Perubahan fisik merupakan perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan
berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin
primer dan sekunder. Baik pada remaja laki-laki ataupun perempuan, perubahan fisik mengikuti urutan-
urutan tertentu.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh :
1. Perubahan ukuran tubuh selama masa remaja merupakan pertumbuhan tinggi badan yang bertambah
25% dan berat badan bertambah dua kali lipat.
2. Proporsi tubuh kurang proporsional, karena ketidakseimbangan antara pertumbuhan tungkai dan
lengan yang mendahului pertumbuhan badan.
3. Ciri kelamin utama (perubahan ciri-ciri sex primer), yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama. Pada
wanita mengalami menstruasi pertama dan pada laki-laki mengalami mimpi basah.
4. Perubahan cirri-ciri sekunder (ciri kelamin kedua), seperti pinggul melebar dan membesarnya payudara
pada wanita dan tumbuhnya kumis, jenggot, bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-
laki.
Tahap dan irama pertumbuhan baik antara laki-laki dan wanita tidak sama, yaitu pada wanita dua tahun
lebih cepat dewasa daripada laki-laki.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja, hal ini tampak pada perilaku
remaja yang canggung dalam proses penyesuaian diri. Remaja isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosi
seperti gelisah, mudah tersinggung serta melawan kewenangan, dan sebagainya.
Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal,
sehingga mempengaruhi keadaan psikologis remaja. Meskipun akibatnya biasa sementara, namun cukup
menimbulkan perubahan dalam perilaku, sikap, dan kepribadian.
Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Huirlock (1992)
mengemukakan perubahan yang terjadi pada remaja adalah sebagai berikut :
Ingin menyendiri
Bosan
Inkoordinasi
Antagonis sosial
Hilangnya kepercayaan diri
Terlalu sederhana.
Guru hendaknya menyadari bahwa pertumbuhan tulang, otot, dan organ dalam tubuh berpengaruh pada
tingkah laku remaja. Oleh karena itu, bantuan guru / orang tua sangat dibutuhkan agar pertumbuhan fisik
remaja sesuai dengan kematangan psikisnya. Untuk membantu pertumbuhan remaja secara keseluruhan
berbagai usaha perlu dilakukan oleh sekolah, diantaranya :
1. Program pemberian gizi, vitamin, dan kalsium yang cukup,
2. Program olahraga yang berorientasi pada pertumbuhan remaja,
3. Hindari gangguan yang keliru.
Usaha-usaha itu hendaknya dalam bentuk program yang terencana, teratur, berkelanjutan dan
berorientasi kepada pertumbuhan masing-masing individu.
Baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-
perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan dengan perubahan tersebut. Penjelasan
atau informasi yang diberikan pada remaja dapat meliputi berbagai hal, yaitu berkaitan dengan
kesehatan, penataan diri, konsep daya tarik baik fisik maupun psikis.
Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapat perhatian dari para pendidik
dalam proses pendidikan. Pengembangan program kegiatan kelompok yang bernilai positif sangat
mendukung pertumbuhan fisik remaja seperti kegiatan belajar kelompok, pembentukan kelompok
olahraga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup sehat dan bersih perlu dikembangkan secara
terprogram.
Sumber :
2. Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang :
UNP