Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurmilda Reskiana

NIM : K011171020

1. Penerapan ilmu ergonomi kerja pada tenaga kerja baik sektor formal maupun
informal, berikan contoh berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman!

 Secara umum ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kesesuaian
pekerjaan, alat kerja dan atau tempat/lingkungan kerja dengan pekerjanya. Semboyan yang
digunakan adalah “Sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya dan sesuaikan pekerja dengan
pekerjaannya” (Fitting the Task to the Person and Fitting The Person To The Task).

Sektor formal pastinya jauh lebih memahami prinsip ergonomi daripada sektor informal.
Berdasarkan pengamatan terhadap PT. Pelindo, sebagian besar telah memperhatikan prinsip
ergonomi kerja, seperti para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya, dan lain-lain. Namun, beberapa
juga masih belum sesuai. Sebagai contoh, Kegiatan bongkar muat PT Pelindo sebagian besar
masih dikerjakan secara manual handling. Pekerja mengangkat dan memindahkan barang
yang akan disimpan di gudang atau yang akan dimuat ke kapal. Posisi kerja membungkuk,
memuntir badan, menunduk, mengangkat barang yang tidak ergonomis dan dilakukan secara
berulang dalam jangka waktu yang lama, sehingga pekerja dapat berisiko mengalami keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs). MSDs adalah rasa tidak nyaman yang disebabkan
gangguan pada otot, ligamen, tendon, dan kartilago akibat pekerjaan yang tidak ergonomis.
Selain itu, nilai resiko potensi bahaya bagian fluid utility menunjukkan tingkat
kecenderungan bahaya kerja kecil. Nilai kategori potensi bahaya kerja perlu dikendalikan
dengan prosedur rutin. Faktor penyebab potensial terjadinya potensi bahaya adalah suara
mesin bising, Standard Operational procedure (SOP) belum terpasang secara ergonomis, dan
terdapat benda asing yang menghalangi jalan.

Sedangkan dalam sektor informal seperti yang disebutkan sebelumnya, masih belum
memperhatikan hal-hal ergonomi kerja karena sifatnya yang sederhana dan masih tergolong
tradisional, sehingga terdapat masih banyak hal yang perlu diperhatikan. Sebagai contoh,
Pekerja Sektor Informal (Pengrajin mebel, emping, dll) memiliki banyak kekurangan.
Kekurangan ini dapat dilihat pada kondisi tempat kerja yang sangat tidak sehat dan berisiko
mengalami kecelakaan kerja. Dapat dilihat dari posisi pekerja yang membungkuk, tanpa
menggunakan sarung tangan saat mengelupas, dan tungku tungku, posisi alat yang tidak
ergonomis bagi pekerja saat menggunakannya. Pembebanan otot statis jika dipertahankan
dalam jangka waktu lama akan menghasilkan RSI (Perulangan Ketegangan), yaitu otot,
tulang, tendon, dan nyeri lain yang disebabkan oleh jenis pekerjaan yang berulang. Oleh
karena itu perlu memberikan solusi untuk melakukan beberapa ceramah atau pelatihan dalam
sektor swasta akan pentingnya hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai