Anda di halaman 1dari 14

PETA KONSEP

laju usaha Daya


yang dilakukan
adalah

alih energi
ENERGI karena gaya USAHA
adalah

didasarkan
jenisnya pada faktor

Energi Energi Energi Gaya Perpindahanan


Potensial Kinetik Mekanik
berupa

Kecepatan
Gaya Gaya tak
Konservatif Konservatif
disebabkan disebabkan
oleh gaya oleh gaya Gaya
gravitasi pegas Listrik berlaku

Gaya dapat
berupa
Energi Potensial Energi Potensial Magnet contoh
Gravitasi Pegas Hukum
Gaya Kekekalan berlaku
Gravitasi Energi Mekanik
didasarkan didasarkan
pada faktor pada faktor
Gaya Teorema
Gesekan Usaha-Energi
Posisi Simpangan
Vertikal

56
BAB V
USAHA DAN ENERGI

Pendahuluan

Bab ini merupakan tinjauan konsep-konsep dasar, definisi, dan


contoh-contoh dari usaha, energi, kekekalan energi, efisiensi, dan
daya. Selain itu juga dibahas tentang macam-macam bentuk energi
(energi potensial dan energi kinetik). Usaha atau kerja dalam ilmu
fisika, diartikan sebagai hasil kali dari besarnya gaya yang bekerja
dengan perubahan jaraknya. Adapun energi diartikan kemampuan
untuk melakukan usaha atau kerja. Sedangkan daya adalah kecepatan
dilakukannya suatu usaha.

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan konsep usaha
2. Menjelaskan konsep energi
3. Memahami tentang energi potensial
4. Memahami tentang energi kinetik
5. Menjelaskan hukum kekalan energi
6. Memahami konsep daya

57
5.1 USAHA

Dalam kehidupan sehari-hari, usaha diartikan sebagai suatu


upaya untuk memperoleh sesuatu. Usaha tersebut dapat melibatkan
penggunaaan dana, tenaga pikiran dan lain-lain.
Dalam fisika, usaha selalu dikaitkan dengan gaya dan
perpindahan suatu benda. Bila suatu gaya F yang nilainya tetap
bekerja pada sebuah benda sehingga benda berpindah sejauh s
searah dengan arah gaya, maka gaya melakukan usaha. Usaha dapat
didefinisikan sebagai hasil kali besarnya gaya dan jarak yang
dihasilkan oleh gaya yang bekerja.
Untuk menghitung usaha, kalikan komponen gaya yang sejajar
terhadap perpindahan benda dengan besarnya perpindahan:

W = F . s (N)(m) (Joule)

Dimana: W = usaha yang dilakukan oleh gaya , (Joule)


F = Gaya yang memindahkan benda, (Newton)
s = Perpindahan benda, (meter)

Jika arah gaya dan arah perpindahan tidak sejajar maka digunakan
sistem komponen seperti yang telah dibahas sebelumnya. Jika sudut 
adalah sudut antara vektor gaya dan arah perpindahan maka cos 
adalah komponen sudut yang sejajar dengan kedua vektor ini.

W = F cos  . s atau W = F s cos 

Contoh gaya yang sejajar dengan arah perpindahan misalnya


sekelompok orang yang sedang mendorong sebuah mobil, sedangkan
gaya yang tidak sejajar dengan arah perpindahannya (membentuk
sudut dengan arah perpindahan) misalnya seorang yang sedang
menarik perahu ke darat. Oleh karena daratan sedikit lebih tinggi maka
tali membentuk sudut dengan perpindahan. Pada Gambar 5.1 di bawah

58
terlihat bahwa hanya komponen gaya yang searah dengan arah
perpindahan saja yang melakukan usaha.

F sin  F

 F cos 

s
A B

Gambar 5.1. Komponen gaya-gaya pada benda yang


berpindah.

Berdasarkan persamaan di atas maka usaha W dapat bernilai


positif (W > 0) jika arah gaya searah dengan perpindahan dimana  =
0. Usaha W = 0 jika gaya F membentuk sudut 90 terhadap
perpindahan. Usaha W bernilai negatif (W < 0) jika gaya membentuk
sudut 180 terhadap arah perpindahan (contohnya pada gaya gesek).

5.2 ENERGI

Dalam tinjauan fisika, energi ditinjau dari pengertian usaha.


Misalnya seorang anak mendorong sebuah meja, sejauh mana anak itu
mampu mendorong meja tersebut merupakan gambaran energi yang
dimiliki anak tersebut. Makin jauh anak itu dapat mendorong maka
makin besar energi yang dikeluarkannya. Karena mendorong sama
dengan memberi gaya, maka energi yang dimiliki anak tersebut dapat
diketahui dari kemampuannya melakukan usaha. Jadi energi adalah
kemampuan untuk melakukan usaha.
a. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena
keadaan atau kedudukannya. Energi potensial dapat berupa energi

59
potensial elastis, energi potensial gravitasi, energi potensial listrik dan
energi potensial magnet.

(1) Energi potensial elastis.


Energi yang dimiliki benda karena sifat elastis benda melawan
perubahan bentuk benda. Contohnya pada saat karet ketapel ditarik,
timbul gaya elastis karet yang arahnya berlawanan dengan arah
tarikan. Dalam keadaan ini, karet ketapel memiliki energi potensial
elastis. Jika tarikan dilepaskan maka energi potensial elastis akan
berubah menjadi energi gerak benda. Contoh lainnya adalah pada
penggunaan pegas, dimana energi potensial pegas dapat dihitung
berdasarkan rumus:
Ep = ½ kx2
Dimana: k = konstanta pegas
x = jarak pegas dari titik kesetimbangan atau titik diamnya.

(2) Energi potensial gravitasi


Air yang tertampung pada waduk memiliki energi potensial
gravitasi, energi potensial air bertambah besar jika kedudukan air
dalam waduk semakin tinggi. Ketika air dialirkan, maka energi potensial
gravitasi berubah menjadi energi kinetik. Energi kinetik dapat
melakukan usaha, misalnya untuk memutar turbin pada pembangkit
listrik tenaga air.
Energi potensial gravitasi berkaitan dengan penyimpanan
energi apabila sebuah benda diangkat dari suatu sembarang titik
acuan. Dalam medan gravitasi, energi potensial gravitasi berbanding
lurus dengan massa benda, percepatan gravitasi, serta ketinggian
benda tersebut dari bidang acuan tertentu. Untuk mendapatkan energi
potensial gravitasi digunakan rumus:
Ep = m g h
Satuan energi potensial menurut SI adalah joule (J).

60
mg
h

bidang acuan
Gambar 5.2. Benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu terhadap
bidang acuan

Jika benda berada di bawah bidang acuan, maka energi potensial


bernilai negatif.
Ep = - mgh

Contoh 1
Sebuah benda massanya 6 kg diangkat dengan gaya F dari titik A,
yang berjarak 2 m di atas bidang acuan ke titik B yang berjarak 4 m
dari bidang acuan. Jika percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s 2, tentukan:
a. energi potensial gravitasi benda di titik A
b. energi potensial gravitasi benda di titik B
c. usaha yang dilakukan gaya F untuk mengangkat benda dari A
ke B
Penyelesaian:
a). energi potensial di titik A
EPA = mghA
= (6 kg) (9,8 m/s2) (2 m) = 117,6 J
b). energi potensial di titik B
EPB = mghB
= (6 kg) (9,8 m/s2) (4 m) = 235,2 J
c). usaha yang diperlukan untuk mengangkat benda dari A ke B sama
dengan selisih energi potensial gravitasi pada titik B dan titik A.

61
WAB = EPB - EPA
= 235,2 J - 117,6 J = 117,6 J

b. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerakan
suatu benda, dimana setiap benda yang bergerak memiliki energi
kinetik. Suatu benda yang bergerak mempunyai kemampuan untuk
melakukan usaha terhadap benda lain, dan kemampuan ini
berhubungan dengan massa dan kecepatan benda yang bergerak.
Besarnya energi kinetik suatu benda dapat dihitung menggunakan
persamaan:
Ek = ½ mv2
Energi kinetik memiliki satuan yang sama seperti satuan usaha yakni
joule (J).
Usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada suatu
benda sama dengan perubahan energi kinetik benda tersebut, atau:
W = Δ Ek = Ek2 – Ek1

Contoh 2
Sebuah mobil yang massanya 2000 kg bergerak dengan kecepatan
awal 43,2 km/jam. Setelah menempuh jarak 40 km, kecepatan mobil
tersebut menjadi 18 km/jam. Hitunglah:
a. usaha yang dilakukan oleh gaya pengereman selama waktu
tersebut?
b. besarnya gaya pengereman?

Penyelesaian:
a. v1 = 43,2 km/jam
43200 m
= 3600 s  12 m / s
v2 = 18 km/jam = 5 m/s
usaha oleh gaya pengereman:
1 1
W  mv 22  mv12
2 2

62
1 1
= (2000 kg )(5 m / s ) 
2
(2000 kg )(12 m / s ) 2
2 2
= -119000 J (Nilai W<0, sebab gaya pengereman
berlawanan arah dengan arah perpindahan)

b. W = Fs cos  , atau:
W
F = s cos  , dimana  = 180 atau cos 180 = -1
119000 J
= - ( 40000 m)(1) = 2,9 N
Jadi besarnya gaya pengereman adalah 2,9 newton.

5.3 Kekekalan Energi

Kekekalan energi mengatakan bahwa energi dari suatu sistem


tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk lainnya. Sebuah bola yang diangkat pada ketinggian
tertentu di atas tanah akan memperoleh energi potensial. Apabila bola
itu dijatuhkan, energi potensial berubah menjadi energi kinetik.
Selanjutnya energi kinetik ini dikonversi menjadi panas akibat gesekan
antara bola dengan udara dan gesekan bola dengan permukaan tanah.
Dengan demikian, seluruh bentuk energi mengalami interkonversi dan
tidak hilang.
Jika gesekan diabaikan, maka jumlah energi potensial dan
energi kinetik dari suatu sistem sebelum suatu kejadian akan sama
dengan jumlah energi potensial dan energi kinetik setelah kejadian.
Tinjau sebuah benda dengan massa m dijatuhkan dari
ketinggian h terhadap bidang acuan seperti pada Gambar 5.3.

63
C

h B
h/2
A
Bidang Acuan

Gambar 5.3. Benda yang dijatuhkan dari ketinggian h terhadap bidang


acuan
Pada titik C:
Kecepatan benda mula-mula vo = 0
EnergipotensialEp = mgh
Energi kinetik Ek = ½ mvc2 = 0
Energi mekanik di titik C:
(Ep + Ek)C = mgh

PadatitikB:
Ep = mg (½ h) = ½ mgh
Ek = ½ mvB2
h
vB = 2g  gh
2
Jadi, Ek = ½ m x ( gh )2 = ½ mgh

Jumlah energi potensial dan energi kinetik di titik B adalah:


(Ep + Ek)B = ½ mgh + ½ mgh = mgh

Pada titik A:
Ep = 0, sebab h = 0
Ek = ½ mvA2 , dimana vA = 2 gh
= ½ m( 2 gh )2

64
Ek = mgh
Jumlah energi potensial dan energi kinetik di titik A adalah:
(Ep + Ek)A = 0 + mgh = mgh
Jadi dapat disimpulkan bahwa:
(Ep + Ek)A = (Ep + Ek)B + (Ep + Ek)C

Untuk benda yang jatuh bebas, di titik tertinggi (titik C) energi


potensial gravitasi memiliki nilai maksimum, sedangkan energi kinetik
sama dengan nol. Pada saat benda jatuh, maka energi potensial
gravitasi berubah menjadi energi kinetik. Ketika benda mencapai titik
acuan (titik A), energi potensial sama dengan nol sedangkan energi
kinetik mencapai nilai maksimum. Itulah sebabnya energi mekanik
selalu tetap jika gesekan diabaikan, tetapi dalam kenyataannya energi
mekanik tidak selalu tetap sebab sebagian energi berubah menjadi
bentuk energi lain, misalnya energi panas dan energi bunyi.

Contoh 3
Sebuah bola dengan massa 2 kg berada pada ketinggian 10 m. Jika g
= 9,8 m/s-2 dan gesekan dengan udara diabaikan, tentukan: a). berat
bola, b) energi potensial bola pada ketinggian 10 meter, c). energi
kinetik bola setelah jatuh sejauh 5 meter, d). energi mekanik bola pada
saat bola tiba di tanah.

Penyelesaian:
a). Berat bola:
w = mg
= (2 kg) (9,8 m/s2) = 19,6 N
b). Energi potensial bola:
Ep = mgh
= (2 kg) (9,8 m/s2) (10 m) = 196 J

c). Energi kinetik bola:


Ek = ½ mv2 , diamana: v = 2 gh = 2(9,8m / s 2 )(5 m)
= 98 m/s

65
Jadi, Ek = ½ (2 kg) ( 98 m / s ) 2
= 98 J

d). Energi mekanik di tanah:


(Ep + Ek)tanah = 0 + ½ mv2 , dimana: v = 2 gh =
2
2(9,8 m / s )(10 m)
v = 196 m / s
2
Jadi energi mekanik = ½ (2 kg) ( 196 m / s ) = 196 J

5.4 Daya

Daya didefinisikan sebagai laju usaha atau kelajuan suatu


benda dalam melakukan usaha. Daya juga dapat diartikan sebagai laju
perubahan energi.
Usaha (W )
Daya (P) = Waktu (t )
Dengan menganggap gaya yang bekerja adalah konstan. Dalam
satuan SI, satuan daya adalah watt (W) dimana watt sama dengan
joule/detik (J/s).

Contoh 4
Seorang anak mengangkat barang yang massanya 10 kg dari
ketinggian 4 m ke ketinggian 10 m dalam waktu 2 menit. Bila
percepatan gravitasi 9,8 m/s2 , berapakah:
a. perubahan energi potensial benda?
b. Daya?
Penyelesaian:
a). Perubahan energi potensial Δ E p didefinisikan sebagai selisih energi
potensial akhir dan energi potensial awal
Δ Ep = Ep2 – Ep1 = mgh2 – mgh1
66
= (10 kg) (9,8 m/s2) (10 m) – (10 kg) (9,8 m/s2) (4 m)
= 588 J

b). Daya:
 Ep (588) J
P= = (120) s = 4,9 watt
t

Rangkuman

 Bila gaya tetap F bekerja pada sebuah benda sehingga benda


berpindah sejauh s searah dengan arah gaya, maka usaha oleh
gaya F adalah:
W=F.s
Menurut SI, satuan usaha adalah joule (J), dimana 1 J = 1 Nm
 Bila gaya membentuk sudut θ dengan arah perpindahan s
maka usaha oleh gaya F adalah:
W = (F cos θ) (s)
 W bernilai positif bila gaya searah dengan perpindahan
 W sama dengan nol bila gaya tegak lurus arah perpindahan
atau bila tidak ada perpindahan (s = 0)
 W bernilai negatif bila gaya berlawanan arah dengan arah
perpindahan
 Usaha termasuk besaran skalar
 Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha
 Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena
keadaan atau kedudukannya. Contohnya: energi potensial
elastisitas, energi potensial gravitasi, energi potensial listrik, dan
energi potensial magnet.
 Menurut hukum kekekalan energi mekanik, jumlah energi
kinetik dan energi potensial gravitasi selalu tetap untuk benda yang
bergerak dalam medan gravitasi homogen.

67
 Hukum kekekalan energi mekanik berlaku bila pengaruh gaya
gesekan diabaikan (tidak diperhitungkan).
EM = Ep(grav) + Ek = konstan
 Usaha dari titik A ke B dalam suatu medan homogen sama
dengan perubahan energi benda dari A ke B.
Jadi, WA→B = Ep(B) – Ep(A)
Atau WA→B = Ek(B) – Ek(A)
 Daya adalah kelajuan suatu benda dalam melakukan usaha
atau laju perubahan energi.
W
P
t

SOAL LATIHAN

1. Sebuah gaya tetap sebesar 25 N melakukan usaha 200 joule


sehingga benda berpindah. Berapakah besar perpindahan benda ?
2. Sebuah gaya sebesar 16 N bekerja pada sebuah benda
dengan membentuk sudut 60 terhadap bidang datar. Akibat gaya
tetap itu benda berpindah sejauh 50 m dalam arah mendatar.
Tntukan usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut.
3. Bola yang massanya 0,5 kg diangkat vertikal ke atas dengan
kecepatan tetap sejauh 2 m dari bidang acuan. Jika percepatan
grafitasi 9,8 m/s2, hitunglah usaha yang dilakukan gaya angkat
tersebut.
4. Berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya yang berasal dari
tangan pada bola pada soal nomor 3, jika bola diturunkan lurus ke
bawah dengan kecepatan tetap sejauh 1 m dari kedudukan
semula.
5. Berapakah kecepatan yang harus dicapai pelari yang beratnya 800
N agar energi kinetiknya mencapai1000 joule.
6. Benda yang massanya 20 kg bergerak dengan kecepatan 10
m/s. Berapakah energi kinetik benda itu?

68
7. Benda dengan massa 10 kg bergerak dengan kecepatan 20
m/s, kemudian dipercepat oleh gaya tetap sebesar 10 N selama
benda menempuh jarak 50 m.
a. Berapa perubahan energi kinetik benda
b. Tentukan energi kinetik benda pada saat benda menempuh
jarak 50 m tersebut.

69

Anda mungkin juga menyukai