukan di pabrik, kemu-
Penyiapan tulangan besi beton dian dibawah ke tempat pemasangan.
Besi beton yang sudah dibendel dan diberi label dibawa
2. Pemasangan tulangan
ketempat perakitan.
Cara Pelaksanaan pemasangan tulangan agar diperhatikan
Cakar ayam atau tahu beton dibuat dan dibawa ketem- hal-hal seperti dibawah ini :
pat pemasangan.

PUSBIN KPK 2014


Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit
Penyiapan tulangan besi beton
gilingan baja, karat lepas, serta bahan-bahan lain yang
Peralatan untuk perakitan tulangan disiapkan antara lain dapat mengurangi daya lekat baja dengan beton.
: alat ukur, alat pengikat / catut, paku, kunci-kunci dll.
Tebalnya selimut beton dan penempatan / elevasi
Perlengkapan untuk perakitan tulangan disiapkan antara tulangannya. Oleh karena itu tulangan harus dipasang
lain standar penyangga. dengan ganjal tulangan / beton dekking, kaki ayam
atau spacer.
APD sesuai ketentuan K3 disiapkan.
Tulangan rangkap dan tulangan atas harus ditunjang
Perakitan tulangan besi beton pada tulangan bawah oleh batang penunjang (biasa
disebut kaki ayam) atau ditunjang langsung pada
A. Perakitan tulangan besi beton cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton
1. Perakitan dan pemasangan tulangan yang tinggi.

Perakitan dikerjakan dilokasi dekat pemotongan dan


pembengkokan

39 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
3. Toleransi pada pemasangan tulangan a. Pengikatan baja beton

Pemasangan tulangan dipakai toleransi sebagai berikut : Beberapa bentuk dan cara pengikatan
anyaman baja beton antara lain :
Terhadap kedudukan diarah ukuran struktur yang terkecil, toleransi
sebesar ± 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 a. Silang cocok untuk menghubungkan
mm untuk ukuran lebih dari 60 cm. batang-batang bersilangan pada plat
lantai dll.
Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang, toleransi
sebesar ± 50 mm dan untuk kedudukan bengkokkan akhir dari b. Lingkar dan silang, sama dengan A,
batang, toleransi sebesar ± 25 mm dengan syarat tambahan bahwa tetapi untuk diameter yang lebih besar.
tebal penutup beton diujung batang harus memenuhi yang di syarat-

PUSBIN KPK 2014


kan. c. Sadel/ pelana, digunakan untuk meng-
hubungkan sengkang – sengkang
Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding, dengan tulangan sudut pada balok atau
toleransi didalam bidang tulangan ± 50 mm. kolom.

Terhadap kedudukan dari sengkang – sengkang. Lilitan – lilitan spiral d. Lingkar dan sadel. Sama dengan D,
dan ikatan – ikatan lainnya, toleransi sebesar ± 25 mm tetapi untuk diameter tulangan yang
lebih besar.
Apabila ada pipa – pipa atau benda-benda lain yang direncanakan
menembus beton atau ditanam dibeton, maka tulangan tidak boleh e. Silang ganda untuk ikatan extra kuat
dipotong dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari toleransi

Toleransi yang ditetapkan butir 1 s/d 4 diatas.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 40
PUSBIN KPK 2014

41 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
PUSBIN KPK 2014
NOTE : Rebar caps must be placet over
any protruding rebar ends to protect
personnel (an OSHO requirement) from
iniuries.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 42
b. Tulangan Balok Penganyaman tulangan sangkar balok dan kolom pada
lokasi pemotongan / pembengkokan.
Metode kerja 1

Penganyaman tulangan balok pada lokasi pekerjaan.

PUSBIN KPK 2014


Tiga cara penganyaman sangkar tulangan balok
1. Penganyaman tulangan balok di dalam bekisting.
2. Penganyaman tulangan balok di atas bekisting
3. Penganyaman tulangan balok di atas bekisting
Persyaratan umum untuk jumlah penahan jarak, paling Penahan jarak tidak boleh dipasang :
sedikit harus :
Untuk batang bawah dan sisi 40 a 50 kali diameter Pada jarak yang kurang dari 500 mm di batang yang
batang sama.

Untuk batang atas 30 a 40 kali diameter batang. Dengan jarak dari penahan jarak di batang yang terdekat
kurang dari 300 mm.
Dua buah per m2 bekisting atau lantai kerja.

Satu buah per meter lajur pada setiap bidang


balok atau kolom.

43 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Bila syarat minimal ini dialihkan ke dalam persyaratan praktek, maka Sebelum menurunkan rangkaian tulangan
jumlah penahan jarak untuk balok berlaku sebagai berikut : pada kedudukannya. Lakukan langkah-lang-
Bagian bawah balok : kah sebagai berikut :
Diameter rata-rata batang bagian bawah a. Pasang ganjal beton/ batu tahu yang
≤ 10 mm : 2 per m lajur balok tebal 2 1/2 – 3 cm pada tulangan bawah
> 10 mm : 1 per lajur balok pada jarak-jarak tertentu tiap 60 – 70
cm. Pengikatan harus kuat agar ganjal
Bagian sisi balok : beton itu tidak jatuh dan pasanglah pada
Ketinggian ≤ 300 mm : 1 per m lajur bidang sisi kedua sisi bawah.
Ketinggian > 300 mm : 2 per m lajur bidang sisi
b. Pada sisi tegak / bidang sisi kiri kanan

PUSBIN KPK 2014


Metode kerja 2 juga dipasang ganjal beton/ batu tahu
agar besi tidak menempel pada acuan /
Memasang tulangan balok ditempat : bekisting.

c. Bersihkan dahulu sisa kawat ikat atau


potongan-potongan yang berada pada
dasar bekisting (acuan) dan buanglah
keluar bangunan, hindari dari cara mem-
bersihkan dengan mendorong ke lubang
yang biasanya lubang kolom.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 44
PUSBIN KPK 2014
Tulangan dengan sengkang spiral.
Tulangan dengan penyetabil sengkang spiral juga dipergu-
nakan untuk menahan momen puntir pada beton.

Pemasangan dan peletakkan balok lantei.


Penulangan balok latei

45 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Balok luiffel Penganyaman tulangan lantai di pekerjaan

Dipasang pada bangunan yang jarak tembok diatas pintu tinggi hingga
kemungkinan akan membasahi pintu, dipasang menjorok keluar. Tulan-
gan tambahan yang dipasang membujur sekeliling pada jarak yang sama
gunanya untuk menahan tegangan puntir.

Balok luiffel
Dipasang pada bangunan yang jarak tembok diatas pintu tinggi hingga
kemungkinan akan membasahi pintu, dipasang menjorok keluar. Tulan-
gan tambahan yang dipasang membujur sekeliling pada jarak yang sama
gunanya untuk menahan tegangan puntir.

PUSBIN KPK 2014


c. Tulangan Lantai

Metode kerja 1
Jumlah pengikatan tergantung dari diameter
Pada tulangan lantai, awal mulanya penganyam akan melakukan
tulangan dan lebar jaring tulangan. Untuk
pengukuran. Jarak sumbu ke sumbu tulangan ditandai pada bekisting
tulangan bawah berlaku :
dengan menggunakan kapur tulis. Setelah tulangan lapis pertama
dipasang, tulangan lapis kedua dapat dipasang pula. Kemudian Seluruh persilangan pada ujung-ujung;
lapisan tulangan pertama dan kedua dipasang berurutan, selanjutnya untuk persilangan yang lain, tiap jarak
seluruh persilangan tulangan atau sebagiannya diikat secara ikatan sumbu ke sumbu 50 kali diameter
silang. batang, tetapi paling sedikit satu pada
tiap selang persilangan.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 46
Demikian kebutuhan jaringan atas, awal mulanya dipasang Suport tradisional
Suport (ganjalan-ganjalan).

Suport tradisi

Suport gelegar

Suport rak atau garis


Suport gelegar
Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi
pekerjaan dan tergantung dari ketebalan lantai, di samping
itu besar garis tengah suport adalah sebagai berikut :

PUSBIN KPK 2014


Garis tengah

Ф8

Ф 10
Tebal lantai

≤ 140 mm

> 140 mm ≤ 200 mm

Ф 12 > 200 mm ≤ 300 mm

Ф 16 > 300 mm ≤ 450 mm

Ф 20 > 450 mm Suport-rak atau garis

47 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Jumlah dari suport (n) per m2, besarnya tergantung daripada garis tengah Suport rak atau garis digunakan untuk
batang-bawah dari jaring atas фk : lantai-lantai yang lebih tebal dari 400 mm,
tergantung dari ketinggiannya suport ini
фk ≤ 10 mm n=2 dibuat dari baja beton atau baja profil.
фk> 10 mm ≤ 16 mm n=1 Suport tradisional dipasang pada lapisan
фk> 16 mm n = 0,5 teratas dari jaring bawah. Pada sederetan
suport ini dihubungkan dengan batang jaring
atas dari bagian lapis bawah dan batang ini
Suport gelegar digunakan sebagai pengganti suport tradisional dengan diikat keras dengan suport secara ikatan
batang tulangan bantu. Suport gelegar ini diprabrikasikan. Dengan cara silang.
sengkang sisi tidak disamakan, maka ini dapat dipakai sebagai pedoman
untuk tiga macam ketebalan lantai. Batang-batang bawah lainnya dibagikan di

PUSBIN KPK 2014


Jarak sumbu ke sumbu (l dalam m) dari suport gelegar besarnya bergan- antara deretan suport. Setelah menelusuri
tung pada garis tengah фk batang bawah dari jaring atas. tulangan lapisan kedua dari bagian tulangan
atas, tulangan lapisan pertama yang terletak
di atas jaring bawah ditarik dan dipasang di
фk (mm) Lebih besar dari Sampai dengan bawah lapisan kedua.
6 0,5 0,75
Pekerjaan penarikan jaring-jaring dari bagian
8 0,75 1,0 jaring atas untuk lantai yang tebal dengan
tulangan yang berat itu amat melelahkan.
10 1,0 1,25
Agar pekerjaan ini dapat dihindari maka
12 1,50 1,75 diberi sebuah batang tulangan bantu melalui
suport dan letaknya tegak lurus terhadap
16 1, 75 2,00 lapisan terbawah dari bagian jaring atas
.Selanjutnya dipasang lapisan pertama
20 2,00 2,25
dengan arah tegak terhadap lapisan teratas
dan diikat keras secara ikatan silang.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 48
Batang-batang bagian jaring atas di seluruh persilangan Metode Kerja 2
harus saling diikat satu sama lain. Bila batang-batang bagian
jaring atas ditumpu oleh suport gelegar yang letaknya tegak Kita akan bicarakan dua macam pelat, yaitu :
lurus terhadap batang bawah bagian jaring atas, ini boleh 1. Pelat type 1, misal pelat lantai dasar (bilamana memer-
menyimpang. Pada batang-batang dipersilangan yang lain lukan pembesian), yakni pelat yang terletak di atas
paling sedikit harus diikat berselang satu sama lain. tanah dasar.
Setelah tulangan lantai selesai dikerjakan, dipasang penahan 2. Pelat type 2, misal pelat lantai tingkat
jarak yang dibutuhkan untuk penutup beton. Penahan jarak
disarankan memakai blok kecil beton. Jumlah penahan jarak
minimal dua per m2 bekisting atau lantai kerja.

PUSBIN KPK 2014


Bila diameter tulangan utama ≤ ф 10 maka dianjurkan
memakai penahan jarak yang lebih banyak, misalkan :
ф 8 – ф 10 : 3 per m2 luas lantai
<ф8 : 4 per m2 luas lantai

Untuk bidang-bidang samping harus pula diusahakan penut-


up beton memenuhi persyaratan, dengan memasang pena- Untuk pembesian lantai dasar, pada umumnya dipasang
han jarak yang cukup, minimal satu (penahan jarak) per m tulangan rangkap, yakni menggunakan anyaman tulang
lajur bekisting. atas dan bawah dengan ukuran diameter yang sama besar.

Pada beberapa Negara, cara ini juga dipakai untuk pelat


Suatu penutup beton
harus cukup ada lantai tingkat dan pelat atap.

49 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Cara pemasangan :
a. Pasang dulu pembesian bagian bawah, perhatikan tanda-tanda Ganjal beton untuk pelat sesuai petunjuk pelak-
pembesian mana lapis bawah dan mana lapis keduanya. Biasanya sanaan dapat diambil 1,5 – 2 cm tebal atau
arah pendek yang paling bawah. lebih (lihat gambar rencana).

b. Ikatlah dengan kawat beton, persilangan-persilangan dua batang besi,


berseling-seling, tidak semua silangan, asal dirasa cukup kuat dalam
arti, silangan tidak bergerak hingga jarak besi tetap silangan, asal
dirasa cukup kuat dalam arti, silangan tidak bergerak hingga jarak besi
tetap.

PUSBIN KPK 2014


c. Perhatikan jarak pembesiannya, mulailah dari tanda-tanda jarak yang
ditentukan.

d. Pasang besi kaki ayam pada jalur yang telah ditentukan agar jarak dan
letak besi atas dalam kedudukan yang benar. Kaki ayam agar Mengenai pemasangan pembesian untuk lantai
dipasang pada persilangan pembesian. tingkat :

e. Pasang besi atas pada arah pendek di atas kaki ayam, setelah itu Pada dasarnya sama dengan lantai dasar,
letakkan besi arah pendek antar dua kaki ayam menurut jumlah yang hanya pada pembesian lantai pelat (tingkat)
telah ditentukan. banyak / berjenis-jenis bentuknya. Pada
bagian tengah, pembesian bagian atas
f. Setelah itu, pasang besi arah panjang sebagai lapis terakhir dari pelat pada umumnya kosong pada arah panjang
itu. maupun pendek.

g. Periksa kedudukan-kedudukan besi, jaraknya, jumlahnya dan


sebagainya.

h. Pasang ganjal beton/ batu tahu untuk menjaga jarak pembesian paling
bawah dan kayu acuan (bekisting).

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 50
Ada empat jenis bentuk besi menurut kebutuhan, yaitu: Catatan :
I = Bentuk berbengkok, simetri ditengah Sebelum memasang tulangan pelat lantai dasar maupun
II = Bentuk lurus panjang dengan kait di ujungnya tingkat, sebaiknya menyelesaikan tulangan / pembesian
III = Bentuk lurus pendek, buat pinggir balok dahulu.
IV = Bentuk lurus, dipasang untuk menahan kerut bila
Contoh denah pembersihan pelat lantai
bentang plat panjang 6 – 7 m’.

Cara pemasangan :
a. Besi bawah sama dengan pelat dasar, karena bentukn-
ya ranjangan, hanya saja pemasangan berseling satu.

PUSBIN KPK 2014


b. Perhatikan batas-batas pemasangan pada jenis
bentuknya yaitu dengan tanda arah panah berujung
dua.

c. Pemasangan kaki ayam hanya pada bagian-bagian


tertentu, pinggir-pinggir, sebab bagian tengah tidak ada
besi atas. Bahkan pada pembesian yang besar tidak
dipasangi kaki ayam.

d. Besi berbengkok dipasang setelah pembesian bawah


Tulangan pokok yang dipasang dalam 2 arah ℓx dan ℓy.
selesai, termasuk silangan pengisi jarak yang kosong.
Besi berbengkok dipasang pada seling-selingnya.

e. Besi lurus dipasang di antara 2 (dua) besi berbengkok

f. Pasang ganjal beton/ batu tahu sesuai kebutuhan (jarak


60 - 70 cm).

51 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Tulangan plat beton dengan sistem tulangan pokok dan tulangan pembagi
(Perlu dipikirkan bahwa pada beton bersih,
’oil crayon’ berwarna kuning atau biru pada
bekisting akan luntur dan setelah beton dicor
selalu terlihat. Karena itu gunakan senantiasa
kapur tulis agar selalu dapat dihapus dengan
mencuci).

Batang-batang (lewatan) vertikal yang menonjol


dari jaringan akan diikat dengan tulangan stek.
Tulangan stek ini telah ditanam dalam beton
pada fase awal (misalnya pada lantai atau

PUSBIN KPK 2014


dinding sebelah bawah). Supaya tulangan stek
ini tetap terletak pada tempatnya dengan baik,
maka dipasang tulangan bantu berbentuk – U
dalam arah memanjang. Batang-batang
d. Tulangan Dinding horisontal diikat secara sambungan silang
dengan batang vertikal yang lain. Karena
Penganyaman jaring-tulangan masih harus dianyam, maka
Umumnya tulangan
tulangan dinding sementara batang-batang (horisontal) ini
dinding akan dianyam
diletakkan di antara tulangan stek .Batang
setelah selesai
vertikal diikat lagi dengan tulangan stek, kemu-
memasang salah satu
dian batang horisontal dari sebelah bawah
sisi bekisting dinding.
diikat dengan batang vertikal lain secara
Letak tulangan dapat
sambungan silang.
ditandai pada bekist-
ing dengan kapur tulis.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 52
Tulangan Dengan petunjuk untuk tulangan lantai, berlaku pula untuk
pembantu
tulangan dinding yakni batang-batang melalui pinggiran
seluruh persilangan harus diikat satu sama lain. Pada dinding
yang menjulang perlu dipakai perancah. Untuk mengatur jarak
yang diisyaratkan dari tulangan dalam dan luar, maka diguna-
kan sambungan berbentuk – U.

Bagian akhir yang panjang paling sedikit harus sepanjang


lebar jaring penuh, hingga akhir ini dapat diikatkan dengan dua
batang-batang. Penahan jarak berupa balok beton atau
gelang-gelang sering digunakan. Jumlah penahan jarak paling
sedikit dua buah per m2 bekisting. Bila diameter dari

PUSBIN KPK 2014


batang-luar ≤ ф 8, maka disarankan menggunakan penahan
Batang horizontal diantara tulangan stek jarak lebih banyak.

e. Tulangan Kolom

Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya


dianyam dalam keadaan terlentang (sesuai dengan tulangan
balok), kemudian sangkar diletakkan di atas tulangan stek.
Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada
pelaksanaan. Mula-mula sengkang dipasang pada kolom
stek. Batang-batang diikatkan pada stek-stek yang

53 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
ada. Setelah pengikatan selesai dilakukan penandaan jarak sumbu ke Dapat masuk dengan baik pada silangan
sumbu batang-batang sengkang. Mula-mula sengkang teratas diikat, balok yang biasanya didaerah silangan ini,
kemudian sengkang-sengkang yang lain dari sebelah atas ke bawah. besi sangat padat.

Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan sengkang Stek diatas pelat berada pada sisi dalam
dan serentak dapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-batang. tulangan kolom, hingga tidak perlu mem-
Ketika pengikatan sengkang secara sambungan sadel untuk tiap sengkang, bengkok diatas pelat.
(pada batang-batang sudut dan batang-batang yang lain dengan sengkang
lain secara sambungan silang), penahan jarak dipasang pula. Minimal Untuk gedung bertingkat banyak sambungan
jumlah penahan jarak yaitu : satu per m lajur bidang sisi. Untuk kolom bulat tulangan kolom lebih baik diletakkan ditengah
atau kolom berukuran besar, minimal dua per m2 bekisting. ketinggian diantara kedua lantai.

PUSBIN KPK 2014


Tulangan
Kolom

Setelah selesai pengecoran pelat & balok dan setelah selesai pengukuran
kembali posisi/kedudukan kolom dengan membuat tanda-tanda as, maka
perlu dibetulkan dulu kedudukan stek kolom agar kedudukan pembesian
kolom baik. Membuat tulangan kolom sebaiknya ujung yang masuk pelat
ditekuk sedikit dengan tujuan :

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 54
Stek ditekuk ke arah dalam agar tulangan kolom duduk pada e. Pasang batu tahu / ganjal beton dulu, sebelum dipasang
kedudukan yang sebenarnya. Pasang tulangan kolom dan acuan.
sengkangnya. Sementara tukang batu membuat kepala
kolom setinggi 5 cm. f. Bersihkan bagian diatas kepala kolom dari kotoran-koto-
ran, kawat ikat dan sebagainya.
Membuat tulangan kolom sebaiknya ujung yang masuk pelat
ditekuk sedikit dengan tujuan :

1. Dapat masuk dengan baik pada silangan balok yang


biasanya didaerah silangan ini, besi sangat padat.

2. Stek diatas pelat berada pada sisi dalam tulangan

PUSBIN KPK 2014


kolom, hingga tidak perlu membengkok diatas pelat.

Dengan begitu arah tulangan kolom dapat satu arah dari


bawah sampai atas.
Perhatikan :
a. Arah kait agar sedemikian agar tidak rapat.

b. Agar ada sela – sela yang cukup, sedikitnya 2,5 cm,


agar koral / split dapat masuk
Cakar ayam dan beton tahu
c. Sengkang teratur, rata, datar, jangan mencong-men- a. Diidentifikasi macam dan jumlah beton tahu / cakar
cong. ayam sesuai dengan gambar kerja pembesian

d. Kait sengkang agar dipasang berseling-seling, tidak b. Beton tahu / cakar ayam dibuat sesuai spesifikasi yang
pada kedudukan sama. telah ditentukan

55 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
c. Beton tahu / cakar ayam diikat dan dipasang pada rangka penulangan Pemeriksaan hasil perakitan tulangan
besi beton sesuai jarak dan jumlah yang telah ditentukan
a. Pemeriksaan
d. Nama yang umum dipakai : Pemeriksaan baja beton dilakukan dalam lima
- Ganjal dari baja : kaki ayam / cakar ayam jenis, yaitu :
- Beton dekking : tahu beton Pada saat penerimaan baja beton
Pada penyimpanan sebelum dibengkok
Selimut Beton Gambar pembengkokan dan Pemotongan
Selimut beton adalah beton yang melindungi baja beton dari pengaruh (bestaat)
cuaca, kemungkinan korosi maupun pengaruh panas / kebakaran. Pada saat dipotong / dibengkok
Tebal selimut beton tergantung dari fungsi struktur beton itu sendiri. Pada saat dirakit
Apabila tidak ditentukan dalam spesifikasi, maka tebal selimut beton

PUSBIN KPK 2014


(diukur dari jarak tepi tulangan terluar dengan permukaan beton), ACI Penerimaan baja beton :
merekomendasikan tebal minimum sebagai berikut :
Periksa, apakah jumlah dan diameternya
a. Untuk tapak pondasi tapak (footing), lantai basement atau struktur lain sesuai dengan faktur
yang kontak lagsung dengan tanah, tebal minimum = 7,5 cm.
Periksa juga jenis, mutu dan panjangnya
b. Untuk permukaan yang berhubungan dengan tanah atau terletak apakah sesuai dengan yang dipesan.
ditempat yang mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca (bagian luar
bangunan), maka apabila struktur beton memakai tulangan diameter Periksa apakah dilengkapi sertifikat atau
lebih dari 15 mm, tebal selimut minimum = 5 cm, sedangkan apabila tanda uji laboratoriumnya. Apabila belum
memakai tulangan diameter 15 mm atau lebih kecil, maka tebal ada segera mintakan kepada pemasokn-
minimum = 4 cm. ya.

c. Kolom dan balok, min = 4 cm

d. Pelat / slab, min = 2 cm.

BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 56
Periksa secara visual, apakah terjadi korosi atau pengelu- Periksa gambar pembengkokan berdasarkan gambar
pasan dan sebagainya. kerja yang telah disetujui.

Periksa kelurusan dan keseragaman ukuran, karena Hitung jumlah baja beton yang akan dikerjakan.
produk tertentu kadang-kadang memiliki ukuran yang
berbeda antara ujung dan tengahnya. Periksa baja beton ekstra yang harus dikerjakan dan minta
persetujuan ke pengawas termasuk beban pembayarann-
Penyimpanan baja beton sebelum dibengkok : ya.

Penyimpanan baja beton bebas dari tanah dan tertumpu Periksa, apakah bestaat yang sudah disetujui direksi sama
balok atau yang sejenis. dengan yang dikirim ke tukang potong / bengkok

PUSBIN KPK 2014


Penyimpanan dipisah sesuai diameternya. Periksa pemanfaatan sisa potongan, apakah sudah efisien
dan memungkinkan untuk dilakukan.
Penyimpanan tidak boleh terlalu lama, beri penandaan /
kode tanggal penerimaannya.
Pemotongan dan Pembengkokan :
Pisahkan material akhir dari lokasi Siapkan gambar bestaat yang sudah disetujui

Perlindungan terhadap pengaruh cuaca apakah memakai Periksa jumlah dan panjang batang lonjoran yang akan
atap atau cukup dengan ditutup terpal. dipotong.

Gambar pembengkokan dan pemotongan (bestaat) : Luruskan baja beton yang akan dipotong dengan alat
pelurus.
Siapkan gambar kerja penulangan yang telah disetujui.
Periksa, apakah panjang dan bentuk bengkokkan sesuai
Pelajari penandaan / kode dari tulangan dengan bestaat

57 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Periksa jari-jari bengkokkan apakah sudah sesuai persyaratan Periksa selimut betonnya, termasuk jenis
dan jarak ganjal / beton dekking nya dan
Periksa bentuk kait-kait ketepatan elevasi tulangan atas.

Batang - batang perbagian struktur dibundel dan diberi label yang mudah Periksa tempat-tempat pertemuan.
dilihat.
Periksa sambungan - sambungannya,
Lokasi penyimpanan mudah dikunjungi dan dapat dengan mudah untuk apakah cukup overlappingnya.
manuver peralatan angkut dan peralatan angkat.
Periksa sambungan lasnya.
Sisa potongan yang tak terpakai harus dikeluarkan dari tempat pemoton-
gan maupun pembengkokan. Periksa pemasangan alat penyambungnya

PUSBIN KPK 2014


Perakitan dan pemasangan baja beton (sebelum pengecoran) : Periksa tingkat korosinya apakah harus
dibersihkan atau masih dalam toleransi.
Sediakan gambar kerja yang sudah disetujui
Pembersihan dari sisa-sisa kotoran
Periksa ukuran bekisting sebelum pengecoran.

Periksa ikatan anyaman, apakah cukup kuat. b. Piket / Storing

Periksa mutu dan jenis baja yang dipakai. Setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh
Konsultan / Direksi Lapangan, maka hasil
Periksa bentuk bengkokkan pemasangan / penyetelan pembesian /
penulangan beton dianggap benar dan
Periksa diameter, panjang dan jarak tulangan maupun sengkang serta pekerjaan beton siap untuk dicor.
jumlahnya.

Periksa penempatan baja tulangannya

Periksa stek atau tulangan ekstra yang dibutuhkan.


BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON 58
Pada waktu pelaksanaan pengecoran maka mandor berke- g. Panjangnya besi beton, pengangkeran
wajiban untuk melaksanakan piket atau storing dengan
menyediakan satu atau beberapa orang petugas. h. Tebal lindungan beton (batu tahu) pecah / tidak,
Adapun tugas dari piket / storing tersebut adalah memeriksa besi beton rapat dengan bekisting / cukup
sekali lagi pembesian yang sudah terpasang, ikatan yang longgar.
lepas diperbaiki, penulangan dirapikan dan sisa-sisa besi
dan kawat beton dibersihkan dilokasi pekerjaan. i. Tulangan atas bengkok / tidak (misalnya, terinjak
Dengan posisi pemasangan pembesian adalah benar sesuai pada tulangan – tulangan dengan dari Ǿ kecil) atau
yang disyaratkan, sehingga beton yang akan dicor tercapai bergerak.
mutu yang diharapkan
j. Ada kotoran pada besi beton :
Pencatatan dan pelaporan hasil perakitan tulangan

PUSBIN KPK 2014


- Tumpahan oli
Sebelum beton dicor, pekerjaan pemasangan besi beton - Ada lumpur
harus diperiksa lebih dahulu. Dengan check list, kita - Puntung rokok, dll
periksa hasil pekerjaan sebagai berikut : k. Adanya kayu / klos

Formulir Check List (daftar simak) : l. Perkaratan yang lanjut


a. Jenis besi beton (polos, diform)
m. Cukup support, cakar ayam, pemegang antara,
b. Diameter besi beton dsb.

c. Jumlah besi beton Berhubung pembesian merupakan tulang punggung dari


konstruksi beton, maka ketelitian kerja pembesian akan
d. Jarak-jarak besi beton menentukan kekuatan konstruksi.

e. Sambungan besi beton / stek Kesalahan – kesalahan dalam pekerjaan ini dapat meng-
akibatkan hal-hal yang tidak diinginkan : cacat konstruksi
f. Posisi besi beton (berubah letaknya atau tidak) kegagalan konstruksi yang dapat membahayakan.

59 BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
BAB V
PUSBIN KPK 2014
Pekerjaan pembersihan dan Identifikasi lingkungan kerja yang akan dibersihkan.
PENYIAPAN perapihan lingkungan kerja atau
house keeping merupakan salah Ada 4 lokasi lingkungan kerja yang akan diidentifikasi yaitu :
PEKERJAAN
satu pekerjaan K3 yang terpent-
PEMBERSIHAN a. Lokasi penyimpanan besi beton.
ing. Dengan lingkungan kerja
dan PERAPIHAN yang rapih dan bersih, maka para b. Lokasi workshop tempat pemotongan dan pembeng-
LINGKUNGAN pekerja dapat bekerja dengan kokan besi beton.
KERJA aman dan nyaman serta mencip-
takan lingkungan kerja yang c. Lokasi akses kerja.
sehat.
d. Lokasi tempat perakitan dan pemasangan penulangan
Identifikasi dan penyimpanan besi beton

PUSBIN KPK 2014


peralatan untuk membersihkan
lingkungan kerja. Lokasi ini harus diperhatikan syarat-syarat pada ketentuan
K3 selalu dipenuhi dan peralatan serta perlengkapan K3
Identifikasi peralatan untuk selalu dijaga dalam kondisi baik dan siap pakai.
pembersihan lingkungan kerja Untuk dapat mengetahui ketentuan K3 pada akses kerja,
pada pekerjaan penulangan besi berikut dilampirkan ketentuan tsb :
beton meliputi alat-alat sbb :
Akses Kerja
a). Kompressor
b). Besi magnet 1. Menyediakan pintu masuk dan pintu keluar darurat di
c). Gerobak tempat kerja.
d). Ember
e). Sapu 2. Akses di lapangan maupun tempat kerja dipastikan
f). Pengki dalam kondisi aman.
Dan alat-alat lain untuk pembesi-
han lingkungan kerja. 3. Akses di lapangan yang dipakai rute pekerja dilengkapi
dengan rambu/ tanda peringatan yang jelas.

61 BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
4. Lubang yang ada harus ditutup dan diberi tanda yang jelas, agar
pekerja tidak terperosok kedalam lubang.

5. Material dan peralatan yang berada jalur lalu lintas pekerja harus
disingkirkan

6. Akses di lapangan harus dijaga kebersihan dan kerapihanya.

7. Akses kerja yang licin harus dihindari, jika akses kerja dalam kondisi
licin segera diperbaiki sampai benar-benar aman.

8. Akses di lapangan harus diberi penerangan yang cukup.

PUSBIN KPK 2014


9. Akses yang berbahaya harus dilengkapi dengan handrail yang kuat.

10. Akses yang terjal/ curam harus dibuatkan tangga (stairway) yang
memadai.

11. Aliran listrik yang melewati akses kerja harus diberi proteksi yang
diberi tanda.

12. Jalan masuk, pintu darurat dan akses kerja lainnya harus dijaga dan
dipelihara dengan baik.

BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA 62
Berikut dilampirkan ketentuan-ketentuan K3 pada pekerja 7. Membuat plafform untuk pekerja, alat dan bahan yang
yang bekerja di ketinggian : cukup kuat dan aman. Tepi plafform harus diberi railling/
pagar pembatas yang kuat/ mampu menahan dorongan
minimal 100 kg.
Bekerja di Ketinggian
8. Menempatkan peralatan atau bahan kedalam kanton/
1. Melakukan identifikasi potensi bahaya semua peker-
wadah agar tidak mudah jatuh.
jaan yang berada di ketinggian dan hasilnya dicatat.
9. Menutup lubang yang berukuran lebih besar dari telapak
2. Merencanakan pengendalian terhadap kemungkinan
kaki dengan bahan yang cukup kuat.
resiko yang akan terjadi (risk control) dan mencatat
hasinya.
10. Membersihkan plafform yang licin sehabis hujan dan

PUSBIN KPK 2014


pekerjaan dapat dimulai setelah plafform dipastikan
3. Sebelum bekerja, para pekerja harus mendapat ijin
aman.
terlebih dahulu dari pelaksana terkait.
11. Bila dipersyaratkan atau bila dipandang perlu, maka jaring
4. Memastikan para pekerja yang akan bekerja di
pengaman harus dipasang.
ketinggian harus dalam kondisi sehat dan tidak mem-
punyai rasa takut bekerja di ketinggian.
12. Penumpukan sementara material harus dibatasi dan
ditempatkan tidak terlalu ketepi dan disusun sedemikian
5. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang mema-
rupa, sehingga tidah mudah jatuh dan pekerja memiliki
dai sesuai dengan aspek keselamatan kerja, harness
ruang kerja yang cukup leluasa.
safety belt, helm dan sepatu bot.
13. Pelaksana pekerjaan harus memonitor masing-masing
6. Memasang tali pengaman (life line) untuk mengaitkan
lokasi dimana pekerjaan di ketinggian sedang dilakukan.
harness safety belt/ safety belt yang cukup kuat dan
aman untuk menahan beban pekerja bila terjadi
14. Melakukan inspeksi semua pekerjaan ditempat ketinggian
bahaya dan tidak mengganggu pergerakan pekerja.
dan hasilnya dicatat, jika ditemukan kondisi maupun
tindakan yang berbahaya segera melaporkan ke pelaksa-
na terkait dan segera diamankan/ diperbaiki.

63 BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
15. Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan Pengumpulan peralatan dan
bahan yang terpasang mudah terlepas dan peralatan serta bahan perlengkapan kerja
dipastikan sudah tersimpan rapi di kantong.
Sebelum meninggalkan pekerjaan pada hari
itu, peralatan dan perlengkapan kerja diiden-
Identifikasi dan penyimpanan perlengkapan APD untuk pembersihan tifikasi dan dikumpulkan, meliputi :
lingkungan kerja.
Alat Manual
Perlengkapan APD untuk pembersihan lingkungan kerja perlu diidenti-
fikasi dan disiapkan dengan baik. a. Alat ukur / meteran
Perlengkapan APD tsb antara lain :
b. Sigmat
a. Pelindung kepala - helm

PUSBIN KPK 2014


b. Pelindung kaki - safety shoes c. Alat potong (gunting, gergaji, mesin
c. Sarung tangan potong manual, gunting paralel)
d. Masker penutup hidung
f. Sabuk keselamatan (harness safety belt) – untuk bekerja di d. Alat pembengkok (besi lengkung, kunci
ketinggian. penekuk)
Uraian mengenai perlengkapan APD tsb bisa dilihat pada modul K3
e. Pensil, cranyon

Penyimpanan Kembali Peralatan f. Tang anyam


Yang Telah Digunakan g. Catut
Sebelum meninggalkan pekerjaan, peralatan dan perlengkapan
kerja harus dibersihkan dan disimpan di tempat yang telah ditentu-
kan.

BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA 64
Alat Mekanis Perlengkapan 2. Memastikan, bahwa semua perkakas tangan hanya diper-
gunakan oleh personil yang kompeten.
a. Bar bender a. Meja dengan mal pembengkok
3. Pegangan pada semua perkakas tangan harus terpasang
b. Bar cutter b. Standar penyangga secara cermat dan terikat secara kuat.

Daftar peralatan dan perlengkapan kerja selalu harus dibuat 4. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan
agar tidak ada peralatan yang ketinggalan di lokasi atau jenis perkakas tangan yang dipergunakan, seperti : sarung
hilang. tangan, kaca mata pelindung, helm, dan sepatu bot.

5. Setiap pekerja harus dilatih untuk menggunakan perkakas


Pembersihan dan penyimpanan peralatan dan
tangan (hand tool).

PUSBIN KPK 2014


perlengkapan kerja.
6. Perkakas tangan (hand tool) atau pelindungnya tidak
Selesai bekerja, peralatan dan perlengkapan kerja harus boleh diubah dan tidak diperbolehkan memakai perkakas
dibersihkan sesuai SOP yang ada, baik merupakan alat buatan sendiri.
manual maupun mekanik.
Setelah dibersihkan, alat harus disimpan ditempat yang 7. Perkakas milik pekerja (pribadi ) akan diperiksa setiap
ditentukan, sesuai prosedur yang berlaku. saat.
Sebagai informasi, berikut ini dilampirkan prosedur K3
untuk perkakas tangan (hand tool) sbb : 8. Memastikan penggunaan perkakas tangan mengikuti
aturan atau petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik.
Perkakas Tangan (hand tool)
1. Perkakas tangan (hand tool) adalah semua alat kerja yang 9. Dipilih perkakas yang tepat sesuai dengan jenis pekerjaan
dioperasikan langsung dengan tangan seperti perkakas yang ditangani.
tangan elektrik (electric hand tool), perkakas tangan
bertekanan udara (pneumatic hand tool) dan perkakas 10. Tidak diperkenankan memaksakan penggunaan perkakas
tangan berbahan peledak (explotion hand tool), dan melebihi kemampuan perkakas tersebut.
perkakas tangan manual.

65 BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
11. Semua perkakas tangan yang menggunakan aliran listrik sewaktu
digunakan harus terlindung dari percikan air dan dijaga terhadap Pembersihan Lingkungan
bahaya lainnya yang dapat menimbulkan hubungan arus pendek atau dan Sisa Material
tersengat aliran listrik.
Pembersihan lingkungan kerja dan
12. Kabel listrik diusahakan tidak ada sambungan, jika ada sambungan pembersihan dari sisa material yang tidak
kabel listrik harus di solasi hingga benar-benar terlindung dan ditempat- terpakai dari lingkungan kerja sangat penting
kan di daerah yang aman dan rapi. agar pada tahapan kerja berikutnya atau
pada hari kerja berikutnya.
13. Menyimpan semua perkakas tangan di tempat yang aman dan rapi, bila
perlu dibuatkan wadah atau tempat tersendiri. Pembersihan lingkungan kerja

PUSBIN KPK 2014


14. Memastikan bahwa semua perkakas tangan setelah selesai diperguna- Pembersihan lingkungan kerja merupakan
kan harus dibersihkan dari kotoran yang menempel atau melekat. tanggung jawab semua personil dan dilaku-
kan secara terus menerus atau berkelanju-
15. Perkakas tangan (hand tool) harus selalu dirawat dan selalu dalam tan.
keadaan baik Sebagai pedoman, berikut diuraikan contoh
prosedur K3 untuk kebersihan dan Kerapi-
16. Melakukan pemeriksaan secara berkala semua perkakas tangan, bila han (House keeping) dan Bekerja di ruang
ditemukan perkakas tangan dalam kondisi rusak, maka harus segera terbatas.
diperbaiki atau diganti.

Catatan penggunaan peralatan


Catatan penggunaan peralatan cukup dibuat dengan format check list
agar mudah untuk mengisinya.

BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA 66
Kebersihan & Kerapihan (house keeping) mudah dijangkau oleh petugas kebersihan dan jaraknya
cukup jauh dari tempat kerja.
1. Tempat kerja, tangga kerja, lorong-lorong tempat
orang bekerja yang sering dilalui, harus diberikan 6. Sampah yang menimbulkan bau atau berasal dari bahan
penerangan yang cukup sesuai dengan kebutuhan. organik, segera disingkirkan.

2. Semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi atau 7. Petugas kebersihan harus memakai alat pelindung diri
lubang angin yang cukup, sehingga dapat mengurangi yang sesuai seperti : masker penutup hidung, sarung
terhadap bahaya, pengap, ruangan panas, debu, uap, tangan dari bahan karet, safety shoesdan helm.
asap dan bahaya lainnya.
8. Menjaga dan memelihara semua peralatan, bahan-ba-
3. Menunjuk petugas kebersihan, yang bertugas melaku- han, bangunan dalam keadaan bersih dan tertib.

PUSBIN KPK 2014


kan inspeksi terhadap kebersihan di semua lokasi
pekerjaan dan bila menemukan tumpukan sampah 9. Sebelum meninggalkan pekerjaan, alat-alat kerja harus
yang tidak pada tempatnya segera melaporkan dibersihkan dan disimpan dengan baik, kotoran dan
kepada pelaksana terkait serta menyingkirkan sampah bahan-bahan sisa harus dibuang atau dikumpulkan
tersebut ke tempat yang telah ditentukan. ditempat yang telah disediakan serta lokasi pekerjaan
sebelum ditinggalkan harus dalam kondisi bersih dan
4. Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja harus dijaga tertib.
dan dipelihara, sehingga bahan-bahan yang bersera-
kan, sampah, alat-alat kerja tidak merintangi atau 10. Peralatan yang tajam dan runcing harus disimpan dengan
menimbulkan celaka. baik dan tidak diperbolehkan meninggalkan alat-alat
dalam posisi tergeletak sembarangan karena dapat
5. Menyediakan tempat sampah yang cukup sesuai menimbulkan bahaya.
kebutuhan di semua tempat kerja dan setelah tempat
sampah tersebut penuh, maka segera dibuang ke 11. Tempat-tempat kerja yang licin yang disebabkan oleh air,
tempat sampah dengan ukuran lebih besar yang minyak atau zat-zat lainnya harus dibersihkan segera.
mampu menampung semua sampah dari kotak
sampah dan ditempatkan di luar tempat kerja serta 12. Kain bekas, kertas, sampah dll segera dibuang dan tidak
boleh dibiarkan menumpuk.

67 BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
13. Semua personil dan pekerja diwajibkan
untuk menyingkirkan paku yang bersera-
kan, kawat yang menonjol, potongan logam
yang tajam dan bahan lainnya yang mem-
bahayakan dari tempat kerja.

14. Memasang tanda peringatan misalnya


“Jagalah Kebersihan”.

15. Kebersihan, kerapihan dan ketertiban


merupakan tanggung jawab semua
personil dan dilakukan secara terus

PUSBIN KPK 2014


menerus atau berkelanjutan.

BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA 68
Bekerja di Ruang Terbatas (confined space)
1. Melakukan identifikasi tempat kerja yang termasuk
confined space.
Confined space adalah area kerja yang :

a. Tidak dikehendaki atau tidak dapat diperkirakan


terlebih dahulu

b. Terbatas saat masuk maupun keluar

c. Dipengaruhi oleh suhu udara

PUSBIN KPK 2014


d. Kurang ventilasi atau kurang oksigen

e. Kemungkinan terkontaminasi dengan zat / gas


beracun berbahaya

f. Confined space antara lain : Lubang / sumur /


terowongan, pipa, Silo, Tangga putar, Saluran
Pembuangan, Tangki, Ruang Pendingin dll

2. Melakukan pengujian terhadap kemungkinan


potensi bahaya pada confined space, antara lain :
kekurangan oksigen, kandungan gas beracun dan
material mudah meledak. Hasil pengujian dicatat
dan diarsipkan.

69 BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
3. Sebelum mulai bekerja di ruang terbatas (confined
space) harus mendapat ijin tertulis dari pengawas atau
orang yang ditunjuk.

4. Menyediakan ventilasi atau memasang blower / fan


(penghembus udara) agar pekerja leluasa menghirup
udara / oksigen

5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai,


seperti : masker, helm, sepatu bot, sarung tangan dsb.

6. Memberikan penerangan yang cukup dan sarana untuk

PUSBIN KPK 2014


pengamanan seperti tangga, tali, handy taky dll, serta
dijaga agar tetap berfungsi

7. Menugasi personil untuk menjaga di dekat pintu masuk,


dan mengawasi pekerja terhadap hal-hal yang tidak
diinginkan

8. Memberikan pelatihan kepada para kerja sebelum


bekerja di ruang terbatas (confined space)

9. Tidak diperkenankan memberikan pertolongan di area


kerja confined space, apabila tidak yakin bisa melakukan
pertolongan

Dalam memberikan pertolongan harus mengikuti


prosedur dan melakukan pertolongan pertama
menggunakan sarana / fasilitas yang tersedia dan
memadai.

BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA 70
Pengumpulan sisa material
Khusus untuk pekerjaan penulangan besi beton, sisa
material besi beton yang tidak terpakai harus dikumpulkan
ditempat yang telah ditentukan karena besi beton tsb
masih ada nilainya dan kemungkinan masih dapat diman-
faatkan lagi.

Sisa material besi beton biasanya harus dilaporkan


volume / berat dan jumlahnya kepada atasan langsung.

Pembuangan sisa material yang tidak terpakai

PUSBIN KPK 2014


Sisa material yang tidak terpakai misal kawat beton, paku,
potongan logam yang tajam harus dikumpulkan ditempat
sampah khusus dan segera harus dibuang. Pengelompo-
kan tempat sampah biasanya ada tempat sampah plastik,
kaleng, kertas dan tempat sampah sisa material besi dan
kayu.

Agar memudahkan, maka sisa material besi dikumpulkan


dengan memakai besi magnet, sedangkan material lain
bisa dikumpulkan dengan peralatan sapu, ember dan
pengki.

71 BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum no.
Kep.174/Men/1986, no. 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan kerja pada tempat kegiatan
konstruksi

Undang-undang no. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja

Undang-undang no. 18 tentang Jasa Konstruksi

Waskita Karya PT, Instruksi Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PUSBIN KPK 2014

Anda mungkin juga menyukai