Anda di halaman 1dari 4

Cakupan Memoar Tokoh Internasional: Martin Luther King Jr.

Seorang pendeta yang beragama kristiani dan juga seorang


aktivis Amerika Serikat merupakan serangkaian riwayat hidup yang
membekas di benak setiap orang yang mengenal dan mengetahui
sosok Martin Luther King Jr. Pria kelahiran 15 Januari 1929,
tepatnya di Altanta, Georgia, Amerika Serikat, merupakan anak
kedua dari pasangan pendeta Martin Luther King Sr dan Alberta
Williams King yang merupakan keturunan Afrika-Amerika.1
Perjalanan hidupnya dikenal sebagai juru bicara sekaligus pemimpin
gerakan hak sipil sejak tahun 1954 sampai 1968, dimana
pergerakannya didalam menuntut hak sipil tidak dengan kekerasan dan ketidakpatuhan sipil,
melaikan sesuai dengan ajaran kristen dan juga berdasarkan sejarah aktivisme damai yang
dikemukakan oleh Mahatma Gandhi.

Sebelum melangkah lebih jauh mengenai riwayat hidup yang menjadikan Martin
Luther King Jr. sosok yang dikenang oleh masyarakat internasional, lebih baik apabila kita
mengetahui secara terperinci bagaimana latar belakang edukasi dan kehidupan masa kecil
seorang Martin. Ia lulus dari Morehouse College dengan gelar Bachelor of Arts (tepatnya dalam
bidang sosiologi), lalu ia melanjutkan studinya ke Seminari Teologi Crozer (Chester,
Pennsylvania), dan mendapatkan gelar Bachelor of Divinity. Tidak hanya dengan gelar sarjana,
pada tahun 1955 ia mengejar mimpinya dan meraih gelar Ph.D. teologi sistematika dari
Universitas Boston. Setelah lulus menempuh studinya, ia menunjukkan kepada dunia
mengenai keberadaannya sebagai seseorang yang dengan lantang memperjuangkan hak asasi
manusia bagi kaum "afro-Amerika."2 Keinginannya untuk melawan adanya diskriminasi rasial
yang diberlakukan oleh kalangan kulit putih di Amerika Serikat.

1
Perdana, Agni Vidya. "Biografi Tokoh Dunia: Martin Luther King Jr, Tokoh Persamaan Hak
Sipil Halaman All." KOMPAS.com. April 04, 2018. Accessed March 18, 2019.
https://internasional.kompas.com/read/2018/04/04/18270661/biografi-tokoh-dunia-martin-
luther-king-jr-tokoh-persamaan-hak-sipil?page=all.
2
"Profil - Martin Luther King, Jr." Merdeka.com. Accessed March 19, 2019.
https://m.merdeka.com/martin-luther-king-jr/profil/.

1
Salah satu tonggak perjuangannya dalam mencapai cita-citanya untuk menghidupkan
kembali hak asasi manusia yang dimiliki oleh kalangan kulit gelap, mencapai titik dimana ia
memimpin sebuah demonstrasi pemboikotan bus yang berlokasi di Birmingham pada Tahun
1955. Pada saat itu ia sudah menjadi pendeta dalam Gereja Baptis Montgommery, dimana
melalui kegigihannya ia tetap tidak menggunakan kekerasan, melainkan kolonialisme yang
terjadi berjalan secara baik dan tidak ada pertumpahan darah yang disebabkan. Penyebab dari
adanya pemboikotan ini disebabkan karena ada persistiwa yang terjadi diantara dua gadis kulit
gelap, yaitu Claudette Colvin dan Rosa Park. Mereka menolak untuk menyerahkan kursi bisnya
kepada seorang kulit putih, dimana keadaan hukum saat itu menyatakan bahwa kursi bis harus
diberikan dan diutamakan kepada orang yang berkulit putih. Terlihat secara jelas bahwa hukum
yang diberlakukan juga sudah menyimpang dan diberatkan kepada kaum kalangan yang
memiliki kulit putih. Martin yang pada saat itu merupakan orang yang tergerak hatinya, merasa
bahwa diskriminasi rasial ini tidaklah sewajarnya diterapkan dan mengundang adanya boikot
selama 385 hari. Nasib Martin dalam memperjuangkan kebaikan bagi kalangan kulit gelap
tidak pernah sempurna dan tanpa hambatan. Pada saat melakukan kampanye, ia ditangkap serta
rumahnya juga dibom oleh sekelompok orang yang membenci perilakunya. Pemerintah yang
menjadi saksi mata dari kasus ini pun mengambil keputusan dengan mencoba mengakhiri
segregasi rasial pada semua bus umum Montgomery. Tujuan dari pemerintah melakukan hal
ini adalah membawa dan membuka kesempatan bagi kaum kalangan kulit gelap bisa
mendapatkan hak yang sama dalam ruang lingkup kehidupan publik yang dinamis.

Setelah menghadapi kesehariannya yang penuh tantangan, pada tahun 1957, ia


diberikan sebuah kepercayaan yang besar sehingga terpilih sebagai presiden dalam sebuah
konferensi kepemimpinan Kristen Selatan, dimana organisasi ini sudah ditetapkan tujuannya
dibentuk untuk memperjuangkan hak-hak yang dimiliki oleh kaum "afro-Amerika."3 Ia
menjabat dalam beberapa periode yang didalamnya sebanyak 11 tahun lamanya sejak 1957
sampai 1968 membuat Martin berhasil melintasi lebih dari enam juta mil hanya untuk berbicara
mengenai 2500 topik yang membahas tentang ketidakadilan, diskriminasi, dan rasisme yang
terjadi dalam lingkungan tempat tinggalnya. Perjalanan yang ia laksanakan tidak mendapatkan
tanggapan yang selalu positif, melainkan ia sudah lebih dari 20 kali ditahan dalam sel penjara,

3
Sindo, Koran. "10 Pemimpin Dunia Berpengaruh Sepanjang Masa." SINDOnews.com. April
11, 2017. Accessed March 19, 2019. https://international.sindonews.com/read/1196116/45/10-
pemimpin-dunia-berpengaruh-sepanjang-masa-1491888922/.

2
hanya untuk mengabarkan berita bahwa hak dari setiap pribadi harus dijunjung tinggi sesuai
martabat setiap manusia. Rutinitasnya masuk dan keluar penjara tidak membuat Martin hanya
terdiam dan tidak melakukan apapun, dalam kesempatannya di penjara Birmingham, ia
menyempatkan diri untuk menulis surat yang berjudul, "Letter from a Birmingham Jail." Isi
dari surat ini merupakan gambaran dari sebuah manifesto tentang revolusi kaum negro atau
kaum kalangan kulit gelap. Maksud dan tujuan dari Martin menuliskan surat ini adalah untuk
memperjuangan hak pilih bagi kaum kulit gelap dalam pemilu yang berlangsung dalam
negaranya.

Cara Martin dalam memberikan dorongan dan juga kesadaran publik bisa dikatakan
cukup magis berdasarkan kekuatan dari pidatonya yang sanggup membuat penontonnya
terpukau dan mau mengikuti arahan pembicaraannya. Salah satu bentuk pidato yang terkenal
yang juga dibawakan olehnya adalah "I Have a Dream." Pidato ini dibawakan di mulai dari
Long March ke Washington, D.C. pada tahun 1963. Pidato ini mengantarkan Martin pada
sebuah puncak penghargaan, dimana ia menerima sebuah gelar perdamaian yang
menyatakannya sebagai orang termuda yang menerima nobel tersebut. Kegigihan Martin dan
juga nobel yang dimenangkannya ini tidak membuat ia puas akan keberhasilan yang didapat,
namun dengan adanya hal ini mendorong Martin untuk lebih giat lagi memberitakan dan juga
menyampaikan kampanye ke daerah dan wilayah dimana masih memerlukan pemahaman
mengenai persamaan hak kepada setiap kaumnya.

Pada tahun 1968, Martin kembali merencanakan adanya pendudukan rakyat yang
bertepatan di Washington, D.C., dengan judul yang cukup terkenal, yaitu "Poor People's
Campaign." Sebelum kampanye ini berhasil di realisasikan, Martin ditemukan tertembak oleh
James Earl Ray di Memphis, Tennessee. Tanggal 4 April 1968, hari terakhir dimana sosok
tokoh internasional dan pahlawan ini menghembuskan nafas terakhirnya di bumi. Kepergian
Martin tentu saja meninggalkan berbagai kontroversi dan juga menimbulkan perpecahan di
berbagai kota di Amerika Serikat. Sosok yang kharismatik ini diberikan menerima sebuah
medali secara anumerta yang bertuliskan, "Presidential Medal of Freedom and Congressional
Gold Metal." Martin Luther King Jr. menjadi salah satu sosok yang didambakan banyak
kalangan, oleh sebab itu pemerintah Amerika Serikat menetapkan sebuah hari libur untuk
mengenang perjuangan dan juga kegigihannya sebagai tonggak perjuangan hak kaum kulit
gelap untuk mendapatkan haknya. Setiap hari senin minggu ketiga di bulan Januari ditetapkan

3
sebagai hari peringatan akan Martin Luther King Jr. sosok pahlawan yang tidak pantang
menyerah hingga titik darah penghabisannya.

Anda mungkin juga menyukai