Berdasarkan KD 3.9 menganalisis konsep usaha, konsep energi, hubungan usaha dan
perubahan energi, dan hukum kekekalan energi mekanik untuk menyelesaikan permasalahan
gerak dalam kejadian sehari-hari diharapkan peserta didik setelah mempelajari materi ini
pada kompetensi sikap dapat menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa memberikan
kemampuan kepada manusia untuk melakukan usaha, menciptakan benda dengan energi
kinetik dan energi potensial, dan memberikan kemampuan untuk mengubah energi menjadi
teknologi terbarukan. Selain itu, kompetensi yang diharapkan dari peserta didik adalah sikap
peserta didik dapat memecahkan persoalan terkait penerapan hukum kekekalan energi
1) Usaha
Sejumlah orang yang sedang mendorong sebuah mobil (Gambar 6). Orang tersebut
masing-masing memberikan gaya 𝐹⃗ melalui suatu dorongan kepada mobil sehingga mobil
bergerak (berpindah) sejauh 𝑠⃗. Adanya gaya yang bekerja pada mobil menyebabkan mobil
tersebut berpindah. Hal ini menunjukkan adanya usaha W yang telah dilakukan oleh orang itu
terhadap mobil.
Gambar 6. Sejumlah Orang yang Sedang Mendorong Mobil
Sumber : Sri Handayani (2009: 56)
perpindahan sejauh 𝑠⃗. Benda tersebut dikatakan menerima usaha W karena selama gaya 𝐹⃗
bekerja pada benda tersebut menyebabkan benda berpindah sejauh 𝑠⃗, serta gaya 𝐹⃗ dan
mengerjakan sejumlah gaya 𝐹⃗ kepada tembok, namun tembok tersebut tetap di tempatnya
(tidak bergerak atau berpindah). Adanya gaya 𝐹⃗ yang diberikan oleh anak tersebut kepada
tembok tetapi tembok tidak berpindah menunjukkan bahwa anak tersebut tidak melakukan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada dua syarat terjadinya usaha,
yaitu: a) adanya gaya 𝐹⃗ yang bekerja pada suatu benda, b) adanya perpindahan 𝑠⃗⃗⃗yang
dialami oleh benda tersebut. Dengan demikian usaha didefenisikan sebagai sejumlah gaya
yang bekerja pada suatu benda sehingga menyebabkan benda berpindah sejauh garis lurus
Menurut Giancolli (2014: 173) usaha (work) yang dilakukan pada sebuah benda oleh
suatu gaya konstan (tetap dalam hal magnitudonya maupun arahnya) didefenisikan sebagai
hasil kali magnitudo perpindahan dan komponen gaya yang sejajar dengan arah
Berikut ini disajikan sebuah ilustrasi benda yang ditarik dengan gaya F yang
membentuk sudut 𝜃 terhadap arah perpindahan. Karena F membentuk sudut 𝜃 maka perlu
dilakukan penguraian dalam bentuk Fx dan Fy, uraian gaya yang digunakan adalah gaya yang
𝑊 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐹𝑥 . 𝑠⃗⃗ (2)
menerima usaha ketika pada benda tersebut diberi gaya, dan benda tersebut mengalami
perpindahan, serta gaya dan perpindahan berada pada garis yang sama (sejajar). Hal ini
sejalan dengan pendapat beberapa ahli yang menjabarkan mengenai konsep usaha. Menurut
Vulley (2007: 90) ‘’usaha terjadi jika suatu objek dipindahkan melalui beberapa pergantian
jarak ketika suatu gaya bekerja pada benda tersebut, jika gaya dan perpindahan digandakan
maka usaha juga digandakan. Menurut Bueche (2000) ‘’the work done by a force is defined
the product of that force times the parallel distance over which it acts, usaha yang terjadi
digambarkan dengan perkalian gaya dengan perpindahan benda dimana gaya itu bekerja’’.
2) Energi
a) Pengertian Energi
Seorang atlet yang sedang berlari terjadi perubahan energi dari energi kimia tubuh atlet
tersebut menjadi energi kinetik. Sebuah energi dapat berubah bentuk menjadi bentuk lainnya,
tetapi energy tersebut tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Menurut Renenson (2000: 65)
‘’energy is a quantity that depends on the choice of the system of reference, it can be
specified only with respect to the reference system’’, energi adalah sebuah kuantitas yang
bergantung pada sistem. Hal senada juga disampaikan oleh Bueche (2000: 69) ‘’energy is
measure of the change imparted to a system, It is given to an object whwn does work on the
object, the amount of energy transferred to the object equals the work done’’, energi yang
dimiliki oleh sebuah benda ketika pada sebuah benda bekerja gaya. Energi tidak memiliki
massa, tidak dapat diamati, dan tidak dapat diukur secara langsung. Energi dapat
menyebabkan perubahan pada benda atau lingkungan. Perubahan energi yang dimaksud
Misalkan ada sebuah benda bermassa m bergerak dengan kecepatan v tertentu. Maka
dimana 𝐸𝑘 adalah energi kinetik (Joule), m = massa (kg), dan v adalah kecepatan (m/s).
Berdasarkan Persamaan 3 terlihat energi kinetik sebanding dengan kuadrat kecepatan sebuah
benda. Hal ini sejalan dengan keterangan beberapa ahli mengenai energi kinetik. Menurut
Renenson (2000: 66) ‘’kinetic energy, energy of motion, the energy of motion supplied to the
body by the work done during acceleration’’, energi kinetik merupakan energi yang dimiliki
benda karena geraknya, energi gerak benda didapat dari usaha selama adanya percepatan.
Selanjutnya Myers (2006: 69) ‘’kinetic energy is the energy of motion, anything that moves
possesses kinetic energy, translational kinetic energy is equal to one half times the product of
mass anda the magnitude of velocity squared’’, energi kinetik merupakan energi gerak,
semua benda yang bergerak memiliki energi kinetik, energi kinetik dirumuskan menjadi
setengah dari perkalian massa dengan kuadrat kecepatan’’. Berdasarkan beberapa pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda
bergerak yang besarnya setara dengan separuh dari nilai perkalian massa dengan kuadrat
kecepatan. Agar benda dipercepat beraturan sampai bergerak dengan laju v maka pada benda
tersebut harus diberikan gaya total yang konstan dan searah dengan arah gerak benda sejauh
⃗⃗⃗ =
s. Untuk itu dilakukan usaha atau kerja pada benda tersebut sebesar W = F⃗⃗⃗. s⃗⃗ , dengan 𝐹
𝑚𝑎
Gambar 10. Akibat Ditarik Gaya F Balok Mengalami Perubahan Kecepatan
Sumber : (Setya, 2009: 115)
𝑊 = 𝛥𝐸𝑘 (4)
1 1
𝑊 = 2 𝑚𝑣2 2 − 2 𝑚𝑣1 2 (4a)
Persamaan 4 menjelaskan hubungan usaha dengan energi kinetik. Dari persamaan tersebut
dapat dilihat usaha yang diterima benda tersebut digunakan untuk mengubah kecepatan
benda.
(2)Energi Potensial
Misalkan ada sebuah benda bermassa m yang diam berada pada kettinggian h dari suatu
Ep = m g h (5)
dimana m adalah massa (kg), g adalah percepatan gravitasi (m/s2), h adalah ketinggian (m).
Berdasarkan Persamaan 5 terlihat bahwa energi potensial suatu benda bergantung pada
kedudukannya. Menurut Renenson (2000: 67) ‘’the energy that depends only on the position
of the body, but not on its velocity is reffered to as potential energy’’, energi potensial
merupakan energy yang dimiliki benda karena posisi atau kedudukannya. Menurut Myers
(2006) ‘’ potential energy can be considered stored energy that result from the position or
configuration of the system’’, energi potensial merupakan energi yang didapatkan dari
didimpulkan bahwa energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena
usaha. Berikut ini disajikan ilustrasi sebuah benda yang awalnya berada posisi h1 pindah ke
posisi h2, maka hubungan antara perubahan posisi dengan usaha yang disajikan Persamaan 6.
dimana Ep adalah energi potensial, ℎ₂ adalah kedudukan akhir, ℎ₁ adalah kedudukan awal
Energi di alam ini tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diciptakan, tetapi dapat
berubah bentuk dari suatu bentuk energi ke bentuk lainnya. Contoh energi gerak bisa diubah
menjadi energi listrik atau sebaliknya energi listrik dapat diubah menjadi energi gerak. Energi
mekanik merupakan penjumlahan antara energi kinetik dengan energi potensial, jika ada dua
Misalkan di titik A benda dilepaskan ke bawah tanpa kecepatan awal, berarti pada titik
Ek = maksimum. Jadi, ketika benda bergerak ke bawah energi potensial semakin kecil dan
gelombang tsunami terbentuk, energi dari gelombang tsunami akan diteruskan sebagai energi
Ketika kecepatan gelombang tsunami tinggi, maka energi kinetik dari gelombang tsunami
menjadi besar. Ketika gelombang tsunami mencapai daratan, kecepatan gelombangnya akan
menurun sehingga energi kinetiknya juga mengecil. Jadi ketika mencapai daratan ada energi
𝐸𝑚1 = 𝐸𝑚2
dapat diketahui bahwa energi kinetik yang hilang akan berubah menjadi energi potensial.
Sehingga ketika mencapai daratan energi potensial akan meningkat dengan meningkatnya
ketinggian gelombang. Hantaman gelombang tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer
dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Materi usaha dan energi di atas dapat dikelompokkan seperti terangkum pada Tabel 1.
mempelajari materi ini pada kompetensi sikap dapat bertambah keimanannya dengan
menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya serta mempunyai sikap siaga bencana tsunami yang telah
terampil dalam membuat alat sederhana atau merancang percobaan dengan menerapkan
a) Konsep Impuls
Impuls didefenisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja F (vektor) dengan
selang waktu singkat (∆𝑡)(skalar). Menurut Giancolli (2014: 220) konsep impuls sangat
berguna, terutama bila kita berhadapan dengan gaya-gaya yang bekerja dalam waktu yang
amat singkat. Untuk membuat suatu benda yang diam menjadi bergerak diperlukan sebuah
gaya yang bekerja pada benda tersebut selama interval waktu tertentu. Gaya yang diperlukan
untuk membuat sebuah benda tersebut bergerak dalam interval waktu tertentu disebut impuls.
Impuls merupakan besaran vektor yang arahnya searah dengan gaya yang diberikan pada
𝑰⃗ = ⃗𝑭⃗∆𝑡 (9)
dimana → adalah gaya impulsif rata-rata (N), ∆𝑡 adalah selang waktu singkat (s) dan 𝑰⃗
𝑭
b) Konsep Momentum
benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan yang konstan. Semakin
besar kecepatan suatu benda bergerak, maka semakin besar momentum benda tersebut untuk
dihentikan. Momentum merupakan besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda.
Momentum dapat dirumuskan sebagai hasil perkalian massa dengan kecepatan. Secara
matematis dituliskan:
⃗⃗ = 𝑚𝒗
𝒑 ⃗⃗ (10)
dimana: 𝑝⃗ adalah momentum (kgm/s) , m adalah massa benda (kg) dan 𝑣⃗ adalah kecepatan
benda (m/s).
Menurut Persamaan 10, sebuah mobil yang bergerak cepat memiliki momentum yang
lebih besar daripada sebuah mobil lain yang bermassa sama namun bergerak lambat.
Giancolli (2014: 213) menyatakan bahwa ‘’Semakin besar momentum yang dimiliki sebuah
benda , semakin sulit untuk menghentikan geraknya, dan semakin besar dampak yang
ditimbulkannya bila benda itu berhenti akibat bertumbukan dengan benda lain’’. Sebuah truk
yang melaju cepat dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar daripada sebuah sepeda
Misalnya sebuah mobil A sedang bergerak dengan kecepatan tetap v0. Tiba-tiba ia ditabrak
oleh mobil B sehingga kecepatannya menjadi v. Anggap gaya rata-rata yang diterima oleh mobil
A adalah sebesar 𝐹̅ . Menurut hukum Newton II jika benda menerima gaya maka benda akan
𝐹̅
𝑎̅ = (11)
𝑚
Sebelumnya kita telah mempelajari bahwa percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan
persatuan waktu:
𝑣−𝑣𝑜
𝑎̅ = (11a)
𝑡
t adalah waktu untuk merubah kecepatan dari 𝑣𝑜 ke 𝑣 atau dalam hal ini sama dengan lama
gaya bekerja.
𝐹̅ 𝑣−𝑣𝑜
= (11b)
𝑚 𝑡
𝐹̅ 𝑡 = 𝑚𝑣 − 𝑚𝑣𝑜 (11c)
𝐼 = ∆𝑝 (12a)
dimana: I adalah Impuls (N), m adalah massa benda (kg), 𝑣 = kecepatan akhir benda (m/s),
𝑣𝑜 adalah kecepatan awal benda (m/s), dan ∆𝑝 adalah perubahan momentum (Ns).
Tsunami terjadi akibat adanya perpatahan lempeng atau pergeseran lempeng bumi
sehingga yang pada awalnya permukaan laut relatif tenang, dengan adanya pergeseran
lempeng tersebut maka permukaan laut menjadi naik akibat terdapat gangguan. Gangguan
yang diakibatkan oleh perpatahan lempeng bumi berupa energi. Adapun energi yang
dihasilkan tersebut berbentuk impuls. Impuls adalah gaya yang terjadi secara tiba-tiba dalam
kurun waktu tertentu. Perpatahan lempeng atau pergeseran lempeng bumi terjadi dalam kurun
waktu tertentu. Perpatahan atau pergeseran lempeng bumi tersebut menghasilkan gaya yang
momentum dapat dilihat ketika air laut mengalir dengan tenang, dengan massa dan kecepatan
tertentu. Namun ketika terjadi patahan atau pergeseran lempeng, maka kecepatan air akan
berubah menjadi lebih cepat. Hal itulah yang menyebabkan tsunami begitu dahsyat.
Sesuai dengan Persamaan 12, semakin lamanya waktu terjadinya patahan lempengan
maka nilai impuls akan semakin besar, akibatnya dengan semakin besarnya impuls, maka
nilai kecepatan kedua (𝑣2 ) akan semakin besar, akibatnya gelombang tsunami akan semakin
dahsyat.
Suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya pada permainan
kecil dengan momentum 𝑚𝐴 𝑣𝐴 dan pemukul anak dalam keadaan diam dengan momentum
p = 𝑚𝐴 𝑣𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵 (13)
tumbukan, momentum benda sebelum tumbukan akan sama dengan momentum bola setelah
tumbukan asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem’’. Formulasi hukum
psebelum = psesudah
dimana : 𝑚𝐴 adalah massa benda A (kg), 𝑚𝐵 adalah massa benda B (kg), 𝑣𝐴 adalah
tumbukan (m/s), 𝑣𝐴′ adalah kecepatan benda A sesudah tumbukan (m/s), dan 𝑣𝐵′ adalah
Setiap dua benda yang bertumbukan akan memiliki tingkat kelentingan atau elastisitas.
Tingkat elastisitas ini dinyatakan dengan koefisien restitusi (e). Koefisien restitusi
didefinisikan sebagai nilai negatif dari perbandingan kecepatan relatif sesudah tumbukan
∆𝑣 ′
dengan kecepatan relatif sebelumnya. Rasio − ∆𝑣 disebut koefisien restitusi.
Perhatikan dua benda bermassa 𝑚1 dan 𝑚2 yang sedang bergerak saling mendekat
dengan kecepatan 𝑣1 dan 𝑣2 sepanjang suatu garis lurus, seperti ditunjukkan pada Gambar
14a. keduanya bertumbukan lenting sempurna dan kecepatan masing-masing sesudah
tumbukan adalah 𝑣 ′1 dan 𝑣 ′ 2 (Gambar 14b). Perhatikan, kecepatan dapat positif atau negatif
bergantung pada apakah benda-benda bergerak ke kanan atau ke kiri. Hukum kekekalan
momentum memberikan
⃗⃗𝟏 + 𝑚2 𝒗
𝑚1 𝒗 ⃗⃗𝟐 = 𝑚1 𝒗
⃗⃗𝟏 ′ + 𝑚2 𝒗
⃗⃗𝟐 ′ (*)
Untuk tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi kinetik, yaitu energi
kinetik sistem sesaat sebelum dan sesudah tumbukan sama besar, yang ditunjukkan oleh
persamaan
∆𝑣 ′ = −∆𝑣 ′
⃗⃗𝟐 ′ − 𝒗
𝒗 ⃗⃗𝟏 ′ = −(𝒗
⃗⃗𝟐 − 𝒗
⃗⃗𝟏 ) (16)
⃗⃗𝟐 − 𝒗
∆𝑣 = 𝒗 ⃗⃗𝟏 adalah kecepatan relatif benda 2 dilihat oleh benda 1 sesaat sebelum
tumbukan, sedangkan ∆𝑣 ′ = 𝒗
⃗⃗𝟐 ′ − 𝒗
⃗⃗𝟏 ′ adalah kecepatan relatif benda 2 dilihat oleh benda 1
Seperti yang telah kita nyatakan sebelumnya bahwa pada jenis tumbukan tidak lenting
sama sekali, sesaat sesudah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama dengan
kecepatan yang sama. Contoh dari tumbukan tidak lenting sama sekali adalah segumpal tanah
liat yang masih lembek kita lemparkan dalam arah mendatar menuju ke sebuah bola biliar
Sesaat sesudah tumbukan, tanah liat menempel pada bola biliar dan keduanya kemudian
bergerak bersama dengan kecepatan sama. Karena pada tumbukan tak lenting sama sekali
kedua benda bersatu sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah
⃗⃗𝟐 ′ = 𝒗
𝒗 ⃗⃗𝟏 ′ = 𝒗
⃗⃗⃗⃗ (17)
Jika kita menggabungkan Persamaan (*) dan Persamaan 17 diperoleh rumus tumbukan tak
⃗⃗𝟏 + 𝑚2 𝒗
𝑚1 𝒗 ⃗⃗′
⃗⃗𝟐 = (𝑚1 + 𝑚2 )𝒗 (18)
Sebagian besar tumbukan yang berada diantara tumbukan lenting sempurna dan
tumbukan tidak lenting sama sekali, disebut tumbukan lenting sebagian. Contoh tumbukan
sebagian yaitu bola tennis atau bola kasti yang dilepas dari ketinggian ℎ1 di atas lantai akan
setelah tumbukan v'1 . Berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas, besar kecepatan bola
memenuhi persamaan 𝑣 = √2𝑔ℎ. Untuk kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan
sama dengan nol (v₂ = v'₂ = 0). Jika arah benda ke bawah diberi harga negatif, maka akan
∆𝑣 ′
𝑒=− =1
∆𝑣
∆𝑣 ′ −(𝒗
⃗⃗𝟐 ′ − ⃗𝒗⃗𝟏 ′)
𝑒=− = ⃗⃗𝟐 ′ = 𝒗
= 0, 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑏 𝒗 ⃗⃗𝟏 ′
∆𝑣 ⃗⃗𝟐 − 𝒗
𝒗 ⃗⃗𝟏
1 1
dan untuk tumbukan lenting sebagian 0 < 𝑒 < 1, misalnya 𝑒 = 2 , 𝑒 = 3, dll.
Materi impuls dan momentum di atas dapat seperti terangkum pada Tabel 2.
Tabel 2. Impuls dan Momentum
peserta didik setelah mempelajari materi ini pada kompetensi sikap dapat menyadari
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk
menciptakan fluida dinamik atau bergerak sehingga memudahkan manusia dan memberikan
kemampuan kepada manusia untuk menciptakan teknologi terbarukan serta sikap siaga
membuat alat sederhana atau merancang percobaan dengan menerapkan prinsip fluida
pengetahuan adalah peserta didik dapat mengetahui dan menerapkan pengetahuan faktual,
sebagai berikut;
Tsunami menyebabkan sebagian air laut bergerak. Pergerakan tsunami bukan sekadar
gerakan air, tetapi dipengaruhi pula oleh pergerakan gempa di dasar bumi, yang bergerak
sangat cepet dengan jarak antar gelombang yang cukup jauh. Air laut hanya mengikuti pola
gelombang gempa yang terjadi yaitu gerakan naik dan turun, maju dan mundur, yaitu
gerakan mendorong dan kembali ke posisi semula. Saat di lautan lepas, sangat sulit
membedakan antara gelombang tsunami atau gelombang biasa, karena gelombangnya sangat
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir. Suatu fluida dikatakan mengalir apabila
fluida tersebut bergerak terus menerus terhadap sekitarnya. Partikel-partikel dalam fluida
pada saat mengalir memiliki lintasan tertentu. Lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel
dalam fluida yang mengalir dinamakan garis alir. Garis alir pada fluida mengalir ada dua
jenis , aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran fluida yang mengikuti suatu garis lurus atau
melengkung yang jelas ujung dan pangkalnya serta tidak ada garis arus yang bersilangan
disebut aliran laminar. Sedangkan aliran fluida yang ditandai dengan adanya aliran berputar
dan arah gerak partikelnya berbeda, bahkan berlawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida
1) Persamaan Kontinuitas
Pada saat akan menyemprotkan air dengan menggunakan selang, kita melihat fenomena
fisika yang aneh tapi nyata. Ketika lubang selang dipencet, maka air yang keluar akan
menempuh lintasan yang cukup jauh. Sebaliknya ketika selang dikembalikan seperti semula
maka jarak pancaran air akan berkurang. Fenomena fisika tersebut dapat dijelaskan dengan
kecepatan fluida di suatu tempat dengan tempat lain. Perhatikan Gambar 18.
Gambar 18. Debit Fluida yang Masuk sama dengan yang Keluar
Sumber: (Setya, 2009: 216)
Misalkan terdapat suatu tabung alir seperti tampak pada Gambar 18. Air masuk dari
ujung kiri dengan kecepatan 𝑣1 dan keluar di ujung kanan dengan kecepatan 𝑣2 . Jika
kecepatan fluida konstan, maka dalam interval waktu ∆𝑡 fluida telah menempuh jarak ∆𝑠1 =
𝑣1 ∆𝑡 . Jika luas penampang tabung kiri 𝐴1 , maka massa pada daerah yang diarsir ∆𝑚1 =
𝜌1 𝐴1 ∆𝑠1 = 𝜌1 𝐴1 𝑣1 ∆𝑡, Demikian juga untuk fluida yang terletak di ujung kanan tabung,
massanya pada daerah yang diarsir adalah ∆𝑚2 = 𝜌2 𝐴2 ∆𝑠2 = 𝜌2 𝐴2 𝑣2 ∆𝑡, Karena alirannya
lunak (steady) dan massa konstan, maka massa yang masuk penampang 𝐴1 harus sama
dengan massa yang masuk penampang 𝐴2 . Oleh karena itu, persamannya menjadi ∆𝑚1 =
∆𝑚2 Persamaan ini dikenal dengan nama persamaan kontinuitas. Karena fluida
inkonpresibel (massa jenisnya tidak berubah), maka persamaan menjadi seperti berikut.
𝐴1 𝑉1 = 𝐴2 𝑉2 (20)
Menurut persamaan kontinuitas, perkalian luas penampang dan kecepatan fluida pada setiap
titik sepanjang suatu tabung alir adalah konstan. Persamaan di atas menunjukkan bahwa
kecepatan fluida berkurang ketika melewati pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa
sempit. Perkalian antara luas penampang dan volume fluida (A𝑣) dinamakan laju aliran atau
fluks volume (dimensinya volume/waktu). Banyak orang menyebut ini dengan debit (Q =
jumlah fluida yang mengalir lewat suatu penampang tiap detik). Jika V merupakan volume
fluida yang mengalir dalam waktu t, maka secara matematis dapat dinyatakan sebagai
berikut.
𝑄 = 𝐴 𝑣 = 𝑉/𝑡 (21)
dimana: A adalah luas penampang (m2), 𝑣 adalah kecepatan aliran fluida (m/s), V adalah
volume fluida yang mengalir (m3), t adalah waktu (s) dan Q adalah debit aliran fluida (m3/s).
2) Persamaan Bernoulli
Dari konsep fluida statis diperoleh bahwa tekanan fluida sama pada setiap titik yang
memiliki ketinggian yang sama. Kemudian dari konsep fluida dinamis diperoleh bahwa
banyaknya fluida yang mengalir melalui pipa kecil maupun besar adalah sama. Selanjutnya
dari kedua konsep diatas, diperoleh bahwa aliran fluida pada pipa kecil kecepatannya lebih
besar dibanding aliran fluida pada pipa besar. Tekanan fluida paling besar terletak pada
bagian yang kecepatan alirannya paling kecil, dan tekanan paling kecil terletak pada bagian
yang kelajuannya paling besar. Pernyataan ini dikenal dengan Asas Bernoulli. Asas Bernoulli
ini dapat dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk persamaan yang disebut Persamaan
Bernoulli.
Tinjau ilustrasi pada Gambar 19, maka berdasarkan konsep: usaha–energi mekanik
yang melibatkan besaran tekanan p (usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili
sebagai berikut:
1 1
𝑝1 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌1 𝑔ℎ1 = 𝑝2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌2 𝑔ℎ2 (22)
atau,
1
𝑝 + 2 𝜌𝑣 2 + 𝜌𝑔ℎ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (23)
dimana : 𝑝1 dan 𝑝2 adalah tekanan di titik 1 dan 2, 𝑣1 dan 𝑣2 adalah kecepatan di titik 1 dan
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah total antara besaran‐besaran dalam persamaan
Materi fluida dinamis di atas dapat dikelompokkan seperti terangkum pada Tabel 3.
d. Materi Gelombang
Berdasarkan KD 3.8 menganalisis gejala dan cici-ciri gelombang secara umum dan KD
3.9 menganalisis besaran-besaran fisis gelombang berjalan dan gelombang tegak pada
berbagai kasus nyata diharapkan peserta didik setelah mempelajari materi ini pada
dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta
1) Gejala Gelombang
a) Defenisi gelombang
gelombang cahaya, gelombang radio, dan gelombang air merupakan beberapa contoh bentuk
gelombang. Ketika melihat fenomena gelombang laut, ternyata air gelombang tidak bergerak
maju, melainkan melingkar. Air hanya bergerak naik-turun begitu gelombang melintas. Tepi
pantai menahan dasar gelombang, sehingga puncak gelombang bergerak lebih cepat untuk
Saripudin (2009: 2) menyatakan bahwa gelombang bergerak melintasi jarak yang jauh,
tetapi medium (cair, padat, atau gas) hanya bisa bergerak terbatas. Dengan demikian,
walaupun gelombang bukan merupakan materi, pola gelombang dapat merambat pada materi.
gelombang terdiri dari osilasi yang bergerak tanpa membawa materi bersamanya. Gelombang
membawa energi dari satu tempat ke tempat lain. Pada kasus gelombang laut, energi
diberikan ke gelombang air, misalnya oleh angin di laut lepas. Kemudian energi dibawa oleh
gelombang ke pantai.
b) Jenis-jenis gelombang
dimilikinya. Pertama, berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dapat
transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarnya.
Contohnya gelombang air, tali dan cahaya. Sedangkan gelombang longitudinal adalah
gelombang yang arah rambat dan arah getarnya sejajar. Contohnya gelombang pegas dan
bunyi. Perbedaan kedua gelombang dapat kita lihat pada Gambar 20.
Selain itu, gelombang juga dapat dibedakan berdasarkan mediumnya, yaitu gelombang
mekanik yaitu gelombang yang membutuhkan medium dalam merambat seperti, gelombang
tali dan bunyi lalu gelombang elektromagnetik yang tidak membutuhkan medium di dalam
berjalan dan gelombang berdiri (stasioner). Gelombang berjalan adalah gelombang yang
bergerak dengan amplitudo tetap. Gelombang berdiri (stasioner) adalah gelombang yang
Gelombang tsunami adalah gelombang air yang memiliki ciri khusus. Gelombang
1) Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak antara dua titik gelombang (antara puncak gelombang
dan lembah gelombang). Gelombang laut normal mempunyai panjang gelombang sekitar 100
m. Tsunami mempunyai panjang gelombang terpanjang yaitu sampai 500 km. Gambaran
2) Amplitudo Gelombang
3) Periode Gelombang
Periode adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gelombang penuh
melalui titik keseimbangan. Periode gelombang tsunami berkisar antara 10-60 menit.
4) Kecepatan Gelombang
Kecepatan gelombang laut secara normal sekitar 90 km/jam. Gelombang ombak yang
terjadi dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami
adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami
dapat merambat dengan kecepatan 500 sampai dengan 1000 km per jam, kecepatan yang
setara dengan kecepatan pesawat terbang, sedangkan ketinggian gelombang di laut dalam
hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang
berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun
hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai
puluhan meter.
oleh kedalaman laut (h) dan percepatan gravitasi (g). Cepat rambat gelombang tsunami (v)
𝑣 = √𝑔ℎ (24)
Semua gelombang akan merambat dari sumber ke tujuannya. Gelombang inilah yang
dinamakan gelombang berjalan. Gelombang berjalan memiliki sifat pada setiap titik yang
dilalui akan memiliki amplitudo yang sama. Gelombang berjalan dari sumber O ke titik P
2𝜋𝑡
𝑦𝑝 = 𝐴 cos 𝜔𝑡 = 𝐴 cos (25)
𝑇
titik berjarak x dan cepat rambat getarannya v selama t detik dinyatakan oleh Persamaan 24.
𝑡 𝑥
𝑦 = 𝐴 sin 2𝜋 (𝑇 + 𝜆) (26)
Pada gelombang berdiri (stasioner) terdapat titik-titik yang bergetar dengan amplitudo
maksimum. Titik ini dinamakan perut gelombang. Sedangkan titik-titik yang bergetar dengan
amplitudo minimum disebut simpul gelombang. Gelombang stasioner dapat dihasilkan oleh
seutas tali, baik dengan ujung terikat (Gambar 23) maupun ujung bebas (Gambar 24).
Persamaan gelombang stasioner dengan ujung terikat dinyatakan oleh Persamaan 25.
Persamaan gelombang stasioner dengan ujung bebas dinyatakan oleh Persamaan 28.
Suatu gelombang memiliki beberapa sifat yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan
Tabel 4. Gelombang