Anda di halaman 1dari 33

SISTEM KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

DI PT BUKIT ENERGI SERVICE TERPADU PLTU


TANJUNG ENIM 3 X 10 MW

Diajukan sebagai persyaratan


Untuk menyelesaikan Kerja Praktek
PT. BUKIT ENERGI SERVICE TERPADU

Oleh
KELOMPOK 2
Andi Rahmat Hidayat
Aprilia Pratiwi
Fareo Agustian
M. Diva Pratama
Sri Dewi Nopiana
Tutut Dosti Arfiani

PENGOLAHAN HASIL TAMBANG MINERAL DAN BATUBARA


AKADEMI INDUSTRI PERTAMBANGAN BUKIT ASAM
TAHUN AJARAN 2018/2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan, dan pengetahuan, serta kesehatan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada praktisi-praktisi PT. BEST yang telah
membagikan ilmunya kepada kami tentang PLTU PT Bkit Asam 3×10 MW
sehingga kami dapat mengetahui tentang PLTU PT Bkit Asam 3×10 MW, mulai
dari cara kerja PLTU dan alat-alat yang ada di PLTU.

Terima kasih juka kami ucapkan kepada teman-teman Mahasiswa AKIPBA yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga mepermudah
penyelesaian makala ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik........................................................... 1
1.2 Lokasi Pabrik............................................................................................ 2
1.3 Jenis Pabrik............................................................................................... 3
1.4 Sistem Pemasaran..................................................................................... 4
1.5 Sistem Manajemen.................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 8
2.1 Bahan Baku Utama dan Penunjang.......................................................... 8
2.2 Deskripsi Proses..................................................................................... 13
Pengolahan Air....................................................................................... 15
Kebutuhan Listrik.................................................................................. 19
Bahan Bakar........................................................................................... 19
Boiler Utility.......................................................................................... 20
Turbin..................................................................................................... 21
Generator................................................................................................ 22
2.3 Spesifikasi Peralatan Proses................................................................... 25
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW adalah
salah satu cucu perusahaan dari PT. Bukit Asam (Persero) Tbk yang bergerak
dibidang O&M (Operation & Maintanance) Pembangkit Listrik. Sejak 01
Desember 2015, PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10
MW memiliki dua lokasi kerja yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap
milik PT. Bukit Asam, yaitu lokasi kerja di Tanjung Enim untuk mengelola PLTU
Tanjung Enim 3×10 MW dan lokasi di Tarahan Lampung untuk mengelola PLTU
Pelabuhan Tarahan 2×8 MW.
Berdirinya PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW
ini dimulai dengan program transformasi PT. Bukit Asam yang semula dari
perusahaan tambang berekspansi ke perusahaan energi. Ekspansi awal ini ditandai
dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Enim berkapasitas
3×10 MW diawal tahun 2009 lalu. PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU
Tanjung Enim 3×10 MW ini dibangun untuk menyuplai kebutuhan listrik
tambang, perkantoran dan perumahan PT. Bukit Asam. Kelebihan listrik PLTU
dikirim ke grid PLN melalui perjanjian jual beli listrik excess power.
Kemudian di tahun 2011, PT. Bukit Asamjuga membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Uap untuk memenuhi kebutuhan listrik Pelabuhan Tarahan dengan
kapasitas 2×8 MW. PLTU Pelabuhan Tarahan 2×8 MW mulai beroperasi pada
tahun 2014.
Pada awal pembangunannya, kedua Pembangkit Listrik Tenaga Uapmilik PT.
Bukit Asam (ini masuk dalam proyek Pembangunan PLTU yang bernama Proyek
Pembangunan PLTU Milik Sendiri (P3MS). Setelah selesai pembangunannya,
sebelum didirikan PT. Bukit Energi Servis Terpadu, O&M (Operation &
Maintanance) PLTU PT. Bukit Asam ini dikelola oleh satuan kerja Pembangkit &
Distribusi Listrik (satker PDL).
Dalam melaksanakan O&M (Operation & Maintanance) Pembangkit Listrik
Tenaga Uap, Satuan kerja Pembangkit & Distribusi Listrik bekerjasama dengan
pihak III diluar PT. Bukit Asam untuk mengoperasikan dan memelihara PLTU
agar O&M (Operation & Maintanance)PLTU berjalan dengan baik. Pihak III ini
merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang O&M (Operation &
Maintanance)PLTU.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebijakan perusahaan untuk
bertransformasi ke perusahaan energi, salah satunya dibidang pembangkit listrik,
pengolahan PLTU akan lebih menguntungkan jika dikelola oleh grup PT. Bukit
Asam sendiri. Maka dicetuskan ide untuk membentuk cucu perusahaan yang juga
bergerak dibidang O&M(Operation & Maintanance)PLTU. Cucu perusahaan ini
direncanakan dibentuk oleh anak perusahaan PT. Bukit Asam yang lebih dulu
dibentuk dan bergerak dibidang investasi energi, yaitu PT. Bukit Energi
Investama (PT. BEI).
Sejak 30 juli 2015, dihadapan notaris dibentuklah PT. Bukit Energi Servis
Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim dengan komposisi permodalan sebesar
99,06 % dimiliki PT. BEI (tambahan modal dari induk PT. Bukit Asam) dan 0,4
% milik yakasaba (yayasan milik PT. Bukit Asam yang bergerak dibidang
pengolahan sekolah PT. Bukit Asam dan juga pabrik minyak kayu putih).
Dengan dibentuknya PT. Bukit Energi Servis Terpadu, maka pengolahan
PLTU milik PT. Bukit Asam (pembangunan PLTU 100 % dari PT. Bukit Asam)
yaitu Tanjung Enim 3×10 MW dan PLTU Pelabuhan Tarahan 2×8 MW
diserahkan ke PT.Bukit Energi Servis Terpadu sebagai pengelola. Sedangkan
asset Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU) masih sepenuhnya milik PT. Bukit
Asam.
1.2 Lokasi Pabrik
PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim terletak di
Banko Barat, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, yang berjarak
±187km sebelah Barat Kota Palembang dengan luas lahan sekitar ±4
hektar(Manajemen PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung
Enim). Lokasi pembangkit berada didekat Sungai Enim yang digunakan sebagai
sumber bahan baku pembangkit dan disamping pabrik briket Bukit Asam. Peta
lokasi PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim dapat
dilihat pada gambar 1.
Umumnya sebuah pembangkit listrik tenaga uap akan ditempatkan di tepi laut
untuk mendekati sumber air yang besar. Untuk itulah di dekat Sungai Enim
dibangun PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim.
Selain itu, lokasi pembangkit juga terletak di sebelah tambang batubara Bukit
Asam sehingga mengefisiensikan biaya transportasi. Maka dapat dikatakan bahwa
lokasi PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim sangat
strategis karena mendekati dua sumber bahan baku utamanya yaitu air sebagai
penggerak dan pendingin serta batubara sebagai bahan bakarnya.

Gambar 1.1 Lokasi PT. Bukit Energi Servis TerpaduPLTU TE 3×10 MW


(Sumber :Manajemen Pembangkit Listrik PLTU TE 3x10 MW, 2017)

1.3 Jenis Produk


Produk utama yang dihasilkan dari PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU
3×10 MW Tanjung Enim yaitu berupa listrik dengan daya sekitar 10 MW per unit
jadi total daya terpasang sebesar 3×10 MW berarti 30 MW. Akan tetapi pada
keadaan di lapangan, seringkali hanya dua unit yang beroperasi sehingga daya
listrik yang dihasilkan adalah sekitar 18 MW. Selain listrik, terdapat pula produk
samping yang dihasilkan yaitu berupa fly ash dan bottom ashuntuk dikelola. Fly
ashdan bottom ashdipadatkan di ash silo untuk dibuang ke Tempat Pembuangan
Sementara (TPS).
1.4 Sistem Pemasaran
PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW dalam
penyaluran listriknya, disalurkan ke Main Switch Station (MSS) PT. Bukit Asam
(Gardu Induk) dan PT. PLN (Persero) Sektor Bukit Asam dengan sistem excess
power. Dalam penyalurannya 10% nya dimanfaatkan sendiri oleh pihak industri.
Sehingga yang didistribusikan hanya 90% sesuai dengan bebannya. Untuk saat ini
apabila kebutuhan pada MSS sudah terpenuhi selanjutnya baru di salurkan atau
dijual ke PT. PLN (Persero) Sektor Bukit Asam (Manajemen PT. Bukit Energi
Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim).

1.5 Sistem Manajemen


Untuk menunjang tugas-tugasnya satuan kerja pembangkit dan distribusi
listrik PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW terdiri
dari :
1. Manager Pembangkit Listrik
Mengorganisir dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasi PT. Bukit Energi
Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW, meliputi :
a. Pengendalian kebutuhan dan kualitas bahan baku PLTU.
b. Pengendalian operasi dan perawatan PLTU.
c. Pengendalian stockpile PLTU dan dampak terhadap lingkungan.
d. Evaluasi kinerja PLTU.
Sehingga PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW
beroperasi efisien dan produksi listrik tercapai sesuai rencana, baik kapasitas
maupun ketersediaannya.

2. Asisten Manajer Operasi PLTU


Mengkoordinir dan mengatur kegiatan operasi PT. Bukit Energi Servis
Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW, meliputi:
a. Perencanaan operasi PLTU.
b. Pengoperasian PLTU dan alat penunjang PLTU.
c. Optimalisasi kinerja operasional PLTU.
d. Penerimaan batubara dan penumpukan bahan baku.
e. Pengendalian kualitas bahan baku.
Sehingga kegiatan operasional PLTU berjalan sesuai prosedur/ketentuan dan
target produksi listrik dapat tercapai.

3. Asisten Manajer Penunjang Operasi PLTU


Mengkoordinir dan mengatur kegiatan operasional penunjang operasi PT.
Bukit Energi Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW, meliputi :
a. Perencanaan, pengaturan, dan monitoring kebutuhan bahan baku PLTU
(batubara, limestone, dll).
b. Sampling dan preparasi batubara dan limestone.
c. Analisa Kualitas Batubara, Air, dan limestone.
d. Pengendalian kualitas air boiler.
e. Pengendalian kualitas limbah.
f. Pengudangan.
Sehingga kebutuhan operasional PLTU dapat terpenuhi dan kegiatan
operasional PLTU dapat berjalan dengan lancar.

4. Asisten Manajer Perawatan PLTU


Mengkoordinir dan mengatur seluruh kegiatan perawatan PT. Bukit Energi
Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW, meliputi :
a. Perencanaan perawatan PLTU.
b. Pelaksanaan pekerjaan perawatan alat-alat PLTU.
c. Kegiatan perbengkelan alat-alat PLTU.
Sehingga seluruh peralatan PLTU berfungsi handal dan kegiatan perawatan
PLTU sesuai prosedur/ketentuan dan berjalan optimal.
Direktur Utama

Direktur SDM, Umum &Keuangan

Direktur Operasi

Keuangan Pengembangan
& SDM Bisnis

Umum & Keteknikan &


Logistik Pelaporan

O&M PLTU 2x8 MW


O&M PLTU 3x10 MW
Pelabuhan Tarahan
Tanjung Enim

Manajer PLTU 2x8 MW


Manajer PLTU 3x10 MW
Pelabuhan Tarahan
Tanjung Enim

Spv. Keuangan SDM Safety Officer & Spv. Keuangan SDM Safety Officer &
& Umum Tata Kelola & Umum Tata Kelola

AM. Operasi PLTU AM. Engineering AM. Pemeliharaan PLTU AM. Operasi PLTU AM. Engineering AM. Pemeliharaan PLTU

SPV. Operasi Group A-D SPV. Operasi Group A-D SPV. Mekanik
SPV. Reliability
SPV. Reliability
SPV. Rendal Op SPV. Mekanik SPV. Rendal Op
SPV. Mutu & SPV. Mekanik
SPV. Mutu & SPV. E, I&C
SPV. Bahan Baku & Lingkungan SPV. Bahan Baku & Lingkungan Kinerja
Kinerja
SPV. Rendal SPV. Rendal Har
SPV. Kimia & WTP SPV. Kimia & WTP
Har
Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim
(Sumber: Manajemen PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim,2017)
BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Bahan Baku Utama dan Penunjang


Bahan baku utama yang digunakan di PT. Bukit Energi Servis Terpadu (PT.
BEST) PLTU Tanjung Enim 3×10 MW adalah air yang berasal dari sungai Enim,
udara dari lingkungan sekitar dan batubara yang ditambang langsung dari
tambang Banko Barat PT. Bukit Asam di sekitar kawasan PLTU Tanjung Enim
3×10 MW.
Air sungai Enim merupakan bahan baku utama yang digunakanPT. Bukit
Energi Servis Terpadu (PT. BEST) PLTU Tanjung Enim 3×10 MW sebagai
proses pengolahan air (WTP) untuk keperluan proses operasi seperti sealing
water, makeup cooling water, proses demin plant dan air umpan boiler . Proses
awal pengolahan air dimulai dari, air sungai Enim dipompakan dengan
menggunakan intake pump kemudian dilakukan proses pemurnian di Purifier yang
mana sebelum masuk purifier diinjeksikan bahan kimiaPredominantly
Triglycerides (PAM), Poly Alumunium Chloride (PAC), dan Sodium Hypochlorite
(NaOCl) dengan menggunakan pompa khusus bahan kimia yaitu Dosing
Pump.Bahan kimia PAC berfungsi sebagai floculant untuk membentuk floc-floc
dalam air.Sementara PAM berfungsi sebagai coagulant untuk mengikat floc-floc
dalam air berdasarkan berat jenis untuk mempermudah proses pengendapan.Air
bersih akan overflow pada bagian atas purifier tank.Air bersih yang overflow lalu
di tampung di tangki penampungan atau raw water tank. Dari raw water tank ini
air didistribusikan dengan menggunakan pompa domestic dan pompa service.
Pompa domestic untuk keperluan kantor, masjid, workshop, dll. Pompa service
untuk keperluan sealing water, makeup cooling water, dan air umpan untuk
keperluan proses demin plant. Untuk proses demin plant dimulai air dari raw
water tank diumpakan masuk kedalam vessel MMF (multi media filter), yang
mana vessel MMF ini berisi media sand dan anthracite yang berfungsi sebagai
penyaring kotoran dalam air dalam bentuk suspended solid (yang tak larut).

7
Setelah itu air masuk ke water storage tank, lalu air untuk umpan boiler
dialirkan melalui service pump ke bagian demin plant. Pada demin plant terlebih
dahulu air melalui Multi Media Filter (MMF) untuk menyaring suspended solid
yang terkandung dalam air sungai.Sebelum menuju ke Multi Media Filter (MMF)
diinjeksikan Sodium Hypochloride (NaOCl), dimana penambahan ini bertujuan
untuk membunuh kuman. Selanjutnya ke Carbon Filter (CF) untuk
menghilangkan bau dan warna air sungai dengan menginjeksikan bahan kimia
Sodium Hydrogen Sulfite (NaHSO3) pada keluaran Carbon Filter serta
menginjeksikan inhibitor berupa HDEP untuk menangkap klorin. Penambahan
HDEP dilakukan karena klorin bersifat korosi dan dapat menimbulkan kerak.
Setelah itu masuk ke Reserve Osmosis (RO) yang berfungsi untuk menangkap
ion-ion dengan membran, tetapi sebelumnya dilewatkan melalui catridge filter
yang digunakan untuk menyaring partikel-partikel yang berukuran 5 mikron. Dan
selanjutnya ke Electrode Ionization (EDI). Pada proses ini dilakukan pengolahan
berdasarkan pertukaran ion (anion dan kation) dan proses elektrolisis hingga
mengurangi daya hantar listrik ke air. Sebagai air umpan boiler, air tersebut harus
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan agar tidak menimbulkan masalah-
masalah pada pengoperasian boiler. Mengenai persyaratan air umpan boiler PLTU
Tanjung Enim 3×10 MW dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler PLTU Tanjung Enim 3×10 MW
Parameter Batasan
Ph 8,8 - 9,3
Konduktivitas <20 µs/cm
Total Iron (Fe) < 50 µg/l
Total Cu < 10 µg/l
TotalNa+ < 15 µg/l
TDS 3500 ppm
Silica (SiO2) < 0,02 ppm
Sumber : Manajemen Pembangkit Listrik PLTU Tanjung Enim 3×10 MW (2017)
Udara merupakan salah satu dari tiga elemen penting dalam proses
pembakaran selain bahan bakar dan sumber panas. Udara diperoleh dari udara
atmosfer di lingkungan PLTU Tanjung Enim 3×10 MW. Udara pada PLTU ini
digunakan untuk proses pembakaran batubara. Dimana udara di lingkungan
dimasukkan ke sistem dengan bantuan PA fan (Primary Air Fan), dan SA fan
(Secondary Air Fan). PA fan berfungsi untuk menekan udara yang ada di
lingkungan sehinga dapat dialirkan ke sistem pembakaran, sedangkan SA fan
berfungsi sebagai pemberi udara bantu pada proses pembakaran. Udara yang akan
digunakan ini dipanaskan terlebih dahulu dengan bantuan air heater hingga
mencapai temperatur sekitar 200oC (Manajemen PembangkitPLTU Tanjung Enim
3×10 MW). Mengenai sifat-sifat dari udara dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Sifat-Sifat Udara
Sifat Nilai
Densitas pada 0°C 1292,8 kg/m3
Temperatur kritis -140,7 0C
Tekanan kritis 37,2 atm
Densitas kritis 350 kg/m3
Panas jenis pada 1000oC,281,650K 0,28 kal/gr°C
dan 0,89876 bar
Faktor kompresibilitas 1000
Berat molekul 28,964 kg/kmol
Viskositas 1,76 E-5 poise
Koefisien perpindahan panas 1,76 E-5 W/m.K
Entalpi pada 12000 ̊C 1278 kJ/kg
Sumber :Perry’s Chemical Engineering Hand’s Book, 1996
Batubara merupakan bahan bakar utama untuk proses pembakaran di PLTU
Tanjung Enim 3×10 MW. Batubara yang digunakan di PLTU Tanjung Enim 3×10
MW adalah jenis batubara sub-bituminusyang didapat dari tambang Banko Barat
.PT. Bukit Asam. Untuk lebih jelasnya mengenai spesifikasi batubara yang
digunakan, dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Spesifikasi Batubara PT. BEST PLTU Tanjung Enim 3×10 MW
Parameter Unit Min Max Mean
Analisa Proksimat
Volatile Matter (VM) % 31,1 34,7 32,9
Fixed Carbon (FC) % 31,7 36,7 31,5
Moisture Content (M) % 23,6 30,5 28,8
Ash Content (A) % 2,7 17,2 6,7
Analisa Ultimat
Carbon % 51,5 53,1 52,1
Hidrogen % 3,0 3,8 3,6
Nitrogen % 0,7 0,9 0,8
Oksigen % 29,0 33,1 32,96
Sulfur % 0,16 0,83 0,6
Analisa Abu
Silika (SiO2) % 47,3 83,1 65,2
Iron (Fe2O3) % 2,25 3,8 3,0
Aluminium Oxide (Al2O3) % 5,9 35,9 20,9
Calcium Oxide (CaO) % 1,5 2,3 1,9
Magnesium Oxide (MgO) % 0,01 0,06 0,03
Natrium Oxide (Na2O) % 1,3 3,0 2,1
Kalium Oxside (K2O) % 0,0 0,0 0,0
Phosphore % 0,25 0,49 0,37
Pentaoxide(P2H5)
Titanium Dioxide (TiO2) % 0,25 0,36 0,3
Sulphur Trioxide(SO3) % 1,3 3,2 2,3
Heating Value
Net Calorific Value (NCV) Kcal/kg 5423 6036 5729
Gross Calorific Value Kcal/kg 4590 5185 4888
(GCV)
Hardgrove Grindability Index 42 52 47
Sumber : Manajemen Pembangkit Listrik PLTU Tanjung Enim 3×10 MW (2017)
Batubara diangkut dengan menggunakan truk menuju coal yard stockpile
yang berfungsi untuk menampung batubara dari tambang Banko Barat. Pada
proses penyaluran batubara terdapat tiga conveyor yang terdiri dari conveyor 1,
conveyor 2, dan conveyor 3. Pertama sebelum batubara dialirkan ke conveyor 1,
batubara terlebih dahulu melewati fibro feeder yang berfungsi untuk mengecilkan
ukuran batubara. Setelah melewati conveyor 1 batubara melewati magnetic
separator yang berfungsi untuk memisahkan logam-logam yang ada pada
batubara. Selanjutnya akan dimasukkan ke dalam crusher yang berfungsi untuk
mengecilkan ukuran batubara, batubara yang telah sesuai ukuran akan disalurkan
menggunakan conveyor 2 dan selanjutnya ke conveyor 3 untuk masuk ke coal
bunker.
Selain batubara, terdapat bahan bakar tambahan yang digunakan saat start-
up atau penyalaan awal. Bahan bakar tambahan yang digunakan adalah tiny oil
atau solar (High Speed Diesel / HSD). Bahan bakar solar adalah bahan bakar
minyak hasil sulingan dari minyak bumi yang berwarna cokelat jernih.
Bahanbakar solar mempuyai sifat– sifat, yaitu:
a. Tidak mempunyai warna atau hanya sedikit kekuningan dan berbau.
b. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal.
c. Terbakar secara spontan pada suhu 350°C.
d. Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 – 0,86 gr/ml.
Mengenai spesifikasi dari bahan bakar solar dapat pula dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Spesifikasi Bahan Bakar Solar PT. BEST PLTU TE 3×10 MW
Component Unit Value
Specified gravity - 0,847 or more
Viscosity at 30 oC Cst 5,2 or more
Viscosity at 100 oC Cst 1,0 or more
o
Pour Point C -5 or-0,5
lessor less
o
Flash Point C 50 or more
Shulpur Content % wt max 1,2%
Water Content % wt 0.0%
Sodium Ppm 1,90
Vanadium Cst <0,5 ppm
Lead Ppm -
Low Heating Value Kcal/kg 10,140
Ash Content % wt Trac
Sumber : Manajemen Pembangkit Listrik PLTU Tanjung Enim 3×10 MW (2017)

2.2 Deskripsi Proses


Secara umum siklus kerja pembangkit listrik tenaga uap merupakan siklus
Rankine yang terdiri dari empat unit utama yaitu pompa, boiler, turbin, dan
kondensor. Proses produksi listrik di PLTU Tanjung Enim 3×10 MW dimulai dari
pengambilan air dari sumber air sungai Enim yang masuk melalui water intake.
Kemudian air sungai dialirkan unit Raw Water Treatment dan masuk ke tangki
purifier dengan debit sebesar 3000 m3/jam. Air sebelum masuk ke purifier
terlebih dahulu diinjeksikan bahan kimia berupa Sodium Hypochloride (NaOCl),
Predominantly Triglycerides (PAM), dan Poly Alumunium Chloride (PAC). Pada
purifier akan dilakukan proses pengendapan awal secara alamiah, endapan-
endapan yang berada dalam dalam air akan menggumpal dan berdasarkan
perbedaan densitas akan turun ke bawah. Air pada purifier selajutnya dipompakan
ke storage water tank. Air pada storage water tank kemudian dipompakan dengan
tiga pompa yang berbeda yaitu domestic pump, service pump dan make up cooling
tower pump. Domestic pump digunakan untuk memompakan air untuk kebutuhan
domestik, dan service pump digunakan untuk memompakan air menuju proses
Water Treatment Plant (WTP), dan sealing water (air pendingin bearing pompa).
Sedangkan make up cooling tower pump digunakan untuk memenuhi kebutuhan
air pendingin pada cooling tower.
Pada unit Water Treatment Plant (WTP) dilakukan proses pemurnian dan
penghilangan kandungan mineral terlarut dalam air. Proses pemurnian dilakukan
dengan proses Multi Media Filter (MMF), Carbon Filter (CF), dan Reverse
Osmosis (RO), serta Electrode Ionization (EDI).
Setelah melakukan proses pemurnian dan penghilangan kandungan mineral,
air tersebut dipompakan oleh make up water pump menuju deaerator untuk
menghilangkan kandungan oksigen yang terlarut dalam air. Kemudian dari
deaerator, air dipompakan menuju High Pressure Heater yang berfungsi sebagai
media pemanas awal air umpan masuk kedalam boiler agar mengurangi beban
kerja boiler sehingga ketika air umpan masuk kedalam boiler sudah mengalami
kenaikan temperatur. Kemudian air umpan dialirkan ke economizer oleh Boiler
Feed Water Pump (BFWP) untuk dipanaskan kembali. Kemudian air tersebut
dialirkan menuju steam drum. Air dari steam drum akan dialirkan melalui pipa
down comer dan dilewatkan pada pipa water wall yang terdapat pada dinding
furnace.
Setelah dihasilkan uap kemudian uap tersebut akan dialirkan didalam lower
dan upper header atau tempat penyimpanan steam akhir. Kemudian dikembalikan
ke steam drum hingga mengalami kenaikan temperatur. Kemudian uap didalam
steam drum yang masih berupa uap jenuh (saturated steam) akan dipanaskan
kembali didalam superheater dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran
furnace. Superheated steam akan dialirkan menuju steam header dan siap menuju
turbin pada temperatur 470 ̊C dan tekanan 4,9 Mpa dan laju alir 50,4 t/h.
Superheated steam akan mendorong dan memutar sudu-sudu turbin yang terkopel
dengan generator dan akan menghasilkan listrik. Energi listrik inilah yang
dialirkan untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan tambang dan perkantoran PT. Bukit
Asam sedangkan excess powernya akan dijual kepada Perusahaan Listrik Negara
(PLN).
Superheated steam yang telah digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin
akan dikondensasikan menjadi fase cair kembali pada kondenser. Kondensat hasil
kondensasi tersebut dipompakan oleh condensate pump menuju LP Heater untuk
dipanaskan kembali sebelum dijadikan air umpan boiler untuk dimasukkan ke
dalam deaerator.
Pada proses pembakaran di PLTU Tanjung Enim 3×10 MW menggunakan
dua jenis bahan bakar yaitu bahan bakar utama dan bahan bakar tambahan. Bahan
bakar tambahan yang digunakan adalah solar. Solar hanya digunankan pada saat
start up untuk memanaskan furnace. Penggunaan batubara sebagai bahan bakar
utama bermula dari batubara yang ada di stock pile dimasukan kedalam vibro
untuk dihasilkan ukuran yang lebih kecil kemudian dengan bantuan conveyor 1
(C1) batubara tersebut ditransportasikan menuju magnetic separator untuk
memisahkan logam dan kemudian masuk kedalam crusher untuk mengalami
proses pengecilan ukuran –8mm. Setelah itu batubara dikirim ke coal bunker
untuk ditampung sementara menggunakan conveyor 2 (C2) dan conveyor (C3)
serta diatur pengeluarannya dengan coal feeder.
Batubara yang telah berukuran halus ini akan dihembuskan menuju furnace
dengan bantuan udara. Batubara yang tidak terbakar akan terbawa oleh fly ash dan
akan dipisahkan antara batubara yang tidak terbakar dan fly ash di dalam cyclone
untuk dikembalikan kedalam furnace. Produk hasil pembakaran akan menuju
Electrostatic Presipitator (ESP) untuk dipisahkan antar abu terbang (fly ash) yang
terbentuk partikel kasar dan partikel halus. Abu terbang akan ditampung didalam
fly ash silo sedangkan partikel-partikel halus akan dibuang ke udara melalui
chimney pada temperatur 140 ̊C. Udara yang digunakan pada proses pembakaran
berasal dari lingkungan yang diambil dengan bantuan Primary Air Fan (PA Fan)
dan Secondary Air Fan (SA Fan). Udara yang berasal dari PA Fan digunakan
sebagai udara pembakaran utama sedangkan dari SA Fan digunakan sebagai udara
tambahan pada saat pembakaran dan sebagai udara pendorong agar partikel-
partikel batubara tidak turun ke dasar furnace.
Diagram alir proses PLTU Tanjung Enim 3×10 MW dapat dilihat pada

Pengolahan Air
Proses awal pengolahan air pada PLTU Tanjung Enim 3×10 MW yaitu
dimulai dari air di sungai Enim yang yang dipompakan melalui intake pump.
Kemudian air sungai masuk ke dalampurifier untuk dilakukan proses pemurnian
dalam air dengan cara injeksi bersamaan dengan ketiga bahan kimia yaitu Poly
Alumunium Chlorin (PAC) yang berfungsi sebagai flokulan untuk memisahkan air
sungai dari kotoran yang berukuran kecil dengan cara diputar membentuk pusaran
air, sehingga kotoran air sungai terpisahkan dan mengendap di dasar tangki.
Predominantly Triglycerides (PAM) yang memiliki komposisi petroleum gas
(liquefied), propane, propane 2-methyl, butane, canola oil dan soy lecithin. PAM
berfungsi sebagai koagulan yang berguna untuk mengendapkan kotoran-kotoran
yang terdapat pada air. Sodium Hypochloride (NaOCl) diinjeksikan untuk
mengoksidasi polutan dalam proses pengolahan air serta sebagai disinfektan dan
mencegah tumbuhnya lumut dalam pipa.
Air yang telah diolah dari purifier selanjutnya ditampung di dalam water
storage tank sedangkan air yang masih mengandung limbah sebagai air drainase
dialirkan ke thickner. Air dari water storage tank dialirkan ke 2 pompa yaitu
domestic pump yang merupakan sumber air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari seperti kamar mandi, wudhu dan sebagainya pada kawasan
pembangkit dan service pump ialah air yang digunakan sebagai sealing water (air
pendingin bearing pompa), Demin Treatment Plant (WTP) dan make up cooling
tower untuk memenuhi kebutuhan air pendingin di cooling tower yang
sebelumnya diinjeksikan Trichloroisocyanuric Acid (TCCA) dan Amilum Trymetil
Posforic Acid (ATMP) saat menuju cooling tower yang digunakan sebagai
penjernihan air dan pemeliharaan basin cooling tower.
Pada unit Demin Treatment Plant (WTP) dilakukan proses pemurnian dan
penghilangan kandungan mineral terlarut dalam air. Tahap awal proses pemurnian
air dari service pump dialirkan menuju prosesMulti Media Filter (MMF), sebelum
menuju ke Multi Media Filter (MMF) diinjeksikan Sodium hypochloride
(NaOCl), dimana penambahan ini bertujuan untuk membunuh kuman, lumpur
serta dapat mengubah zat terlarut menjadi zat tidak terlarut. Pada MMF terdapat 2
filter yaitu coarse (anthracite) dan medium (sand). Selanjutnya keluaran MMF
dialirkan ke Carbon Filter (CF) dengan menginjeksikan bahan kimia Sodium
Hydrogen Sulfite (NaHSO3) untuk menangkap klorin pada keluaran Carbon Filter
serta menginjeksikan inhibitor berupa HDPE untuk mencegah korosi (anti
scalling). Kemudian air dialirkan menuju Reserve Osmosis (RO) yang
sebelumnya dilewatkan melalui catridge filter yang digunakan untuk menyaring
partikel-partikel yang berukuran 5 mikron. Pada RO terdapat membran-membran
yang berfungsi untuk menurunkan konduktivitas pada air dengan cara menangkap
ion-ion yang berukuran 10-4 mikron. Pada RO terdapat 2 keluaran yaitu aliran
reject danaliran produ. Aliran reject air akan dialirkan ke reject tank dan
aliranproduk air akan dialirkan menuju proses Electrode Ionizatoin (EDI). Pada
proses ini dilakukan pengolahan berdasarkan pertukaran ion (anion dan kation).
Setelah melewati Electrode Ionizatoin (EDI) didapatkan air yang tidak memiliki
kandungan mineral atau denimeralized water. Demineralized water ditempatkan
di demineralized water tank dan selanjutnya air tersebut siap untuk dialirkan
menuju deaerator yang disalurkan melalui demineralized water pump. Pada
deaerator juga diinjeksikan fosfat (PO4)yang berfungsi untuk menjaga pH boiler
water feed 9 - 11.
Diagram alir proses pengolahan air PLTU Tanjung Enim 3×10 MW dapat
dilihat pada gambar 3.1.

Dozing
Pump
INTAKE
PUMP
P-25
RAW WATER
QUALIFIER
TANK

Domestic Service
QUALIFIER Pump Pump
ENIM
RIVER
Make Up
Sealing Demin
Cooling
Sludge Pit Water Water
FILTER Sludge Treatment Water

PRES Pump

Thickner Dozing
Pump

COOLING WATER

Gambar 3.1 Diagram alir proses pengolahan air PLTU Tanjung Enim 3×10 MW
Sumber: Manajemen Operasi PLTU Tanjung Enim 3×10 MW

Setelah melalui proses water treatment, air padaPLTU Tanjung Enim 3×10
MW digunakan untuk:
1. Domestic Pump
2. Service Pump
1. Domestic Pump
Domestic pump yang merupakan sumber air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari seperti kamar mandi, wudhu dan sebagainya pada kawasan
pembangkit. Air dari domestic pump digunakan sebagai air operasi. Air operasi
adalah air yang dipakai untuk pelayanan umum di lingkungan PLTU Tanjung
Enim 3×10 MW, seperti keperluan kantor dan keperluan air di mushola. Air
operasi menggunakan fresh water atau air setelah proses pretreatment.

2. Service pump
Service pumpyaitu sumber air yang digunakan sebagai sealing water (air
pendingin bearing pompa), Demin Treatment Plant (WTP) dan make up cooling
tower untuk memenuhi kebutuhan air pendingin di cooling tower.
Air pendingin merupakan air yang digunakan untuk mendinginkan peralatan
ataupun mendinginkan fluida kerja air pendingin digunakan untuk mendinginkan
bearing pompa.
Pada Demin Treatment Plant air digunakan sebagai bahan baku pembuatan
steam. Air proses diolah sedemikian rupa karena siklus air-uap pada PLTU
Tanjung Enim 3×10 MW bekerja pada kondisi tekanan dan temperatur yang
tinggi pada peralatan yang presisi dan sistem yang sangat kompleks.
Sistem air pendingin idealnya tidak memerlukan penambahan air dari luar,
karena air yang telah digunakan akan digunakan kembali. Namun pada prakteknya
akan selalu ada kehilangan sehingga tetap diperlukan penambah air baru (make-up
water) pada cooling tower.

Kebutuhan Listrik
Pada operasi awal sebelum membangkitkan energi listrik, PT. Bukit Energi
Servis Terpadu PLTU 3×10 MW Tanjung Enim menggunakan energi listrik yang
disuplai dari PLN (Back Feeding) untuk menggerakkan alat-alat bantu operasi
pembangkitan. Setelah PLTU menghasilkan energi listrik, maka kebutuhan energi
listrik untuk menggerakkan alat bantu disuplai sendiri dari hasil pembangkitan
tersebut sebagai beban pemakaian sendiri (house load).

Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan pada PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU
3×10 MW Tanjung Enim adalah batubara sebagai bahan bakar utama dan solar
sebagai bahan bakar bantu penyalaan awal.
Batubara yang digunakan berasal dari PT. Bukit Asam Tbk.Sarana
pengiriman yang digunakan adalah truk pengangkut batubara. Sistem penanganan
batubara (coal handling system) di PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU 3×10
MW Tanjung Enim berfungsi memberikan pelayanan untuk pengangkutan atau
pengaturan batubara dari stock pile hingga ke furnace.
Pengangkutan batubara dari stock pile ke belt conveyor 01 melalui hopper
CV 01 dengan menggunakan grabe crane. Kemudian melewati magnetic separator
yang berfungsi untuk memisahkan logam dari batubara. Setelah itu diteruskan ke
crusher yang mempunyai 2 dustor yang berfungsi untuk menangkap debu.
Batubara dibawa dengan belt conveyor 02 menuju belt conveyor 03, namun
sebelum itu terdapat dustor untuk menangkap debu batubara sebelum batubara
dialirkan di belt conveyor 03, setelah itu batubara dimasukkan ke dalam coal
bunker untuk dialirkan secara gravitasi ke dalam coal feeder. Batubara yang
berukuran –8 mm ditumpahkan melalui coal feeder ke bagian furnace sehingga
terjadilah proses pembakaran antara batubara dan udara yang dihembuskan dari
bagian bawah furnace (melalui nozel). Udara tersebut juga berfungsi untuk
memanasi dan mengeringkan batubara sehingga batubara akan semakin mudah
terbakar di ruang bakar.
Blok diagram penyaluran batubara dari tambang batubara hingga ke furnace
dapat dilihat pada gambar 3.2.
Solar sebagai bahan bakar bantu penyalaan awal pembakaran pada furnace.
Penambahan bahan bakar solar dibutuhkan dalam proses pembakaran awal yang
mana pada saat kondisi ruang bakar (furnace) dingin yaitu lebih kurang 2x24 jam.
Setelah dicapai temperatur bakar batubara maka pemakaian solar dihentikan dan
dilanjutkan dengan pemakaian batubara. Alat pembakaran untuk memanaskan
ruang bakar boiler secara perlahan pada saat mulai pengoperasian sampai
mencapai suhu pembakaran batubara yaitu oil burner.

MAGNETIC SEPARATOR

DUSTOR 2 DUSTOR 3 DUSTOR 4 DUSTOR 5

VIBRO FEEDER
C3

COAL COAL
DUSTOR PLOUGH PLOUGH
1 C2

C1
COAL
CRUSHER

COAL BUNKER

Gambar 3.2. Diagram Alir Coal Handling System


Sumber: Manajemen Operasi PLTU Tanjung Enim 3×10 MW

Boiler Utility
Boiler adalah suatu bejana tertutup yang secara efisien mampu mengubah
air menjadi steam dengan bantuan panas dari flue gas pembakaran batubara.
Terdapat beberapa komponen pada Boiler dalam mengubah air menjadi steam
yaitu:
1. Economizer
2. Steam drum
3. Superheater
1. Economizer
Economizerberfungsi untuk meningkatkan temperatur air (pemanasan awal)
sebelum masuk ke Boiler. Economizer terdiri dari rangkaian pipa-pipa (tubes)
yang menerima air dari high pressure heater pada tekanan 7,2 Mpa dan suhu
150°C. Pemanasan air pada economizer menggunakan panas dari flue gas hasil
pembakaran bahan bakar batubara dengan udara suplai. Suhu air umpan setelah
melalui economizer adalah 400ºC.
2. Steam Drum
Steam drum adalah alat yang berfungsi sebagai pemisah antara air dan
saturated steam. Didalam steam drum terjadi pemisahan antara saturated steam
dan air umpan karena perbedaan fase. Air umpan yang berfase cair dialirkan
menuju pipa water wall pada dinding furnace untuk dipanaskan kembali hingga
menjadi saturated steam. Saturated steam yang telah terbentuk pada water wall
dialirkan menuju steam drum dan langsung dialirkan menuju superheater.
3. Superheater
Superheater merupakan kumpulan pipa Boiler yang berfungsi untuk
mengubah saturated steam menjadi superheated steam. Superheater berada diatas
furnace sehingga flue gas hasil pembakaran menyuplai panas lebih banyak ke
superheater. Suhu superheated steam setelah melalui superheater adalah 485°C
dengan 5,4 MPa.
4. The Super Heater
Berfungsi untuk menstabilkan suhu dari steam yang akan menuju steam
header. Dengan cara menyemprotkan air ke pipa pipa super heater.
5. Steam Header
Berfungsi untuk menampung steam yang akan menuju turbin

Turbin
Sebelum masuk ke turbin uap dari steam header akan masuk ke msv (main steam
valve) dan menuju ke gavernur valve di gavernur valve steam di atur seberapa
yang masuk ke dalam turbin setelah itu didalam turbin steam di bagi 4 yaitu di
bagian depan steam akan menuju HP HEATER ditengah turbin steam akan
kembali ke deaerator di bagian depan steam menuju LP HEATER dan di bagian
dekat dengan generator steam menuju condensor untuk di kembali kan ke
deaerator . Setelah uap dari reheater maka uap akan menuju LP Heater dan
menggeerakan turbin tersebut karena poros-poros HP Turbin & LP Turbin
terhubung ke Generator maka jika kedua turbin ikut berputar maka generator juga
ikut berputar. Putaran generator inilah yang akan menghasilkan perbedaan
potensial listrik yang kemudian menghasilkan listrik. Kemudian listrik akan
ditampung dan kemudian akan disalurkan. Prinsip kerja generator sangatlah
sederhana yaitu kumparan jangkar yang memotong medan pada magnet yang
dihasilkan kumparan medan akan menimbulkan gerak gaya listrik
terhadapkumparan jangkar. Cara kerja generator yang utama adalah adanya
medan magnet dan pemotong medan magnet.

Generator
Generator merupakan alat yang mampu menghasilkan energi listrik yang
bersumber kepadaenergi mekanik dan umumnya menggunakan induksi
elektromagnetik.Sumber energimekanik sendiri bisa berasal dari resiprokat
ataupun turbin.Generator listrik pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh
seseorng yang bernamaFaraday. Saat itu generator listrik mempunyai bentuk
gulungan kawat yang dililitkan pada besi yang berukuran U. Generator tersebut
dikenal dengan nama Generator Cakram Faraday.
Cara Kerja Generator
Cara kerja generator adalah melalui pergerakan medan magnet yang ada di rotor
terhadapkumparan tetap yang terdapat di stator. Medan magnet tersebut dihasilkan
dengan caramemberikan tegangan DC (Direct Current) pada kumparan penguat
medan yang ada di rotoryang dapat dihasilkan melalui penguat sendiri maupun
penguat terpisah. Sumber teganganDC sendiri bisa didapat dari aki (accumulator).
Setelah itu pemotong medan magnet bisamenggunakan bahan konduktor untuk
memotong medan magnet yang ada, karena apabilatidak memotong maka prinsip
kerja generator tidak akan timbul yang berupa gaya geraklistrik.Generator listrik
mempunyai 2 macam jenis yaitu generator listrik AC dan generator listrikDC.
Generator listrik AC mempunyai dua kutub stator sehingga apabila kutub-kutub
magnetyang berlawanan dihadapkan maka akan menimbulkan sebuah medan
magnet. Sedangkangenerator listrik DC mempunyai komulator sehingga arus
listrik yang akan dihasilkan berupaarus listrik DC sekalipun sumbernya berupa
arus listrik AC. Adapun alat yang mampumengkonverter arus listrik searah (DC)
menjadi arus listrik AC yaitu inverter listrik .
DRY COAL SHED

MAGNET SPARATOR
STEAM DRUM

CRUSHER
CONV #1

Swicht
CONV #2 gear
CONV #3
E SUPERHEATE
COAL BUNKER TRANSMISI
R 6,3 kV
OHL
CHIMNEY C
C CFB BOILER Governor TURBIN
GENERATOR Swicht 20 kV
O valve E gear
Y
N
20 kV
C
O
L
M
O
CONDENSER
I
ID N
FAN Z DEAERATOR
ESP E SA
E PA HP HEATER LP HEATER
R

BF
ASH
BOTTOM ASH WP
SILO HE CONDENSATE COOLING
PUMP TOWER
ATE
R

MAKE UP WATER
PUMP

FUEL OIL TANK


WATER
INTAKE
SERVICE
PUMP
PUMP
SUNGAI
DEMIN WATER
ASH DISPOSAL FUEL OIL PUMP ENIM
TREATMENT OFFIC RAW PURIFI
E WATER ER
DEMIN WATER TREATMENT DOMESTIC
PUMP 23
Gambar 2.1 Proses Produksi Listrik Pada PLTU TE 3×10MW
Sumber :Manajemen Pembangkit Listrik PLTU TE 3×10 MW
2.3 SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
Unit proses di PT. Bukit Energi Servis Terpadu PLTU Tanjung Enim 3×10 MW
didukung oleh berbagai peralatan-peralatan yang meliputi water treatment plant
(WTP) dan unit-unit utama seperti boiler, turbin, kondensor, pompa serta
peralatan bantu lainnya. Spesifikasi peralatan-peralatan tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Water Treatment Plant


 Multi Medium Filter (MMF)
Model Number : DN 1500
Jumlah : 2 unit
Capacity : 17 m3/h
High Filter Media : 1200 mm
 Activated Carbon Filter (CF)
Model Number : DN 1500
Jumlah : 2 unit
Capacity : 17 m3/h
High Filter Media : 2000 mm
 Reverse Osmosis (RO)
Capacity : 6 m3/h
Recovery Rate : 75 %
 Electrodeionization (EDI)
Capacity : 5 m3/h
Recovery Rate : 95 %
 Demin Water Tank
Capacity : 150 m3
Quantity :2
2. Boiler
Model Number : Circulating Fluidized Bed (CFB)
Kapasitas operasi : 52,8 T/h
Superheater steam pressure : 5,4 MPa
Superheater steam temperature : 485°C
Temperature feed water : 150°C
Temperature gas buang : 140°C
Suhu udara dingin ambient : 30°C
Suhu udara panas (AH out) : 150°C
Jaminan efficiency boiler : 90,05 %
Efficiency penghilangan sulfur : 86 % (dengan CaS/Limestone)
(dengan rasio 2.5 : 1)

3. Turbin Uap
Model Turbine : N12-4,9-475
Tipe Turbine : Impuls, single cilinder, single
exhaust, condensing turbine.
Rpm : 3000 r/m
Arah putaran : searah jarum jam dilihat dari turbin
Tekanan uap pada stop valve : 4,9 MPa
Temperature uap pada stop valve: 470°C
Flow steam pada stop valve : 50 T/h
Jumlah ekstraksi uap turbine : 3 Tingkat
Suhu air pendingin turbin inlet : rata-rata 27°C, maksimum 34°C
Jumlah auxilary : 3 buah
1 High Pressure Heater
1 Low Pressure Heater
1 Deaerators
4. Generator
Tipe Generator : QF-2-12
Daya rata-rata : 12 MW
Tegangan rata-rata : 6300 Volt (6,3 KV)
Arus rata-rata : 1375 Ampere
Putaran rata-rata : 3000 rpm
Power Factor/ Cos phi : 0,8 Lagging
Frekuensi : 50 Hertz

5. Condenser
Model number : N-1000-1
Tipe : Horizontal
Jenis : Shell and tube
Number of water passes :2
Designed cooling tower : 25°C
Temperature
Specification of pipe : 20×0,5×4,075
Number of pipe : 3,432

6. Fan
 Primary Air Fan
Protection Class : IP54
Air Flow : 34369 m³/h
Pressure Head : 15646 Pa
Motor power : 220 KW
Volatage : 6300 V

 Secondary Air Fan


Protection Class : IP54
Air Flow : 49473 m³/h
Pressure Head : 12021 Pa
Motor Power : 250 KW

 Induced Draft Fan


Protection Class : IP54
Air Flow : 131072 m³/h
Pressure Head : 4472 Pa
Motor Power : 250 KW
Volatage : 6300 V

7. Feed Water Pump


Tipe : DG65-80x9
Kapasitas : 65 m³/h
Head : 720 mH2O
Model Electric Motor : JK 133-2-350
Motor Power : 200 KW
Motor Volatage : 380 V
RPM : 2950 r/min
Quantity : 4

8. Domestic Water Pump


Model Number : KQL50/185-4/2
Flow : 11,7 m³/h
Head : 44 mH2O
Motor Power : 4 KW

9. Make Up Water Pump


Model Number : KOL.125/170.22/2
Flow : 138 m³/h
Head : 44 mH2O
Motor Power : 22 KW
10. Circulating Water Pump
Model Number : KOL.125/170.22/2
Flow : 138 m³/h
Head : 37 mH2O
Efficiency : 87%
Motor Power : 280 KW

11. Condensate Pump


Type : 4N6
Capacity : 50 m³/h
Head : 58 mH2O
Model Electric Motor : Y180M-2
Motor Power : 22 KW
Motor Voltage : 380 V
RPM : 2950

12. Deaerator
Tipe : LP Membrane
Kapasitas : 60 t/h
Pressure : 0.02 Mpa.g
Effective Capacity : 20 m²
Quantity : 3

13. Electrostatic Precipitator


Effisiensi : ≥ 99,5%
Gas Processing Capacity : 120000 m³/h
Emission Concentration Outlet : ≤ 150 mg/m³

14. Cooling Tower


Model Number : NH-3000
Type : GNZ-700 × 4 (Cross Flow)
Jumlah Sirkulasi Air / Shell : 700 ton/h

15. Chimney
High : 60 m
Diameter : 2,5 m

16. Oil Storage Tank


Capacity : 100 m³
Jumlah :1

17. Water Intake Pump


Model Number : 150 KWF B200-80
Flow : 220 m³/h
Head : 75 mH2O
Efficiency : 44 %
Suction Capacity : 3,5 m
Motor Power : 110 KW
Rotation Speed : 2960
Total Weight : 1800 kg
Quantity :2
BAB III
PENUTUP

Kerja praktek merupakan sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan


yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di bangku kuliah dan sebagai
pengenalan awal pada industri proses yang sesungguhnya. Kerja praktek yang
dilakukan pada PT. BEST PLTU TE 3 x 10 MW Banko Barat meliputi obseravsi
di lapangan, pemahaman proses dan pengambilan data.
Berdasarkan perhitungan dan evaluasi yang telah dilakukan pada unit boiler
PT. BEST PLTU TE 3x10 MW, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
a. Untuk melihat kinerja suatu boiler maka dapat dilakukan perhitungan
terhadap besarnya efisiensi thermal boiler.
b. Efisiensi thermal boiler unit 1 PT. BEST PLTU TE 3 x 10 MW secara
aktual tergolong cukup baik yaitu berkisar antara 75 – 82 % sedangkan
efisiensi desain nya sebesar 90,1%.
c. Turunnya efesiensi disebabkan oleh banyak faktor diantaranya kondisi
boiler, korosi, kehilangan panas, temperatur udara pembakaran, fouling,
dan juga perawatan dari Boiler itu sendiri.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil studi dan pembahasan yang
telah dilakukan yaitu :
a. Melakukan pengontrolan terhadap temperatur bakar pada furnace agar
terhindar terbentuknya fouling.
b. Melakukan kegiatan shootblowing secara berkala untuk menghilangkan
pengotor pada permukaan tube.
c. Mengurangi heat loss yang dapat terjadi pada boiler, mengoptimalkan
excess O2 dan menjaga temperatur stack gasagar tidak terlalu tinggi.
d.

Anda mungkin juga menyukai