Anda di halaman 1dari 13

PENTINGNYA MUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

BUKU TEKS IPS


Nasrul Abdul Kholik
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan IPS
nasrul@upi.edu

ABSTRAK

Meningat pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan,


maka sudah seharusnya buku teks IPS memuat materi yang memuat banyak
tentang pendidikan pendidikan karakter yang nantinya akan membentuk
karakter peserta didik. Pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja
untuk membantu memahami manusia, peduli atas nilai-nilai etis atau susila
seseorang. Pendidikan karakter merupakan salah satu fokus tujuan pendidikan
di Indonesia.Pentingnya pendidikan karakter dikarenakan semakin
menurunnya etika moral, prilaku peserta didik dan semakin maraknya
kenakalan pelajar. Artikel ini dibuat untuk memaparkan betapa pentingnya
pendidikan karakter untuk dimuat di dalam buku teks khususnya pada mata
pelajaran IPS, karena bagaimana pun sudah seharusnya pendidikan dapat
memebentuk karakter peserta didik. Dalam hal ini buku teks harus mampu
mampu memuat materi yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, hal ini
diperlukan supaya siswa memiliki karakter yang baik guna menjadi genarasi
maju dan berkarakter. Dan tentunya karakter yang dimuat haru disesuaikan
dengan perkembangan peserta didik agar tercapainya tujuan dari dimuatnya
pendidikan karakter pad buku teks IPS.
Kata kunci: pendidikan karakter, buku teks IPS, pendidikan.

ABSTRACT
Bearing in mind the importance of character education in the world of
education, IPS textbooks should contain material that contains a lot about
character education education that will shape the character of students.
Character education is a deliberate effort to help understand humans, care for
one's ethical or moral values. Character education is one of the focuses of
educational goals in Indonesia. The importance of character education is due
to the declining moral ethics, student behavior and increasingly widespread
student delinquency. This article was made to explain how important
character education is to be contained in textbooks, especially in social studies
subjects, because after all education should be able to shape the character of
students. In this case the textbook must be able to load material that is
integrated with character education, this is needed so that students have good
character in order to become advanced and characterized characters. And of
course the characters that are loaded must be adjusted to the development of
students in order to achieve the objectives of the loading of character
education in social studies textbooks.
Key Word: character education, IPS textbooks, Education
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter dipercaya sebagai upaya penting yang perlu dihadirkan
dalam penulisan buku teks, keberadaan pendidikan katakter juga menjadi hal vital
dalam dunia pendidikan karena menjadi fondasi untuk meciptkan generasi yang
lebih baik. pendidikan karater sejatinya sudah tertera dalam undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional tersebut, karakter
penting yang semestinya di bangun adalah agar anak didik menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Inilah yang hal yang
penting yang semestinya mendapat perhatian dalam pendidikan kita. Dengan
demikian, kesadaran iman dan taqwa kepada kepada tuhan itu akan menjadi
kekuatan yang bisa melawan apabila anak didik terpengaruh untuk melakukan
perbuatan yang tidak terpuji. Apalagi, hal ini semakin dikuatkan dengan
pengembangan karakter yang selanjutnya, yakni berakhlak mulia. Maka, semakin
kukuhlah kepribadian dari anak didik berkarakter sebagaimana yang sangat
diharapkan.
Anak didik sebagaimana yang diharapkan tersebut baru dibangun dari
karakter dasar, yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Belum lagi jika ditambah karakter selanjutnya yang ada dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yakni sehat,
berilmu, cakap, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab
Artinya pendidikan tidak hanya mengacu pada pemahaman kognitif
melainkan juga membangun karakter peserta didik yang sesuai dengan tujuan dari
pendidikan nasional yakni siswa memiliki karakter dasar yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa pada Tuhan dan berlanjut pada prilaku yang berkarakter
yaitu berakhlak mulia hingga menjadi warga negara yang demkratis serta
bertanggung jawab. Dalam hal ini buku teks IPS sangat perlu menghadirkan
pendidikan karakter dalam materi atau bahan ajar nya. Dalam rangka
menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan proses pendidikan juga
senantiasa di evaluasi dan diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas
pendidikan adalah munculnya gagasan mengenai pentingnya pendidikan karakter
dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Dengan demikian diharapkan integrasi pendidikan karakter pada
pembelajaran IPS perlu dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada
tahapan kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata
dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian
diharapkan integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran IPS perlu
dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tahapan kognitif, tetapi
menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta
didik sehari-hari di masyarakat. Tentunya pendidikan karakter perlu dimuat dalam
buku teks IPS untuk menyukseskan tujuan dari pendidikan nasional. Buku
merupakan variabel penting bagi keberhasilan pendidikan dan pembelajaran
karena didalamnya memuat berbagai informasi dan pengetahuan.
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) berfungsi mengembangkan pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi
siswa dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu mengembangkan ketrampilan
dasar yang berguna bagi dirinya. Integrasi pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) dengan pendidikan karakter dimaksudkan agar pengamalan nilai moral
dapat dicapai peserta didik. Terlaksananya integrasi pendidikan karakter tidak
lepas dari peran sekolah yang selalu melaksanakan pembinaan pada siswa, dan
adanya dukungan orang tua yang ikut aktif dalam mengawasi anaknya sehingga
terciptanya pengamalan nilai moral baik di sekolah maupun dirumah. IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial)sebagai bidang studi dalam pembelajaran yang bertujuan agar
peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara dapat di implementasikan dengan memasukkan nilai-nilai yang
terkandung dalam pendidikan karakter.
Namun, sampai saat ini belum banyak upaya penyusunan buku ajar yang
mengandung nilai-nilai pendidikan karakter secara sistemik dan sistematis. Oleh
karena itu, penyusunan buku ajar yang dikemas dengan berbasis pendidikan
karakter perlu dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa integrasi nilai
pendidikan karakter dalam buku teks masih sangat minim. Pentingnya buku teks
pelajaran tidak dapat dibantah. Harmer (2007:182) menyatakan bahwa sebagian
besar guru di seluruh dunia menggunakan buku teks pelajaran untuk membantu
peserta didik, memberikan struktur dan arahan bagi guru dalam mengajar. Buku
teks pelajaran, kata Cunningswort (1995:7) hendaknya dipandang sebagai sebuah
sumber dalam mencapai tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran yang telah
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Buku teks pelajaran memiliki
peran ganda dalam pembelajaran bahasa dan dapat berfungsi, antara lain sebagai
(1) sumber untuk bahan presentasi lisan atau tertulis; (2) sumber aktivitas bagi
praktik dan interaksi komunikatif siswa; (3) sumber referensi untuk siswa
mengenai aspek kebahasaan (tata bahasa, kosakata, dan lain-lain); dan (4) sumber
rangsangan ide bagi aktivitas bahasa di kelas. Peran dan fungsi buku tersebut
sejalan dengan pendapat Abbs & Freebairn (Cunningswort, 1995:97) akan
kebutuhan peserta didik dalam belajar bahasa. Abbs & Freebairnm
mengemukakan bahwa kebutuhan peserta didik dalam mempelajari bahasa
meliputi: (1) berkomunikasi secara efektif; (2) mengenal sistem bahasa; (3)
menghadapi tantangan; (4) mendalami mata pelajaran; dan (5) persilangan
budaya.
Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan
(habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham
(kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai
yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan
karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik
(moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good
(moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter
menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus- menerus dipraktikkan dan
dilakukan (Kemendiknas, 2011).
Penekanan fungsi buku teks pelajaran di kelas juga dikemukakan oleh
Loveridge (Muslich, 2010:56), bahwa pelajaran di dalam kelas sangat bergantung
pada buku teks dan dalam keadaan guru tidak memenuhi syarat benar, buku teks
merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar. Sementara itu, bagi
peserta didik, buku teks bertugas sebagai dasar untuk belajar sistematis, untuk
memperteguh, mengulang, dan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Degan itu
buku teks dapat menjadi wadah untuk penyaluran atau penerapan karakter pada
peserta didik khususnya pada mata pelaara IPS yag sifatya terpadu sehingga prses
transfer nilai karater bisa disampaikan dan tersampaikan pada peserta didik secara
terpadu.

KAJAIAN TEORI

Pengertian Buku Teks


Text book mempunyai kesamaan kata buku pelajaran (Echols & Sadily,
2006: 584). Textbook diartikan sebagai “a book giving instruction in a subject
used especially in schools” (Crowther, 1995:1234) yang dapat diterjemahkan
bahwa buku teks adalah buku yang memberikan petunjuk dalam sebuah pelajaran
khususnya di sekolah. Buku teks merupakan buku standar yang disusun oleh para
pakar dalam bidang tertentu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional,
dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh
para pemakainya baik di sekolah maupun di perguruan tinggi sehingga dapat
menunjang sesuatu program pengajaran (Tarigan dan Tarigan, 1986: 13).
Berdasarkan pendapat tersebut, buku teks digunakan untuk mata pelajaran
tertentu. Dalam penggunaan buku teks tersebut didasarkan pada tujuan
pembelajaran dan kurikulum. Text book mempunyai kesamaan kata buku
pelajaran (Echols & Sadily, 2006: 584). Textbook diartikan sebagai “a book
giving instruction in a subject used especially in schools” (Crowther, 1995:1234)
yang dapat diterjemahkan bahwa buku teks adalah buku yang memberikan
petunjuk dalam sebuah pelajaran khususnya di sekolah.
Buku teks merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam
bidang tertentu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, dilengkapi dengan
sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya
baik di sekolah maupun di perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu
program pengajaran (Tarigan dan Tarigan, 1986: 13). Berdasarkan pendapat
tersebut, buku teks digunakan untuk mata pelajaran tertentu. Dalam penggunaan
buku teks tersebut didasarkan pada tujuan pembelajaran dan kurikulum. Martinis
Yamin (2007:125) menyatakan bahwa buku teks merupakan salah satu sarana
untuk belajar atau sumber belajar, di dalamnya berisi materi pembelajaran yang
harus dikuasai oleh peserta didik, materi disusun sedemikian rupa dan terstruktur.
Buku teks adalah buku hasil seseorang pengarang atau team pengarang yang
disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran tentang kurikulum yang berlaku
(Nasution, 1982:120).
Martinis Yamin (2007: 129) mengemukakan bahwa dengan adanya buku
teks guru tidak lagi mendoktrinisasi materi terhadap peserta didik atau
menceramahi peserta didik dengan tidak memiliki sumber bacaan, buku teks
sangat membantu para guru dalam mentransformasikan pengetahuan kepada
peserta didik. Buku teks mempunyai nilai tertentu, seperti membantu guru dalam
merealisasikan kurikulum, memudahkan kontinuitas pelajaran, dapat dijadikan
pegangan, memancing aspirasi, dapat menyajikan materi yang seragam dan
mudah diulang (Sudarwan Danim, 2008:120).
Fungsi buku teks menurut Nasution (1982: 119-120):
a. Membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
b. Merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran.
c. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru.
d. Dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan apabila direvisi dapat
bertahan dalam waktu yang lama.
e. Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan
standar pengajaran.
f. Memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun guru
berganti.
g. Memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila guru
mengunakannya dari tahun ke tahun.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah ilmu pengetahuan sosial atau sering dikenal dengan IPS merupakan
nama mata pelajaran di tingkat sekolah. IPS merupakan perpaduan dari ilmu
sosial seperti geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi, politik, budaya, dan
sebagainya. Ilmu-ilmu sosial tersebut dipadukan menjadi satu disiplin ilmu karena
ilmu sosial tersebut saling berhubungan dan terkait terutama dalam membantu
siswa untuk menyelesaikan masalah sosial. Hal tersebut seperti dikemukakan oleh
Trianto (2010: 171) bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-
ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya yang dirumuskan atas dasar kenyataan dan fonomena sosial dan
diwujudkan dalam suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-
ilmu sosial. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan bagian dari kurikulum
sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang cabang ilmu sosial. Dari uraian
tersebut bisa disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu yang menyeluruh dan
terpadu karena memuat berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi suatu
keterpaduan serta cakupa nya luas karena tidak hanya membahas satu disipli ilmu
saja melainkan banya dari disiplin ilmu yang ditegrasikan.
Mata pelajaran IPS yang disusun secarasistematis, komprehensif, dan
terpadu (Sapriya, 2011, p201), dengan tujuan:
1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Mata Pelajaran IPS Terpadu bertujuan untuk mempermudah peserta didik
untuk belajar. Mata pelajaran IPS sebelumnya masing-masing berdiri sendiri
sehingga menambah jam belajar peserta didik. Penyatuan mata pelajaran tersebut
diharapkan siswa lebih mudah belajar.
Roberta Woolover dan Kathryn P. Scoot (1987) merumuskan ada lima
perspektif dalam mengajarkan IPS. Kelima perspektif tersebut tidak berdiri
masing-masing, bisa saja ada yang merupakan gabungan dari perspektif yang lain.
Kelima perspektif tersebut adalah:
1. IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship
transmission).
2. IPS diajarkan sebagai Pendidikan ilmu-ilmu sosial.
3. IPS diajarkan sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry).
4. IPS diajarkan sebagai pengembangan pribadi Anak Didik.
5. IPS diajarkan sebagai proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
rasional.
Ciri khas IPS sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah sifat, terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan
tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga
pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan,
karakteristik, dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, dalam
perkembangannya muncul berbagai pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan
peserta didik seperti students centered, integrated approach, social problem
based approach, broadfield approach, dan sebagainya.
Dengan demikian buku teks IPS adalah buku yang memuat materi IPS dan
disesuaikan dengan kurikulum IPS dan disesuaikan dengan tujuan dari
pendidikan, dan sesuai dengan ciri khas IPS itu sendiri yaitu bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis, gejala dan masalah sosial di masyarakat
dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan (Sardjiyo,
dkk, 2008:1.26). IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup
luas meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat.
Pendidikan Karakter
Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani “charassein” yang berarti
mengukir. Membentuk karakter diibaratkan seperti mengukir batu permata
atau permukaan besi yang keras. Maka selanjutnya berkembang pengertian
karakter yang diartikan sebagai tanda khusus atau pola perilaku (Bohlin, Farmer,
& Ryan, 2001). Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008) karakter
didefinisikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari orang lain. Sedangkan menurut Philips (2008)
karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu system, yang
melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.
Dari definisi para ahli, Fasli Jalal, dalam Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa (2010a) merumuskan definisi karakter sebagai
nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata
berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri
dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku Pendidikan karakter dimaknai
sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri peserta
didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif
(Pusat Kurikulum, 2010).
Menurut Foester sebagaimana yang dikutip dari Abdul Majid dan Dian
Andayani, bahwa ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter:
a. Keteraturan Interior yaitu dimana setiap tindakan di ukur berdasarkan
hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan. Keteraturan
interior dapat dipahami bahwa nilai pendidikan karakter menekankan
setiap tindakan berpedoman terhadap nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada
norma tersebut.
b. Koherensi yang memberi keberanian, membuat seseorang teguh pada
prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut resiko.
Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain.
Tidak adanya koherensi membutuhkan kredibilitas seseorang.
Koherensi dapat dipahami bahwa dengan adanya koherensi atau
membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik
akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-
ambing dan tidak takut terhadap resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
c. Otonomi, disitu seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai
menjadi niali-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas
keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain.
Otonomi dapat dipahami bahwa anak didik menghayati dan mengamalkan
aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi dirinya. Dengan begitu,
anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh
paksaan orang lain.
d. Keteguhan Dan Kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang
guna mengingini apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar
bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.
Karakter Kematangan keempat karakter ini, lanjut Foerster, memungkinkan
manusia melewati tahap individualitas menuju personalitas, “orang-orang
modern sering mencampuradukan antara individualitas dan personalitas, antara
akau alami dan aku rohani antara independensi eksteriordan interior. “karakter
inilah yang menentukan forma seorang pribadi dalam segala tindakannya.
Semetara itu fungsi pendidikan karakter adalah: 1 ) pengembangan; 2)
perbaikan; dan 3) penyaring. Pengembangan, yakni pengembangan potensi
peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik, terutama bagi peserta
didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter
bangsa. Perbaikan, yakni memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih
bermartabat. Penyaring, yaitu untuk menseleksi budaya bangsa sendiri dan
budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter yang
bermartabat. Tujuan pendidikan karakter adalah: 1) mengembangkan potensi
kalbu nuraniafektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang
memiliki nilai-nilai karakter bangsa; 2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku
peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsa yang religius; 3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung
jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; 4) mengembangkan
kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan
kebangsaan; dan 5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Nilai-nilai yang
dikembangkan dalam pendi- dikan karakter bersumber dari: 1) Agama, 2)
Pancasila, 3) Budaya, dan 4) Tujuan Pendidikan Nasional (Pusat Kurikulum,
2010).
Dengan begitu pendidikan karakter perlu diterapka pada buku teks IPS
supaya siswa ridak hanya diberi landasan pengetahuan kognitif saja
melainkan landasan berprilaku dan bertindak yang sesuai degan aturan yang
ada di dalam lingkungan masyakarat, sementara itu buku teks IPS harus
mampu menampilkan pendidikan karakter dalam muatan materinya dan
harus mampu mentransfer nilai nilai karakter dalam bentuk buku teks.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan komparasi serta pada
analisis terhadap dinamika hubungan fenomena yang diamati dengan
menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang yang
diamati yang tidak dituangkan ke dalam istilah yang digunakan dalam
penelitian kuantitatif.
Jenis Penelitian
Penelitiian ini merupakan penelitian atau riset kepustakaan. Peneltian
ini akan menggali muatan pedidikan karakter dalam buku teks IPS kelas VII.
Penelitihan pustaka atau riset pustaka ialah serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat
serta mengolah bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset
lapangan.

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


Kompetensi Inti Deskripsi Nilai
Sikap spritual (KI-1) 1) Menghargai karunia tuhan YME ayng telah
menciptakan waktu dengan segala
Menghargai dan menghayati
perubahannya
ajaran agama yang dianutnya 2) menghargai ajaran agama dalam berfikir
dan berprilaku sebagai penduduk indonesia
dengan mempertimbangkan kelembagaan
sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam
masyarakat
3) Menghargai karunia tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan karunianya
Sikap Sosial (KI-2) 1) menunjukkan prilaku jujur, gotong royong,
Menghargai dan menghayati bertanggung jawab, toleren, dan percaya
perilaku jujur, disiplin, diri sebagaimana ditunjukkan oleh totoh-
tanggungjawab, peduli tokoh sejarah pada masa lalu
(toleransi,gotong royong), 2) Menunjukkan prilaku rasa ingin tahu,
santun, percaya diri, dalam terbuka dan kritis terhadap permasalahan
berinteraksi secara efektif sosial sederhana
dengan lingkungan sosial dan 3) Menunjukkan prilaku santun, peduli dan
alam dalam jangkauan menghargai perbedaan pendapat dalam
pergaulan dan keberadaannya interaksi sosial dengan lingkungan dan
teman sebaya.

Pengetahuan (KI-3) 1) Memahami aspek keruangan dan


Memahamipengetahuan konektivitas antar ruang dan waktu dalam
(faktual, konseptual, dan lingkup rasional serta perubahan dan
prosedural) berdasarkan rasa keberlanjutan manusia (ekonomi, sosial,
ingin tahunya tentang ilmu budaya pendidikan dan politik)
pengetahuan, teknologi, seni, 2) Memahami perubahan masyarakat indonesi
budaya terkait fenomena dan apada masa pra aksara, masa hindu budha
kejadian tampak mata dan masa islam dalam aspek geografis,
ekonomi budaya, pendidikan dan politik
3) Memahami jenis-jenis kelembagaan sosial,
budaya ekonomi dan politik dalam
masyarakat
Keterampilan (KI-4) 1) Menyajikan hasil pengamatan tentang
Mencoba, mengolah, dan hasil- hasil kebudayaan dan fikiran
menyaji dalam ranah konkret masyarakat indonesia pada masa
menggunakan,mengurai, praaksaara, masa hindu budha dan masa
merangkai, modifikasi, dan islam dalam aspek geografis, ekonomi
membuat) dan ranah abstrak budada dan politik dalam masyarakat.
(menulis, membaca, 2) Menghasilkan gagasan kreatif untuk
menghitung, menggambar, dan memahami jenis-jenis kelembagaan sosial,
mengarang) sesuai dengan budaya, ekonomi dan p[olitik dalam
yang dipelajari di sekolah dan masyarakatsekitar
sumber lain yang sama dalam 3) Mengobservasi dan menyajikan bentuk-
sudut pandang/teori bentuk dinamika interaksi manyusia dalam
lingkungan alam, sosial, budaya, ekonomi
dilingkungan masyarakat sekitar.
Buku ini mengadopsi kurikulum 2013 dan memuat beberapa komponen
yang sebenarnya bisa dijadikan modal dari teritegrasiya pedidikan karakter,
jika dilihat dari Kmpetesi dasar dan Kmpetesi Intinya adalah sebagai berikut:
Dalam KI dan KD sudah terdapat pendidikan karakter, dimana setiap
nilai tersebut ditanamkan pada siswa melalui proses pembelajaran dikelas,
dalam mengintegrasikan nilai karakter dengan materi yang akan disampaikan
tidak hanya mengandalkan kemampuan guru memngolah materi sehingga
terintegrasi dengan nilai karakter tetapi juga diperlukan lebih banyak muatan
materi yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam buku teks, hal
berguna karena buku teks juga merupakan buku panduan dan pegangan siswa
sehingga jika tidak ada bimbingan guru siswa akan mendapat materi atau nilai
karakter melalui belajar secara mandi, selain itu pentingnya pengintegrasi
pendidikan karakter pada buku teks IPS adalah guna mempersiapkan peserta
didik/siswa untuk menjadi warga negara yang baik secara mandiri melalui
prses membaca, menelaah dan memahami buku teks IPS, hal tersebut juga
senada dengan tujuan pendidikan IPS yaitu menurut (Nursid Sumaatmadja.
2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna
bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”
Tujuan pendidikan IPS menurut (Oemar Hamalik. 1992)merumuskan
tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1)
pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial
dan sikap, (4) keterampilan. IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap
belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan
menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru
sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.
Jika melihat uraian diatas buku teks IPS sudah memiliki modal awal
dalam pengintegrasian muatan nilai karakter. Namun penerapan pendidikan
kaakte dalam buku teks IPS seatiya masih sangat minim, mengingat IPS
merupakan mata pelajaran yag terintegrasi maka sudah sehausya
mengitegrasikan pendidikan karakter dalam buku teks nya. Karena jika dilihat
dari buku IPS kelas VII muatanya masih minim. Perlu adanya pengitegrasian
antaa IPS dan pendidikan karakter, Integrasi yang dimaksud adalah
bagaimana pendidikan karakter itu tergabung ke dalam pembelajaran
sehingga mengajarkannya itu tidak terpisah, tetapi menjadi satu kesatuan.
Integrasi ini meliputi pemuatan nilai-nilai karakter ke dalam substansi mata
pelajaran dalam materi dan kegiatan pembelajaran, dalam hal ini adalah mata
pelajaan IPS.
Dalam IPS tentu akan lebih mudah untuk mengingrasikan muata pedidika
karakter. Adapu strategi yang bisa dilakuka yaitu:
a. Keteladanan
Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhan menggunakan
pendekatan dalam mendidik umatnya melalui model yang harus dan layak
dicontoh. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keteladanan merupakan
pendekatan pendidikan yang ampuh. Dalam lingkungan keluarga misalnya,
orang tua yang diamanahi berupa anak-anak, maka harus menjadi teladan yang
baik bagi anak-anak. Orang tua harus menjadi figur yang ideal bagi anak-anak
dan harus menjadi panutan yang bisa mereka andalkan dalam mengurangi
kehidupan ini. Keteladanan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam
memiliki karakter. Keteladanan guru dalam berbagai aktivitasnya akan menjadi
cermin bagi siswanya. Oleh karena itu, sosok guru yang bisa diteladani siswa
sangat penting. Guru yang suka membaca dan meneliti, disiplin, ramah,
berakhlak misalnya akan menjadi teladan yang baik bagi siswa, demikian juga
sebaliknya. Terutama dalam buku teks IPS sebetulya akan sangat mudah
memuat keteladanan karena disamping terintegrasi juga memiliki cakupan
yang lebih luas dari pada mata pelajaran lain.
Buku teks IPS perlu menonjolkan karakter bangsa melalui materi yang
diaarka, hal ini berfungsi untuk membangun karakter indonesia yang selama ini
mulai terhapus atau mungkin hilang, oleh karena itu maka dengan hadirnya
buku teksIPS yang memuat nilai karakter maka akan membentuk generasi yang
memiliki karakter indnesia.
b. Mencitrakan dengan tokoh
Salah satu muatan yang perlu dihadirkan dalam buku teks IPS adalah
pecitraan dimaa, setiap materi disisipkan citra tokoh tertentu sehigga siswa/
peserta didik dapat memiliki pegangan dalam bertindak seperti yag dicitrakan.
c. Materi sisipan
Dalam muata setiap pembahasannya hendaknya IPS meyisipka ilai nilai
karakter baik itu secara tersurat/langsung maupun secara tersurat/tidak
langsung dengan demikian akan adanya keseimbangan antara muatan kognitif
dan muatan karakter. Proses pendidikan karakter secara aktif diupayakan untuk
mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat.
Cerminan siswa yang berkarakter positif, dalam kehidupan sehari-harinya
memiliki etika, bermoral, berakhlak, dan bertingkah laku yang baik sehingga
siswa dikatakan punya karakter positif. Pendidikan karakter ini sangat penting
dalam upaya guru memberikan pembiasaan sehingga akan memproleh siswa
yang memiliki karakter dasar positif.
Jika melihat dari uraian dari kajian teori di atas, maka dapat disimpulkan
dengan adanya integrasi antara pendidikan karakter dan buku teks IPS akan
berdampak psitif terhadap pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1. Membantu peserta didik dalam melaksanakan kurikulum karena


disusun berdasarkan kurikulum yang disesuaikan dan diintegrasikan
dengan pendidikan karakter
2. Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran
3. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran
dan pegembangan karakter diri
4. Memberikan pengetahuan dan karakter dasar pada peserta didik
5. Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga
menjadi individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku
baik.
6. Untuk membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang
multikultur.
7. Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang
kompetitif.
Dengan terintegrasi nya IPS akan menjadikan siswa memiliki kepribadian yang
sesuai dan menjadi upaya dalam penanaman kecerdasan dalam berfikir,
penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam
interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya.
Salah satu cara untuk melaksanakan pendidikan karakter yang sesuai
adalah dengan menginternalisasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas
yang menanamkan nilainilai karakter pada peserta didik melalui materi
pembelajaran yang dibahas. Muatan materi pendidikan karakter merupakan
pengembangan materi pembelajaran yang di dalamnya tersirat nilai karakter
yang terkait dengan kepribadian bangsa yang membentuk perilaku peserta
didik.

KESIMPULAN
Buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yang dibutuhkan guru dan
peserta didik bukan hanya semata-mata menyajikan materi kebahasaan dan
kesastraan untuk mewujudkan kemahiran berbahasa dan bersastra melainkan
buku ajar yang di dalamnya memuat dan mengintegrasikan nilai-nilai
pendidikan karakter.
Permasalahan dikalangan remaja dewasa ini sungguh sangat
memprihatinkan, sesuai dengan tujuan dalam pembelajaran IPS menjadikan
warga negara yang baik, diharapkan melalui pembelajaran IPS dapat mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapi, dan dapat membentuk karakter peserta
didik yang mampu bertanggung jawab terhadap masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan karakter secara teri ntegrasi didalam mata pelajaran adalah
pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan terpentingnya nilai-nilai,
dan penginternalisasi nilai-nilai ke dalam tinglah laku peserta didik sehari-hari
melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun diluar
kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain
untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi,(materi) yang
ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya prilaku.
Nilai-nilai yang sudah mulai terintegrasi pada semua mata pelajaran terutama
pengembangan nilai peduli lingkungan, sehat, religi, dan disiplin.
Dalam rancangan kurikulum 2013, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
dikembangkan sebagai mata pelajaran intregative social studies, bukan sebagai
pendidikan disiplin ilmu, IPS sebagai pendidikan berorientasi aplikatif,
pengembangan kemampuan berfikir, kemampuan belajar, dan pendidikan
karakter seperti rasa ingin tahu, kreatif, jujur, dan pembangunan sikap peduli
dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Dengan demikian diharapkan integrasi pendidikan karakter pada
pembelajaran IPS perlu dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya
pada tahapan kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan
nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Adapun strategi
yang bisa digunakan untuk penerapan muatan pendidikan karakter yaitu
keteladanan, pencitraa dan sisipan materi. Sehingga terciptanya keseimbangan
muatan materi dalam buku teks IPS. Maka dengan adanya integrasi tersebut
akan menjadikan siswa memiliki kepribadian yang sesuai dan menjadi upaya
dalam penanaman kecerdasan dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap,
dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri
sendiri, masyarakat dan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai