Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN PLAT

1. Plat Atap
150cm 300cm 300cm 300cm 150cm

250cm
A B B B A

250cm
A B B B A

250cm
A B B B A

250cm
A B B B
A

2
250cm

A B B B A
250cm

A B B B A

1
150cm 300cm 300cm 300cm 150cm

DENAH PLAT ATAP

1
2. Plat Lantai
150cm 300cm 300cm 300cm 150cm

250cm
A B A
B

250cm
A B B A

250cm
D B B B A

250cm
A B B B
A

250cm
A B B B A

250cm

B B B
A A

1
150cm 300cm 300cm 300cm 150cm

A B C D

DENAH PLAT LANTAI

2
Data Perencanaan:
- Mutu Beton f’c = 20 MPa
- Mutu Baja fy = 240 MPa

Penentuan Tebal Pelat


Menurut RSNI-2002 pasal 11.5 butir 3 disebutkan bahwa untuk menentukan tebal
dari pelat dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi
ketentuan rumus berikut :
a) Untuk m yang sama atau lebih kecil dari 0,2 harus menggunakan 11.5 (3(2))
b) Untuk m lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 0,2 ketebalan pelat minimum harus
memenuhi
fy
n ( 0,8 
)
h 1500
36  5 m  0,2 
dan tidak boleh kurang dari 120 mm
c) Untuk m lebih besar dari 2,0 ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari

fy
n ( 0,8  )
h 1500
36  9

dan tidak boleh lebih kurang dari 90 mm

Dimana :
h = tebal pelat ( mm )
n = bentang bersih pelat ( mm )
fy = tegangan baja ( MPa )
α = perbandingan antara kekakuan lentur balok dengan pelat yang dibatasi oleh
garis tengah panel yang bersebelahan pada masing – masing sisi balok.
α m = harga α rat-rata dari semua balok pada tiap-tiap tepi panel
β = perbandingan antara bentang besih pada tiap-tiap tepi panel pendek dari
panel dua arah.

3
PERHITUNGAN TEBAL PLAT

Pelat Lantai
o Tebal plat lantai yang direncanakan = 12 cm
o Menentukan harga m

Menurut RSNI-2002 pada pasal 10.10 dalam menentukan lebar efektif flens diatur
menurut ketentuan berikut:

Untuk Balok T : be = ¼ . L b1 = 8 x t1 atau ½ L1


be = bw + b1 + b2 b2 = 8 x t2 atau ½ L2

Untuk Balok L : be = ¼ . L
b1 = 6 x t1 atau ½ L1
sssbe = bw + b1

L2 = 2,5 M

L1 = 2,5 M

b1
be bw
b2

Dimana:
be = lebar efektif flens lebar efektif flens
bw = lebar badan balok dari penampang persegi
L = bentang balok
L1=L2 = jarak bersih dari badan balok yang bersebelahan
t1=t2 = tebal pelat

4
1.1. Balok Induk ( 35/50 )

y1 = ½ ( h-t )
= 19 cm
y2 = h – ½ t
= 44 cm

Sehingga :
 Lebar efektif dari Balok Induk :
be = ¼ . L be = bw + b1 + b2
= ¼ x 300 = bw + ½ L1 + ½ L2
= 75 cm = 35 + ½ .250 + ½ .250
= 285 cm
be = bw + b1 + b2
= bw + (8 x t1) + (8 x t2)
= 35 + (8 x 12) + (8 x 12)
= 227 cm

Dari hasil yang didapat diatas dipakai nilai yang terkecil yaitu ( be ) = 75 cm.

 Inersia Balok Induk (Ib)

y 
 be  t   y2    h  t   bw  y1 
be  t   h  t  bw 

y 
 75  12  44    50  12 35 19  
64870
 29,090 cm
75  12  50  12 35 2230

5
Sehingga Inertia dari Balok Induk adalah :

1  1 
Ib    be  t 3   y 2  y   be  t     bw  h  t    y  y1   bw  h  t 
2 3 2

12  12 
1  1 
Ib    75  12 3  44  29,090  75  12    35  50  12  29.090  19  35  50  12
2 3 2

12  12 
  10800  200077,290    160043,333  135404,773 
 506325,396 cm 4

 Inersia Pelat dari Balok Induk (Is)


1
Is   L  t3
12
1
Is   300  12 3  43200 cm 4
12
Ib 506325,396
1    11,720
Is 43200
1 =  dari balok induk.

1.2. Balok Anak ( 20/30 )

y1 = ½ ( h-t )
= 9 cm
y2 = h – ½ t
= 24 cm

Sehingga :
 Lebar efektif dari Balok Anak :
be = ¼ . L be = bw + b1 + b2
= ¼ x 300 = bw + ½ L1 + ½ L2
= 75 cm = 20 + ½ .250 + ½ .250
= 270 cm
be = bw + b1 + b2
= bw + (8 x t1) + (8 x t2)
= 20 + (8 x 12) + (8 x 12)
= 212 cm
Dari hasil yang didapat diatas dipakai nilai yang terkecil yaitu ( be ) = 75 cm.

6
 Inersia Balok Anak (Ib)

y 
 be  t   y2    h  t   bw  y1 
be  t   h  t  bw 
y 
 75  12  24   30  12 20  9  
24840
 19,714 cm
75  12  30  12  20 1 260
Sehingga Inertia dari Balok Anak adalah :
1  1 
 12  be  t   y 2  y   be  t   12  bw  h  t    y  y1   bw  h  t 
3 2 3 2
Ib
   
1  1 
Ib    75  12 3  24  19,714  75  12    20  30  12  19,714  9  20  30  12
2 3 2

12  12 

  10800  16532,816    9720  41324,327 


 78377,143 cm 4

 Inersia Pelat dari Balok Anak (Is)


1
Is   L  t3
12
1
Is   300  12 3  43200 cm 4
12
Ib 78377,143
2    1,814
Is 43200
1   2
Maka harga m 
2
11,720  1,814

2
 6,767

1.3. Tebal Pelat Lantai Minimum


Tebal minimum pelat : n = 300 – ( ½ 35 + ½ 35 )
= 265 cm
fy
n ( 0,8  )
1500 Sn = 250 – ( ½ 20 + ½ 20 )
h
36  5 m  0,2  = 230 cm
n
   1,152
240 Sn
265 ( 0,8  )
h 1500
36  5.1,152 6,767  0,2 

= 3,446

7
Tidak boleh kurang dari ;
fy
n ( 0,8  )
h 1500
36  9

240
265 ( 0,8  )
h 1500
36  9.1,152

h = 5,487

Dan tidak perlu lebih dari :

fy
n ( 0,8  )
h 1500
36

240
265( 0,8  )
 1500
36

254,400

36
 7,067 cm

Berdasarkan Perhitungan yang diperoleh :


Tebal pelat lantai rencana yang diperoleh dipakai yang terbesar yaitu t = 7,067 cm,
tetapi untuk menjaga keamanan terhadap lendutan maka tebal pelat lantai yang dipakai adalah
t = 12 cm.

8
2. Pelat Atap

Tebal pelat atap yang direncanakan adalah = 9 cm.


Dengan cara yang sama seperti pada pehitungan pada pelat lantai, dengan ukuran dimensinya
sebagai berikut :
- Balok Induk ( 35/50 )
- Balok Anak ( 20/30 )

2.1. Balok Induk ( 35/50 )

y1 = ½ ( h-t )
= 20,5 cm
y2 = h – ½ t
= 45,5 cm

Sehingga :
 Lebar efektif dari Balok Induk :
be = ¼ . L be = bw + b1 + b2
= ¼ x 300 = bw + ½ L1 + ½ L2
= 75 cm = 35 + ½ .250 + ½ .250
= 285 cm
be = bw + b1 + b2
= bw + (8 x t1) + (8 x t2)
= 35 + (8 x 9) + (8 x 9)
= 179 cm
Dari hasil yang didapat diatas dipakai nilai yang terkecil yaitu ( be ) = 75 cm.
 Inersia Balok Induk (Ib)

y 
 be  t   y2    h  t   bw  y1 
be  t   h  t  bw 
y 
 75  9   45,5    50  9   35  20,5  
60130
 75  9    50  9   35  2110
 28,498 cm

9
Sehingga Inertia dari Balok Induk adalah :
1  1 
 12  be  t   y 2  y   be  t   12  bw  h  t    y  y1   bw  h  t 
3 2 3 2
Ib
   
1  1 
Ib    75  9 3  45,5  28,498  75  9    35  50  9  28,498  20,5  35  50  9
2 3 2

12  12 

 4556,250  195120,903  201019,583  91794,086


 492490,822 cm 4

 Inersia Pelat dari Balok Induk (Is)


1
Is   L  t3
12
1
Is   300  9 3  18225 cm 4
12
Ib 492490,822
1    27,023
Is 18225

2.2. Balok Anak ( 20/30 )

y1 = ½ ( h-t )
= 10,5 cm
y2 = h – ½ t
= 25,5 cm

Sehingga :

 Lebar efektif dari Balok Anak :


be = bw + b1 + b2
be = ¼ . L
= bw + ½ L1 + ½ L2
= ¼ x 300
= 20 + ½ .250 + ½ .250
= 75 cm
= 270 cm

be = bw + b1 + b2
= bw + (8 x t1) + (8 x t2)
= 20 + (8 x 9) + (8 x 9)
= 164 cm
10
Dari hasil yang didapat diatas dipakai nilai yang terkecil yaitu ( be ) = 75 cm

 Inersia Balok Anak (Ib)

y 
 be  t   y2    h  t   bw  y1 
be  t   h  t  bw 
y 
 75  9  25,5    30  9  20  10,5 
 75  9    30  9 20 
21622,500

1095

 19,747 cm

Sehingga Inertia dari Balok Anak adalah :


1  1 
 12  be  t   y 2  y   be  t   12  bw  h  t    y  y1   bw  h  t 
3 2 3 2
Ib
   
1  1 
   75  9 3  25,5  19,747   75  9    20  30  9  19,747  10,5  20  30  9
2 3 2
Ib
12  12 

  4556,250  22340,481   15435  35912,944 

 78244,675 cm 4

Inersia Pelat dari Balok Anak (Is)


1
Is   L  t3
12
1
Is   300  9 3  18225cm 4
12
Ib 78244,675
2    4,293
Is 18225

1   2
Maka harga m 
2
27,023  4,293

2
 15,658

11
2.3. Tebal Pelat Atap Minimum
Tebal minimum pelat : n = 300 – ( ½ 35 + ½ 35 )
fy
n ( 0,8 
) = 265 cm
h 1500
Sn = 250 – ( ½ 20 + ½ 20 )
36  5 m  0,2 
= 230 cm
240
265 ( 0,8  ) Ln
h 1500    1,152
36  5.1,152 15,658  0,2  Sn

254,400

125,038
= 2,035 cm
Tidak boleh kurang dari

fy
n ( 0,8  )
h 1500
36  9

240
265 ( 0,8  )
h 1500
36  9.1,152

254,400

46,368

= 5,487

Dan tidak perlu lebih dari :

fy
n ( 0,8  )
h 1500
36

240
265( 0,8  )
 1500  254,400  7,067 cm
36 36
Berdasarkan Perhitungan yang diperoleh :
Tebal pelat lantai rencana yang diperoleh dipakai yang terbesar yaitu t = 7,067 cm,
tetapi untuk menjaga keamanan terhadap lendutan maka tebal pelat atap yang dipakai adalah t
= 9 cm.

12
PERHITUNGAN PEMBEBANAN

Beban – beban yang berkerja pada pelat sesuai dengan Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung th 1983.

1. Pelat Lantai
Ketentuan dari pelat lantai :
- Tebal pelat , t = 12 cm = 120 mm
- Tebal sepesi , t = 3 cm = 30 mm
- Tebal tegel , t = 2 cm = 20 mm
- Diameter tulangan utama Ød = 10 mm
- Tebal lindungan beton / selimut beton ( p ), sesuai table 2.1 CUR seri 4,
Untuk kontruksi yang tidak langsung berhubungan dengan tanah / cuaca
dipakai, p = 20 mm
- Gamma beton γb = 2400 kg/m3
- Gamma sepesi γs = 2100 kg/m3

a. Beban Mati ( qD ) – ditinjau permeter lebar pias


- Berat sendiri pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
- Berat sepesi = 0,03 m x 2100 kg/m3 = 63 kg/m2
- Berat tegel = 0,02 m x 2400 kg/m3 = 48 kg/m2
- Berat pengntg, plafon = 7 kg/m2 + 11 kg/m2 = 18 kg/m2
qD = 417 kg/m2

b. Beban Hidup ( qL )
- Utk Kantor Beban hidupnya qL = 250 kg/m2

c. Beban Ultimit ( qU )
qU = 1,2 . qD + 1,6 . qL
= 1,2 . 417 + 1,6 . 250
= 900,400 kg/m2 = 9,004 kN/m2

13
d. Tinggi efektif ( untuk arah sumbu x dan sumbu y )

dx = h – p – ½ Ø dy = h – p – Ø – ½ Ø
= 120 – 20 – ½ 10 = 120 – 20 – 10 – ½ 10
= 95 mm = 85 mm

2. Pelat Atap
Ketentuan dari pelat atap :
- Tebal pelat , t = 9 cm = 90 mm
- Tebal sepesi , t = 3 cm = 30 mm
- Diameter tulangan utama Ø = 8 mm
- Tebal lindungan beton / selimut beton ( p ), sesuai table 2.1 CUR seri 4,
Untuk kontruksi yang tidak langsung berhubungan dengan tanah / cuaca
dipakai, p = 40 mm
- Gamma beton γb = 2400 kg/m3
- Gamma air γa = 1000 kg/m3

a. Beban Mati ( qD ) – ditinjau permeter lebar pias


- Berat sendiri pelat = 0,09 m x 2400 kg/m3 = 216 kg/m2
- Berat sepesi = 0,03 m x 2100 kg/m3 = 63 kg/m2
- Berat pengntg, plafon = 7 kg/m2 + 11 kg/m2 = 18 kg/m2
qD = 297 kg/m2
b. Beban Hidup ( qL )
- Utk Kontor Beban hidupnya = 100 kg/m2
- Berat Air Hujan ( 40 – 0,8 α ), α = 00 = 20 kg/m2
( Beban yg diambil tdk perlu > dr 20 kg/m2, PPIUG 83, Psl 3.2 ) qL = 120 kg/m2

14
c. Beban Ultimit ( qU )
qU = 1,2 . qD + 1,6 . qL
= 1,2 . 297 + 1,6 . 120
= 548,400 kg/m2 = 5,484 kN/m2

d. Tinggi efektif ( untuk arah sumbu x dan sumbu y )

dx = h – p – ½ Ø dy = h – p – Ø – ½ Ø
= 90 – 20 – ½ 8 = 90 – 20 – 8 – ½ 8
= 66 mm = 58 mm

15
PERHITUNGAN DIMENSI PENULANGAN

Untuk menentukan dimensi penulangan sebelumnya harus dihitung dulu momen –


momen yang ditimbulkan akibat lentur yang bekerja pada jarak sebesar 1 meter lebar pias
pada arah x dan pada arah y sesuai dengan tipe penyaluran beban pada pelat berdasarkan
Metoda Amplop, untuk mempermudah analisa digunaka table 4.2.b. CUR Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang seri 4 dan juga harus memenuhi syarat :

ρmin < ρb <ρmax

1,4
  min 
fy

1,4

240
 0,006

  0,85  fc'  600 


 b    fc’ = 20 MPa < 30 MPa, shg β = 0,85
fy  600  fy 

0,85  0,85  20  600 


  
240  600  240 
 0,043

  max  0,75  b
 0,75  0,043  0,032

Jadi besarnya ρmin = 0,006 < ρb < 0,032, jika ρb < ρmin maka yang
digunakan adalah ρmin.
Momen – momen tersebut dihitung menurut lapangan ( ml )dan momen tumpuan(mt ),
masing – masing pada arah x dan arah y. Momen jepit tak terduga ( mjt ) dianggap sama
dengan setengah momen lapangan.

16
I. PELAT ATAP

Pelat Tipe B
Ly 3000
  1,2
Lx 2500

- Dari nilai Ly/Lx, kita lihat dari table CUR


L1 = 2,5 M
Seri 4, didapatkan nilai :
x1 = 34, x2 = 22,

L=3M
x3 = 63, x4 = 54.

1/2
- Dan nilai tinggi efektifnya :
dx = 66 mm
1/2 1/2 dy = 58 mm
- Dan Beban Ultimitnya :
wu = 5,484 KN/m2
1/2

 Momen yang bekerja

Mtx = - 0,001 . wu . lx2 . x3


Mlx = 0,001 . wu . lx2 . x1
= - 0,001 . 5,484 . ( 2,5 )2 . 63
= 0,001 . 5,484 . ( 2,5 )2 . 34
= 2,159 KNm
= 1,165 KNm

2 Mty = - 0,001 . wu . lx2 . x4


Mly = 0,001 . wu . lx . x2
= - 0,001 . 5,484 . ( 2,5 )2 . 54
= 0,001 . 5,484 . ( 2,5 )2 . 22
= 1,851 KNm
= 0,754 KNm

Dalam Keadaan regangan seimbang :


fc’ < 30 MPa, maka β1 = 0,85 ( RSNI 2002 pasal 12.2 butir 7 sub butir 3 )

17
 Perhitungan luas penulangan

A. Penulangan Lapangan

- Tulangan Lapangan Arah x


fy 240
m    14,118
0,85  fc' 0,85  20

Mu  Mlx  1,165  1,165  10 6 Nmm

Mu 1,165  10 6
Mn    1,456  10 6 Nmm
0,8 0,8

Mn 1,456  10 6
Rn    0,334
b  dx 2 1000  66 2
1,4
  min 
fy

1,4

240
 0,005833

1  2  Rn  m 
   1 1 
m  fy 

1  2  0,334  14,118 
  1 1 
14,118  240 
 0,001   min

Berdasarkan RSNI pasal 12.5 butir ke 3 sub butir 3 hal 72.


Sebagai alternative luas tulangan yang diperlukan paling sedikit harus sepertiga lebih besar
dari yang diperlukan berdasarkan analisis :
4
Pperlu   analisis x  jika hasilnya < dari ρmin maka yang dipakai ρmin
3
4
 0,001 x  0,001 <  min
3
Sehingga tulangan yang diperlukan :
As    b  dx
 0,005833  1000  66

 385 mm2

18
Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm

As 385
n    7,663  8 buah
1 50,240
   d2
4
1000 1000
s    125 mm
n 8
Jadi digunakan tulangan Ø 8 - 125 mm

Tulangan Lapangan Arah y


fy 240
m    14,118
0,85  fc' 0,85  20

Mu  Mly  0,754  0,618  106 Nmm

Mu 0,754  106
Mn    0,943  106 Nmm
0,8 0,8

Mn 0,943  106
Rn    0,280
b  dy 2 1000  582
1,4
  min 
fy

1,4

240
 0,005833

1  2  Rn  m 
   1 1 
m  fy 

1  2  0,280  14,118 
 1 1 
14,118  240 
 0,001   min
Berdasarkan RSNI pasal 12.5 butir ke 3 sub butir 3 hal 72.
Sebagai alternative luas tulangan yang diperlukan paling sedikit harus sepertiga lebih besar
dari yang diperlukan berdasarkan analisis :
4
Pperlu   analisis x  jika hasilnya < dari ρmin maka yang dipakai ρmin
3
4
 0,001 x  0,002   min
3

19
Sehingga tulangan yang diperlukan :
As    b  dy
 0,005833  1000  58

 338 mm2
Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm

As 338
n    6,728  7 buah
1 50,240
   d2
4
1000 1000
s    142,857  150 mm
n 7
Jadi digunakan tulangan Ø 8 - 150 mm

B. Penulangan Tumpuan

- Tulangan Tumpuan Arah x


fy 240
m    14,118
0,85  fc' 0,85  20

Mu  Mtx  2,159  2,159  10 6 Nmm

Mu 2,159  10 6
Mn    2,699  10 6 Nmm
0,8 0,8

Mn 2,699  10 6
Rn    0,610
b  dx 2 1000  66 2
1,4 1,4
  min    0,005833
fy 240

1  2  Rn  m 
   1 1 
m  fy 

1  2  0,610  14,118 
  1 1 
14,118  240 
 0,003   min

20
Berdasarkan RSNI pasal 12.5 butir ke 3 sub butir 3 hal 72.
Sebagai alternative luas tulangan yang diperlukan paling sedikit harus sepertiga lebih besar
dari yang diperlukan berdasarkan analisis :
4
Pperlu   analisis x  jika hasilnya < dari ρmin maka yang dipakai ρmin
3
4
 0,003 x  0,004 <  min
3
Sehingga tulangan yang diperlukan :
As    b  dx
 0,005833  1000  66

 385 mm2
Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm

As 385
n   
7,659  8 buah
1 50,265
  d 2

4
1000 1000
s    125 mm
n 8
Jadi digunakan tulangan Ø 8 - 125 mm

Tulangan Tumpuan Arah y


fy 240
m    14,118
0,85  fc' 0,85  20

Mu  Mty  1,851  1,851  10 6 Nmm

Mu 1,851  10 6
Mn    2,314  10 6 Nmm
0,8 0,8

Mn 2,314  10 6
Rn    0,688
b  dy 2 1000  58 2
1,4
  min 
fy

1,4

240
 0,005833

1  2  Rn  m 
   1 1 
m  fy 

21
1  2  0,688  14,118 
  1 1 
14,118  240 
 0,003   min

Berdasarkan RSNI pasal 12.5 butir ke 3 sub butir 3 hal 72.


Sebagai alternative luas tulangan yang diperlukan paling sedikit harus sepertiga lebih besar
dari yang diperlukan berdasarkan analisis :
4
Pperlu   analisis x  jika hasilnya < dari ρmin maka yang dipakai ρmin
3
4
 0,003 x  0,004 <  min
3
Sehingga tulangan yang diperlukan :
As    b  dy
 0,005833  1000  58

 338mm2
Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm

As 338
n   
6,724  7 buah
1 50,265
  d 2

4
1000 1000
s    142,857  150 mm
n 7
Jadi digunakan tulangan Ø 8 - 150 mm

22
Tulangan Bagi :
Dengan fyv = 200 MPa
As  0,25 0 0  b  h
0,250
  1000  90
100
 225,00 mm2

Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm


As 225,00
n    4,4785  5 buah
1 50,240
   d2
4
1000 1000
s    200 mm
n 5
Jadi tulangan Pembagi disebar dengan Ø 8 - 200 mm

Pemilihan Dimensi Tulangan :


Lihat tabel 2.2.a, hal 15, ------ dari CUR seri 4.

1. Tulangan lapangan arah x,  As = 385 mm2


Dipakai tulangan Ø 8 – 125 mm  Ast = 402 mm2
2. Tulangan lapangan arah y  As = 338 mm2
Dipakai tulangan Ø 8 – 150 mm  Ast = 352 mm2
3. Tulangan tumpuan arah x  As = 385 mm2
Dipakai tulangan Ø 8 – 125 mm  Ast = 402 mm2
4. Tulangan tumpuan arah y  As = 338 mm2
Dipakai tulangan Ø 8 – 150 mm  Ast = 352 mm2

23
II. PELAT LANTAI

Pelat Tipe B
Ly 3000
  1,2
Lx 2500

L1 = 2,5 M - Dari nilai Ly/Lx, kita lihat dari table CUR


Seri 4, didapatkan nilai :
x1 = 34, x2 = 22,
x3 = 63, x4 = 54.
L=3M

1/2
- Dan nilai tinggi efektifnya :
dx = 95 mm
1/2 1/2 dy = 85 mm
- Dan Beban Ultimitnya :
wu = 9,004 KN/m2
1/2

 Momen yang bekerja

Mtx = - 0,001 . wu . lx2 . x3


Mlx = 0,001 . wu . lx2 . x1
2 = - 0,001 . 9,004 . ( 2,5 )2 . 63
= 0,001 . 9,004 . ( 2,5 ) . 34
= 3,545 KNm
= 1,913 KNm

Mty = - 0,001 . wu . lx2 . x4


Mly = 0,001 . wu . lx2 . x2
= - 0,001 . 9,004 . ( 2,5 )2 . 54
= 0,001 . 9,004 . ( 2,5 )2 . 22
= 3,039 KNm
= 1,238 KNm

Dalam Keadaan regangan seimbang :


fc’ < 30 MPa, maka β1 = 0,85 ( RSNI 2002 pasal 12.2 butir 7 sub butir 3 )

24
 Perhitungan luas penulangan

B. Penulangan Lapangan

- Tulangan Lapangan Arah x


fy 240
m    14,118
0,85  fc' 0,85  20

Mu  Mlx  1,913  1,913  10 6 Nmm

Mu 1,913  10 6
Mn    2,391  10 6 Nmm
0,8 0,8

Mn 2,391  106
Rn    0,265
b  dx 2 1000  952
1,4
  min 
fy

1,4

240
 0,0058

1  2  Rn  m 
   1 1 
m  fy 

1  2  0,265  14,118 
 1 1 
14,118  240 
 0,001   min

Maka yang dipakai  min = 0,0058


Sehingga tulangan yang diperlukan :
As    b  dx
 0,005833  1000  95

 554 mm2

25
Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 10 mm
As 554
n    7,054  7 buah
1 78,540
   d2
4
1000 1000
s    142,857  150 mm
n 7
Jadi digunakan tulangan Ø 10 - 150 mm

Tulangan Lapangan Arah y


fy 240
m    14,118
0,85  fc' 0,85  20

Mu  Mly  1,238  1,238  10 6 Nmm

Mu 1,238  10 6
Mn    1,548  10 6 Nmm
0,8 0,8

Mn 1,548  10 6
Rn    0,214
b  dy 2 1000  85 2
1,4
  min 
fy

1,4

240
 0,005833

1  2  Rn  m 
   1 1 
m  fy 

1  2  0,214  14,118 
  1 1 
14,118  240 
 0,001   min

Sehingga tulangan yang diperlukan :


As    b  dy
 0,005833  1000  85

 495 mm2

26
Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 10 mm
As 495
n    6,303  6 buah
1 78,540
   d2
4
1000 1000
s    166,667  175mm
n 6
Jadi digunakan tulangan Ø 10 - 175 mm

B. Penulangan Tumpuan

- Tulangan Tumpuan Arah x


fy 240
m    14,118
0,85  fc' 0,85  20

Mu  Mtx  3,545  3,545  10 6 Nmm

Mu 3,545  10 6
Mn    4,431  10 6 Nmm
0,8 0,8

Mn 4,431  10 6
Rn    0,491
b  dx 2 1000  95 2
1,4 1,4
  min    0,005833
fy 240

1  2  Rn  m 
   1 1 
m  fy 

1  2  0,491  14,118 
  1 1 
14,118  240 
 0,002   min

Sehingga tulangan yang diperlukan :


As    b  dx
 0,005833  1000  95

 554 mm2

27
Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 10 mm
As 554
n    7,054  7 buah
1 78,540
   d2
4
1000 1000
s    142,857  150 mm
n 7
Jadi digunakan tulangan Ø 10 - 150 mm

Tulangan Tumpuan Arah y


fy 240
m    14,118
0,85  fc' 0,85  20

Mu  Mty  3,039  3,039  10 6 Nmm

Mu 3,039  10 6
Mn    3,799  10 6 Nmm
0,8 0,8

Mn 3,799  10 6
Rn    0,526
b  dy 2 1000  85 2
1,4
  min 
fy

1,4

240
 0,005833

1  2  Rn  m 
   1 1 
m  fy 

1  2  0,526  14,118 
  1 1 
14,118  240 
 0,002   min

Sehingga tulangan yang diperlukan :


As    b  dy
 0,005833  1000  85

 495 mm2
Di Rencanakan memakai tulangan dengan Ø = 10 mm

28
As 495
n    6,303  6 buah
1 78,540
   d2
4
1000 1000
s    166,667  175 mm
n 6
Jadi digunakan tulangan Ø 10 - 175 mm

Tulangan Bagi :
Dengan fyv = 200 MPa
As  0,25 0 0  b  h
0,250
  1000  100
100
 250 mm 2

Pemilihan Dimensi Tulangan :


Lihat tabel 2.2.a, hal 15, ------ dari CUR seri 4.

1. Tulangan lapangan arah x,  As = 554 mm2


Dipakai tulangan Ø 10 – 150 mm  Ast = 550 mm2
2. Tulangan lapangan arah y  As = 495 mm2
Dipakai tulangan Ø 10 – 175 mm  Ast = 471 mm2
3. Tulangan tumpuan arah x  As = 554 mm2
Dipakai tulangan Ø 10 – 150 mm  Ast = 550 mm2
4. Tulangan tumpuan arah y  As = 495 mm2
Dipakai tulangan Ø 10 – 175 mm  Ast = 471 mm2

29
30

Anda mungkin juga menyukai