Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nasrul Abdul Kholik

NIM : 1805267
Kelas : Pendidikan IPS 4B
Analisis Isu Sosial Kontemporer

KELOMPOK 4

KEJAHATAN YANG TIMBUL DI TENGAH WABAH COVID-19

Kejahatan adalah tiap kelakuan yang bersifat tidak susila dan merugikan dan juga
menimbulkan begitu banyak ketidaktenangan dalam suatu masyarakat tertentu, sehingga
masyarakat itu berhak untuk mencelanya dan menyatakan penolakan atas kelakuan itu dalam
bentuk nestapa dengan sengaja diberikan karena kelakuan tersebut.

Banyak penyebab kejahatan yang terjadi di Indonesia misalnya: kemiskinan yang


meluas, kurangnya fasilitas pendidikan, bencana alam, urbanisasi dan industrialisasi, serta
kondisi lingkungan yang memudahkan orang melakukan kejahatan. Menurut Sutrisno dan
Sulis bahwa : “penyebab kejahatan dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu bakat si penjahat,
alam sekitarnya dan unsur kerohanian.” Dengan itu kejahatan bisa saja muncul karena
keterbatasan ekonomi, si penjahat dipusingkan dengan susahnya mencari pekerjaan yang
menyebabkan dirinya mencari harta dengan cara yang tidak halal yaitu dengan melakukan
kejahatan.

Adapun faktor penyebab kejahatan adalah sebagai berikut:

1. Kemiskinan, pengangguran, kebutahurufan (kebodohan), ketiadaan atau kekurangan


perumahan yang layak dan sistem pendidikan serta latihan yang tidak cocok / serasi.

2. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai prospek (harapan) karena 81


proses integrasi sosial, juga karena memburuknya ketimpangan-ketimpangan sosial.

3. Mengendurnya ikatan sosial dan keluarga

4. Keadaan-keadaan atau kondisi yang menyulitkan bagi orang-orang yang beremigrasi ke


kota-kota atau ke negara-negara lain.
5. Rusaknya atau hancurnya identitas budaya asli, yang bersamaan dnegan adanya rasisme
dan diskriminasi menyebabkan kerugian / kelemahan dibidang sosial, kesejahteraan
lingkungan pekerjaan.

6. Menurun atau mundurnya (kualitas) lingkungan pekortaan yang mendorong peningkatan


kejahatan dan berkurangnya pelayanan bagi tempat-tempat fasilitas lingkungan / bertetangga.

7. Kesulitan-kesulitan bagi orang-orang dalam masyarakat modern untuk beritengrasi


sebagaimana mastinya didalam lingkungan masyarakatnya, keluarganya, tempat, kerjanya
atau lingkungan sekolahnya.

8. Penyalahgunaan alkohol, obat bius dan lain-lain yang pemakaiannya juga diperlukan
karena faktor-faktor yang disebut diatas.

9. Meluasnya aktivitas kejahatan terorganisasi, khususnya perdagangan obat bius dan


penadahan barang -barang curian.

10. Dorongan-dorongan (khususnya oleh Media Massa) mengenai ide-ide dan sikap-sikap
yang mengarah pada tindakan kekerasan, ketidaksamaan (hak) atau sikap-sikap tidak
toleransi.

Banyak faktor yang menyebabkan kejahatan tidak hanya faktor dari luar tapi faktor
dari diri sendiripun adalah dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kejahatan. Dari
pejelasan diatas dapat disimpulkan bahwasasnya kejahatan merupakan akibat dari buruknya
manajemen diri manusia sebagain individu dan kelompok, maupun manajemen dari sistem
kebijakan dari pemerintah yang merugikan sebagian pihak.

Dampak Covid-19 Terhadap Kejahatan

Dampak Covid-19 Terhadap Kejahatan Dampak terjadinya kejahatan ialah urbanisasi


serta industrialisasi, kondisi kondisi sosial, moral, degradasi mental, tingkat pendidikan, dan
hedonisme. Banyak sekali segala kegiatan baik itu yang secara kelompok maupun individu
yang terhambat dengan munculnya Covid-19 selain itu kegiatan pemerintahan pun terhambat
sehingga banyak kebijakan yang terhambat karena adanya upaya penanggulangan penyebaran
virus ini. Selain itu kondisi sosial pun memburuk dan tidak harmonis karenakeharusan
individu untuk tidak berkelompok dan berkumpul dengan indvidu lain, selain itu ketakutan
masyarakat akan datang nya Covid-19 semakin meningkat hal itu karena banyaknya kasus
dan kematian yang diakibatkan oleh virus tersebut.
Tidak hanyakejahatan dalam bentuk fisik kejahatan yang muncul akibat adanya
Covid-19 adalah kejahatan cyber, adapun jenis kejahatan cyber ini antaralain sebagai berikut:

1. Pencurian data, yaitu suatu tindakan ilegal dengan mencuri data dari sistem komputer

untuk kepentingan pribadi atau dikomersilkan dengan menjual data curian kepada pihak
lain.

2. Hacking dan Cracking, hacking adalah upaya yang lebih fokus pada prosesnya,
cracking lebih fokus untuk menikmati hasilnya.

3. Carding atau penyalahgunaan kartu kredit adalah kegiatan berbelanja menggunakan


nomor dan identitas kartu kredit orang lain.

4. Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak lain.

5. Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis kejahatan dunia
maya yang masuk ke dalam kategori domain hijacking (pembajakan domain).

6. Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara membuat


domain plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain.

7. Menyebarkan konten ilegal, yaitu konten ilegal biasanya berisi tentang informasi atau
data yang tidak etis, tidak benar, dan bisa jadi melanggar hukum.

8. Malware merupakan salah satu program koputer yang mencari kelemahan dari suatu
software. Terdiri dari beberapa jenis, seperti worm, virus, trojan horse, adware, browser
hijacker, dan yang lainnya.

9. Cyber Terorism, yaitu kejahatan dunia maya bisa masuk ke dalam kategori cyber
terorism jika telah mengancam pemerintah. Para pelaku cyber terorism biasanya akan
melakukan cracking ke situs pemerintah atau militer.

Tentu berbgai macam kejahatan dalam dunia internet atau cyber crime ini mersahkan
masyarakat sehingga menimbulkan berbagai macam ketakutan sehingga psikologi
masyarakat pun terganggu akibat adanya kejahat tersebut. Sehingga ketakutan tidak hanya
terhadap tersebarnya covid-19 tetapi juga karena banyaknya kejahatan yang timbul ditengah
pandemi ini.
KELOMPOK 5
DAMPAK DISORGANISASI
KELUARGA PADA ANAK
Secara sosiologis, faktor pendorong terjadinya disorganisasi keluarga antara lain:
a) Unit keluarga yang tidak lengkap karena hubungan perkawinan.
b) Putusnya perkawinan atau perceraian, perpisahan meja dengan tempat tidur, dst.
c) Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut seperti kurangnya komunikasi antar
anggota keluarga.
d) Krisis keluarga, oleh karena salah ssatu yang bertindak sebagai kepala keluarga diluar
kemampuannya sendiri meninggalkan rumah tangga, bisa karena meninggal dunia,
dihukum, atau karena peperangan.
e) Krisis keluarga yang diakibatkan oleh faktor-faktor intern,seperti contoh
terganggunya keseimbangan jiwa salah seorang anggota keluarga.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya diosragnisasi tidak hanya di sebabkan oleh
faktor internal dari keluarga intu sendiri, tetapi juga karena faktor eksternal yang
menyebabkan terjadinya disorganisasi.

Efek-efek kehidupan seseorang yang mengalami disorganisasi keluarga terbagi kedalam


empat efek, diantaranya yaitu:

1. Academical problem, seorang yang mengalami broken home akan menjadi orang yang
malas belajar, dan tidak bersemangat untuk berprestasi.
2. Behavioural problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki
kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum-minuman keras hingga berjudi.
3. Sexual problem, krisis kasih sayang menutupinya dengan mencukupi kebutuhan hawa
nafsu.
4. Spiritual problem, mereka kehilangan figur seorang ayah yang menuntun mereka
kejalan yang benar.

Hal tersebut menjadi akibat jika terjadi disorganisasi pada keluarga sehingga
menimbulkan bebrbagai efek yang tidak hanya merugikan untuk individu melainkan juga
kepada orang lain. Hal tersebut karena seringkali orang yang mengalami disorganisasi
melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.
Dampak Disorganisasi Keluarga terhadap Perkembangan Anak

Adapaun dampak disorganisasi keluarga bagi perkembangan anak adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan Emosi
Ketidak harmonisan atau bahkan perceraian dapat mempengaruhi psikologi anak
sehingga perkembangan emosi pun semakin terhambat. Hal tersebut diakibatkan oleh
sebuah ketidaknyamanan anak terhadap situasi yang dialami anak tersebut. Seperti
yang dikemukakan oleh Hurlock (didalam Elida Priyitno. 2006: 74) “Hubungan
antara kedua orang tua yang kurang harmonis terabaikannya kebutuhan remaja akan
menampakkan emosi marah”
b. Perkembangan Sosial Remaja
Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak yang dibesarkan dikeluarga
pincang, cendrung sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. kesulitan itu datang
secara alamiah dari diri anak tersebut.
c. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan pribadi akan terhambat akibat adanya disorganisasi keluarga sehingga
seorang anak akan memiliki kepribadian yang cenderung menyimpang dan mengarah
kearah yang negatif
Menurut Westima dan Haller (dalam Syamsyu Yusuf 2001:99) yaitu bahwa remaja
yang orang tuanya bercerai cenderung menunjukkan ciri-ciri: a) Berpilaku nakal b)
Mengalami depresi c) Melakukan hubungan seksual secara aktif
d. Kejiwaan
Pikiran-pikiran dan bayangan-bayangan negatif seperti menyalahkan takdir yang
seolah membuat keluarganya seperti itu. Seakan sudah tidak ada rasa percaya
terhadap kehidupan religi yang sudah mendarah daging sejak dia lahir dan lainnya.
Tekanan mental itu mempengaruhi kejiwaannya sehingga dapat mengakibatkan stress
dan frustrasi bahkan seorang anak bisa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

e. Pelampiasan Diri

Anak-anak dapat saja terjerumus dalam hal-hal negatif, apalagi dengan media
informasi dan komunikasi yang menawarkan banyak hal. Akibat tidak mendapatkan
kebahagiaan dari keluarga sehingga anak akan melampiaskan perasaan nya kepada hal hal
yang mungkin bisa saja membayakan dirinya sendiri.
Kesimpulannya adalah keluarga tentunya mempunyai fungsi, antara lain fungsi
kegamaan, ekonomi, pendidikan, reproduksi, perlindungan, afeksi, fungsi bermasyarakat,
fungsi pemelihara lingkungan hidup, dan fungsi sosial budaya. Ketika semua fungsi itu
berjalan dengan semestinya hubungan antar anggota keluarga akan harmonis tetapi
sebaliknya, jika fungsi-fungsi itu tidak terlaksana maka hubungan antar keluarga akan
tidak baik, itulah yang disebut dengan disorganisasi keluarga.

Anda mungkin juga menyukai