Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

Prinsip Kerajinan Bahan Limbah Keras


1. Pengertian Limbah Keras.

Limbah keras adalah Limbah yang berwujud dan bertekstur keras, padat, tidak mudah berubah
bentuk, tidak mudah diolah dan diuraikan oleh tanah. Limbah keras juga terbagi menjadi dua
jenis yaitu limbah keras organik dan anorganik.

Limbah keras organik adalah limbah yang berasal dari alam seperti tumbuhan dan hewan yang
bersifat keras, padat, dan membutuhkan waktu yang lama untuk terurai didalam tanah. Limbah
keras anorganik adalah jenis limbah yang berwujud keras, padat, sangat sulit dan bahkan tidak dapat
terurai atau membusuk. Beberapa contoh limbah keras anorganik adalah,

Prinsip Kerajinan Bahan Limbah Keras


 Plastik.
 Kaca.
 Keramik, dan
 Baja.

Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam dan kimia yang tidak terbarui.Akumilasi
limbah yang merupakan sisa hasil buangan memiliki potensi sebagai polutan atau penyebab
polusi. Oleh sebab itu,dengan proses daur ulang, sampah atau limbah mendapatkan perhatian
khusus dan penanganan yang maksimal.

Perlu diketahui bahwa limbah keras relatif sangat sulit untuk terurai dan jikapun ada yang bisa
terurai, memerlukan waktu yang sangat lama. Limbah tersebut berasal dari sumber daya
pertambangan seperti minyak bumi, batubara, besi, timah, dan nikel. Mayoritas limbah banyak
berasal dari aktifitas industri, pertambangan, dan domestik seperti sampah rumah tangga
seperti cangkang kerang, tempurung kelapa, sisik ikan, kaleng bekas, botol, plastik, karet sintetis,
potongan logam, berbagai jenis batuan, beling, tulang belulang, stereofoam dan lainnya.
Advertisement 2

Pada proses pengolahan limbah, baik itu limbah organik dan anorganik memiliki proses yang
berbeda. Untuk limbah organik biasanya didaur ulang menjadi pupuk tanaman hingga menjadi
bahan bakar biogas. Sementara untuk limbah keras yang ada dilingkungan masyarakat terlebih
dahulu dilakukan dengan pengolahan,
 Sanitasi (SanitaryLandfill).

Yaitu suatu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.

 Pembakaran (incineration).

Yaitu proses pembakaran sampah didalam alat insinerator yang hasil pembakarannya
berupa gas dan residu pembakaran.

 Penghancuran (Pulverisation).

Yaitu Proses penghancuran sampah yang dilakukan didalam mobil sampah yang telah
dilengkapi dengan mesin atgau alat pengaduk sampah. Sampah - sampah tersebut
langsung dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk
menimbun tanah yang letaknya rendah.

Limbah keras yang dapat didaur terdiri dari beberapa jenis diantaranya adalah cangkang
kerang, tempurung kelapa, tulang belulang, plastik, logam, kaca, dan kaleng. Limbah - limbah
dapat dipilah - pilah sesuai dengan kebutuhan. Jika dalam proses pemilihannya dianggap tidak
layak pakai, maka limba dapat diselesaikan dengan cara dibakar, sebaliknya jika limbah masih
dalam keadaan utuh, maka dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan yang bernilai
seni dan bernilai ekonomis. Jika limbah sudah beralih manfaat menjadi baang kerajinan, secara
ekonomis nilainya akan meningkat.

Tentunya sebagai generasi muda, kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungan hidup sangat
perlu ditanamkan mulai saat dini. Tantangannya membutuhkan usaha dan kreatifitas kita untuk
memperbaiki kondisi lingkungan agar menjadi lebih baik. Pengetahuan tentang desain
berkelanjutan perlu dipelajari lebih jauh lagi sehingga solusi limbah sebahan baku kerajinan
dapat dikembangkan dan berkembang berdasarkan analisa yang tepat.

Diberbagai kegiatan pameran kerajinan, kita bisa melihat berbagai macam kerajinan yang terbuat
dari bahan limbah keras yang merupakan hasil karya anak bangsa yang sungguh luar biasa,
menjunjung tinggi kearifan lokal dan Budaya Nusantara sehingga dapat menggugah hati para
pembeli. Produk produk yang dihasilkan juga beragam dan jika produk tersebut berkualitas,
maka harga tidak akan menjadi persoalan dan ini membuktikan bahwa anak bangsa Indonesia
adalah anak yagn kreatif serta senang mencari peluang kerja dan cinta akan produk dalam negeri.

Sejak dahulu kala, masyarakat Indonesia sudah menggunakan produk kerajinan sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, mulai dari kebutuhan pribadi, rumah tangga, hingga
pada sekedar kebutuhan hiasan untuk rumah atau kantor meraka. Berdasarkan pada pengamatan
tersebut, maka kerajinan yang terbuat dari bahan dasar limbah dapat dibuat dalam berbagai
macam bentuk serta fungsinya masing-masing.

2. Prinsip Kerajinan Bahan Limbah Keras.

Pengolahan limbah keras maupun organik, memiliki prinsip yang sama yaitu dengan cara 3R
yakni Reduce (, Reuse, dan Recicle.

Reduce berarti mengurangi penggunaan terhadap bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan.
Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” dibutuhkan
seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan.
Termasuk pula mengurangi atau membatasi penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan,
kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak agar tidak salah,
serta membaca koran secara online.

Reuse adalah pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju bekas anda ke yatim
piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan pada adik atau saudara
anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan bisa
diberikan pada saudara yang membutuhkan.

Recycle adalah proses mendaur ulang barang limbah atgau sampah. Paling mudah adalah
mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air minum atau
apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali.
Daur ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang
membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak
gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada
banyak orang dibandingkan pemerintah.

Upaya melakukan pendaur ulangan limbah keras menjadi bahan kerajinan tangan berarti sudah
menjadi cara untuk mengatasi masalah lingkungan yagn menggangu kehidupan dan keindahan
serta kesehatan manusia dan alam.

3R dalam proses pembuatan produk kerajinan harus selalu dijalankan sebab tindakan dapat
meminimalisir sampah yang dihasilkan dalam proses produksi kerajinan. Penggunaan bahan
limbah keras untuk dirancang menjadi sebuah produk kerajinan memang tidaklah mudah. Kita
harus memiliki motifasi besar dan kreatifitas dalam mengatasi masalah limbah dilingkungan,
sehingga tidak sulit untuk membuat dan melahirkan suatu rancangan yang besar.

Kita perlu mengetahui dan memahami prinsip dasar yang membangun kesadaran bahwa
mendisain bahan limbah keras merupakan suatu proses menata ulang kebermanfaatan dari
sebuah produk bekas yang telah hilang nilai gunanya. Setiap rancangan harus memiliki nilai
yang berkelanjutan dan tidak hanya sekedar bersifat ekonomis saja, teapi juga harus
mengintegrasikan isu-isu lingkungan,sosial, dan budaya kedalam produk. Hal tersebut
dinyatakan agar desain yang dibuat lebih bertanggung jawab dalam menjawab tantangan didalam
masyarakat global terutama untuk para disainer yang harus lebih memahami pentingnya
pemahaman tentang ini.

Proses yang kreatif akan ditemukan ketika seseorang telah memperoleh daya serap, imajinasi
melalui pengetahuan terhadap meteri bahan, alat, dan proses yang akan ditekuninya.
Pengetahuan akan bahan limbah keras, penggunaan alat dan kemampuan keteknikan dalam
bertukang akan melahirkan sebauh proses kreatif itu sendiri. Oleh sebab itu, Kreatifitas haruslah
sebisa mungkin diupayakan tercipta dengan banyak langkah sebab setelah kreatifitas muncul
maka hal tersebut akan melahirkan produk yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomi serta
ramah lingkungan.

Jenis dan Karakteristik Bahan Limbah Keras - Limbah keras yang


digunakan sebagai bahan dasar kerajinan dapat dibedakan menjadi dua
jenis sebagai berikut.

1. Limbah Keras Organik Limbah yang terdiri atas kandungan bahan yang
pejal, solid, kuat dan tidak mudah berubah bentuk, berasal dari sumber
daya alam daratan dan lautan. Contohnya cangkang kerang laut, sisik ikan
keras, tulang ikan, tulang hewan berkaki empat (sapi, kerbau, kambing),
tempurung kelapa, dan potongan kayu. Hampir semua limbah keras organik
dapat dimanfaatkan kembali sebagai produk kerajinan, tetapi diperlukan
peralatan yang cu kup kuat untuk membantu dalam pengerjaannya.

2. Limbah Keras Anorganik Limbah yang terdiri atas kandungan bahan


yang kuat dan tidak mudah dihancurkan dengan alat biasa, melainkan harus
menggunakan teknologi tertentu seperti pemanasan, pembakaran, dan
penghancuran. Contohnya pelat-pelat dari logam, pecah-pecahan keramik,
pecahan kaca, wadah/botol plastik, dan kaleng. Meskipun begitu, tidak
semua limbah keras dapat diolah kembali menjadi karya kerajinan karena
keterbatasan alat dan teknologi.
Limbah keras dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Proses recycle
yaitu mendaur ulang limbah keras menjadi karya kerajinan dapat membantu
menyelesaikan masalah lingkungan tersebut. Mulailah dari sekarang, untuk
hidup yang lebih baik! Lakukanlah pengamatan terhadap gambar beberapa
produk kerajinan dari limbah keras yang ada di ling ku nganmu.

Proses pengolahan sederhana yang dapat dilakukan untuk bahan limbah keras

1. Pemilahan bahan limbah Seleksi bahan limbah keras perlu dilakukan sebelum proses produksi.
2. Pembersihan limbah Keadaan limbah keras biasanya tidak cukup bersih. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pencucian dengan menggunakan detergen agar zat bekas makanan atau minuman
dapat larut dan limbah keras menjadi bersih.
3. Pengeringan Pengeringan dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan sinar matahari
langsung atau dapat juga secara langsung dengan dibersihkan menggunakan lap kering.
4. Pewarnaan Pewarnaan pada limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot atau dikuas
dengan cat.
5. Pengeringan setelah pewarnaan Setelah diberi warna, bahan limbah harus dikeringkan
kembali dengan sinar matahari langsung atau diangin-anginkan.
6. Penghalusan bahan agar siap pakai Bahan limbah yang sudah kering dapat difinishing agar
mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti dipotong,
ditempa, dilem, digerinda, dan diamplas.

Home Kerajinan Organik Prakarya


Kerajinan Bahan Limbah Keras Organik

Kerajinan Bahan Limbah Keras Organik


By Author 21:36 2 Comments
Kerajinan Bahan Limbah Keras Organik - Bahan limbah organik keras dapat menghasilkan
produk kerajinan yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Apalagi jika didesain dengan
inovasi yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Produk kerajinan yang telah jadi akan
semakin bernilai jika diberi kemasan yang baik dan menarik. Di bawah ini contoh produk
kerajinan dari limbah keras organik yang dapat menginspirasi pembuatan karya.

1. Kerajinan Limbah Cangkang Kerang

Perairan Indonesia sangat luas dengan aneka satwa air penghuninya. Beraneka jenis kerang yang
hidup di dalamnya dan beraneka ragam pula bentuknya. Apakah kamu mengetahui pengertian
kerang itu? Bahasa latin kerang yaitu molusca, yaitu hewan air yang bertubuh keras yang
memiliki cangkang. Kerang terbagi dua yaitu kerang betina dan jantan. Di daerah perkotaan atau
pinggir kota, limbah cangkang kerang banyak dijumpai di restoran sea food. Di tempat seperti ini
dapat ditemui jenis cangkang kerang laut yang menjadi limbah. Kulit cangkang kerang memang
memenuhi tempat sampah, karena ukuran daging kerang yang kecil membuat limbah cangkang
kerang menumpuk dan tidak sedap dipandang. Banyak orang sudah banyak yang memanfaatkan
cangkang kerang ini sebagai karya kerajinan. Turis mancanegara pun banyak yang menyukai
karya kerajinan dari cangkang kerang produksi pengrajin Indonesia.
Limbah Keras Organik; Kerang

Sejak dahulu cangkang kerang merupakan produk terbaik yang dihasilkan dari pengrajin
Indonesia. Kini banyak negara asing yang turut bersaing mengikuti jejak Indonesia. Salah
satunya Vietnam yang kini menjadi pesaing bisnis kerang dengan Indonesia. Oleh sebab itu,
sebagai generasi penerus, kreativitasmu perlu diasah terus menerus agar menghasilkan produk
unggulan yang unik dan disukai banyak orang serta dapat menyaingi negara lain.

Baca Juga
 7+ Ide Kerajinan Limbah Batok Kelapa Dan Cara Membuatnya
 Jenis dan Karakteristik Kerajinan Bahan Lunak
 Proses Produksi Kerajinan Bahan Serat

2. Kerajinan Limbah Sisik Ikan

Perairan Indonesia sangat kaya akan hasil lautnya, terutama ikan. Dari produk ikan, dihasilkan
limbah yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan. Limbah ikan berupa sisik dan tulang
ikan. Di daerah pesisir pantai banyak nelayan yang menjual ikan dan mengolahnya di tempat
pelelangan ikan. Limbah sisik ikan banyak dijumpai di sana dan terbuang percuma. Belum banyak
orang yang memahami bahwa sisik ikan dapat didaur ulang. Limbah dari sisik ikan itu bisa menghasilkan
produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis tinggi jika dapat mengolahnya.
Contoh Kerajinan Sisik ikan

3. Kerajinan Limbah Tulang Ikan

Tulang ikan merupakan limbah perikanan yang mudah didapatkan di daerah pantai, pasar ikan,
dan restoran-restoran seafood. Selama ini tulang ikan biasa dipergunakan sebagai bahan pakan
ternak. Tulang ikan dihaluskan menjadi tepung tulang. Sebagian besar orang membuang limbah
tulang ikan ini karena tidak lagi bermanfaat. Jika masa panen ikan, orang tidak sempat lagi
mengolah limbah tulang ikan. Limbah tulang ikan menjadi pemandangan yang mengganggu
karena hanya dibuang begitu saja di sekitar lingkungan. Limbah tulang ikan ternyata dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik dan artistik. Produk kerajinan dari
tulang ikan masih tergolong langka, sehingga sangat berpotensi dikembangkan lebih lanjut.
Masyarakat yang tinggal di dekat perairan laut, pantai atau pasar ikan tidak akan menemui
kesulitan dalam memperoleh limbah tulang ikan dan tidak perlu mengeluarkan banyak dana
untuk mendapatkan bahan baku kerajinan ini.
Pemanfaatan limbah tulang ikan menjadi produk kerajinan memiliki nilai lebih di bidang
ekonomi. Sekarang ini orang sudah mulai menyenangi produk kerajinan yang berasal dari bahan
tulang ikan, karena unik berseni, menarik, dan juga ramah lingkungan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa peluang usaha dari limbah tulang ikan dapat menguntungkan. Setiap bagian
tulang ikan memiliki keunikan masing-masing. Semuanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar kerajinan. Bagian yang dapat dimanfaatkan adalah tulang bagian kepala, sirip, tulang
bagian tengah, tulang ekor, dan masih banyak lagi. Carilah informasi mengenai limbah tulang
ikan sebagai produk kerajinan sebanyak-banyaknya.

4. Kerajinan Limbah Tempurung Kelapa

Masih ingatkah kamu dengan pembelajaran terdahulu yaitu pada buku Prakarya kelas 7 bagian
pengolahan telah diinformasikan tentang cara mengolah limbah tempurung kelapa untuk benda
kerajinan. Kini saatnya kamu memperoleh manfaat dari pembelajaran tersebut.
Tempurung kelapa bagi sebagian masyarakat biasa disebut juga dengan tempurung. Tempurung
banyak terdapat di daerah pesisir pantai yang ditumbuhi pohon nyiur atau pohon kelapa.
Indonesia tergolong negara maritim karena dikelilingi oleh lautan sehingga pohon kelapa dapat
dengan mudah dijumpai. Tahukah kamu bahwa Provinsi Sulawesi Utara merupakan daerah yang
dijuluki negeri nyiur melambai karena banyak ditumbuhi pohon kelapa? Oleh karena itu, tidak
heran jika Sulawesi Utara menjadi daerah penghasil pangan tradisional klapertart yaitu makanan
serupa puding dengan kandungan kelapa muda yang mendominasi dan lezat rasanya. Selain itu,
Sulawesi Utara juga dikenal dengan produsen kerajinan tempurung kelapa. Namun, sekarang
tidak hanya Provinsi Sulawesi Utara yang memproduksi kerajinan dari tempurung kelapa,
melainkan juga daerah Yogyakarta, Bali, dan Lombok

Mengenal Kerajinan dari Bahan Anorganik

Limbah Plastik
Jika kita perhatikan di daerah perkotaan, banyak orang berjualan di pinggir jalan sebagai pedagang kaki
lima, contohnya di terminal atau di pinggir stasiun dan hampir seluruh daerah industri dan perkantoran
tersedia banyak pedagang musiman. Dalam kehidupan manusia membutuhkan minuman. Minuman
yang dijual pedagang pun berbagai macam bentuk dan ukurannya. Biasanya minuman ini dikemas dalam
botol atau gelas plastik. Botol-botol dan gelas plastik yang berwarna warni dengan bentuknya yang
bermacam-macam terkadang hanya dibuang saja sebagai sampah. Kemasan botol dan gelas plastik
bekas minuman di beberapa tempat sampah terlihat tidak lagi berguna. Alangkah baiknya jika botol dan
gelas plastik tersebut dimanfaatkan menjadi karya kerajinan.

Limbah Kemasan Minuman atau Makanan


Kemasan adalah wadah sebagai bagian terluar yang berfungsi untuk membungkus sebuah produk agar
sebagai pelindung produk. Pada kemasan ini yang akan digunakan adalah kemasan yang berasal dari
limbah pangan dan minuman. Jika diperhatikan bentuk kemasan biasanya monoton seperti bentuk
kotak. Kemasan yang lebih banyak berbentuk kotak ternyata dapat dikembangkan menjadi produk
kerajinan yang tidak menjemukan.
Kotak kemasan pada makanan, minuman, atau obat-obatan biasanya setelah dimanfaatkan isinya lalu
kemasannya dibuang. Limbah ini sangat menarik jika dikembangkan sebagai karya kerajinan, maka
dibutuhkan penanganan yang terampil. Kotak kemasan biasanya terbuat dari kardus yang dilapisi
aluminium foil di bagian dalam.

Limbah Kain Perca

Kebutuhan sandang manusia yang berupa pakaian merupakan kebutuhan primer sehari-hari yang harus
dipenuhi. Produksi pakaian yang dilakukan oleh para penjahit atau konveksi sebagai perusahaan pakaian
jadi, menghasilkan banyak limbah kain yang biasa disebut kain perca. Kain perca yang dihasilkan banyak
jenis bahannya dan bervariasi corak dan warnanya, ada batik kotak-kotak, bunga, dan sebagainya.
Terkadang limbah ini bisa dijadikan lap pel atau lap tangan dengan cara dijahit. Semakin banyak orang
menekuni limbah kain perca sebagai bahan dasar kerajinan, telah terbukti bahwa limbah jenis ini dapat
memberi peluang usaha bagi setiap orang.
Limbah kain perca dapat dibuat sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik dan menarik. Bahkan
busana itu sendiri dapat dihasilkan dari kain-kain perca yang dijahit bersambung-sambungan. Bagi
sebagian orang ada juga yang berminat pada busana jenis ini karena unik. Sekarang sudah semakin
banyak orang melirik produk kerajinan berbahan kain perca, karena selain murah juga desainnya selalu
berkembang dari waktu ke waktu.

Limbah Kaleng

Limbah kaleng merupakan sampah dari produk minuman dan beberapa makanan yang diawetkan.
Contohnya minuman penyegar, manisan buah, daging kornet, dan sebagainya. Kaleng biasanya banyak
terdapat pada daerah perkotaan. Pengolahan limbah kaleng memang tidak semudah yang dibayangkan.
Namun selain alat tradisional yang digunakan untuk membentuk kaleng juga terdapat alat teknologi
mesin. Dalam membentuk kaleng menjadi produk yang diinginkan dapat digunakan gunting seng. Berhati
hatilah dalam mengolah limbah kaleng, perhatikan keselamatan kerja, agar ketajaman kaleng tidak
membahayakan pengguna.

Kaleng yang digunakan pada kemasan biasanya mengandung bahan dan zat yang tidak membahayakan
kesehatan. Produk daur ulang kaleng yang sudah banyak dibuat oleh orang adalah kaleng yang dilukis
menggunakan cat akrilik selain itu juga ada kaleng yang dibentuk menjadi miniatur kendaraan atau
robot. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan dari limbah kaleng cukup mudah untuk
didapatkan di lingkungan sekitar. Sedangkan bahan dan alat pendukung lainnya adalah lem tembak, lem
putih, gergaji besi, gunting seng, dan gunting.
Limbah Kaca

Limbah botol kaca merupakan salah satu limbah rumah tangga. Jika diperhatikan botol kaca memiliki
warna warni yang beragam, seperti botol bekas minum

BAB 3

1. Budi daya Cacing Tanah (Lumbricus Terrestris).

Satu ekor cacing tanah dapat berukuran sekitar 9 hingga 30 cm tergantung pada jumlah ruas badannya,
umur, serta mutu pangannya. Ciri-ciri cacing tanah yaitu tidak punya tangan, kaki dan mata dimana
jenisnya tediri dari 2700 jenis dari segala penjuru dunia. Cacing akan hidup jika ketersiadan oksigen, air,
pakan dan suhu cocok untuknya dan tercukupi. Jika keempat elemen pokok tersebut tidak terpenuhi,
maka cacing akan mencari tempat yang cocok.

Didalam setiap hektar tanah cacing membuat lubang kedalam tanah dan mencampur bagian bawah
dengan bagian permukaan dimana kotoran dari cacing tanah mengandung nitrogen unsur hara penting
bagi tanaman. Kotoran cacing membantu mengikat pertikel tanah menjadi agregat agregat sehingga
struktur tanah menjadi baik.

Pengertian Satwa Harapan dan Contohnya


Satwa harapan adalah segala jenis hewan yang mampu menghasilkan barang baku, jasa atau
manfaat ekonomis maupun non ekonomis lainnya ketika dipelihara atau diternakan.
Cacing tergolong kedalam jenis binatang berdarah dingin. Cacing juga dapat menumbuhkan ekornya jika
terpotong namun tidak dengan kepalanya. Bayi cacing hadir tidak dengan cara dilahirkan, mereka berada
didalam kokon yang berukuran lebih kecil dari sebutir beras. Meski tidak memiliki mata, cacing masih
dapat menangkap sinar terutama pada sisi tubuh bagian depannya (kepala). Jika meraka mendapatkan
sinar matahari, maka meraka akan menjauh dengan menggali jauh kedalam tanah sebab takut kulitnya
menjadi kering dan juga akan mati jika terekspos sinar dalam waktu yang cukup lama.

Cacing tergolong kedalam golongan hewan hermaprodit (berkelamin ganda). Setiap cacing memiliki
organ jantan dan juga betina yang pada proses perkawinannya mereka menyatukan bagian clitellum
(bagian yang membengkak pada bagian kepala pada cacing dewasa) lalu bertukar sperma yang kemudian
membentuk selubung telur didalam clitellumnya.

2. Budi daya Jangkrik.

Jangkrik atau biasa juga disebut cengkerik adalah serangga yang menjadi kerabat dekat belalang dengan
tekstur tubuh yang rata dan memiliki antena yang panjang pada bagian kepalanya tepatnya didekat
mata. Jangkrik jantan memiliki suara nyaring yang khas yang dimanfaatkan untuk memikat betina dan
juga untuk menolak atau memperingati pejantan yang lainnya. Suara jangkirk pada umumnya akan
semakin nyaring seiring dengan naik turunnya suhu disekitarnya.

Di Indonesia, tercapat kurang lebih ada sekitar 123 jenis hewan jangkrik. Jenis Gryllus testaclus dan
Gryllus mitratus adalah yang paling banyak dibudidayakan oleh manusia untuk dimanfaatkan sebagai
pakan burung pesiul atau pekicau dan juga pakan ikan. Menurut dari keyakinan yang berkembang pada
sebagian masyarakat, burung yang mengkonsumsi jangkrit akan memiliki kicauaan yang baik dan jika
hewan itu adalah ikan seperti ikan arwana maka ikan tersebut akan memiliki kulit atau sisik yang akan
semakin berkilau.

Advertisement 2

Di alam habitat aslinya, jangkrik hidup dan aktif pada malam hari dengan berbagai macam aktifitas
seperti mancari makan, mengerik, dan juga mencari pasangan kawin. Oleh sebab itu, lingkungan pada
budidaya hewan jangkrik ini harus pula dibuat menjadi gelap agar jangkrik terus beraktifitas. Disiang hari,
jangkrik akan mencari pelindungan dilubang lubang tanah, dibawah batu atau atau dibawah dari
tumpukian jerami dan material lainnya seperti kayu dan genteng yang sudah tidak terpakai.

Jangkrik juga memiliki macam-macam jenis makanan terutama tumbuhan, seperti krotol, dan juga
tanaman pertanian seperti sayuran dan palawija. Pada bagian tanaman, jangkrik sangat menyukai bagian
yang masih muda seperti daun dan pucuk pada tanaman.
Lama siklus hidup hewan jangkrik tersebut berfariasi dimana untuk semua jenis, umur dari jantan lebih
pendek jika dibandingkan dengan umur betina. Sebagai gambaran singkat,umur jantan dewasa pada
jenis jangkrik Gryllus mitratus hari sekitar 78 hari, sedangkan pada betina rata-rata berumur hingga 105
hari, selain itu, ukuran tubuh betina jauh lebih panjang dibandingkan dengan jangkrik yang berkelamin
jantan.

3. Budi daya Lebah Madu.


Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup dengan cara berkoloni (berkumpul). Masing-masing
lebih memiliki tugas khusus untuk menjamin kelangsungan hidup koloninya. Pada setiap sarang koloni
lebah, terdiri atas tiga anggota masyarakat lebah, yaitu seekor lebah ratu, ratusan lebah jantan, dan
ribuan lebah pekerja. Spesies lebah yang paling baik untuk diternak dan diambil madunya umumnya
adalah lebah madu Apis mellifera yang berasal dari wilayah atau dataran Eropa, Apis adonsonii atau Apis
unicolor dari daratan Afrika, Apis indika dari daratan Asia, dan perlu kita ketahui pula bahwa lebah dapat
menghasilkan lilin.

Jenis - Jenis Budidaya Satwa Harapan

Setiap jenis lebah memiliki ciri-ciri fisik dan tugas yang berbeda. Lebah jantan berpantat tumpul dan
tidak menyengat dan lebah pekerja yang berpatat runcing dan menyengat. Tugas lebah pekerja
tergantung pada tingkatan umurnya, dari yang muda hingga yang tua, yaitu sebagai perawat,
penghubung didalam sarang, penjaga sarang,perintis atau pencari tempat yang menghasilkan pakan,dan
pembuat sarang. Lebah ratu berbadan panjang, berpantat runcing, dan bersengat, tugasnya adalah
bertelur. Setelah kawin satu kali, lebah madu akan segera masuk kesarang untu bertelur seumur
hidupnya. Lebah ratu akan terus berada disarang, selama tidak ada pengganggu dan ratu baru belum
muncul.

Pada habitat alaminya, lebah membangun sarang di dahan atau cabang-cabang pohon besar. Sarang
bagian atasnya digunakan untuk menyimpan madu, dan sarang bagian bawahnya digunakan untuk
mengerami telur. masyarkat desa yang tinggal disekitar hutan banyak memelihara lebah madu secara
tradisional dengan menggunakan gelodok dari batang kelapa atau randu yan juga dapat menghasilkan
madu dan larva lebah. Setiap satu sisir sarang lebah dapat menyimpan madu sekitar 15 - 20 kg dan 3-4
kg lilin.
4. Budi daya Ulat Sutra.
Ulat sutra liar (Attacus atlas) adalah salah satu serangga yang berukuran besar dan banyak ditemukan
dihutan-hutan tropis dan subtropis, seperti di Asia tanggara, Asia selatan, Asia timur, Selatan China,
melintasi kepulauan Malaysia, Thailand dan Indonesia. Attacus atlas termasuk dalam hewan polivoltin,
artinya hewan ini dapat hidup sepanjang tahun dan termasuk dalam golongan serangga polifagus yang
dapat yang dapat hidup pada 90 golongan tumbuhan yang bisa dimakan oleh larva. Attacus atlas
merupakan hewan yang mengalami metamorfosis semurna.

Sarana dan Peralatan Budi Daya Satwa


Harapan
A. Sarana Produksi Budi Daya Satwa Harapan.

Sarana serta teknik budi daya yang memadai sangat penting untuk diperhatikan sebelum melakukan
proses budi daya satwa harapan tersebut. Dalam melakukannya, sangat dibuthkan sarana yang tepat
sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Sarana budi dayanya pun berbeda-beda sesuai dengan jenis
satwa yang dibudi dayakan.

Sarana dan Peralatan Budi Daya Satwa Harapan


1. Persiapan Bahan Budi Daya.

Tedapat 5 jenis sarana utama yang paling dibutuhkan dalam budi daya satwa harapan yaitu,
 Bibit Unggul.
 Pakan.

 Obat-Obatan
 Air, dan
 Wadah/Tempat atau Kandang.

a. Bibit unggul.
Bibit yang berkualitas diperoleh dari indukan yang unggul dan tergantung pada jenis satwa
harapan yang hendak ingin dibudi dayakan. Pada umumya, bibit yang hendak untuk dibesarkan
haruslah yang sehat, tidak cacat, dan nampak gesit. Pada budi daya hewan jangkrik, Sungut atau
kaki yagn patah dan umurnya sekitar 10-20 hari. Induk yang baik adalah indukan yang ditangkap
dari alam bebas sebab biasanya memiliki ketahanan tubuh atau fisik yang baik. Kalaupun
indukan betina tidak didapatkan dari alam bebas, induk dapat dibeli dari peternakan. Induk
jantan kalau bisa diusakan dari alam bebas sebab lebih agresif.

b. Pakan budi daya.

Pakan ternak adalah semua bahan yang diberikan kepada ternak berupa campuran dari berbagai
macam bahan organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi
pertumbuhan, perkembangan, dan produksi. Pakan ternak memegang peranan yang sangat
penting dan dengan manajemen pakan yang baik, makan pertumbuhan ternak dapat mancapai
hasil yang sesuai dengan target yang diharapkan.

Advertisement 2

Setiap pakan satwa yang hendak diberikan haruslah memiliki nutrisi yang lengkap dan komposisi
yang seimbang agar pemberian pakan tersebut dapat lebih efisien sesuai dengan kebutuan ternak
tersebut. Jenis-jenis nutrisi yang terkandung didalam pakan budi daya ternak harapan harus
memenuhi kebutuhan energi, protein, mineral, vitamin dan air.

Zat pakan yang berkualitas baik atau memiliki nilai gizi yang cukup akan berdampak baik bagi
pertumbuhan ternak tersebut, yaitu dapat tumbuh sehat, penggemukannya berlangsung cepat,
berkembang biak dengan baik, mengurangi jumlah ternak yang mati atau sakit dan jumlah
anakan yang lahir dapat hidup sehat dan kebal dengan lingkungannya.

Pakan yang digunakan dapat berupa pakan yang bersumber dari bahan alami dan bahan buatan.
pada pakan alami dapat berasal dari lingkungan sekitar seperti tanaman, limbah organik rumah
tangga, dan limbah organik dari lingkungan sekitarnya. Sementara pakan buatan dapat dibuat
dari berbagai campuran bahan baku hewani dan nabati yang tentunya dengan memperhatikan
gizi, sifat, dan jenis ternak yang mengkonsumsi pakan buatgan tersebut.

c. Obat-obatan.

Dalam budi daya ternak, tentunya juga terkadang tidak pernah lepas dari masalah kesehatan pada
hewan ternak tersebut, salah satu kendala yang sering dijumpai yaitu adanya hama dan penyakit
yang menghambat laju pertumbuhan hewan ternak tersebut. Maka dari itu, langkah antisipasi
masalah tersebut adalah dengan pemberian obat-obatan sesuai dengan dosis yang dinajurkan dan
sesuai dengan jenis ternak yang dibudi dayakan.

d. Air.
Air juga mempunyai peranan penting dalam proses budi daya hewan ternak yang tentunya air
tersebut juga memiliki prasyarat tertentu yang wajib untuk dipenuhi agar tidak mengganggu
pertumbuhan hewan ternak saat mengkonsumsi air tersebut. Air juga dapat dimanfaatkan untuk
menjaga kelembapan kandang ternak atau media hidup pada satwa harapan.

e. Kandang ternak.

Kandang ternak adalah suatu bidang bangunan yang dibuat dan dimanfaatkan sebagai tempat
perlindungan ternak dari pengaruh cuaca buruk, seperti hujan, panas matahari, angin kencang,
serta ganggunan lainnya seperti hewan pemangsa. Sesuai dengan jenis ternaknya, hewan ternak
memiliki sifat dan kebutuhan kandang yang berbeda-beda. Namun secara umum, persyaratan
minimal yang harus dipenuhi dalam proses pembangunan kandang ternak adalah sama.

Babarapa syarat minimal tersebut adalah sebagai berikut.

 Ternak dapat leluasa dalam bergerak dan nyaman didalamnya.


 Kandang ternak dapat menunjang produkstifitas ternak.
 Sirkulasi udara pada kandang harus lancar dan memadai.
 Mudah dibersihkan.
 Dapat melindungi ternak dari kondisi lingkungan yang ekstrim yang dapat mengganggu
kesehatan ternak.
 Kandang harus mempermudah pengelola ternak dalam mengurus ternak.
 Kandang yang sehat adalah kandang yang memiliki pembuangan limbah atau kotoran
ternak yang layak serta tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.

Untuk peralaan ternak yang harus dipenuhi adalah,

 Tempat air minum.


 Tempat pangan.
 Timbangan ternak.
 Sprayer, dan
 Alat pembersih kotoran ternak.

B. Teknik Budi Daya Satwa Hatapan.

Pemeliharaan satwa harapan memiliki tujuan yang berbeda beda tergantung pada jenis ternak
hatrapan yang hendak untuk dibudi dayakan. teknik yang sangat perlu untuk diperhatikan dalam
proses budi daya ternak harapan adalah pemeliharaan kandang, pemilihan bibit unggul, pola
pemberian pakan ternak dan pencegahan dari hama penyakit.

a. Pemeliharaan kandang.
Kandang harus rutin dibersihkan dengan tujuan untuk menjaga kelembapannya minimal
dibersihkan sekali dalam satu minggu. hal ini dianggap penting agar pada kandang tidak
ditumbuhi jamur atau bakteri penyakit yang tidak diinginkan, termasuk dengan tempat atau
wadah pakan yang berada didalam kandang ternak juga harus rutin untuk dibersihkan dari sisa
pakan yang menempel.

b. Pemilihan Bibit.

Bibit ternak adalah hewan ternak yang memiliki sifat unggul dan mewarisi serta memnuhi
prasyarat tertentu untuk dikembangbiakkan. Prosedur pemilihan bibit unggul yang baik dapat
diketahui dengan melakukan seleksi pada setiap cacatan produksi setiap individu ternak,
Penampilan fisik yang sehat, lincah, bentuk tubuh yang bagus, dan tidak cacat.

c. Pemberian pakan ternak.

Pembarian pakan merupakan faktor utama penentu tingkat produktifitas ternak. Cara pemberian
pakannya juga berbeda beda sesuai jenis hewan ternak yang dibudi dayakan, umur ternak dan
produktifitas ternaknya. Pemberian pakan ini harus benar-banar diperhatikan jumlah
kebutuhannya, waktu penyaiannya dan cara pemberian pakannya. Pakan untuk jangkrik harus
memiliki konsentrat dan sayuran. Untuk pakan tambahan (konsentrat) dapat diberikan dalam
bentuk pelet atau juga bekatul yagn dicamourkan dengan sayuran.

d. Dalam budi daya satwa harapan seperti jangkrik dan cacing tanah, para peternak harus
memperhatikan jenis hama apa saja yang sering mengganggu satwa peliharaan tersebut. Dalam
garis besar, ada dua jenis hama yang sering ditemui pada budi daya ternak harapan yaitu (a)
hama kompetitor seperti semut, kutu tanah, dan rayap. (b) hama predator seperti tikus, kadal,
tokek, ayam, dan bebek.

Untuk penanganan hama tersebut, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu,

a. Menjaga kebersihan lingkungan kandang hewan.


b. Antisipasi semut dengan kapur semut.
c. Antisipasi kadal atau tikus dengan menutup kandang dengan baik dan rapat, dan
d. Antisipasi kutu tanah dengan fermentasi media cacing.

Itulah ulasan singkat tentang sarana dan peralatan budidaya satwa harapan diatas, semoga ada
manfaatnya untuk anda dan terimakasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan

BAB 4

Ringkasan Materi Pengolahan Bahan Pangan Setengah Jadi dari Serealia,


Kacang-kacangan, dan Umbi Menjadi Makanan Khas Wilayah Setempat

- Januari 22, 2018


Ringkasan Materi Pengolahan Bahan Pangan Setengah Jadi dari Serealia, Kacang-kacangan, dan Umbi
Menjadi Makanan Khas Wilayah Setempat

A. Pengertian

Pengolahan bahan pangan adalah suatu kegiatan mengubah bahan mentah menjadi bahan makanan
siap dikonsumsi atau menjadi bahan setengah jadi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan
memperpanjang masa simpan bahan pangan.

1) Serealia adalah jenis tumbuhan golongan tanaman padi/padian/ rumput/rumputan (Gramineae) yang
dibudidayakan untuk menghasilkan bulir-bulir berisi biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati.
2) Umbi adalah organ tumbuhan yang mengalami perubahan ukuran dan bentuk (pembengkakan) sebagai
akibat perubahan fungsinya.
3) Olahan bahan pangan setengah jadi sering disebut juga sebagai ‘produk pangan primer’ adalah
mengolah bahan baku pangan dengan proses pengawetan, baik pengawetan secara kimia, fisika ataupun
mikrobiologi, menjadi aneka ragam olahan pangan setengah jadi, yang selanjutnya digunakan sebagai
bahan baku pangan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pengolahan bahan pangan setengah jadi
dari serealia dan umbi menjadi makanan khas daerah setempat adalah mengolah produk pangan primer,
baik yang diproduksi oleh rumah tangga, industri kecil, ataupun industri pengolahan pangan dengan
teknologi tinggi menjadi makanan dengan karakteristik budaya setempat.

B. Jenis

Menurut teori kebutuhan Maslow, pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia (basic
needs). Kebutuhan bersosialisasi (social needs), percaya diri (self esteem) dan aktualisasi diri (self
actualization) merupakan tiga teratas kebutuhan manusia.

Berikut ini akan diuraikan jenis makanan khas Indonesia yang dihasilkan dari penggunaan bahan baku
olahan bahan pangan setengah jadi dari serealia dan umbi.

1) Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk pipih tebal atau tipis
Produk pangan setengah jadi bentuk pipih tebal atau tipis antara lain kerupuk gendar, rengginang,
emping jagung, kerupuk bawang, bihun, dan mie, kerupuk tette, keripik singkong, sawut/gaplek ubi jalar,
gaplek ubi kayu, dan kentang beku, kerupuk, keripik, dan kentang beku.
2) Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk butiran besar
Produk pangan setengah jadi dengan bentuk butiran besar dari bahan serealia adalah beras/beras instan,
beras jagung, jagung pipil kering dan beku, aneka butiran oat, aneka pasta, beras/biji sorgum, kacang
hijau, kacang tanah, dan kacang kedelai, tiwul instan dan beras singkong.
3) Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk butiran halus
Produk pangan setengah jadi dengan bentuk butiran halus yaitu tepung beras, tepung jagung/maizena,
tepung terigu, dan tepung sorgum, tepung ubi jalar, tepung tapioka, tepung talas, dan tepung kentang.

Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang artinya makanan. Zat makanan adalah satuan nutrisi
yang menyusun bahan makanan tersebut. Kalori adalah satuan unit yang digunakan untuk mengukur
nilai energi yang diperoleh tubuh ketika mengonsumsi makanan/minuman. Ada enam macam zat gizi
yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan tubuh supaya dapat tumbuh dengan baik dan
sehat, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh
zat gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
 Kelompok zat gizi penghasil tenaga (karbohidrat). Bahan makanan yang mengandung karbohidrat antara
lain dapat diperoleh dari beras, jagung, gandum, roti, mie, makaroni, bihun, kentang, singkong, ubi, talas,
umbi-umbian, tepung-tepungan, gula, dan minyak.
 Kelompok zat gizi pembangun sel (protein). Protein dapat diperoleh dari daging, ayam, kelinci, telur,
ikan, udang, susu, serta kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe.
 Kelompok zat gizi pengatur dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat pengatur banyak
terdapat dalam sayur-sayuran yang berwarna kuning, jingga, dan merah, serta buah-buahan.

C. Teknik Pengolahan

1. Teknik Pengolahan makanan Panas Basah (Moist Heat)


Teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat) adalah mengolah bahan makanan dengan
menggunakan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Bahan dasar cairan yang digunakan
bervariasi seperti air, kaldu, santan, susu atau bahan lainnya.
 Teknik merebus (Boiling)
Teknik merebus (boiling) adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih. Cairan
yang digunakan berupa air, kaldu, dan susu.
 Teknik Poaching
Teknik poacing ialah cara memasak bahan makanan dalam bahan cair sebatas menutupi bahan makanan
yang direbus dengan api kecil di bawah titik didih (92-96 °C). Bahan makanan yang dipoach ini adalah
bahan makanan yang lunak atau lembut dan tidak memerlukan waktu lama dalam memasaknya seperti
telur, ikan, dan buah–buahan. Cairan bisa berupa kaldu, air yang diberi asam, cuka, dan susu.
 Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan sedikit cairan, (kira-kira setengah dari
bahan yang akan direbus) dalam panci tertutup dengan api dikecilkan secara perlahan-lahan. Jenis bahan
makanan yang diolah dengan teknik ini biasanya daging dan sayuran. Efek dari braising ini sama dengan
menyetup, yaitu untuk menghasilkan daging yang lebih lunak dan aroma yang keluar menyatu dengan
cairannya.
 Teknik Stewing
Stewing (menggulai/menyetup) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis
bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dan cairan yang tidak terlalu banyak dengan api
sedang. Pada proses stewing, cairan yang dipakai yaitu air, susu, santan, dan kaldu. Contoh makanan
yang menggunakan teknik ini antara lain, opor ayam, gulai kambing, dan gulai ikan.
 Teknik mengukus (Steaming)
Teknik mengukus (steaming) adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Nilai gizi bahan
makanan tidak banyak yang hilang karena tidak bersentuhan langsung dengan air. Makanan yang diolah
dengan cara ini yaitu puding, bolu, sayuran, ikan atau ayam.
 Teknik Simmering
Teknik simmering ini adalah teknik memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair lainnya yang
dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama, di mana di permukaannya
muncul gelembung–gelembung kecil.
 Teknik mengetim
Teknik mengetim adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan dua buah panci yang berbeda
ukuran di mana salah satu panci lebih kecil.
2. Teknik Pengolahan makanan Panas Kering (Dry Heat Cooking)
Teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking) adalah mengolah makanan tanpa bantuan bahan
dasar cairan untuk mematangkannya. Teknik ini sama sekali tidak menggunakan air dalam proses
pematangannya, tetapi menggunakan minyak (minyak zaitun, minyak kanola) sehingga suhunya bisa
mencapai 180°C.
 menggoreng dengan minyak Banyak (Deep frying)
deep frying adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan minyak/lemak yang banyak hingga
bahan makanan benar–benar terendam sehingga memperoleh hasil yang kering (crispy).
 menggoreng dengan minyak Sedikit (Shallow frying)
Shallow frying adalah mengolah bahan makanan atau proses menggoreng yang dilakukan dengan cepat
dalam minyak goreng yang sedikit pada wajan datar. Dengan teknik ini bahan makanan tidak akan
menjadi terlalu matang.
 menumis (Sauteing)
Teknik menumis (sauteing) adalah teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan
bahan makanan yang telah dipotong kecil atau diiris tipis yang dikerjakan dalam waktu sebentar dan
cepat, diaduk-aduk, serta ditambah sedikit cairan sehingga sedikit berkuah/basah.
 memanggang (Baking)
Memanggang (baking) adalah pengolahan bahan makanan di dalam oven dengan panas dari segala arah
tanpa menggunakan minyak atau air. Baking memiliki beberapa metode, sebagai berikut.
a) memanggang kering. Ketika memanggang dengan oven, bahan makanan akan mengeluarkan uap air.
Teknik ini biasanya digunakan untuk produk pastry dan roti.
b) memanggang dalam oven menambah kelembaban. Ketika memanggang bahan makanan, masukkan
wadah berisi air yang akan mengeluarkan uap air yang masuk ke dalam oven, menyebabkan kandungan
air dalam bahan makanan bertambah dan akan menambah kualitas makanan.
c) memanggang dalam oven dengan menggunakan 2 wadah. Wadah pertama berisi bahan makanan, dan
wadah kedua diberi air. Wadah pertama dimasukkan ke dalam wadah kedua sehingga panas yang sampai
ke bahan makanan lebih lambat. Dengan demikian, tidak akan mengakibatkan panas yang berlebih dan
dapat mengurangi kemungkinan makanan terlalu matang. Contoh: puding karamel, hot pudding
franfrurt.
 membakar (Grilling)
Grilling adalah teknik mengolah makanan di atas lempengan besi panas (gridle) atau di atas pan dadar
(teflon) yang diletakkan di atas perapian langsung. Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292°C. Grill
juga dapat dilakukan di atas bara langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya. Dalam teknik
ini, perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah maupun pada alat yang
digunakan.

D. Tahapan Pengolahan
1. Perencanaan
 Identifikasi kebutuhan (menganalis kebutuhan pengolahan pangan berdasarkan kondisi lingkungan
kelas/kelompok/keluarga saat ini) untuk ide/gagasan perencanaan produk pengolahan pangan.
 Ide gagasan (membuat rencana/ merancang suatu pembuatan pengolahan pangan sesuai dengan hasil
identifikasi kebutuhan)
2. Pelaksanaan/ Pembuatan
 Persiapan (merencanakan pembelian bahan sesuai kebutuhan, alat dan pengolahan
pangannya/pembuatannya mulai dari pengupasan/pencucian bahan)
 Proses pembuatan, (keselamatan kerja dan hal khusus lainnya)
3. Penyajian/Pengemasan
 Wadah penyajian dan estetikanya
 Wadah kemasan, estetika, & kesehatan
4. Evaluasi
 Merasakan hasil/produk pengolahan pangan
 Mengevaluasi seluruh proses atau setiap tahapan pembuatan pengolahan sebagai bahan perbaikan.

E. Penyajian dan Pengemasan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan olahan pangan sebagai berikut.

1. Kombinasi Warna
2. Bentuk, Tekstur, dan Kekentalan
Bentuk suatu hidangan dapat diciptakan dari pemotongan bahan pangan. Bahan pangan dapat dipotong
dadu, memanjang, dirajang secara kasar atau halus, dibentuk lonjong, bunga atau bintang. Tekstur
olahan pangan dirasakan saat di dalam mulut, apakah teksturnya lunak, kenyal, kasar, kental atau halus.
3. Rasa dan Suhu
Dalam penyajian satu menu hendaknya kita juga perlu mengombinasikan rasa-rasa dasar seperti, rasa
asin, rasa manis, rasa pedas, rasa gurih, rasa pahit, dan rasa asam, maupun rasa yang sangat berbumbu.
4. Alat Saji Makanan
5. Hiasan/Garnis
6. Penyajian

Anda mungkin juga menyukai