DRAFT LAPORAN PKL Kel. 2
DRAFT LAPORAN PKL Kel. 2
PUSKESMAS NAMORAMBE
A.Latar Belakang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) sebagai institusi pelayanan kesehatan
merupakan salah satu tempat kerja yang memiliki potensi bahaya sehingga beresiko
keselamatan dan kesehatan kerja baik pada SDM Fasyankes, pasien, pendamping pasien,
pengunjung maupun masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu diperlukan Fasyankes yang sehat, aman dan nyaman
serta didukung sarana, prasarana dan sumber daya manusia yang memadai.
Potensi bahaya Keselamatan dan kesehatan kerja di Fasyankes meliputi bahaya fisik,
kimia, biologi, ergonomic dan psikososial. WHO pada tahun 2000 mencatat kasusu infeksi
akibat tertususk jarum suntik yang terkontaminasi virus diperkirakan mengakibatkan Hepatitis
B sebesar 32%,Hepatitus C sebesar 40% dan HIV sebesar 5% dari seluruh infeksi baru.
Panamerican Health Organization tahun 2017 memperkirakan 8-125 SDM Fasyankes
sensitive terhadap sarung tangan latex. Di Indonesia berdasarkan data Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kememkes tahun 1987 – 2016
terdapat 178 petugas medis yang terkena HIV AIDS.
Selain itu kasus terjadinya kecelakaan kerja yang fatal pada Fasyankes pernah
beberapa kali terjadi seperti kasus tersengat listrik, kebakaran, terjadinya banjir, bangunan
runtuh akbat gempa bumi dan kematian petugas kesehatan karena keracunan gas CO di
Fasyankes.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.47 tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehaan meliputi tempat praktek mandiri tenaga ksehatan, Puskesmas, Klinik,
Rumah Sakit, Apotek, Unit Transfusi Darah, Laboratorium Kesehatan, Optikal, Fasilitas
pelayanan kedkteran untuk kepentingan hukum, Fasyankes tradisional dan Fasyankes
lainnya. Sesuai dengan Permenkes No.52 tahun 2018 tentang Keselamatan da Kesehatan
Kerja di Fasyakes menyatakan bahwa setiap Fasyankes wajb melaksanakan upaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) menyatakan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tngginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai salah satu Fasyankes yang merupakan ujung tombak dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, merupakan salah satu tempat kerja
yang memliki potensi resiko tinggi terutama penularan hazard biologis.
Dalam rangka meningkatkan kualias pelayanan kesehatan yang bermutu dan
mengingat resiko bagi petugas yang bekerja di Puskesmas, diperlukan peningkatan kapasitas
petugas kesehatan dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas
dalam bentuk pelatihan.
Praktek lapangan merupakan bagian dari pelatihan kesehatan kerja dan rangkaian
proses pembelajaran karena pada tahap ini dianggap sebagai suatu bentuk pengkayaan dari
materi yang telah diajarkan. Kegiatan praktek lapangan pada pelatihan ini bertujuan agar
peserta dapat menggali situasi dan kondisi penerapan Keselamatan dan kesehatan kerja di
Puskesmas.
1. Letak Geografis
1.1. Luas Daerah
Luas daerah Kecamatan Namorambe adalah 62 kilometer persegi yang terdiri dari 36
desa, 65 dusun (RW) dan 83 RT . Terletak pada 20º 50’ Lintang Utara dan 98º 50’ Bujur
Timur.
2. Data Demografis
2.1. Jumlah Desa dan Dusun
Kecamatan Namorambe terdiri dari 36 desa dan 65 dusun. Keterangan jumlah dusun
dapat dilihat pada Tabel 2.1. dibawah ini.
Tabel 2.1
Jumlah desa dan Dusun di Kecamatan Namorambe 2019
Jumlah
No DESA
Dusun
1 Batu Rejo 1
2 Batu Mbelin 1
3 Bekukul 1
4 Batu Penjemuran 2
5 Batu Gemuk 1
6 Cinta Rakyat 1
7 Deli Tua 6
8 Gunung Kelawas 4
9 Gunung Berita 1
10 Jaba 2
11 Jati Kesuma 3
12 Kuta Tengah 2
13 Kuala Simeme 1
14 Kuta Tualah 2
15 Lau Mulgap 1
16 Lubang Ido 1
17 Namo Mbaru 1
18 Namo Pinang 2
19 Namo Pakam 1
20 Namo Mbelin 3
21 Namorambe 4
22 Namo Batang 1
No DESA Jumlah
Dusun
23 Namo Landur 2
24 Rumah Mbacang 1
25 Rumah Keben 1
26 Rimo Mungkur 2
27 Suka Mulia Hulu 1
28 Suka Mulia Hilir 2
29 Silue-lue 1
30 Salang Tungir 2
31 Sudirejo 3
32 Tanjung Selamat 1
33 Tangkahan 2
34 Tanjung Lawan 1
35 Uruk Gedang 1
36 Ujung Labuhan 3
JUMLAH 65
4. Upaya Kesehatan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya
Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat, Puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan naisonal merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua (2) yakni :
6. Jumlah Kunjungan
Pada tahun 2018, dilaporkan sebanyak 24.121 rawat jalan dan 49 rawat inap. Jadi
jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap yang ada di Kecamatan Namorambe 24.170
adalah kunjungan di Puskesmas Namorambe.
Cakupan kunjungan rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Namorambe 2 tahun
terakhir ini dapat di lihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap
di Puskesmas Namorambe Tahun 2017 – 2018
Kunjungan
Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa
Tahun Jumlah
Rawat Jalan Rawat Inap Jumlah
2017 24.402 15 24.417 8
2018 24.121 49 24.170 8
C . Sasaran
Implementasi K3 di UPT Puskesmas Namorambe
E. Pembimbing
Pembimbing dalam kegiatan Praktek Lapangan adalah tim Fasilitator Dinkes dan
UPT.Pelatihan Kesehatan
F. Peserta
Peserta Praktek Lapangan adalah seluruh peserta Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Puskesmas Angkatan II
- hubungan
Ruang Tunggu dan - duduk terlalu - kelelahan, sakit kepala dan kram
- suhu - - bakteri petugas dengan
Pendaftaran lama > 2 jam otot
pasien
- pencahayaan
kurang
- debu (dari
- antiseptik - Bakteri - tata letak
kipas)
- Merkuri (jika
pecah)
- debu (dari
- antiseptik - bakteri - kenyamanan terganggu
kipas angin)
- Suhu dan
- virus - tertusuk jarum
kelembaban
- jarum suntik
- jarum suntik
- kelembaban
Ruang KIA / IVA - pencahayaan - desinfektan - jamur - tata letak - alergi debu, infeksi jamur - kenyamanan terganggu
- debu
- hubungan
- pengap. alergi dan terinfeksi virus
Laboratorium - pencahayaan -desinfektan - jamur - tata letak petugas dengan - kenyamanan terganggu
atau bakteri
pasien
- suhu dan
- anti septik - bakteri - ruang sempit - tertusuk jarum
kelembaban
- ruang sempit
IGD - debu - desinfektan - jamur - tata letak - terinfeksi virus atau bakteri - tersandung, terpeleset
- air tergenang
di bawah - antiseptik - bakteri - tertusuk jarum
westafel
- jarum suntik - virus
hubungan
- suhu dan
Rawat Inap - desinfektan - jamur petugas dengan - terinfeksi virus atau jamur
kelembaban
pasien
- pencahayaan - antiseptik - bakteri
- virus
- suhu dan
Dapur Rawat Inap - gas - jamur - tata letak - gas meledak
kelembaban
A. Postur Kerja
1. Petugas mencatat dalam posisi berdiri sehingga mengharuskan menundukkan kepala
dan posisi punggung yang tidak lurus. (tidak ergonomis)
2. Petugas laboratorium menunduk saat melakukan pengambilan sampel darah
dikarenakan posisi meja yang terlalu rendah. (tidak ergonomis)
3. Petugas berada pada posisi dimana petugas mencatat di meja yang mengharuskan
petugas memiringkan badan kesalah satu sisi tubuh. (tidak ergonomis)
4. Petugas berada pada posisi sejajar dengan klien sehingga mengharuskan petugas
memutarkan leher ketika mengkaji klien. (tidak ergonomis)
B. Gerakan Berulang
1. Petugas yang melakukan pengukuran tekanan darah/vital sign. (tidak ergonomis)
2. Petugas administrasi yang mencatat kunjungan dan pendaftaran klien. (tidak
ergonomis)
No Kegiatan Ya Tidak
9 Sarana Evakuasi
10 Sistem Pengendalian Bising
6. Pengelolaan B3, limbah B3 dan limbah domestik dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja
6.1 Pengelolaan Bahan Kimia dan B3
Nilai 10, ≥ 80% terpenuhi
Nilai 15, 20% - 79%
KRITERIA DAN ELEMEN PENILAIAN sebagian terpenuhi
Nilai 0, < 20% tidak
terpenuhi
1 Memiliki panduan atau SPO pengelolaan bahan kimia (B3) 0
2 Tersedia daftar bahan kimia/B3 yang digunakan berikut lembar data 0
pengamanannya (safety data sheet)
3 Tersedia ruang khusus penyimpanan bahan pembersih, B3, 0
pestisida, dan tertata rapi sesuai jenis bahannya
4 Ada fasilitas penanganan B3, APAR, spill kit, eye washer, body 5
washer, dll
5 Memiliki panduan atau SPO penanganan tumpahan bahan kimia (B3) 0
6 Memiliki panduan atau SPO penanganan pada 5
kecelakaan/kebakaran/ledakan akit penggunaan bahan kima (B3)
7 Melakukan penggunaan alat kesehatan non-merkuri : 0
Tensimeter digital 1unit, manual (air raksa) 13 unit
Thermometer badan digital 1 unit, manual (air raksa) 2 unit
Thermometer ruangan digital 1 unit, manual (air raksa) 0 unit
8 Penggunaan Digital Rontgen/Computed Radiography 0
9 Menggunakan AC Non Freon 0
10 Menggunakan kulkas/ freezer dengan Non Freon 0
11 Melakukan upaya pengurangan penggunaan batu baterai 0
12 Melakukan upaya penggunaan pipa tanpa timbal 0
13 Melakukan upaya penggunaan detergen ramah lingkungan 0
14 Melakukan kontrol (monitoring) paparan dan proteksi pada pekerja 0
15 Memakai sarung tangan saat menggunakan B3 10
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak ditemukan kriteria yang belum terpenuhi
(nilai 0, < 20% ) seperti SPO B3, safety data sheet B3, ruang penyimpanan B3, SPO
penanganan tumpahan B3, menggunakan alat kesehatan memenuhi non-merkuri,
penggunaan digital rontgen, menggunakan AC & kulkas non freon, melakukan upaya
pengurangan batu baterai, melakukan upaya penggunaan pipa tanpa timbal, melakukan
upaya penggunaan detergen ramah lingkungan dan kontrol (monitoring) paparan dan proteksi
pada pekerja.
Sedangkan kriteria yang terpenuhi sebagian (nilai 15, 20% - 79%) yaitu sudah SPO
dan fasilitas penanganan APAR namun SPO dan penanganan B3, spill kit, eye washer, body
washer, dll belum tersedia. Kriteria yang sudah terpenuhi (nilai 10, ≥ 80%) mengenai
pengelolaan B3 pada Puskesmas Namorambe hanya terkait pemakaian sarung tangan saat
menggunakan B3.
I. Penutup
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan observasi sehari ke Puskesmas Namorambe, dapat disimpulkan bahwa
belum adanya SMK3 serta belum terbentuknya TIM K3 sehingga penerapan SMK3 di
Puskesmas Namorambe belum berjalan, dan IPAL serta TPS belum ada dimana kedepannya
akan beresiko untuk terajdinya PAK dan KAK pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Namorambe.
Ruang Tunggu
Ruang Laboratorium
Rekam Medik dan Farmasi
IGD
Ruang Administrasi
Gudang Obat
Toilet
3. Upaya Promotif dan Preventif K3 bagi SDM di Fasyankes
4. Penerapan prinsip Ergonomi
1. petugas rekam medik mencatat dengan posisi berdiri
B. Gerakan Berulang