Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN OBSERVASI

AKTUALISASI NILAI- NILAI KEISLAMAN DI KAMPUNG KAUMAN

Disusun Oleh:

Andin Rizki Aulia 1801911


Nabila Nurfajrin 1801918
Candita Reksa Ryadi 1803979
Nasrul Abdul Kholik 1805267
Putri Khoirunisa Nuryanti 1804073

PRORGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
TUJUAN .................................................................................................................................. 3
METODE PELAKSANAAN ................................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
KESIMPULAN ....................................................................................................................... 7
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 8

i
AKTUALISASI NILAI- NILAI KEISLAMAN DI KAMPUNG KAUMAN
Andin Rizki Aulia, Nabila Nurfajrin, Candita Reksa Riyadi, Nasrul Abdul Kholik,
Putri Khoirunisa Nuryanti1
Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung

ABSTRAK
Manusia sebagai bagian dari makhluk hidup untuk mencapai kesejahteraan hidupnya
berusaha memanfaatkan sumberdaya lingkungan yang ada. Mereka melaksanakan adat
istiadat sesuai dengan aturan agama Islam yang dipengaruhi Muhammadiyyah. Mereka
masih melaksanakan upacara – upacara keagaamaan dan tradisi khas Yogyakarta.
Salah satunya, tidak menyalakan mesin motor di lingkungan Masjid Gedhe Kauman,
karena bertujuan menjaga kekhusyukan masyarakat yang sedang beribadah. Tradisi
atau nilai – nilai keagaaman di kampung Kauman masih sangat kental, meskipun sudah
masuknya pengaruh dari modernisasi. Masyarakat kampung Kauman, masih
memegang teguh aturan – aturan yang berasarkan kepada keagaaman dan nilai – nilai
leluhur. Penilitian ini bersifat descriptive qualitative. Instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data berupa wawancara, pengamatan langsung atau observasi. Proses
pengumpulan data dilakukan di sekitar Kampung Kauman, khususnya di Masjid Gedhe
Kauman. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kampung
Kauman, masih hidup dengan dasar-dasar aturan, nilai keagaman, dan nilai leluhur,
walaupun sudah masuk modernisasi, masyarakat Kampung Kauman bisa melakukan
filterisasi terhadap pengaruh global agar tidak mengikis kebudayaan asli mereka.
Kata Kunci: Masyarakat, Tradisi, Nilai Keagamaan
ABSTRACT
Humans as part of living things to achieve the welfare of their lives trying to take
advantage of existing environmental resources. They carried out customs in accordance
with the rules of the Islamic religion influenced by Muhammadiyyah. They still carry
out religious ceremonies and traditions typical of Yogyakarta. One of them, does not
start the engine of the motor in the Kauman Gedhe Mosque, because it aims to maintain
the solemnity of people who are worshiping. The tradition or religious values in the
village of Kauman are still very thick, despite the influx of influences from
modernization. Kauman village community, still upholds the rules that are based on
religious values and ancestral values. This research is descriptive qualitative. The
instrument used for data collection in the form of interviews, direct observation or
observation. The data collection process was carried out around Kauman Village,

1
Andinrizkiaulia@gmail.com , nabilanurfajriin@gmail.com , , canditareksaryadii@gmail.com ,
nasrul@upi.edu , putrikhoirunis@gmail.com

1
specifically at Kauman Gedhe Mosque. From the results of this study, it can be
concluded that the people of Kampung Kauman, still live on the basis of rules, diversity
values, and ancestral values, even though they have entered modernization, Kampung
Kauman can filter global influences so as not to erode their native culture.
Keywords: Society, Tradition, Religious Values

PENDAHULUAN
Kampung Kauman merupakan salah satu kampug wisata yang berada di Daerah
Istimewa Yogyakarta, terletak di kelurahan Ngupasan dan kecamatan Gondoman.
Kampung Kauman pada zaman kerajaan menjadi tempat bagi 9 Ketib atau penghulu,
yang ditugaska oleh Keraton untuk membawahi urusan agama, maka dari itu lokasi
dari Kampung Kauma dekat dengan Keraton. Kampung Kauman sudah berdiri sejak
ratusan tahun yang lalu, dan kampung KAuma memiliki peran yang penting bagi
keislaman di Yogyakarta. Kampung Kauman memiliki tempat yang menjadi ciri
khasnya yaitu Masjid Gedhe Kauman. Di masjid inilah menjadi tempat pertama kali
lahirnya Islam Muhammadyah, dengan pencetusnya K.H Ahmad Dahlan. Yang secara
terus menerus Muhammadiyah menjadi kultur di kampung Kauman sehingga ajaran
Muhammadiyah sangat lekat dan memperngaruhi kegiatan kampung
tesebut,khususnya pada kegiatan keagamaan.

Selain masjid Gedhe Kauman, banyak bangunan yang menjadi tempat pusat
keagamaan salah satunya adalah Aisyiyah yang menjadi pusat kegiatan keagamaan
bagi perempuan di kampung kauman. Secara filosofi kampung Kauman merupakan
singkatan dari “Kaum” dan “Iman”, yang makna nya adalah kampung Kauman
ditempati oleh sekelompok orang yang memahami ilmu agama dan menjalankan fungsi
religi untuk mendukung penyebaran agama islam.

Sultan hamengku Buwono I waktu itu sedang mengumpulkan para ulama yang
tinggal di sekitar Masjid. Selain para ulama, juga hadir para ahli agama atau ketib/
penghulu yang menetap di masjid tersebut. Selanjutnya masing – masing mendirikan
langgar yang berfungsi sebagai pesantren di tempat tersebut. Selanjutnya orang – orang
yang tinggal di sekitar masjid tersebuut adalah orang yang menegakkan ajaran Islam

2
yang dikenal sebagai Qaaimuddin dalam lidah jawa menjadi pakauman dan selanjutnya
lebih dikenal dengan nama Kauman.

Kampung Kauman sejak tahun 1900 – 1930 mempunyai kesetaraan ekonomi


dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai andi dalem Keraton dan penghaasil karya –
karya batik merupakan sumber mata pencaharian masyarakat pada waktu itu.
Perkembangan pengetahuan agama masyarakat kampong Kauman semakin maju
karena didapat dari pondok pesantern di tempat tersebut.

Di Kampung Kauman ada peraturan bagi pemakai jalan bahwa dilarang


mengendarai kendaraan dan perjalanan harus dilakukan dengan jalan kaki dan
kendaraan roda 2 pun harus dituntun. Selain untuk menjaga dan menghormati sesame
pemakai jalan juga bertujuan untuk menjaga ketenangan dalam proses belajar mengajar
para murid santri di pesantren Kauman.

Bangunan di Kauman sangat beragam corak dan bentuknya, beberapa rumah


kampong disini memiliki intu, jendela dan ruangan yang relative besar. Ventilasi rumah
berhias kaca warna merupakan hiasan rumah bergaya arsitektur Eropa. Terdapat
Gapura yang berbentuk lengkung pada jalan masuk kampong Kauman. Suasana
kampong tempo dulu masih sedikit terasa di pemukiman Kauman. Sembilan langgar
yang didirikan oleh para ketib juga tidak semuanya berjalan. Ketib Amin milik KH
Ahmad Dahlan sudah lama tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi pengajian rutin di
Majis Agung Kauman masih tetap berjalan dan suasana pesantren juga masih terlihat.

TUJUAN
Tujuan dari pembuatan artikel ini untuk mengetahui seperti apakah karakter
lingkungan Kampung Kauman Yogyakarta, yang diwarnai oleh nilai-nilai keislaman
penduduknya, sekaligus untuk menggali aspek positif dari Kampung tersebut. Dan
juga, Kampung Kauman yang erat dengan sejarah Organisasi Islam terbesar menjadi
tempat napak tilas atau mencari tahu seperti apa sejarah dari Muhammadiyah ini
sendiri, dan menambah wawsan serta informasi bagi penulis dan pembaca artikel ini,

3
untuk mengetahui aktualisasi nilai – nilai keislaman yang masih diterapkan dengan erat
oleh masyarakat di Kampung Kauman ini.

METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini dilakukan di sekitar Kampung Kauman, tepatnya di sekitar
Masjid Gedhe Kauman yang berada di Jogjakarta. Penelitian ini bersifat kualitatif yang
berarti data atau hasil yang didapat selanjutnya dipaparkan dalam bentuk narasi kata –
kata bukan dengan bentuk angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder sehingga instrument yang tepat untuk memperoleh data
dalam penelitian ini adalah dengan instrument sebagai berikut :

1. Wawancara atau interview


Wawancara merupakan metode dengan cara berkomunikasi secara
langsung dengan beberapa informan seperti warga Kampung Kauman.
Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan guna menjawab
aktualisasi nilai – nilai keislaman di kampong kauman.
2. Pengamatan Langsung atau Observasi
Observasi pengamatan langsung adalah metode pengumpulan data melalui
pengamatan langsung di daerah Kampung Kauman atau peninjauan secara
cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka ini yaitu metode memperoleh data-data yang mendukung
penelitian melalui kajian literatur seperti buku dan juga jurnal ilmiah yang
berisi tentang aktualisasi nilai-nilai keislaman yang ada di Kampung
Kauman.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kampung Kauman Yogyakarta merupakan sebuah lingkungan permukiman lama
di kawasan pusat Kota Yogyakarta yang mempunyai karakter yang sangat khas,
khususnya ciri historisitas dan religiusitas keislamannya. Keberadaannya tidak bisa
dilepaskan dari pembentukan embrio kota Yogyakarta sebagai bekas ibukota Kerajaan
Mataram Islam. Kota-kota lama di Jawa, khususnya kota-kota peninggalan kerajaan

4
Islam Jawa, pada umumnya memiliki kesamaan pola dalam awal pembentukan
peruangan kotanya. Pola itu dicirikan dengan adanya alun-alun utara (utama) sebagai
inti, di sebelah selatan terdapat kraton, di sebelah utara terletak pasar, di sebelah timur
(agak jauh) dibangun penjara, dan di sebelah barat didirikan Masjid Agung (Sativa,
2004). Di belakang atau di sekitar Masjid Agung terdapat suatu kawasan yang dihuni
oleh para pejabat agama atau pengurus masjid beserta keluarganya. Kawasan itulah
yang kemudian dikenal sebagai Kampung Kauman yang berarti kampung tempat
tinggal para ‘kaum’ . Kata ‘kaum’ ini berasal dari bahasa arab qoimuddin yang
bermakna penegak agama. Hampir semua kota lama di Jawa, khususnya kota bekas
pusat kerajaan Mataram Islam seperti Demak atau Surakarta juga mempunyai kampung
Kauman dengan proses pembentukan yang serupa.

Kampung kauman memiliki peran besar dalam gerakan keagamaan Islam.


kampung ini menjadi tempat berdirinya gerakan Islam Muhammadyah. Dan K.H
Ahmad Dahlan yang merupakan pendiri organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu
Islam Muhammadyah. Bangunan yang paling dikenal di Kampung Kauman ini adalah
Masjid Agung. Arsitektur pembuat Masjid ini yang sepenuhnya bercorak jawa
dirancang oleh Tumenggung Wiryakusuma. Hal unik dalam kampung ini yaitu, setiap
gang selalu ada tulisan larangan menaiki sepeda motor dan perintah untuk mematikan
mesin motor. Penduduk maupun tamu harus turun dan menuntun motornya masuk
kampung atau memarkir di area sekitar Masjid. Meskipun secara geografis Masjid
Besar Yogyakarta termasuk area Kauman, tetapi halaman Masjid tidak termasuk area
larangan tersebut. Mobil dan motor tamu bisa dikendarai dan diparkir di area ini. Jadi,
menyusuri gang-gang kampung Kauman harus dengan berjalan kaki. Warga Kampung
Kauman tidak suka kebisingan, dan mereka juga khawatir motor dapat mengganggu
atau menabrak anak-anak dikarenakan dalam sekitaran gang banyak anak kecil. Istilah
Kauman dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang berada di sekitar Masjid dengan
penduduknya yang menganut agama Islam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2011)
sedangkan dalam bahasa Arab berarti pemuka agama Islam yang berasal dari kata
qo’um muddin. Pengertian istilah Kauman dapat berbeda antar wilayah, misalnya

5
Kauman di Kota Yogyakarta berarti tempat tinggal masyarakat kebanyakan yang
berasal dari kata nggone wong kaum sama halnya dengan Kota Kudus yang berasal
dari kata pakuaman sedangkan di Semarang berarti kaum yang aman yang berasal dari
kata kaum sing aman.

Sejarah lahirnya Kampung Kauman Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dari


kronologi pembentukan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta. Sebagai sebuah kerajaan
Islam, kebutuhan akan berbagai perangkat sosial termasuk yang menangani persoalan
agama harus diwadahi dengan, antara lain dengan merencanakan suatu ruang
bermukim bagi para santri/pemuka agama di sekitar wilayah Kraton. Pengaruh ideologi
politik yang diusung oleh Pemerintah Belanda bercampur dengan paham tradisional
Jawa melalui peran Kraton, memberi keunikan budaya dan arsitektur setempat.
Penelitian mengungkapkan berbagai indikasi perubahan terhadap pola struktur ruang
kampung seiring dengan karakteristik masyarakat Kauman yang semakin terbuka
terhadap ide pembaharuan dan para pendatang dari luar daerah. Lokasi kawasan objek
studi yang berada di sekitar pusat kota Yogyakarta semakin memperbesar potensi
perubahan yang dapat terjadi (Depari, 2012).

Masyarakat Kauman merupakan orang-orang yang taat pada agamanya.


Contohnya seperti saat adzan berkumandang, semua televisi, radio dan sebagainya
harus dipelankan bahkan dimatikan. Lalu mereka segera pergi ke Masjid Agung untk
shalat berjamaah. Demikian juga saat waktu maghrib sampai isya, televisi, radio, dan
sebagainya harus dimatikan karena terdapat kegiatan rutin yaitu membaca atau mengaji
Al-Quran bersama.

Terdapat sekolah yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan yang didirikan pada
tahun 1930, sekolah tersebut dipecah menjadi dua , untuk laki-laki dan prempuan.
Sekolah untuk laki-laki dinami mualimat dan sekolah untuk perempuan dinami
mualimat. Selanjutnya istri Ahmad Dahlan mendirikan yayasan Aisyah untuk kaum
perempuan. setiap waktu sore anak-anak kecil akan pergi kesana untuk mengikuti
kegiatan rutin.

6
Didalam Kampung Kauman ini memiliki nilai sosial kultural yang masih kuat
memegang nilai dasar keislamannya. Hal itu membuat masyarakat Kauman relatif
mudah untuk membuat kesepakatan-kesepakatan untuk kepentingan kontrol sosial
kultural kampung tersebut agar suasana ibadah di lingkungan kampung tetap terjaga.

KESIMPULAN
Aktualisasi nilai – nilai keislaman di kampung Kauman masih begitu terasa, bisa
kita lihat dari peraturan – peraturan atau norma – norma di lingkungan yang diterapkan
masih berdasarkan kepada aturan – aturan agama Islam dan nilai – nilai leluhur.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh warga kampung Kauman masih sangat
sederhana dan masih mengedepankan gotong royong dan nilai – nilai keislaman yang
kental. Setiap sore anak-anak di Kampung Kauman sudah terbiasa untuk mengunjungi
Rumah Tarjih/ TPA yang merupakan tempat pembelajaran yang ada di Kampung
Kauman. Meski di jaman modern seperti sekarang, masyarakat yang berada di
Kampung Kauman masih menghargai nilai-nilai leluhur. Karena, bisa dibilang,
Kampung Kauman merupakan lahirnya Islam Muhammadyah yang dicetus oleh KH.
Ahmad Dahlan. Dengan demikian, nilai keislaman tidak akan terlepas dari Kampung
ini. Hingga saat ini, kampung Kauman dijadikan Kampung Wisata karena memang
pada dasarnya banyak sekali hal yang dapat dijadikan pelajaran dari Kampung Kauman
ini.

UCAPAN TERIMAKASIH
1. Allah SWT yang maha kuasa, berkat limpahan rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan artikel ini.
2. Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan fasilitas bagi kami
selama kegiatan ini.
3. Bapak ibu dosen yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kami.
4. Rekan-rekan mahasiswa pendidikan IPS 2018 yang telah membantu dan
membersamai dalam kegiatan ini.
5. Narasumber yang senantiasa meluangkan waktunya untuk meluangkan waktunya
untuk memberikan wawasan dan ilmunya yang bermanfaat.

7
DAFTAR PUSTAKA
Depari, Catharina Dwi Astuti. (2012). TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG
KAUMAN YOGYAKARTA SEBAGAI PRODUK SINKRETISME
BUDAYA. Jurnal: Arsitektur Komposisi. 10(1).
https://ojs.uajy.ac.id/index.php/komposisi/article/view/1044
KBBI, (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] tersedia di:
http://kbbi.web.id/pusat, [Diakses 23 Desember 2019]
Sativa, (2004) Keteladanan dari Kampung Kauman Yogyakarta Sebagai Lingkungan
Hunian yang Nyaman . Tesis, UNY

Anda mungkin juga menyukai