Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu program studi yang dinilai dapat mengembangkan wawasan,

keterampilan, kecakapan dan kreativitas seorang mahasiswa untuk memasuki

dunia kerja adalah dengan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan. Dimana setiap

mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Lapangan dituntut harus mampu

mengembangkan dirinya sendiri untuk bersosialisasi dan mempraktekan secara

langsung ilmu yang sudah didapatkan dari perkuliahan ke dunia kerja. Maka

mahasiswa tentunya perlu melakukan pelatihan kerja secara langsung di instansi

atau lembaga-lembaga yang berkaitan dengan program studi yang di tempuh.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) STIE Ipwija merupakan agenda rutin

yang dilaksanakan setiap tahunnya bagi para mahasiswa tingkat akhir dan

tentunya setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan serta membuat

Laporan Kuliah Kerja Lapangan. Selain pengalaman yang didapat sangat

bermanfaat bagi para mahasiswa, kuliah kerja lapangan menjadi tolak ukur bagi

STIE Ipwija dalam melihat etos kerja yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Sesuai

dengan tujuan STIE Ipwija yang mempersiapkan tenaga ahli dan terampil yang

diharapkan dapat terjun langsung kedunia kerja, maka dipadang sangat perlunya

untuk melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan.

Dalam rangka menciptakan ketertiban, kenyamanan dan keamanan dalam

bekerja dan mendukung pelaksanaan program kerja perusahaan serta

1
mengakomodasi perkembangan dan perubahan lingkungan perusahaan diperlukan

penyediaan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Penyediaan sarana dan prasarana dilakukan melalui proses pengadaan

barang atau jasa dengan menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas,

kompetitif, transparansi, keadilan, kewajaran, serta akuntabilitas. Untuk tertib

administrasi dan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengadaan barang atau jasa,

maka disusun prosedur pengadaan barang dan jasa.

Prosedur Pengadaan Barang Perlengkapan Terhadap Asset pada PT. Zulu

Alpha Papa melalui prosedur-prosedur yang cukup komplek mengingat

perusahaan banyak memiliki fungsi yang terkait yang tentunya fungsi-fungsi ini

saling bekerjasama dalam melakukan pembelian barang perlengkapan mulai

fungsi gudang sampai dengan fungsi akuntansi. Masing-masing fungsi

mempunyai tanggungjawab yang berbeda-beda.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang Prosedur Pengadaan Barang Perlengkapan Terhadap Asset pada

PT. Zulu Alpha Papa. Selain itu perlu dikemukakan juga bahwa dengan adanya

pengadaan barang perlengkapan yang melalui jaringan prosedur yang saling

berkaitan, barang perlengkapan yang dibeli bisa memenuhi syarat, datang tepat

waktu, dan dengan harga yang sesuai dengan rencana. Dengan demikian, prosedur

ini bisa mendukung pencapaian produk yang berkualitas. Setiap sistem pengadaan

mempunyai kelebihan maupun kelemahan. Demikian juga dengan sistem

pengadaan di PT. Zulu Alpha Papa. Oleh karena itu, perlu diteliti kelebihan dan

2
kelemahan untuk selanjutnya bisa didesain sistem pengadaan yang lebih

sempurna.

Dari uraian diatas maka dalam penuliasan Tugas Akhir ini diambil judul

“PROSEDUR PENGADAAN BARANG PERLENGKAPAN TERHADAP

ASSET PADA PT. ZULU ALPHA PAPA”.

1.2. Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka ada beberapa permasalahan yang akan

diungkap dalam penulisan Tugas Akhir antara lain :

1. Bagaimana prosedur pengadaan barang perlengkapan terhadap asset pada

PT. Zulu Alpha Papa.

2. Barang perlengkapan apa saja yang dijadikan asset pada PT. Zulu Alpha

Papa.

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini

mempunyai beberapa tujuan antara lain, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur pengadaan barang perlengkapan pada PT. Zulu

Alpha Papa.

2. Untuk mengetahui barang perlengkapan apa saja yang akan dijadikan asset

pada PT. Zulu Alpha Papa..

1.4. Batasan Permasalahan

Dalam pembuatan laporan ini perlu adanya pembatasan masalah

mengenai Prosedur Pengadaan Barang Perlengkapan pada PT. Zulu Alpha Papa.

Secara detail laporan ini akan membahas tentang kekurangan dan kelebihan serta

3
bagaimana solusi agar prosedur pembelian barang perlengkapan pada PT. Zulu

Alpha Papa sesuai dengan standar operasional pekerjaan.

1.5. Manfaat Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Manfaat Praktik Kuliah Kerja Lapangan ini memiliki manfaat untuk

masing-masing pihak yang terkait dalam kegiatan KKL antara lain untuk

Mahasiswa, Instansi dan Perguruan Tinggi.

1. Bagi Mahasiswa

 Menambah wawasan dan kemampuan baru dalam dunia kerja nyata.

 Dapat mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki kedalam dunia

kerja.

 Meningkatkan tanggung jawab, disiplin, ketelitian dalam bekerja.

 Meningkatkan kepekaan untuk mengatasi masalah yang ada didunia

kerja.

 Menambah kedisiplinan dalam mengerjakan tugas.

2. Bagi Perusahaan

 Membantu meringankan kegiatan operasional perusahaan dalam

melaksanakan pekerjaan.

 Memungkinkan terjalinnya hubungan yang teratur, sehat dan dinamis

antara perusahaan dan perguruan tinggi.

 Memperoleh kesempatan untuk merekrut Praktikan sebagai karyawan

jika kualifikasinya memenuhi syarat dan standar perusahaan.

3. Bagi Perguruan Tinggi

 Dapat menjali kerjasama dengan PT. Zulu Alpha Papa.

4
 Mendapatkan masukan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja

untuk menghasilkan sumber daya yang kompeten dan terampil.

 Merupakan salah satu indikator kemampuan dan kompetensi mahasiswa

dalam menerapkan pengetahuan didunia kerja

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran ringkas mengenai susunan penulisan

laporan ini, maka penulis menyajikan sistematika penulisan, sebagai berikut :

Bab 1 merupakan pendahuluan membahas mengenai latar belakang,

masalah, tujuan penulisan, batasan permasalahan, manfaat pelaksanaan kuliah

kerja lapangan, dan sistematika penulisan.

Bab 2 merupakan profil perusahaan tempat kkl yang membahas

mengenai visi, misi dan sejarah perusahaan, bentuk usaha dan lokasi perusahaan,

serta teori yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan dalam KKL.

Bab 3 merupakan dari pembahasan masalah, temuan permasalahan dan

cara mengatasi masalah yang ada diperusahaan tenpat kuliah kerja lapangan.

Bab 4 penutup yang membahas tentang kesimpulan dan saran laporan

penulisan kuliah kerja lapangan.

5
BAB 2

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Visi, Misi dan Sejarah Perusahaan

2.1.1. Visi & Misi PT. Zulu Alpha Papa

1. Memberikan pengalaman perawatan kecantikan sebaik mungkin

2. 100% Kepuasan pelanggan

2.1.2. Culture PT. Zulu Alpha Papa

Untuk menggapai Visi, Misi dan Goals ZAP, kami rasakan sangat

penting untuk memiliki “code of conduct” maupun kultur yang selalu kami

terapkan diperusahaan kami. 8 kultur yang mempengaruhi kegiatan ZAP

adalah :

1. Buatlah orang lain Bahagia

2. Tunjukan bahwa kamu peduli

3. Bangun suasana yang menyenangkan dan jadilah kreatif

4. Bangun semangat kerjasama dan suasana kekeluargaan melalui

komunikasi yang jujur dan terbuka

5. Lakukan yang terbaik

6. Lakukan hal yang benar

7. Jadilah bertanggung jawab

8. Selalu berfikir jangka Panjang

6
2.1.3. Sejarah PT. Zulu Alpha Papa

Berdiri pada tahun 2009, ZAP (www.zapclinic.com) dikenal

dengan sebutan “ZAP Permanent Hair Removal” merupakan pelopor di

Indonesia sebagai spesialis perawatan menghilangkan rambut (bulu) ditubuh

menggunakan teknologi berbasis penyinaran.

Sejak tahun 2013, selain tetap menyediakan Hair Removal

Treatment, ZAP melakukan ekspansi menjadi klinik kecantikan yang

menghadirkan berbagai perawatan kecantikan wajah dan kulit, dimana

seluruh perawatan ditangani langsung oleh dokter profesional. Kini, ZAP

mantap memperkenalkan identitas baru dengan sebutan “ZAP Clinic” dan

telah melayani hampir 750.000 perawatan. Hingga tahun 2016 ZAP telah

memiliki 18 cabang yang tersebar di; Jakarta, Suarabaya, Bandung,

Yogyakarta, Semarang, Bali, Makassar, Medan dan Manado serta menyusul

di beberapa kota besar lainnya.

ZAP Clinic menggabungkan konsep hospitality dalam

pelayanannya sehingga mengedepankan pengalaman pelayanan berbintang,

serta perawatan yang aman dengan waktu relatif singkat dan tepat waktu.

ZAP Clinic merupakan pioner inovasi untuk klinik kecantikan dengan

Sistem Online Terintregrasi (Integrated Online System) yang berlaku di

seluruh cabang ZAP Clinic di Indonesia.

Dengan dukungan teknologi canggih, dokter dan perawat yang

profesional, tempat yang nyaman, dan pelayanan yang bersahabat, ZAP

7
telah dipercaya untuk melakukan lebih dari 2.000.000 prosedur treatment

yang menjadikan ZAP sangat berpengalaman.

Gambar 2.1

2.2. Bentuk Usaha dan Lokasi Perusahaan

Bentuk usaha pada PT. Zulu Alpha Papa jasa yaitu Klinik Kecantikan

yang sudah memiliki 50 Outlet diberbagai kota. Head Office PT. Zulu Alpha Papa

yang berlokasi di The Belleza Shoping Arcade Lt. GF Unit 56-57, Jl. Letjen

Soepeno, Kebayoran Lama -Jakarta Selatan 12210.

Akta Pendirian PT. Zulu Alpha Papa, SK. Menteri Kehakiman dan

HAM RI Tanggal 21 Oktober 2002, Nomor : C – 1266.H.T.03.01 – TH.

2002 SK. Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Tanggal 18 Desember

2006, Nomor 476 – XVII – 2006. Dan dengan Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) Menengah Nomor : 6/24.1PM.7/31.74/-

1.824.27/e/2017.

2.3. Struktur Organisasi PT. Zulu Alpha Papa

Dalam menjalankan kegiatan operasional PT. Zulu Alpha Papa memiliki

struktur organisasi sebagai berikut :

8
Gambar 2.2

Struktur Organisasi Perusahan

CEO

Muchammad Fadhli

COO

Muhamad Syarif

Manager Manager Manager Manager FINANCE


HRD GA MARKETING ACCOUNTING

Asisten Manager

Supervisor

Staff

Sumber: PT Zulu Alpha Papa 2019

9
2.4. Teori Yang Mendukung

1. Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan (financial management) adalah suatu kegiatan

perencanaan, penganggaran, pemerikasaan, pengelolaan, pengendalian,

pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas

manajemen keuangan berhubungan dengan perolehan asset, pendanaan, dan

manajemen asset dengan didasari beberapa tujuan umum. (Van Horne, James

C & Wachowicz, Jr., John M.,2006 ). Jadi, fungsi keputusan dalam

manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama, antara lain yaitu :

a. Keputusan Investasi

Keputusan Investasi adalah hal yang paling penting dari ketiga

keputusan diatas ketika perusahaan ingin menciptakan nilai. Hal tersebut

dimulai dengan penetapan jumlah total asset yang perlu dimiliki oleh

perusahaan.

b. Keputusan Pendanaan

Keputusan penting kedua dalam perusahaan berkaitan dengan

keputusan pendanaan. Dalam keputusan pendanaan manajer keuangan

berhubungan dengan komposisi bagian kanan laporan posisi keuangan.

Beberapa perusahaan memiliki utang dalam jumlah yang relative besar,

sementara lainnya hamper tidak memiliki utang sama sekali. Kebijakan

dividen perusahaan juga harus dipandang sebagai bagian integral dari

keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend-

payout ratio) menetapkan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan.

10
c. Keputusan Manajemen Asset

Keputusan penting yang ketiga bagi perusahaan adalah keputusan

mengenai manajemen asset. Ketika asset telah diperoleh dan pendanaan

yang tepat telah tersedia, asset ini masih harus dikelola secara efisien.

Manajer keuangan dibebani berbagai tanggung jawab operasional atsa

berbagai asset yang ada. Tanggung jawab ini membuat manajer keuangan

menjadi lebih memperhatikan manajemen asset lancer (current asset) dari

pada asset tetap (fixed asset).

2. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah pedoman yang berisi prosedur operasional yang ada

didalam suatu organisasi/perusahaan yang digunakan untuk memastikan

bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas

proses yang dilakukan oleh orang-orang didalam organisasi/perusahaan yang

merupakan anggota organisasi/perusahaan berjalan efektif, efisien dan

konsisten (Tambunan, 2013:84), (Prakoso Faldiyanto Sofi Aji, 2017).

(http://eprints.uty.ac.id/328/1/faldiyanto%20sofi%20aji%20prakoso_3140111

088.pdf)

Prosedur adalah suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan

untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk pencapaian

organisasi/perusahaan (Kasma,2012:13), (Prakoso Faldiyanto Sofi Aji, 2017).

(http://eprints.uty.ac.id/328/1/faldiyanto%20sofi%20aji%20prakoso_3140111

088.pdf)

11
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan

suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau

lebih, yang dilakukan secara efektif, efisien, dan konsisten untuk mencapai

tujuan organisasi/perusahaan.

3. Defnisi Pengadaan Barang Perlengkapan

Pengadaan barang perlengkapan adalah segala bentuk barang yang

dibutuhkan dan digunakan oleh kelompok orang yang jumlahnya banyak

dalam area yang luas. Dengan mengacu pengertian diatas, maka pengadaan

barang perlengkapan adalah segala bentuk kegiatan atau proses efektif dan

efisien transparan yang dilakukan dalam penyediaan kebutuhan barang dalam

jumlah yang besar memenuhi kepentingan organisasi/perusahaan yang

membutuhkannya.

(http://eprints.uty.ac.id/328/1/faldiyanto%20sofi%20aji%20prakoso_3140111

088.pdf)

4. Maksud dan Tujuan

Dalam rangka pengadaan barang perlengkapan dengan menerapkan

prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, kompetitif, transparansi, keadilan,

kewajaran, serta akuntabilitas. Untuk tertib adminstrasi dan sebagai acuan

dalam pelaksanaan pengadaan barang maka disusun pedoman mengenai

pengadaan barang perlengkapan di PT. Zulu Alpha Papa.

Maksud dan tujuan disusun pedoman pengadaan barang

perlengkapan adalah sebagai berikut :

12
1. Untuk memberikan pedoman, pengertian dan arahan bagi para

pelaksana (user) dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian serta pelaporan pengadaan barang dan jasa, termasuk

penggunaan dokumen standar serta istilah-istilah baku, agar tercipta

keseragaman, efektivitas dan efisiensi kerja perusahaan.

2. Pedoman ini berisi peraturan, sistem dan prosedur yang harus dipatuhi

dalam melaksanakan pengadaan barang perlengkapan di PT. Zulu

Alpha Papa.

3. Pedoman ini diperuntukkan bagi seluruh unit kerja termasuk para

pelaksananya yang terlibat dalam proses pengadaan barang

perlengkapan perusahaan.

4. Pelaksanaan kepatuhan terhadap Pedoman ini merupakan salah satu

unsur dalam penilaian kinerja unit kerja, termasuk kinerja para

pelaksananya.

5. Memberikan kejelasan mengenai tugas, tanggung jawab, hak dan

kewenangan dari para pengguna, pelaksana dan penyedia barang dalam

proses pengadaan barang perlengkapan.

6. Memberikan acuan dalam pelaksanaan pengadaan barang perlengkapan

yang transparan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

diperusahaan.

7. Meningkatkan upaya perolehan barang yang dibutuhkan outlet-outlet

zap dan kantor dengan kualitas dan harga yang dapat

dipertanggungjawabkan

13
2.4.1. Tahapan Kegiatan Pengadaan Barang Perlengkapan

Kegiatan pengadaan barang perlengkapan didahului dengan adanya

permohonan dari Unit Kerja Pengguna (User).

2.4.1.1. Persyaratan usulan Pengadaan Barang Perlengkapan dari Unit

Kerja Pengguna (User).

Unit Kerja Pengguna (User) mengajukan permohonan pengadaan

barang kepada fungsi umum, dilengkapi dengan dilengkapi dengan

pertimbangan/analisa dan estimasi biaya serta spesifikasi teknis barang yang

dibutuhkan.

Spesifikasi teknis, antara lain meliputi :

 Nama barang yang akan diadakan

 Jumlah barang

 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

 Ukuran/type/kekuatan

2.4.2. Penetapan Merek

Apabila usulan pengadaan barang telah menunjuk suatu merek/produk

atau rekanan tertentu, maka usulan harus dilengkapi dengan analisa dan

spesifikasi teknis lengkap (hasil beauty contest), yang merupakan dukungan

terhadap alasan penunjukan merk tersebut.

Analisa dan spesifikasi teknis dibuat oleh Unit Kerja pengguna (user)

dengan persetujuan Pengurus yang terkait dan apabila dibutuhkan dapat

menggunakan konsultan eksternal. Apabila dalam proses pengadaan barang

diperlukan dokumen tambahan, fungsi SDM perusahaan dapat meminta kepada

14
unit kerja yang mengajukan permohonan pengadaan barang dan jasa untuk

melengkapi dokumen tambahan yang dimaksud.

2.4.3. Tata cara Pengadaan Barang Perlengkapan

1. SWAKELOLA

 Staf bagian umum mengajukan usulan kegiatan dan biaya kepada

GA.

 Persetujuan dari atasan perusahaan.

 Staf dari bagian umum melakukan proses pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan yang tercantum di dalam persetujuan.

 Pertanggung jawaban berupa bukti pembelian bahan material, tanda

terima upah kerja diatas kuitansi.

2. PEMBELIAN LANGSUNG

 Mengajukan usulan kegiatan dan biaya dari unit-unit kerja kepada

manajer GA/COO sesuai batasan nilai kewenangan pejabat yang

bersangkutan.

 Persetujuan dari Manajer, COO dan CEO.

 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang tercantum didalam

persetujuan.

 Pertanggungjawaban yang harus disampaikan berupa kuitansi atau

bukti pembayaran lainnya bermeterai cukup dan tanda terima

pekerjaan dan/atau tanda terima penyerahan ke Unit Kerja pengguna

(user).

15
BAB 3

LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN

3.1. Pembahasan Masalah

Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) merupakan kegiatan wajib yang harus

dilaksanakan setiap mahasiswa S1 Manajemen STIE Ipwija sebagai salah satu

persyaratan untuk dinyatakan lulus dari program S1 Manajemen.

Penulis melakukan Praktek Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dilakukan

selama 1 (satu) bulan terhitung pada tanggal 7 Oktober 2019 sampai dengan

tanggal 8 November 2019 , tempat pelaksanaan disalah satu perusahaan Klinik

Kecantikan yang berada di Jakarta yaitu PT. Zulu Alpha Papa yang berlokasi di

The Belleza Shoping Arcade Lt. GF Unit 56-57, Jl. Letjen Soepeno, Kebayoran

Lama -Jakarta Selatan 12210. Disini penulis membahas permasalahan yang ada

dalam Departemen Finance Accounting pada PT. Zulu Alpha Papa.

Dengan adanya kegiatan KKL mahasiswa diharapkan dapat memperoleh

ilmu praktis dari perusahaan tempat pelaksanaan kegiatan tersebut. Pada dasarnya

apa yang didapat dari teori yang diperoleh di bangku kuliah tidak berbeda jauh

dengan praktek kerja lapangan, perbedaanya hanya pada teknis dan fakta yang

terdapat di lapangan.

Dalam pelaksanaan KKL ini jam kerja yang diberikan oleh PT. Zulu

Alpha Papa disesuaikan dengan jam kerja karyawan yakni sebagai berikut:

16
Tabel 3.1

Jam Kerja PT. Zulu Alpha Papa

Hari Jam Kerja

Senin – Jum’at 09.00 – 18.00 WIB

Sabtu – Minggu Libur

Selama KKL penulis tidak difokuskan dalam 1 kegiatan saja tetapi

hampir beberapa kegiatan yang ada dibagian Accounting & Tax sehingga penulis

bisa mendapat pengalaman yang lebih luas. Adapun kegiatan yang dilakukan

penulis selama KKL adalah sebagai berikut :

1. Pengecekan sales outlet zap.

2. Pengecekan uang masuk bank.

3. Penginputan ke sistem akuntansi.

4. Pembuatan PR (Procuement Request) & SR (Stock Request) untuk

permintaan barang pelengkapan kantor.

5. Pengecekan invoice pembelian barang perlengkapan yang sudah dibelikan

oleh Departemen GA.

6. Penginputan barang yang sudah ada ke sistem akuntansi .

7. Rekonsiliasi Bank pada sistem akuntansi.

3.2. Temuan Permasalahan

Supaya mendapatkan temuan yang mendalami permasalahan serta untuk

menghindari penafsiran yang berbeda. Maka kuliah kerja lapangan ini akan

dilakukan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan bisa diatasi. Penulis

17
ingin merumuskan masalah yang telah penulis amati selama melaksanakan Kuliah

Kerja Lapangan.

Berikut ini adalah beberapa temuan masalah yang terjadi di Dept.

Finance Accounting :

1. Pengajuan pengadaan barang perlengkapan terkadang mendadak sehingga

tidak terkontrol pada bagian finance accounting untuk pembayarannya.

2. Sistem pembayaran finance accounting yang suka berubah-berubah

sehingga membuat pengadaan barang perlengkapan menjadi berubah juga.

3. Dokumen yang kurang lengkap dalam pengadaan barang perlengkapan.

4. Bukti pembayaran yang terkadang tidak lengkap atau tidak sesuai.

5. Berubahnya pengajuan dalam pembuatan PR & SR dari departemen GA.

6. Sistem pencatatan barang perlengkapan yang masih manual.

7. Pencatatan asset didepartemen Finance Accounting akan di akui sebagai

asset terkadang masih berubah tergantung keinginan manager keuangan

yang memberikan keputusan.

3.3. Cara Mengatasi Masalah

Adapun cara yang dapat perusahaan atasi untuk mengatasi permasalahan

yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Untuk pembelian barang perlengkapan secara mendadak seharusnya

departemen GA harus lebih memerhatikan pada setiap pembukaan outlet

apa yang akan dibeli sehingga tidak ada yang tertinggal dalam pengadaan

barang perlengkapan untuk setiap outlet atau kantor.

18
2. Pembayaran untuk setiap bulan harus diperhatikan lagi agar tidak

membingungkan untuk semua departemen karena sering berubahnya sistem

pembayaran di departemen finance accounting.

3. Setiap akan adanya penambahan dalam pengadaan barang perlengkapan

departemen GA harus lebih teliti dalam kelengkapan dokumen yang

dibutuhkan oleh departemen finance accounting.

4. Untuk setiap pengadaan barang perlengkapan harus lebih diperhatikan

invoice, bon atau kuitansi karena itu sangat dibutuhkan untuk pencatatan

didepartemen finance accounting.

5. Harus lebih diperhatikan dalam pengajuan PR & SR agar dapat terkendali

dalam permintaan barang perlengkapan yang dibutuhkan dan dapat

memudahkan departemen lain untuk mengikuti sistem pengajuan yang tidak

berubah-berubah.

6. Membuat sistem yang sudah terintegrasi kepada sistem finance accounting

agar tidak berbeda dalam pencatatan antara departemen GA dan departemen

finance accounting.

7. Pencatatan asset didepartemen Finance Accounting akan di akui sebagai

asset tetap dengan nilai pembelian barang perlengkapan dengan harga

Rp.1.000.000 keatas.

19
BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang terdapat didepartemen finance

accounting lebih banyak terjadi dilingkup internal seperti terjadinya miss

komunikasi antara departemen satu dengan departemen lain yang terkadang

menimbulkan masalah dalam pengadaan barang perlengkapan dan kebijakan-

kebijakan yang ditetapkan oleh departemen finance accounting dalam pengeluaran

pembayaran setiap bulannya serta dalam pencatatan asset yang harus ditetapkan.

Dan dapat menimbulkan over budget yang seharusnya tidak terjadi bila

setiap departemen dapat saling menjaga konsistensi dalam pengeluaran untuk

pengadaan barang perlengkapan yang dibutuhkan.

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan diatas maka penulis

mengajukan beberapa saran kepada PT. Zulu Alpha Papa, yaitu :

1. Perusahaan harus membuat planning dalam pengadaan barang

perlengkapan.

2. Perusahaan harus membuat planning yang akan dibutuhkan pada setiap

pembukaan outlet.

3. Harus memiliki komunikasi dan kerjasama yang baik dalam melakukan

pekerjaan agar dapat terarah semua rencana yang sudah di planningkan.

4. Memiliki sistem yang terintegrasi untuk semua departemen.

20
DAFTAR PUSTAKA

Autor. I (2017). Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor.


http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/07/20/prosedur-pengadaan-peralatan-kantor/
20 Juli 2017 diakses.

Pertamina Foundation (2016). Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa : PT.


Pertamina Foundation.
http://www.pertagas.pertamina.com/Media/Default/image/procurements/Pedoman
%20No.%20A002.PG0300.2016%20Pengadaan%20Barang%20dan%20Jasa.o.pd
f

Prakoso Faldiyanto Sofi Aji. (2017). Prosedur Pengendalian Pengadaan Barang


dan Jasa Di Kabupaten Sleman. Laporan Kuliah Kerja Lapangan.
http://eprints.uty.ac.id/328/1/faldiyanto%20sofi%20aji%20prakoso_3140111088.
pdf

Putri Resta Rahmadhani. (2019). Departement Import Purchasing Pada PT. Sinar
Syno Kimia Cikarang – Jawa Barat. Laporan Kuliah Kerja Lapangan.

Van Horne, James C & Wachowicz, Jr., John M.,2006 ”Prinsip-Prinsip


Manajemen Keuangan”, Edisi 13 Buku 1, Salemba Empat, Jagakarsa, 2012.

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2017 “Manajemen Keuangan”,


https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Manajemen_keuangan&action=edit.
Diakses pada 9 November 2017.

21

Anda mungkin juga menyukai