Diajukan Oleh:
Dinda Dwi Bestari
1500029088
i
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh :
Dinda Dwi Bestari
1500029088
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
ii
PERNYATAAN
Nim : 1500029088
Judul Penelitian : Hubungan Masa Kerja Dan Shift Kerja Dengan Perasaan
Kelelahan Kerja Pada Perawat Di Unit Rawat Inpa Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Kabupaten Sleman
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Shalawat serta salam saya limpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW yang sudah membawa kita semua ke zaman yang penuh dengan ilmu
Masa Kerja Dan Shift Kerja Dengan Perasaan Kelelahan Kerja Pada
akhir ini dapat terselesaikan berkat semangat, motivasi, bantuan, dan bimbingan
dari berbagai pihak yang merupakan kotribusi sangat berarti bagi penulis. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada :
3. Muhammad Syamsu Hidayat, SE., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
iv
Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam
5. Ahmad Ahid Mudayana, S.KM., M.PH., selaku Ketua Dewan Penguji yang
6. Subhan Zul Ardi, S.KM., M.Sc., selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan motivasi, dan selalu sabar dalam memberi masukan dan arahan
7. Dr. Ir. Widodo Hariyono, A.Md., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing dan
Penguji II yang selalu sabar dalam membimbing, memberi arahan dan masukan
8. Dyah Suryani, S.Si., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis baik secara akademik maupun non akademik dari awal
10. Terkhusus kedua orang tua tersayang Mamah (Sagiah Budiarti) Bapa
(Sugiantoro) kakak tersayang (Bagas RP) yang selalu sabar dan ikhlas
memberikan semangat, dukungan dan kasih sayang, kerjasama yang baik serta
v
doa yang tidak henti-hentinya selalu mengiringi kehidupan penulis selama
11. Sahabat seperjuangan (Andinur, Rifa, Andini, Krisna, Shinta) terimakasih telah
kebersamaannya, suka duka dan saling berjuang dan berbagi ilmu selama
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang telah membaca
skripsi ini untuk menyempurnakannya. Akhir kata, tiada yang patut penulis
ucapkan selain doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan ridho dan
vi
DAFTAR ISI
vii
H. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 33
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat tidak bisa dipisahkan dari akan banyak terpapar dengan berbagai faktor
bila tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerjanya. Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang
shift kerja agar pelayanan kesehatan terus diberikan kepada seluruh pasiennya.
jam kerja. Karena ada ketentuan tersebut dan proses kerja tidak bisa berhenti,
maka diaturlah pembagian waktu kerja bagi setiap karyawan atau pegawai dengan
shift kerja. Periode kerja dibagi menjadi 3 yaitu periode pagi sampai sore, periode
sore sampai malam dan ada yang bekerja pada periode malam sampai pagi.
kerja dan sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat.
Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja,
meningkatkan kelelahan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka dan
1
2
psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan
kemampuan kerja dan ketahanan tubuh (Sucipto, 2014). Semua jenis pekerjaan
individu yaitu faktor internal sepeti usia, jenis kelamin, psikis, kesehatan, status
pernikahan, sikap kerja dan status gizi. Faktor internal seperti masa kerja, beban
International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi sebanyak 337 juta
kecelakaan kerja di berbagai negara yang mengakibatkan sekitar tiga juta orang
pekerja kehilangan nyawa. Di tingkat global, lebih dari 2,78 juta orang meninggal
setiap tahun akibat kecelakaan. ILO menyebutkan hampir setiap tahun sebanyak
dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh
memperkirakan pada tahun 2018 lebih dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi
setiap tahunnya di kawasan Asia dan Pasifik. Bahkan dua pertiga kematian akibat
data mengenai kecelakaan kerja pada tahun 2004 di Indonesia setiap hari rata-rata
terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi,
kurang lebih 9,5% atau 39 orang mengalami cacat (Atiqoh, dkk., 2014). Di
kecelakaan tahun 2007 tercatat 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.736 kasus,
tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus, dan tahun
perusahaan yang menjadi anggota Jamsostek dengan jumlah peserta sekitar tujuh
juta orang atau sekitar 10% dari seluruh pekerja di Indonesia. Dengan demikian,
angka kecelakaan mencapai 930 kasus untuk setiap 100.000 pekerja setiap tahun
(Ramli, 2013).
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping adalah salah satu rumah sakit
swasta, sebagai tempat kerja yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan yang
khususnya unit rawat inap memiliki total jumlah perawat 116 orang. Berdasarkan
studi pendahuluan yang telah dilakukan (1) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gamping memberlakukan sistem shift kerja dengan 3 shift kerja, yaitu shift pagi,
shift siang dan shift malam. (2) Sistem rotasi yang digunakan pada Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gamping adalah Shift pagi dimulai pada pukul 07.00 –
14.00 WIB, Shift siang dimulai pada pukul 14.00 – 21.00 WIB dan Shift malam
dimulai pukul 21.00 – 07.00 WIB. (3) Jumlah beban kerja setiap perawat berbeda-
beda sesuai dengan ruangan masing-masing karna setiap ruang memiliki jumlah
4
pasien yang berbeda-beda. (4) Pada shift pagi, dengan waktu shift yaitu 7 jam
memiliki beban kerja lebih karena aktivitas banyak dilakukan pagi hari karena
hampir semua tindakan dilakukan pagi hari seperti USG, operasi,cek dan cuci
darah dan lain-lain. Tetapi ada juga tindakan dilakukan pada malam hari jika
memang tidak keadaan darurat. (5) shift siang dengan waktu shift aktivitas lebih
pasien dan lain-lain, mengganti infus.(5) Pada saat shift malam, memiliki waktu
shift lebih panjang yaitu 10 jam dengan aktivitas seperti menerima pasien baru
yang tidak tentu waktunya, program obat, injeksi setiap jam 12, berkeliling jam 5
cek tanda-tanda vital, pembagian obat berbarengan dengan program gizi baik
sebelum atau sesudah makan, pada shift malam tenaga lebih terporsir, kurang
berkonsentrasi dan waktu istirahat berkurang. (7) pekerja di ruang At–tin, Az-
zahra, Naim, Wardah, Al-kautsar, Ar-royyan memiliki masa kerja yang berbeda-
beda, terdapat pekerja yang telah bekerja < 6 tahun, > 6 tahun sebagai perawat (8)
menguap, terkadang pusing dan langsung istirahat (tidur) ketika sampai dirumah.
B. Rumusan Masalah
kelelahan kerja terus terjadi di Indonesia, tidak lepas dari faktor yang
menyebabkan kelelahan kerja yaitu masa kerja dan shift kerja. Berdasarkan studi
pendahuluan, terdapat shift kerja yang memiliki banyak aktivitas , waktu kerja
yang melebihi 8 jam yaitu pada shift malam yang memiliki waktu shift 10 jam yitu
pukul 21.00 – 07.00 WIB dan terdapat perawat yang mengeluh terkadang
5
istirahat (tidur) ketika sampai dirumah. Terdapat perawat yang telah bekerja lebih
dari 6 tahun, dimana semakin lamanya seseorang bekerja dapat menyebabkan rasa
bosan dan jenuh yang dapat mendukung terjadinya kelelahan kerja pada
seseorang, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut terkait hubungan
masa kerja dan shift kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada perawat di unit
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Shift Kerja Dengan Perasaan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di Unit Rawat
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
bahan evaluasi kepada para pekerja mengenai Hubungan Masa Kerja Dan Shift
dilakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja di Unit Rawat Inap Rumah Sakit
Kerja Dan Shift Kerja Dengan Perasaan Kelelahan Kerja pada Perawat di Unit
3. Bagi Peneliti
Hubungan Masa Kerja Dan Shift Kerja Dengan Perasaan Kelelahan Kerja pada
Kabupaten Sleman.
4. Keaslian Penelitian
1. Aini, (2019). Dengan judul “Hubungan Shift Kerja Dengan Kelelahan Kerja
Pada Perawat Di Instalasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Herna Medan Tahun
2018”. Persamaan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel
7
penelitian ini terletak pada tempat dan waktu penelitian. Hasil penelitian ini
adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara shift kerja dengan kelelahan
2. Astuti, dkk (2017). Dengan judul “Hubungan Antara Faktor Individu, Beban
Kerja Dan Shift Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di Rsjd Dr.
bebas yang diteliti yaitu shift kerja, variabel terikat yaitu kelelahan kerja,
desain penelitian. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada tempat,
hubungan antara usia, masa kerja, beban kerja mental dan shift dengan
kelelahan kerja. Sedangkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin, status
pernikahan, status gizi, dan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja.
3. Pramitasari, (2016). Dengan Judul “Pengaruh Masa Kerja Dan Shift Kerja
variabel bebas dan desain penelitian. Perbedaan dalam penelitian ini terletak
pada teknik pengambilan sampel, tempat dan waktu penelitian. Hasil penelitian
adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja dan kelelahan kerja
4. Purba, (2018). Dengan judul “Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja
Persamaan penelitian ini adalah variabel terikat, desain penelitian dan teknik
tempat, waktu. Hasil penelitian adalah tidak ada hubungan yang signifikan
antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Vita
5. Wiyarso, (2018). Dengan judul “Hubungan Antara Shift Kerja Dan Beban
Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap Yeheskiel
Dan Hana Di Rumah Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado”, persamaan
dalam penelitian ini yaitu terletak pada variabel bebas, variabel terikat dan
desain penelitian. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada variabel
bebas, tempat, waktu, dan teknik pengambilan sampel. Hasil dalam penelitian
Kelelahan Kerja Pada pada perawat di ruang rawat inap Yeheskiel dan Hana
Antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada perawat di ruang rawat inap
Yeheskiel dan Hana Rumah Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masa Kerja
masuk kerja hingga saat penelitian. Tekanan melalui fisik (beban kerja)
yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini
tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya
pengaruh yang signifikan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada
sehingga menimbulkan rasa jenuh atau bosan pada perawat yang bekerja > 5
tahun jika dibandingkan perawat yang bekerja ≤ 5 tahun. Hal ini dapat
yang lama akan mengakibatkan perasaan jenuh dan bosan apabila pekerjaan
9
10
tubuh (sistem peredaran darah, pencernaan, otot, syaraf dan pernafasan), hal
semakin tinggi tingkat kelelahan. Hal ini disebabkan oleh karena semakin
B. Shift Kerja
mempunyai jam kerja yang tidak teratur. Dalam pembagiannya shift kerja
biasa dilaksanakan pada waktu pagi, siang dan malam. Shift kerja adalah
bila dua lebih pekerja bekerja secara berurutan pada lokasi pekerjaan yang
sama. Shift kerja berarti berada pada lokasi kerja yang sama, baik teratur
pada saat yang sama (shift kerja rotasi). Shift kerja dapat dilakukakn lebih
11
Pekerjaan dengan shift kerja adalah seseorang yang bekerja di luar jam kerja
normal selama kurun waktu tertentu. Para pekerja shift kerja termasuk
meraka yang bekerja dalam tim yang berotasi, pekerja dapat bekerja pada
pagi hari, siang hari atau malam hari dan dapat pula bekerja pada jam-jam
yang tidak lazim, bahkan juga dapat bekerja pada hari minggu. Adapula
pengertian lain dari shift kerja dimana shift kerja adalah semua pengaturan
jam kerja, sebagai pengganti atau sebagai tambahan kerja pagi dan siang
Terdapat tiga jenis kerja shift sesuai dengan definisi kerja shift,
a. Permanent
b. Continous
Bekerja selama seminggu penuh tanpa hari libur atau discontinous yaitu
bekerja dengan waktu libur pada hari minggu atau akhir pekan saja.
2. Waktu Kerja
2003):
1) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
c. Pasal 79 ayat 1 dan 2 yaitu mengenai pemberian waktu istirahat dan cuti
menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja dan
istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
c. Waktu bekerja sehari menurut periode waktu yang meliputi siang hari
waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak
biasanya terlihat penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan
a. Efek Fisiologis
b. Efek Psikososial
Efek menunjukan masalah lebih besar dari efek fisiologis, antara lain
c. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift yang diakibatkan oleh efek fisiologis
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah
kinerja dan fisiologis. Secara fisiologis, dampak dari kerja shift dapat diukur
dari menurunnya kapasitas kerja fisik, penurunan nafsu makan dan kualitas
15
tidur yang terganggu. Sudah dipercaya bahwa sebagian besar dari pekerjaan
yang bekerja pada shift malam memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
normal. Para pekerja shift terutama yang bekerja dimalam hari, dapat
(Nurmianto, 2005).
saran yang harus diperhatikan dalam penyusunan jadwal shift kerja, yaitu :
shift malam.
c. Yang tinggal jauh dari tempat kerja atau yang berada di lingkungan yang
d. Sistem shift 3 rotasi biasanya berganti pada pukul 6-14-22, lebih baik
16
e. Rotasi pendek lebih baik daripada rotasi panjang dan harus dihindarkan
f. Rotasi yang baik 2-2-2 (metropolitan pola) atau 2-2-3 (continental pola).
sedikit 24 jam.
i. Tiap shift terdiri dari satu kali istirahat yang cukup untuk makan.
adalah lamanya kerja mental dan fisik dan faktor-faktor lain yang telah
dengan terjadinya kelelahan kerja. Bila periode rotasi shift kerja semakin
panjang, sifat pekerjaan monoton dan kondisi psikologis yang kurang baik
merupakan rasa bosan yang muncul pada saat bekerja. Rasa bosan
Kelelahan fisik yaitu kelelahan akibat kerja fisik, kerja patologis ditandai
dengan menurunnya kerja, rasa lelah dan ada hubungannya dengan faktor
kerja merupakan rasa bosan yang muncul pada saat bekerja. Rasa bosan
oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat
saling mengikat antara faktor yang satu dengan yang lain. Faktor penyebab
Penyebab lain dari kelelahan kerja juga dapat berupa beban kerja
bekerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak tenaga kerja
batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja (suma’mur, 2009).
fisik dan mental (Tarwaka, 2015). Secara umum gejala kelelahan dapat
dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan.
Kelelahan subyektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja apabila rata-rata
beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik maksimal (susetyo, 2012).
kurang dari satu detik untuk beberapa detik, dan menjadi tidak menyadari
telah melakukan (atau dikenal sebagai tidur mikro), hanyut dalam dan
keluar dari jalur lalu lintas dan kehilangan kendali saat berkendara.
4. Dampak Kelelahan
yang diulang 24 jam, hal ini dikenal sebagai “jam tubuh” kita. Jam tubuh
kita mengatur fungsi termasuk pola tidur, suhu, tubuh, kadar hormon dan
Ketika jam tubuh manusia keluar dari irama itu, kewaspadaan kita
berkurang dan sebagai hasilnya kita merasa lelah. Hal ini meningkatkan
tempat kerja atau dalam perjalanan pulang dari kerja. Kelelahan memiliki
implikasi dalam situasi di tempat kerja dan untuk keselamatan umum serta
e. Kewaspadaan berkurang.
g. Memori berkurang.
5. Pengukuran Kelelahan
Tarwaka (2015) menyebutkan bahwa sampai saat ini belum ada cara
yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya hanya berupa indikator yang
jumlah proses kerja (waktu yang digunakan dalam setiap item) atau
yang diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Uji kelipan, disamping
tenaga kerja.
motivasi (11 s/d 20), dan 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik
(21 s/d 30). Berkaitan dengan metode yang dapat digunakan dalam
6. Mengelola Kelelahan
Sementara otot telah dapat sembuh dengan istirahat, otak hanya dapat
mendapatkan tidur kurang dari yang merek butuhkan dalam sehari, maka
D. Landasan Teori
dalam tubuh manusia yang disebabkan dari beberapa faktor penyebab yang
(stress) pada tubuh manusia. Faktor penyebab terjadinya kelelahan yaitu aktivitas
kerja fisik, aktivitas kerja mental, pekerjaan yang monoton, tekanan psikologis,
dan lain-lain. Resiko yang timbul akibat kelelahan meliputi stres kerja, kualitas
kerja rendah, performansi rendah, motivasi kerja turun, dan lain-lain. Shift kerja
adalah rotasi waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan
sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam.
terhitung dari awal pertama masuk kerja hingga saat penelitian berlangsung. Masa
kerja dalam penelitian ini diartikan sebagai lama bekerja dalam tahun.
jika seseorang bekerja melebihi waktu kerja yang telah ditentukan yaitu 8 jam
kerja, pekerjaan yang monotoni dan memiliki banyak aktivitas kerja sehingga
24
E. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Perasaan
Kelelahan Kerja
Shift Kerja
Durasi Tidur
Variabel Pengganggu
Keterangan:
: Variabel diteliti
F. Hipotesis
1. Ada hubungan antara masa kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada perawat
Sleman.
2. Ada hubungan antara shift kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada perawat
Sleman.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan Masa Kerja dan
Shift Kerja dengan Perasaan Kelelahan Kerja pada Perawat di Unit Rawat Inap
Gamping, Jl. Wates Km. 5,5 RT.05 / RW.25, Ambarketawang, Gamping, Bodeh,
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat di bagian rawat inap
2. Sampel
a. Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
116
𝑛 =
116 (0.1)2 + 1
116
𝑛 = 2.16 = 53,70 = 54
= 54 + 10% = 59,4 = 60
dari 116 populasi perawat di unit rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping.
atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau
semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil
terpenuhi menjadi 60 sampel. Sampel yang akan diteliti yaitu di unit rawat
inap PKU gamping terdiri dari At-tin, Az-zahra, Naim, Wardah, Al-kautsar,
27
responden secara urut 1 sampai 10 yang diambil dari setiap nomor urut
ruangan.
1. Lembar checklist terkait masa kerja mengadopsi dari kategori masa kerja
2. Lembar checklist terkait shift kerja mengadopsi dari ketetapan rotasi shift kerja
(Tarwaka, 2015). Desain penilaian dengan skoring likert yaitu 4 skala likert:
bersifat adopsi dari Gibson (2009) dan industrial Fatigue research Commitee
Tarwaka (2015) sehingga tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena
instrumen tersebut sudah bersifat baku. Koding yang digunakan pada penelitian
ini yaitu koding 1 yang berarti beresiko dan koding 2 untuk kategori tidak
beresiko.
4. Kamera
5. Alat Tulis
29
Alat tulis merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencatat
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah masa kerja dan shift kerja.
2. Defisini Operasional
a. Masa Kerja
1) Alat Ukur
2) Hasil Ukur
3) Skala Data
b. Shift Kerja
Shift kerja adalah rotasi waktu kerja yang diberikan pada perawat
1) Alat Ukur
2) Hasil Ukur
3) Skala Data
c. Perasaan Kelelahan
1) Alat Ukur
2) Hasil Ukur
Individu.
3) Skala Data
1. Tahap Persiapan
Kabupaten Sleman.
Sleman.
dengan kriteria yaitu memiliki jurusan dan peminatan yang sama dengan
Tahap ini menggunakan lembar checklist terkait masa kerja, shift kerja dan
Tahap ini peneliti melakukan pengolahan data primer yang telah didapat di
data.
Data penelitian yang telah diolah kemudian dianalisis secara univariat dan
3. Tahap Penyelesaian
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
variabel yang diteliti dan akan disajikan dalam bentuk tabel (Sopiyudin, 2014).
2. Analisis Bivariat
masing variabel penelitian. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.
Tingkat kepercayaan yang digunakan 95% dan p ≤ 0,05 artinya hipotesis akan
tidak berpasangan dengan syarat bahwa sel yang mempunyai nilai expected
count kurang dari lima maksimum 20% dari jumlah sel. Jika syarat Chi-Square
tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya yaitu adalah uji Fisher untuk
tabel 2x2 dan penggabungan sel untuk tabel 2xk (Sopiyudin, 2014).
H. Keterbatasan Penelitian
besarnya resiko baik antara masa kerja dengan perasaan kelelahan maupun shift
kerja dengan perasaan kelelahan karena tabel berbentuk 2xk dan pada proses
kuesioner dan tidak semua dalam pengawasan secara langsung keadaan yang
BAB IV
A. Hasil Penelitian
jenjang dan kemitraan yang kuat. Visi tersebut akan dituangkan pasa misi
dakwah.
adalah pelayanan rawat inap. Ruang rawat inap yang terdapat di Rumah Sakit
rawat inap ini memiliki masing-masing 5-6 perawat pada shift pagi pukul
07.00-14.00 WIB, 4-5 perawat pada shift siang pukul 14.00-21.00 WIB dan 3-4
perawat pada shift malam pukul 21.00-07.00 WIB, sesuai dengan jumlah
pasien dan banyaknya kamar dalam satu ruangan. Shift pagi dan shift siang
dengan waktu kerja selama 7 jam dan shift malam dengan waktu kerja selama
10 jam. Kelima ruang rawat inap memiliki masa kerja baru 28 perawat, sedang
2. Karakteristik Responden
2019 terhadap 60 perawat unit rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
kerja dan shift kerja dan kuesioner IRFC (Industrial Fatigue research
Committee). Dari lembar ceklis dan kuesioner tersebut juga terdapat pertanyaan
identitas responden seperti nomor responden, nama, umur, jenis kelamin dan
pendidikan terakhir.
pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai
a. Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dalam penelitian ini
45% (27 perawat), sedangkan jumlah responden paling sedikit terdapat pada
b. Tingkat Pendidikan
c. Jenis Kelamin
N
Jenis Kelamin Frekuensi (%)
o
1 Laki-laki 14 23,3
2 Perempuan 46 76,7
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer 2019
3. Analisis Univariat
tabel distribusi frekuensi. Hasil analisis univariat dalam penelitian ini dapat
Untuk mengetahui gambaran masa kerja responden pada unit rawat inap
unit rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang menjadi
presentase sebesar 46,7% (28 perawat), kategori masa kerja sedang dengan
kategori masa kerja lama dengan presentase sebesar 25% (15 perawat).
Untuk mengetahui gambaran shift kerja responden pada unit rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping ditampilkan pada Tabel 5.
39
unit rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang menjadi
presentase sebesar 26,7% (16 perawat), shift kerja pagi dengan presentase
sebesar 48,3% (29 perawat) sedangkan shift kerja siang dengan presentase
maupun kelelahan umum yang dirasakan oleh perawat Rumah Sakit PKU
kerja rendah apabila total skor individu 0-44 dan responden yang
gambaran perasaan kelelahan kerja responden pada unit rawat inap Rumah
Perasaan Kelelahan
No Frekuensi (%)
Kerja
1 Tinggi 22 38,7
2 Rendah 38 63,3
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer 2019
unit rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yang menjadi
4. Analisis Bivariat
bebas yaitu masa kerja dan shift kerja dengan variabel terikat yaitu perasaan
kelelahan kerja. Adapun hasil analisis ini kemudian disajikan dalam bentuk
Berikut ini adalah hasil tabulasi silang antara masa kerja dengan perasaan
diperoleh nilai p = 0,068 (p > 0,05) berarti H0 diterima dan Ha ditolak, atau
tidak ada hubungan antara masa kerja dengan perasaan kelelahan kerja.
antara masa kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada perawat di unit
Berikut ini adalah hasil tabulasi silang antara masa kerja dengan perasaan
pada malam hari dengan presentase sebesar 81,3% (13 perawat). Hasil
kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada perawat di unit rawat inap
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan masa kerja dan shift
kerja dengan perasaan kelelahan pada pekerja di unit rawat inap Rumah Sakit
hasil analisis variabel bebas dan variabel terikat dinarasikan sebagai berikut:
43
1. Analisis Univariat
sedangkan jumlah responden paling sedikit terdapat paa kelompok umur 35-
Gamping tergolong usia produktif karena rentang usia responden antara usia
19-38 tahun. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kementrian
Gamping terdiri dari DIII Keperawatan dan Ners. Hal ini dikarenakan untuk
bahwa jenis kelamin perawat yang bekerja di unit rawat inap Rumah Sakit
masuk kerja hingga saat penelitian (Melati, 2013). Masa kerja dapat
yang lama akan mengakibatkan perasaan jenuh dan bosan apabila pekerjaan
bulan Agustus 2019. Responden dalam penelitian ini adalah perawat di unit
responden dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu baru jika masa kerja < 6
tahun, sedang jika masa kerja 6-10 tahun dan lama jika masa kerja > 10
jumlah responden terbanyak adalah perawat yang memiliki masa kerja baru.
45
yang dilakukan pada bulan Agustus 2019. Responden dalam penelitian ini
memberlakukan sistem shift kerja dengan 3 shift kerja, yaitu shift pagi, shift
siang dan shift malam. Sistem rotasi yang digunakan pada Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gamping adalah Shift pagi dimulai pada pukul 07.00
– 14.00 WIB, Shift siang dimulai pada pukul 14.00 – 21.00 WIB dan Shift
malam dimulai pukul 21.00 – 07.00 WIB. Berdasarkan analisis data dari 60
perawat yang bekerja pada shift pagi dan malam. Pekerjaan dengan shift
kerja adalah seseorang yang bekerja di luar jam kerja normal selama kurun
waktu tertentu. Para pekerja shift kerja termasuk meraka yang bekerja dalam
tim yang berotasi, pekerja dapat bekerja pada pagi hari, siang hari atau
malam hari dan dapat pula bekerja pada jam-jam yang tidak lazim, bahkan
juga dapat bekerja pada hari minggu. Adapula pengertian lain dari shift
kerja dimana shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja, sebagai
pengganti atau sebagai tambahan kerja pagi dan siang hari sebagaimana
Agustus 2019. Pada penelitin ini kelelahan kerja yang dimaksud adalah
gejala kelelahan kerja baik berkaitan dengan kelelahan otot maupun umum
yang dirasakan oleh perawat di unit rawat inap Rumah Sakit PKU
rendah apabila total skor individu 0-44 dan responden yang mengalami
tinggi apabila total skor individu 45-90. Berdasarkan analisis data dari 60
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada pembahasan ini adalah Hubungan Masa Kerja dan
Shift Kerja dengan Perasaan Kelelahan Kerja pada Perawat di Unit Rawat Inap
Sleman lebih banyak pada perawat dengan kategori masa kerja sedang
dibandingkan dengan kategori masa kerja lama dan baru. Presentase yang
mengalami perasaan kelelahan kerja rendah pada perawat di unit rawat inap
banyak pada perawat dengan kategori masa kerja baru dibandingkan dengan
kategori masa kerja lama dan sedang. Dalam penelitian ini didapat hasil uji
dengan perasaan kelelahan kerja, menunjukkan nilai p-value 0,068 (> 0,05)
sehingga tidak ada hubungan antara masa kerja dengan perasaan kelelahan
kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
unit rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, tidak adanya
hubungan antara masa kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada perawat
yang baik dalam tubuhnya, dan responden dengan masa kerja yang lama
pekerjaan yang dilakukannya dan sudah dapat mengatur energi atau tenaga
lingkungan kerja yang nyaman baik dari segi tempat kerja dan teman-teman
memberikan tingkat kelelahan yang semakin tinggi pula. Ini terlihat dari
kelelahan kerja kategori lebih banyak pada masa kerja lama (> 5 tahun)
dengan tingkat kelelahan sangat lelah hanya terjadi pada masa kerja baru (≤
ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kelelahan pada
responden dengan masa kerja baru ataupun lama memiliki tugas pokok dan
dengan hasil penelitian dari Mallapiang, dkk (2016) yang dilakukan pada
49
perawat IGD di RSUD Haji Makassar diperoleh bahwa berdasarkan hasil uji
statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan anata masa kerja dengan
kelelahan kerja dengan nilai p-value 0,338 yang berarti bahwa Ha ditolak
antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada perawat IGD di RSUD Haji
bekerja leih dari 5 tahun tetapi umurnya masih tergolong muda, sehingga
Sleman lebih banyak pada perawat dengan shift kerja malam dibandingkan
dengan shift kerja pagi dan siang. Presentase yang mengalami perasaan
kelelahan kerja rendah pada perawat di unit rawat inap Rumh Sakit PKU
dengan shift kerja pagi dibandingkan perawat dengan shift kerja siang dan
malam. Dalam penelitian ini didapat hasil uji statistik menggunakan uji chi-
shift kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada perawat di unit rawat inap
bekerja pada shift malam mengalami kelelahan kerja tinggi lebih banyak
bekerja pada shift pagi dengan presentase 10,3% dan shift siang dengan
presentase 40% hal ini dikarenakan shift malam mempunyai durasi kerja
denga shift pagi yaitu selama 7 jam (07.00-14.00 WIB) dan shift siang yaitu
jam kerja dan sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan
penyakit akibat kerja. Menurut Suma’mur (2009) bila periode rotasi shift
kerja semakin panjang, sifat pekerjaan monoton dan kondisi psikologis yang
sering menguap lebih sering dirasakan gejala tersebut termasuk dalam gejala
dimanfaatkan oleh perawat untuk beribadah, makan atau minum saja, beban
51
saat shift pagi namun perawat harus menahan rasa mengantuk karena harus
perawat mengganti tidurnya di pagi atau siang hari. Diketahui bahwa waktu
tidur di siang hari tidak seefektif saat malam hari, dimana pagi dan siang
temannya. Pada shift malam hanya ada 3-4 perawat yang berjaga
dibandingkan dengan shift pagi yang mencapai 5-6 dan siang 4-5 perawat.
untuk pasien serta selalu siaga dalam mengawasi pasien. Perawat yang
bekerja di malam hari sangat mudah lelah karena waktu yang seharusnya
digunakan untuk tidur dan istirahat, justru digunakan untuk bekerja dan hal
ini sangat bertentangan dengan irama sirkadian tubuh. Tidak jarang perawat
harus berjaga hingga selesai shift malam pada saat kondisi pasien darurat
atau adanya pasien baru dan kegiatan rutinitas mengecek pasien. Hal
bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10 jam. Sisannya
tidur dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama
dampak dari kerja shift dapat diukur dari menurunnya kapasitas kerja fisik,
penurunan nafsu makan dan kualitas tidur yang terganggu. Sudah dipercaya
bahwa sebagian besar dari pekerjaan yang bekerja pada shift malam
dibandingkan mereka yang bekerja pada shift normal. Para pekerja shift
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Astuti, dkk (2017) yang
menunjukkan bahwa hasil uji statistik didapat nilai p-value 0,036 (≤ 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara shift kerja dengan
dibandingkan dengan perawat yang bekerja pada shift pagi 71,4%dan shift
53
siang sebanyak 50%. Hal ini dikarenakan perawat harus berjaga selama shift
didukung oleh penelitian dari Aini (2019) yang dilakukan pada perawat
kelelahan dalam kategori lelah pada shift pagi sebanyak 7 orang (36,8%),
shift sore sebanyak 6 orang (31,6%) dan shift malam 14 orang (73,3%).
Pada hasil uji chi-square antara shift kerja dengan kelelahan dapat diketahui
dan Ha diterima artinya ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan
Gamping Kabupaten Sleman yang setiap harinya bekerja dengan masa kerja
yang semakin hari semakin bertambah lama dan sistem shift baik shift pagi,
untuk pasien serta selalu siaga dalam mengawasi pasien. Kondisi tersebut
berupaya agar terhindar dari bahaya selamatan dan kesehatan kerja seperti
kelelahan kerja dengan rutin menerapkan pola hidup sehat, istirahat yang
air putih.
54
sehingga kamu bisa kembali bekerja esok hari dengan tenaga baru. Allah
Dengan istirahat waktu tidur itu, manusia dapat mengembalikan daya dan
Seandainya tidak diselingi oleh istirahat tidur tentu kekuatan siapa pun akan
Kemenag, 2019)
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
1. Tidak hubungan antara masa kerja dengan perasaan kelelahan pada perawat di
Sleman.
2. Ada hubungan antara shift kerja dengan perasaan kelelahan kerja pada perawat
Sleman.
B. Saran
c. Menjadwalkan rotasi shift kerja setiap satu minggu atau dua minggu agar
2. Bagi Perawat
bekerja untuk menjaga kondisi fisik dan mental yang mengalami kelelahan
maupun yang tidak mengalami kelelahan, terutama yang bekerja pada shift
malam.
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. 2019. Hubungan Shift Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di
Instalasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Herna Medan Tahun 2018. Jurnal
Jumantik, Institut Kesehatan Helvetia Medan. Vol. 4, No. 1, Hal 49-51.
Ardiyanti, N., Ida, W., Suroto., dan Siswi, J. 2017. Hubungan Beban Kerja Mental
Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Keperawatan Dan Tenaga
Kebidanan Di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Universitas Dipinegoro. Volume 5, Nomor 5, Hal 268-270.
Astuti, F.W., Ekawati., dan Ida, W. 2017. Hubungan Antara Faktor Individu,
Beban Kerja Dan Shift Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di
Rsjd Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro. Volume 5, Nomor 5, Hal 165-168, 170.
Departemen Kesehatan RI. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No.
13Tahun 2003 tentang Ketenagakerjan. Hal 53-55.
Fish, D. 2002. The Impact of Shift Work, Australia: Health Service. Hal 9-20.
Gibson. 2009. Pengaruh Masa Kerja. Jakarta: Erlangga. Hal 48-50.
Hartoyo, E., Sholihah, Q., Fauzia, R., dan Rachmah, D. N. 2015. Sarapan Pagi
dan Produktivitas. Universitas Brawijaya Press. Hal 82.
International Labour Organization. 2018. Bulan K3 Nasional: www.ilo.org .
Diambil pada tanggal 27 Maret 2019. Yogyakarta.
Karlingger, F.N. 1987. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM. Hal
188.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hal 5.
Kuswana, W.S. 2017. Ergonomi dan K3. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal
236-238.
Kuswana, W. 2015. Mencegah Kecelakaan Kerja. Bandung: Rosda. Hal. 155.
Kuswadji, S. 1997. Pengaturan Tidur Pekerja shift. Jakarta: Majalah Cermin
Dunia Kedokteran No. 16. Hal 42.
Mallpiang, F., Syamsul, A., dan Andi, A.S. 2016. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat IGD Di RSUD Haji Makassar
Tahun 2014. Punblic Health Science Journal. UIN Alauddin Makassar.
Volume 8, Nomor 1, Hal 44-45.
Maurist, L.S., dan Widodo, I.D. 2008. Faktor dan Penjadualan shift Kerja Pada
Karyawan. Jurnal Teknoin. Vol. 13, No. 2, Hal 11-22.
Melati. 2013. Manajemen. Edisi Sepuluh. Jakarta: Erlangga. Hal 47.
58
60
61
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Masa Kerja dan Shift Kerja dengan
Perasaan Kelelahan Kerja pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gamping Kabupaten Sleman”
5. Prosedur Penelitian
Nama saksi:
Tanda Tangan Tanggal
Saksi*
A. Identitas Responden
Petunjuk : Isilah data identitas anda dibawah ini dengan jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan yang anda alami dengan sebenar-benarnya dan sesuai
2. Nama : ........................
B. Masa Kerja
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada jawaban yang Saudara / Saudari anggap
paling tepat.
: 2. 6 – 10 tahun
: 3. > 10 tahun
64
C. Shift Kerja
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada jawaban yang Saudara / Saudari anggap
paling tepat.
: 2. Siang
: 3. Malam
Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada salah satu jawaban (Sering
yang ada harus dijawab dan tidak ada yang terlewatkan. Isilah pertanyaan
berikut sesuai dengan keadaan, pendapat atau perasaan Anda dan bukan
Keterangan :
SS S KK TP
No Daftar Pertanyaan
(3) (2) (1) (0)
1 Apakah saudara ada perasaan berat di kepala ?
2 Apakah saudara merasa lelah pada seluruh badan?
3 Apakah saudara merasa berat di kaki ?
4 Apakah saudara sering menguap pada saat bekerja ?
5 Apakah pikiran saudara kacau pada saat bekerja ?
6 Apakah saudara merasa mengantuk ?
7 Apakah saudara merasa ada beban pada bagian mata ?
8 Apakah gerakan saudara terasa canggung dan kaku ?
9 Apakah saudara merasakan pada saat berdiri tidak stabil ?
65
Keterangan :
LAMPIRAN 3
Skor Individu