Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Fahmi Al Rasyid

175130107111027
2017 A
Prinsip-Prinsip Kesepakatan SPS
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam
hayati. Berbagai sumber daya alam hayati tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, baik di daratan maupun lautan, sehingga seringkali
Indonesia disebut Negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman
hayati terbesar. Di sisi lain kekayaan sumber daya alam tersebut juga menjadi modal penting bagi
pembangunan nasional, yaitu untuk memenuhi pangan, pakan, dan energi, lalu meningkatkan taraf
hidup serta kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu pengelolaan sumber daya alam hayati dilakukan melalui sistem pertanian dan
perikanan. Meskipun Indonesia mengalami perubahan transformasi struktural, sektor pertanian dan
perikanan tetap menjadi sektor strategis dan bahkan terbukti memiliki ketahanan pada saat terjadi krisis
ekonomi. Dampak pengganda pembangunan sektor pertanian dan perikanan tidak hanya berkaitan
dengan tercapai ketahanan atau bahkan kedaulatan pangan, namun juga penyerapan tenaga kerja miskin
di perdesaan, perkembangan industri, dan peningkatan sumber devisa negara.
Pada dasarnya pembangunan sektor pertanian dan perikanan dikembangkan dengan tujuan
antara lain meningkatkan produksi, memperluas penganekaragaman hasil untuk memenuhi kebutuhan
pangan dan industri domestik, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani
dan nelayan, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta
mendukung pembangunan daerah. Selain itu pembangunan tersebut dilakukan dengan selalu
berorientasi pada pelestarian sumber daya alam hayati yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Peran dan fungsi karantina dalam era globalisasi perdagangan menjadi sangat krusial dan
strategis. Paradigma pengelolaanya berubah dari karantina sebagai agen yang pasif menjadi agen yang
aktif seiring dengan perubahan paradigma kebijakan perdagangan ke arah Non Tarif Barrier (NTB).
Aturan mainnya ditentukan dan disepakati melalui Agreement on sanitary and phytosanitary (SPS)
Measures di bawah perjanjian World Trade Organization (WTO) sehingga pengelolaan karantina dapat
berjalan efektif dan efisien dengan standar internasional berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah.
Pada kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa dalam kegiatan perdagangan internasional, suatu
negara berhak untuk melindungi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. Isu untuk keamanan pangan
diatur lebih lanjut dalam3 Codex Alimentarius Commission (CAC), sedangkan isu kesehatan hewan
diatur dalam The Office International des Epizooties atau The World Organization for Animal Health
(OIE), dan terkait isu hama penyakit tumbuhan diatur dalam International Plant Protection Convention
(IPPC) tahun 1997. Berbagai standar tersebut menjadi bagian esensial dalam melakukan tindakan
preventif dan kuratif untuk mengontrol lalu lintas komoditas tumbuhan/hewan/ikan, produk
tumbuhan/hewan/ikan, dan bahan pangan yang tercemar organisme pengganggu tumbuhan/hewan/ikan
(virus, bakteri, cendawan, parasit, dan gulma) ataupun residu (seperti antibiotik, logam berat, pestisida,
dan bahan kimia lainnya) yang dapat berakibat pada kematian atau gangguan kesehatan manusia,
kesehatan hewan, dan kelestarian sumber daya alam hayati serta lingkungan hidup.
Berdasarkan undang-undang Nomor 18 Tahun 2010 Tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan:
1. Veteriner adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hewan dan penyakit hewan
2. Otoritas veteriner adalah kelembagaan yang dibentuk pemerintah dalam pengambilan
keputusan tertinggi yang bersifat teknis kesehatan hewan dengan melibatkan
keprofesionalan dokter hewan dan dengan mengerahkan semua lini kemampuan profesi
mulai dari mengidentifikasi masalah, menentukan kebijakan, mengkoordinasikan
pelaksanaan kebijakan, sampai dengan mengendalikan teknis operasional di lapangan
3. Sedangkan Sistem Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS) adalah tatanan umur
kesehatan hewan yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas yang
berlaku umum dan bertingkat dan atau berskala nasional.

Anda mungkin juga menyukai