BESI
BETON
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
umber daya manusia merupakan modalitas utama dari sektor konstruksi disamping teknologi, capital,
material dan modal usaha. Efisiensi dan kualitas infrastruktur salah satunya akan sangat tergantung
dari kehandalan kompetensi SDM Konstruksi bidang terampil khususnya pekerja konstruksi. Oleh
karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan keharusan untuk menjamin tidak terjadinya
kegagalan bangunan/ konstruksi. Dalam perspektif inilah suatu pelatihan bagi para Pekerja Konstruksi dibutuhkan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah Pekerja Konstruksi yang memiliki kompetensi yang optimal
sehingga pada akhirnya akan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan melalui kompensasi imbal jasa
yang layak bagi tenaga kerja konstruksi.
Pelatihan Pekerja Konstruksi dengan menggunakan Mobile Training Unit diharapkan mampu menjawab tantangan untuk peningkatan kompetensi Pekerja Konstruksi yang ada di Indonesia karena dapat menjangkau
kantong-kantong Pekerja Konstruksi yang ada di daerah pelosok. Pelatihan Konstruksi Keliling ini harus
didukung oleh semua stakeholder bidang jasa konstruksi agar tingkat keberhasilannya mencapai sasaran yang
diinginkan. Selain dukungan eksternal suatu pelatihan yang baik harus didukung oleh alat pelatihan yang baik
juga, salah satunya modul/ materi pelatihan. Buku saku pekerja konstruksi dalam pelatihan merupakan salah
satu media bahan pelatihan peningkatan kompetensi bagi tenaga kerja konstruksi.
Saya percaya, buku saku ini dapat menjadi pegangan bagi para pekerja konstruksi untuk melakukan tugasnya
Jakarta, Januari 2014
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PEMBINAAN KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
embinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi bagi SDM Konstruksi secara berkesinambungan
harus terus diupayakan dala meningkatkan daya saing SDM Konstruksi. Kementerian Pekerjaan
Umum, melalui Badan Pembinaan Konstruksi cq. Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi mempunyai tugas dan fungsi untuk mewujudkan SDM konstruksi yang berkualitas dan berdaya
saing dengan mengoptimalkan seuruh sumber daya yang tersedia saat ini.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan terobosan untuk mempercepat penyelenggaraan pelatihan
konstruksi ditengah daya dukung pemerintah yang terbatas dalam hal pendanaan maupun sarana prasarana. Salah satu terobosan tersebut adalah pelatihan dengan menggunakan Mobile Training Unit (MTU) atau
disebut Pelatihan Konstruksi Keliling. Pelatihan ini diharapkan dapat menjangkau tenaga kerja konstruksi
di kantong-kantong lokasi pekerja konstruksi baik di pelosok daerah maupun di proyek-proyek konstruksi.
Selain itu, dengan adanya Pelatihan Konstruksi Keliling ini dapat meningkatkan akses/ peluang bagi tenaga
kerja konstruksi terampil untuk mengikuti pelatihan/ uji kompetensi.
Buku Saku Pekerja Konstruksi dalam Pelatihan Konstruksi Keliling ini hadir untuk mendukung proses
belajar mengajar yang akan dilaksanakan selama proses pelatihan. Buku saku ini diharapkan menjadi
panduan bagi para peserta pelatihan selama mengikuti proses belajar, serta sebagai alat pembelajaran
mandiri diluar pelatihan. Buku ini dirancang sedemikian ringkas agar mudah dimengerti serta mengikuti
perkembangan zaman dan teknologi yang ada saat ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
bakuan/ modul pelatihan sesuai standar yang berlaku.
Semoga bermanfaat.
Jakarta, Januari 2014
1 BAB I
PENGANTAR
BAB V
3 BAB II
8
BAB III
BAB IV
60
26
BAB I
PENGANTAR
Pelatihan Berbasis
Kompetensi
Pelatihan
berbasis
kompetensi
adalah
pelatihan kerja yang
menitikberatkan pada
penguasaan kemampuan
kerja
yang
mencakup
pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang sesuai
dengan
standar
kompetensi
yang
ditetapkan
dan
persyaratan di tempat
kerja.
Kompeten ditempat
Kerja
Jika
seseorang
kompeten
dalam
pekerjaan tertentu,
maka yang bersangkutan
memiliki
seluruh keterampilan,
pengetahuan
dan sikap kerja yang
perlu untuk ditampilkan secara efektif di
tempat kerja, sesuai
dengan standar yang
telah ditetapkan.
BAB I
PENGANTAR
BAB II
PELAKSANAAN
KESELAMATAN
KESEHATAN
KERJA
Umum
Sepatu kerja
Helm
Kacamata
BAB II
PELAKSANAAN K3
Safety belt
Rompi kerja
Pemakaian APD
Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki area pekerjaan, untuk
mempersiapkan diri dan menghindari kecelakaan pada saat berada dilokasi
pekerjaan.
Pemilihan APD
Memilih Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kondisi. seperti :
Sarung tangan
Masker
BAB II
PELAKSANAAN K3
BAB II
PELAKSANAAN K3
BAB III
SPESIFIKASI
PERSIAPAN
PENULANGAN
BESI BETON
Spesifikasi pembesian
atau penulangan beton
Spesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman
teknis bagi pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi biasanya terdiri
dari spesifikasi umum, spesifikasi
khusus dan spesifikasi teknik.
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Bulat Berulir
Bulat Polos
49 - 63
49 - 63
30 atau lebih
30 atau lebih
Perpanjangan, %
14 atau lebih
16 atau lebih
Daftar bengkokan
Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan
dengan mesin pembengkok yang direncanakan. Ukuran pembengkokkan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI 71.
Pemasangan
Menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu
pengecoran beton.
Selimut beton
Tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga terdapat selimut /
penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton, sebagai
berikut :
Kelas Beton
Jenis Pekerjaan
K225
25
K175
40
Mutu
Sebutan
U 22
U 24
U 32
U 39
U 48
Baja lunak
Baja lunak
Baja sedang
Baja keras
Baja keras
2.200
2.400
3.200
3.900
4.800
Pembengkokkan tulangan
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok
atau diluruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah
dibengkok dan diluruskan kembali tidak
boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm
dari bengkokkan sebelumnya.
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
10
11
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Pemasangan Tulangan
1. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
2. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
3. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan
jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2
cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
4. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap,
tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau
lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat
yang dibengkok yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
12
13
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Kait miring
Pembengkokkan tulangan
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
14
15
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Syarat mutu
Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan,
lipatan, retakan gelombang, cerna yang dalam dan hanya
diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
Bentuk
Persyaratan bentuk baja tulangan beton adalah sebagai
berikut :
Baja tulangan beton polos
Permukaan batang baja tulangan beton polos harus rata
tidak bersirip
Baja tulangan beton sirip / deform
Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip
teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk
memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu
batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu
batang.
Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton
harus terletak pada jarak yang teratur, serta mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda
angka-angka atau huruf - huruf pada permukaan baja
tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi dimana
angka atau huruf diletakkan dapat ditiadakan.
Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari
45o terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut
antara 45o sampai70o, arah yang berlawanan tidak diperlukan.
Ukuran
Diameter, berat dan ukuran sirip
Diameter dan berat per meter baja tulangan beton
polos seperti pada tabel dibawah ini.
Diameter, ukiran sirip dan berat per meter baja tulangan
beton sirip seperti pada tabel berikut ini :
Ukuran baja tulangan beton polos
Diameter
Luas
Penampang
nominal (cm2)
Berat nominal
(kg/m1)
6
8
10
12
14
16
19
22
25
28
32
28,27
50,27
78,54
113,1
153,9
201,1
283,5
380,1
490,9
615,8
804,2
0,222
0,395
0,617
0,888
1,21
1,58
2,23
2,98
3,85
4,83
6,31
P6
P8
P10
P12
P14
P16
P19
P22
P25
P28
P32
Penamaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
s6
s8
s10
s13
s16
s19
s22
s25
s29
s32
s36
s40
s50
Luas
Diameter
Diameter
penampang
dalam
nominal
nominal
(mm)
(mm)
2
cm
mm
6
0,2827
5,5
8
0,5027
7,3
10
0,7854
8,9
13
1,327
12,0
16
2,011
15,0
19
2,835
17,8
22
3,801
20,7
25
4,909
23,6
29
6,605
27,2
32
8,042
30,2
36
10,18
34,0
40
12,57
38,0
48,0
50
19,64
Min
Maks
Jarak
sirip
maks
mm
0,3
0,4
0,5
0,7
0,8
1,0
1,1
1,3
1,5
1,6
1,8
2,0
2,5
mm
0,6
0,8
1,0
1,3
1,6
1,9
2,2
2,5
2,9
3,2
3,6
4,0
5,0
mm
4,2
5,6
7,0
9,1
11,2
13,3
15,4
17,5
20,3
22,4
25,2
28,0
35,0
Tinggi Sirip
Lebar
rusuk
maks
Berat
nominal
mm
4,7
6,3
7,9
10,2
12,6
14,9
17,3
19,7
22,8
25,1
28,3
31,4
39,3
Kg/m
0,222
0,395
0,617
1,04
1,58
2,23
2,98
3,85
5,18
6,31
7,99
9,88
15,4
Beberapa
bentuk baja
tulangan
sirip / ulir
Syarat penandaan
a. Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan
huruf timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal.
b. Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung
penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan
kelas bajanya, seperti tabel 3.
Tabel untuk
tanda kelas
baja
tulangan
Kelas
Bj. TP 24
Bj. TP 30
Bj. TS 30
Bj. TS 35
Bj. TS 40
Bj. TS 50
Warna
Hitam
Biru
Merah
Kuning
Hijau
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
16
17
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Sambungan Tulangan
Sambungan pembesian ada aturan-aturannya, untuk balok atau pelat
yang panjang, besi tulangan yang ada tidak cukup panjang, sehingga
harus disambung.
Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan
di tempat yang ditunjukkan menurut gambar atau pada daftar
pembengkokan.
Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan
tempat sambungan itu menurut kehendak sendiri.
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
18
19
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
dan
manfaat
membaca
20
Sengkang 8 - 15
5 16
19 - 16
ISAL
POTONGAN
L-M
16 - 32
BANYAKNYA BESI
SIMBOL DIAMETER
DIAMETER BESI
JARAK PEMASANGAN
21
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
Umumnya bentuk gambar penulangan lantai digambarkan seperti gambar pada halaman berikut. Cara
membaca / memahami gambar ini dari atas ke
bawah. Mula-mula kita menjumpai tulangan atas
kemudian tulangan bawah.
Selanjutnya bila memakai batang tulangan utama
yang dibengkokkan atau ujungnya berkait, maka
urutannya dilihat dari atas ke bawah yang terdiri dari
jaringan atas dari batang tulangan polos kemudian
batang tulangan utama (deform) dan akhirnya jaringan
bawah tulangan polos
Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak
tegak lurus dengan tulangan utama dimulai dari arah
kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan
yang sama besar serta jarak dari sumbu ke sumbunya
sama, maka cukup digambar satu batang tulangan
saja dan di atas batang tulangan tersebut ditulis
keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang
tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak
sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya : 10 D 6 400
Tulangan lantai
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
22
c. Balok
Gambar tulangan balok pada gambar dibawah ini adalah
gambar tampak dari sisi balok.
Gambar tulangan balok
23
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
e. Penulangan jaringan
Tanda yang dipakai untuk tulangan jasing adalah angka 1, 2, 3 dan seterusnya ditulis dalam lingkaran yang terletak pada garis diagonal. Diameter
tulangan dan jarak sumbu tulangan ke sumbu jaring dinyatakan dengan
garis yang berujung pada lingkaran (tanda jaringan) menuju ke arah
tulangan. Ukuran luar dari jaringan (dalam mm) ditulis di bagian bawah
garis tersebut. Contoh untuk tulangan lantai dan dinding dengan
memakai jaringan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
24
25
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN PENULANGAN BETON
BAB IV
PEMOTONGAN
BESI BETON
27
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
b APD
diidentifikasi
. disiapkan
Bekisting : 210 m2
Pembesian : 26.716 kg
Pengecoran : 80 m2
Dengan mempelajari dan menguasai skedul pekerjaan beton bertulang secara keseluruhan dan dilakukan pengecekan dengan gambar
kerja serta bar bending schedule. Selanjutnmya menjadi input bagi
pembuatan skedul harian/mingguan, contoh minggu pertama harus
menyelesaikan pekerjaan pembesian dengan volume 26.716 kg.
Bar Bending Schedule / Barlist
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
28
NO
JENIS
PEKERJAAN
1 Plat Lantai 5
- Bekisting
- Pembesian
- Pengecoran
ANIS
AP 11'-12'/G-H
210 M2
26.716 Kg
80 M3
AP 12 - 13 / E
4 Lantai 3
- Bekisting
- Pembesian
- Pengecoran
AP 13 - 15 / G - H'
AP 7 - 8 / G - H'
6 Lantai 3
- Bekisting
- Pembesian
AP 9 - 12 / G' - H'
- Pengecoran
56 M2
2.7 Kg
15 M3
37 M2
3.74 Kg
20 M3
Mengetahui
Kepala Proyek
29
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Disetujui
Kepala Lapangan
B. Instruksi kerja
Salah satu prosedur mutu yang harus dilakukan
adalah instruksi kerja atau IK. Instruksi kerja
menjelaskan proses kerja secara detail dan merupakan petunjuk kerja bagi yang melaksanakan
pekerjaan tersebut.
Proyek :
Instruksi Kerja
Tgl Edisi Pertama : 20 Desember 2004
Pekerjaan Pembesian Kolom Nomor Edisi
:
dan dinding beton
Kode Dokumen :
Bahan
- Besi beton BJTD 4-0
- Kawat beton
- Beton decking
Alat
- Bar bender
- Bar cutter
- Meteran
-Tang
- Genset
No
LANGKAH PEKERJAAN
No Kopi
:
Tanggal Revisi :
Halamn ke
: 1 dari 1
Lokasi Pekerjaan
Struktur kolom
dan dinding beton
KRITERIA
BERTERIMA
- Sesuai bending list
STATUS
BAIK
TIDAK
- Cukup kuat
3 kali putar
5
Untuk menjaga kelurusan besi pasang kawat penahan - Sesuai metode kerja
Pasang konduit & block out bila ada pekerjaan terkait - Sesuai gambar kerja
- Lurus
- Bersih
lampiran :
Nama
Dibuat :
Disetujui :
Jabatan
Kasia Teknik
Kepala Proyek
Tanda Tangan
Tanggal
20-Desember-04
20-Desember-04
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
30
Proyek :
Instruksi Kerja
Pekerjaan Pembesian
Stab BP 2
Alat
- Bar bender
- Bar cutter
- Meteran
-Tang
- Genset
Bahan
- Besi beton BJTD 24 & BJTD 40
- Kawat beton
- Beton decking
No
1
2
3
4
5
6
7
8
LANGKAH PEKERJAAN
Pemotongan & pembengkokan besi beton
Pembersihan lean concrate
Cek level lean concrete
Pasang beton decking dengan tebal sama dengan
tebal selimut beton
Pasang besi lapis bawah sesuai dengan marking
daun lanjutkan dengan lapis berikutnya
Ikat pertemuan besi beton dengan kawat beton
minimal 3 kali putar
Cek dimensi tulangan dan jarak tulangan
Bersihkan lokasi dari potongan kawat & kotoran lain
Nama
Dibuat :
Disetujui :
31
Jabatan
Bagian teknik
Kepala Proyek
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
No Kopi
:
Tanggal Revisi :
Halamn ke
: 1 dari 1
Lokasi Pekerjaan
Lower Ground
KRITERIA
BERTERIMA
- Sesuai bending list
- Bersih, kering & bebas kotoran
- Sesuai gambar kerja
- Sesuai gambar kerja
STATUS
BAIK
TIDAK
Tanda Tangan
Pemotongan
baja
tulangan
dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan
cara
pemotongan
secara manual dan pemotongan
secara mekanis, dapat di
jelaskan
sebagai
berikut
dibawah ini.
Tanggal
20-Desember-04
20-Desember-04
Meja Pembengkok
Penyimpanan
terpisah
Gunting blok
Penandaan
Pemotongan
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
32
Pembundelan dan
pemberian label yang
sepadan
33
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
B. Pembengkokan
Dalam pembengkokan, digunakan meja
pembengkok terbuat dari balok kayu. Di atas
meja pembengkok terdapat sebuah pelat
pembengkok dengan dua pasak besi kecil
yang dipakukan atau disekrup.
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
34
Lubang untuk
Skrup / pendimeja
Cara Membengkokkan
Besi Beton
35
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
36
Kait miring
Pembengkokan
tulangan
Mesin pembengkok
37
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Keterangan :
1 = Piringan baja dengan as vertikal
2 = Pin
3 = Lubang untuk pin
4 = Penahan
5 = Batang besi beton
6 = Pin as tengah
38
39
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
40
41
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
42
b. Tulangan Balok
Metode kerja 1
43
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
44
45
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Balok luiffel
Dipasang pada bangunan yang jarak tembok diatas pintu tinggi hingga
kemungkinan akan membasahi pintu, dipasang menjorok keluar. Tulangan tambahan yang dipasang membujur sekeliling pada jarak yang sama
gunanya untuk menahan tegangan puntir.
Balok luiffel
Dipasang pada bangunan yang jarak tembok diatas pintu tinggi hingga
kemungkinan akan membasahi pintu, dipasang menjorok keluar. Tulangan tambahan yang dipasang membujur sekeliling pada jarak yang sama
gunanya untuk menahan tegangan puntir.
c. Tulangan Lantai
Metode kerja 1
Pada tulangan lantai, awal mulanya penganyam akan melakukan
pengukuran. Jarak sumbu ke sumbu tulangan ditandai pada bekisting
dengan menggunakan kapur tulis. Setelah tulangan lapis pertama
dipasang, tulangan lapis kedua dapat dipasang pula. Kemudian
lapisan tulangan pertama dan kedua dipasang berurutan, selanjutnya
seluruh persilangan tulangan atau sebagiannya diikat secara ikatan
silang.
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
46
Suport tradisional
Suport tradisi
Suport gelegar
Suport rak atau garis
Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi
pekerjaan dan tergantung dari ketebalan lantai, di samping
itu besar garis tengah suport adalah sebagai berikut :
Garis tengah
47
Suport gelegar
Tebal lantai
140 mm
10
12
16
20
> 450 mm
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Jumlah dari suport (n) per m2, besarnya tergantung daripada garis tengah
batang-bawah dari jaring atas k :
k 10 mm
k> 10 mm 16 mm
k> 16 mm
n=2
n=1
n = 0,5
Sampai dengan
0,5
0,75
0,75
1,0
10
1,0
1,25
12
1,50
1,75
16
1, 75
2,00
20
2,00
2,25
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
48
Metode Kerja 2
Kita akan bicarakan dua macam pelat, yaitu :
1. Pelat type 1, misal pelat lantai dasar (bilamana memerlukan pembesian), yakni pelat yang terletak di atas
tanah dasar.
2. Pelat type 2, misal pelat lantai tingkat
49
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Cara pemasangan :
a. Pasang dulu pembesian bagian bawah, perhatikan tanda-tanda
pembesian mana lapis bawah dan mana lapis keduanya. Biasanya
arah pendek yang paling bawah.
Ganjal beton untuk pelat sesuai petunjuk pelaksanaan dapat diambil 1,5 2 cm tebal atau
lebih (lihat gambar rencana).
besi,
jaraknya,
jumlahnya
dan
h. Pasang ganjal beton/ batu tahu untuk menjaga jarak pembesian paling
bawah dan kayu acuan (bekisting).
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
50
Catatan :
Sebelum memasang tulangan pelat lantai dasar maupun
tingkat, sebaiknya menyelesaikan tulangan / pembesian
balok dahulu.
Contoh denah pembersihan pelat lantai
Cara pemasangan :
a. Besi bawah sama dengan pelat dasar, karena bentuknya ranjangan, hanya saja pemasangan berseling satu.
b. Perhatikan batas-batas pemasangan pada jenis
bentuknya yaitu dengan tanda arah panah berujung
dua.
c. Pemasangan kaki ayam hanya pada bagian-bagian
tertentu, pinggir-pinggir, sebab bagian tengah tidak ada
besi atas. Bahkan pada pembesian yang besar tidak
dipasangi kaki ayam.
d. Besi berbengkok dipasang setelah pembesian bawah
selesai, termasuk silangan pengisi jarak yang kosong.
Besi berbengkok dipasang pada seling-selingnya.
e. Besi lurus dipasang di antara 2 (dua) besi berbengkok
f. Pasang ganjal beton/ batu tahu sesuai kebutuhan (jarak
60 - 70 cm).
51
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Tulangan plat beton dengan sistem tulangan pokok dan tulangan pembagi
d. Tulangan Dinding
Umumnya
tulangan
dinding akan dianyam
setelah
selesai
memasang salah satu
sisi bekisting dinding.
Letak tulangan dapat
ditandai pada bekisting dengan kapur tulis.
Penganyaman
tulangan dinding
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
52
Tulangan
pembantu
e. Tulangan Kolom
Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya
dianyam dalam keadaan terlentang (sesuai dengan tulangan
balok), kemudian sangkar diletakkan di atas tulangan stek.
Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada
pelaksanaan. Mula-mula sengkang dipasang pada kolom
stek. Batang-batang diikatkan pada stek-stek yang
53
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Tulangan
Kolom
Setelah selesai pengecoran pelat & balok dan setelah selesai pengukuran
kembali posisi/kedudukan kolom dengan membuat tanda-tanda as, maka
perlu dibetulkan dulu kedudukan stek kolom agar kedudukan pembesian
kolom baik. Membuat tulangan kolom sebaiknya ujung yang masuk pelat
ditekuk sedikit dengan tujuan :
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
54
55
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
c. Beton tahu / cakar ayam diikat dan dipasang pada rangka penulangan
besi beton sesuai jarak dan jumlah yang telah ditentukan
Selimut Beton
Selimut beton adalah beton yang melindungi baja beton dari pengaruh
cuaca, kemungkinan korosi maupun pengaruh panas / kebakaran.
Tebal selimut beton tergantung dari fungsi struktur beton itu sendiri.
Apabila tidak ditentukan dalam spesifikasi, maka tebal selimut beton
(diukur dari jarak tepi tulangan terluar dengan permukaan beton), ACI
merekomendasikan tebal minimum sebagai berikut :
a. Untuk tapak pondasi tapak (footing), lantai basement atau struktur lain
yang kontak lagsung dengan tanah, tebal minimum = 7,5 cm.
b. Untuk permukaan yang berhubungan dengan tanah atau terletak
ditempat yang mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca (bagian luar
bangunan), maka apabila struktur beton memakai tulangan diameter
lebih dari 15 mm, tebal selimut minimum = 5 cm, sedangkan apabila
memakai tulangan diameter 15 mm atau lebih kecil, maka tebal
minimum = 4 cm.
a. Pemeriksaan
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
56
Periksa secara visual, apakah terjadi korosi atau pengelupasan dan sebagainya.
57
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
Sisa potongan yang tak terpakai harus dikeluarkan dari tempat pemotongan maupun pembengkokan.
Perakitan dan pemasangan baja beton (sebelum pengecoran) :
Sediakan gambar kerja yang sudah disetujui
Periksa ukuran bekisting
Periksa ikatan anyaman, apakah cukup kuat.
Periksa mutu dan jenis baja yang dipakai.
Periksa bentuk bengkokkan
Periksa diameter, panjang dan jarak tulangan maupun sengkang serta
jumlahnya.
kotoran
b. Piket / Storing
Setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh
Konsultan / Direksi Lapangan, maka hasil
pemasangan / penyetelan pembesian /
penulangan beton dianggap benar dan
pekerjaan beton siap untuk dicor.
58
Pada waktu pelaksanaan pengecoran maka mandor berkewajiban untuk melaksanakan piket atau storing dengan
menyediakan satu atau beberapa orang petugas.
Adapun tugas dari piket / storing tersebut adalah memeriksa
sekali lagi pembesian yang sudah terpasang, ikatan yang
lepas diperbaiki, penulangan dirapikan dan sisa-sisa besi
dan kawat beton dibersihkan dilokasi pekerjaan.
Dengan posisi pemasangan pembesian adalah benar sesuai
yang disyaratkan, sehingga beton yang akan dicor tercapai
mutu yang diharapkan
59
BAB IV
PEKERJAAN PENULANGAN BESI BETON
- Tumpahan oli
- Ada lumpur
- Puntung rokok, dll
k. Adanya kayu / klos
l. Perkaratan yang lanjut
m. Cukup support, cakar ayam, pemegang antara,
dsb.
Berhubung pembesian merupakan tulang punggung dari
konstruksi beton, maka ketelitian kerja pembesian akan
menentukan kekuatan konstruksi.
Kesalahan kesalahan dalam pekerjaan ini dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan : cacat konstruksi
kegagalan konstruksi yang dapat membahayakan.
BAB V
PENYIAPAN
PEKERJAAN
PEMBERSIHAN
dan PERAPIHAN
LINGKUNGAN
KERJA
61
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
4. Lubang yang ada harus ditutup dan diberi tanda yang jelas, agar
pekerja tidak terperosok kedalam lubang.
5. Material dan peralatan yang berada jalur lalu lintas pekerja harus
disingkirkan
6. Akses di lapangan harus dijaga kebersihan dan kerapihanya.
7. Akses kerja yang licin harus dihindari, jika akses kerja dalam kondisi
licin segera diperbaiki sampai benar-benar aman.
8. Akses di lapangan harus diberi penerangan yang cukup.
9. Akses yang berbahaya harus dilengkapi dengan handrail yang kuat.
10. Akses yang terjal/ curam harus dibuatkan tangga (stairway) yang
memadai.
11. Aliran listrik yang melewati akses kerja harus diberi proteksi yang
diberi tanda.
12. Jalan masuk, pintu darurat dan akses kerja lainnya harus dijaga dan
dipelihara dengan baik.
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
62
7.
8.
9.
Bekerja di Ketinggian
1. Melakukan identifikasi potensi bahaya semua pekerjaan yang berada di ketinggian dan hasilnya dicatat.
2. Merencanakan pengendalian terhadap kemungkinan
resiko yang akan terjadi (risk control) dan mencatat
hasinya.
3. Sebelum bekerja, para pekerja harus mendapat ijin
terlebih dahulu dari pelaksana terkait.
4. Memastikan para pekerja yang akan bekerja di
ketinggian harus dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai rasa takut bekerja di ketinggian.
5. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai sesuai dengan aspek keselamatan kerja, harness
safety belt, helm dan sepatu bot.
6. Memasang tali pengaman (life line) untuk mengaitkan
harness safety belt/ safety belt yang cukup kuat dan
aman untuk menahan beban pekerja bila terjadi
bahaya dan tidak mengganggu pergerakan pekerja.
63
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
Tang anyam
g. Catut
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
64
Alat Mekanis
Perlengkapan
a. Bar bender
b. Bar cutter
b. Standar penyangga
65
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
2. Memastikan, bahwa semua perkakas tangan hanya dipergunakan oleh personil yang kompeten.
3. Pegangan pada semua perkakas tangan harus terpasang
secara cermat dan terikat secara kuat.
4. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan
jenis perkakas tangan yang dipergunakan, seperti : sarung
tangan, kaca mata pelindung, helm, dan sepatu bot.
5. Setiap pekerja harus dilatih untuk menggunakan perkakas
tangan (hand tool).
6. Perkakas tangan (hand tool) atau pelindungnya tidak
boleh diubah dan tidak diperbolehkan memakai perkakas
buatan sendiri.
7. Perkakas milik pekerja (pribadi ) akan diperiksa setiap
saat.
8. Memastikan penggunaan perkakas tangan mengikuti
aturan atau petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik.
9. Dipilih perkakas yang tepat sesuai dengan jenis pekerjaan
yang ditangani.
10. Tidak diperkenankan memaksakan penggunaan perkakas
melebihi kemampuan perkakas tersebut.
Pembersihan Lingkungan
dan Sisa Material
Pembersihan
lingkungan
kerja
dan
pembersihan dari sisa material yang tidak
terpakai dari lingkungan kerja sangat penting
agar pada tahapan kerja berikutnya atau
pada hari kerja berikutnya.
Pembersihan lingkungan kerja
Pembersihan lingkungan kerja merupakan
tanggung jawab semua personil dan dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan.
Sebagai pedoman, berikut diuraikan contoh
prosedur K3 untuk kebersihan dan Kerapihan (House keeping) dan Bekerja di ruang
terbatas.
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
66
67
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
6.
7.
8.
Menjaga dan memelihara semua peralatan, bahan-bahan, bangunan dalam keadaan bersih dan tertib.
9.
misalnya
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
68
69
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
70
71
BAB V
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LINGKUNGAN KERJA
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum no.
Kep.174/Men/1986, no. 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan kerja pada tempat kegiatan
konstruksi
Undang-undang no. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang no. 18 tentang Jasa Konstruksi
Waskita Karya PT, Instruksi Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja