Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANUSIA DAN PLANET


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Isu Sosial Kontemporer yang diampu
oleh Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. dan Dr. Neiny Ratmaningsih, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Hera Widaningsih 1804262

Soni Herdiansyah 1805979

Yoga Satria P 1807195

Lisa Ismiyati 1807433

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu saja kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang membimbing kita dari zaman kegelapan menuju
jalan terang benderang, semoga kita mendapatkan syafa’at nya. Adapun kemudian
penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Isu
Sosial Kontemporer.
Kami ucapkan terimakasih yang banyak kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Bandung, 04 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
KAJIAN TEORI....................................................................................................5
2.1 Manusia dan Planet...................................................................................5
BAB III....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
3.1 Manusia.....................................................................................................6
3.2 Jutaan Orangtua kaya, Milyaran orang muda miskin................................8
3.3 Migrasi : Arus yang muncul dari selatan ke utara.....................................9
3.4 Dari Desa ke Kota...................................................................................10
3.5 Terungkapnya dampak perbuatan manusia pada planet..........................10
3.6 Meningkatkan Kesadaran, Meningkatkan Tindakan Nyata....................12
3.7 Energi yang penting.................................................................................13
3.8 Planet.......................................................................................................15
3.9 Hubungan kita yang berubah dengan Planet...........................................16
3.10 Mengenali kerumitan, menghindari kelumpuhan....................................17
3.11 Lima cara menuju masa depan................................................................18
BAB IV..................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................20
4.1 Kesimpulan..............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada suatu waktu yang akan datang, kita sebagai manusia akan
mempertimbangkan cara menyeimbangkan antara kebutuhan dengan
keinginan yang terus tumbuh, di samping itu juga kita harus melindungi planet
ini beserta dengan kemampuannya dalam memenuhi segala kebutuhan kita,
seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan, sampai dengan generasi
berikutnya. Manusia dalam kehidupannya di permukaan bumi, terus
mengalami pertumbuhan. Semenjak adanya pertanian, spesies manusia telah
menyebarkan pengaruh dan kesannya di planet ini. Jumlah manusia telah
bertambah dengan stabil selama berabad-abad.

Pada tahun 1960-an, sepertiga populasi dunia hidup dalam dunia maju,
sekarang menjadi seperlimanya. Pada dekade berikutnya, keseimbangan
populasi akan bergerak lebih jauh menuju wilayah planet ini yang kurang
populasinya.

Saat ini, lebih dari 175 juta orang di planet ini tinggal di negara lain,
bukan berada di negara tempat ia dilahirkan. Jumlah imigran internasional
juga tumbuh dua kali lipat sejak tahun 1970, dari momentum ini tampaknya
tidak akan menurun untuk dekade mendatang.

Ada faktor – faktor demografi yang mau tidak mau berperan sehingga akan
memperumit dan menantang hubungan antara manusia dan planet.

Pada dekade mendatang, berubahnya penggunaan energi kita akan


dipercepat oleh sejumlah faktor yang tidak dapat disangkal, yang paling
penting adalah pertumbuhan bukti ilmiah di mana emisi karbon dunia
memainkan peran serius dan mengingatkan akan destabilisasi lingkungan di
bumi. The International Energy Agency memperkirakan bahwa permintaan
energi dunia akan terus bertambah 25 tahun mendatang, meningkat hampir 60
persen pada tahun 2030 dengan sepertiga permintaan baru yang berasal dari,
negara-negara berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah antara lain:
1.2.1 Apa itu Manusia ?
1.2.2 Bagaimana keadaan Jutaan Orangtua Kaya, Milyaran Orang Muda
Miskin ?
1.2.3 Bagaimana Migrasi : Arus yang muncul dari selatan ke utara ?
1.2.4 Bagaimana Keadaan dari Desa ke Kota ?
1.2.5 Apa Terungkapnya dampak perbuatan manusia pada Planet ?
1.2.6 Bagaimana Meningkatkan kesadaran, meningkatkan tindakan nyata ?
1.2.7 Apa Energi yang penting ?
1.2.8 Apa itu Planet ?
1.2.9 Bagaimana Hubungan kita yang merubah dengan Planet ?
1.2.10 Bagaimana mengenali kerumitan, menghindari kelumpuhan ?
1.2.11 Bagaimana 5 cara menuju masa depan ?
1.3 Tujuan

Mengetahui apa itu Manusia, memahami keadaan orang kaya dan


orang miskin, mengkaji mengenai migrasi, Terungkapnya perbuatan manusia
pada planet, mengetahui apa itu energi, mengetahui apa itu planet, dan
mengetahui cara menuju masa depan.
1.4 Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan


informasi mengenai Isu Sosial Kontemporer tentang manusia dan planet.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Manusia dan Planet

Pada decade mendatang, kita akan mengembangkan pemahaman yang


lebih mendalam tentang cara menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan kita
yang tumbuh, sambil melindungi planet kita dan kemampuannya untuk
menyediakan rumah bagi generasi berikutnya.kita akan mulai melihat
keterkaitan perekonomian manusia dan ekosistem bumi dengan lebih jelas
dan menyadari bahwa barangkali terdapat batas keplanetan pada pertumbuhan
kita. Sebagai hasilnya, kita akan menggunakan konsep tersebut, jika tidak,
praktik dari keberlanjutan yang lebih serius. Namun, kita juga akan mulai
memahami otonomi planet yang sangat besar – hal ini merupakan siklus
perubahan dan transformasi panjang yang muncul dengan sendirinya dari
keberadaan dan tindakan kita. Kemudian kita akan meraih kumpulan
kenyataan yang jauh lebih bijaksana daripada pandangan modern dunia –
bahwa planet bukan milik kita tetapi kita miliknya, dan ia akan bertahan dan
tidak mengubah hal yang kita lakuakan,sementara kebalikannya belumtentu
benar.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Manusia

Pada suatu waktu yang akan datang, kita sebagai manusia akan
mempertimbangkan cara menyeimbangkan antara kebutuhan dengan
keinginan yang terus tumbuh, di samping itu juga kita harus melindungi
planet ini beserta dengan kemampuannya dalam memenuhi segala kebutuhan
kita, seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan, sampai dengan generasi
berikutnya. Selain itu, kita juga akan melihatnya dari sudut pandang
perekonomian dan kaitannya dengan ekosistem yang ada di bumi, secara
lebih jelas dan menyadari tentang batas keplanetannya (daya dukung)
terhadap pertumbuhan manusia. Sehingga, memunculkan konsep mengenai
keberlanjutan. Juga, kita akan memahami bahwa planet memiliki otonomi
yang sangat besar yang merupakan siklus perubahan dan tranformasi yang
sangat panjang yang muncul dengan sendirinya di luar keberadaan dan
tindakan kita sebagai manusia penghuni bumi. Dan, seiring berjalannya waktu
dan pemahaman modern, muncul suatu kebijaksanaan yang mengalahkan
pemahaman modern itu sendiri, yaitu planet ini bukanlah milik manusia,
tetapi manusialah yang milik planet. Planet akan bertahan dan tidak akan
mengubah apa yang kita lakukan, sementara kebalikannya belum tentu benar.
1. Manusia

Manusia dalam kehidupannya di permukaan bumi, terus mengalami


pertumbuhan. Semenjak adanya pertanian, spesies manusia telah
menyebarkan pengaruh dan kesannya di planet ini. Jumlah manusia telah
bertambah dengan stabil selama berabad-abad. Dan telah mengembangkan
suatu sistem keberadaan dan konsumsi yang dikhawatirkan oleh banyak orang
mengenai kebutuhan manusia yang mungkin akan segera menjadi tak
terdukung (bisa karena kekurangan sumber daya alam). Percepatan
pertumbuhan ekonomi selama 100 tahun terakhir ditambah dengan jumlah
populasi manusia yang terus bertambah, memberikan tekanan yang sangant
besar kepada planet ini.
Selama 300 tahun terakhir, pertumbuhan populasi manusia telah
meledak. Pada tahun 1700, bumi merupakan rumah bagi bagi sekitar 600 juta
orang. Kemudian, di tahun 1800, bertambah menjadi 900 juta orang, terus
bertambah dua kali lipat pada tahun 1900, menjadi 1,7 milyar. Selama abad
terakhir ini, populasi hampir empat kali lipat menjadi 6,5 milyar. Setiap
tahun, 78 juta orang dilahirkan ke dunia. Populasi dunia diperkirakan
meningkat 50 persen ke 9 milyar pada tahun 2050.
Pertanyaan apakah planet ini dapat terus mendukung populasi
manusia yang terus meningkat dengan cepat dari tahun ke tahun atau bahkan
berabad-abad telah menjadi perhatian. Pada tahun 1798, Thomas Malthus,
orang Inggris, dalam bukunya yang berjudul “Essay on the Principle of
Population,” menyatakan kepeduliannya bahwa, “kekuatan populasi secara
tak terbatas lebih besar daripada kekuatan di bumi untuk menghasilkan
kebutuhan bagi manusia.” Kemudian di tahun 1968, ahli biologi dari
Stanford, Paul Ehrlich menyatakan kepedulian serupa dalam buku terlarisnya
yang berjudul “The Population Bomb”, di mana ia menyatakan bahwa pada
tahun 1970-an dan 1980-an, akan teruji batas kapasitas planet untuk
menyokong keberadaan penghuninya. Empat tahun kemudian, Klub Roma
mengeluarkan “Batas Pertumbuhan,” sebuah laporan yang mengingatkan
akan tingkat kebutuhan terhadap sumber-sumber dunia mulai dikurangi.
Muncul tantangan-tantangan yang berkaitan dengan populasi dunia yang pada
akhirnya memasuki aliran kesadaran warga masyarakat.
Berdasarkan pada penelitian oleh para ahli tersebut di atas, peramalan
terhadap pertumbuhan populasi dunia tidak sepenuhnya tepat. Nmaun, yang
paling penting adalah fakta bahwa populasi dapat menghambat dirinya sendiri
(pertumbuhan). Bahkan, para ahli demografi sepakat bahwa pertumbuhan
populasi tidak akan meningkat, akan menurun dan kembali seperti semula.
Banyak negara maju yang telah mengalami tingkat kelahiran yang menurun,
selama beberapa dekade. Bahkan, ada yang turun di bawah tingkat
pergantian, yang berarti bahwa mereka melahirkan lebih sedikit dari 2,1 anak
per wanita yang diperlukan untuk menjaga tingkat populasi.
Ketika Phillip Longman menulis buku “The Empty Cradle” jatuhnya
dunia dalam hal kesuburan, walaupun hal ini tidak parah dan menyebar, akan
timbul dunia dengan sedikit individu yang dilahirkan dan menjadikan negara
kekurangan sumber daya manusia. Tingkat kelahiran sekarang juga menurun
di negara maju, secara luas sebagai konsekuensi tingkat pertahanan yang
lebih tinggi, meratakan kemakmuran, memperluas kesempatan pendidikan
bagi wanita, dan perpindahan tempat tinggal dari desa ke kota yang semakin
banyak (anak-anak di kota kurang didayagunankan daripada di pertanian).
Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan tidak hanya menurun secara regional,
tetapi secara global. Rata-rata tingkat pertumbuhan dunia pada tahun 1970
adalah 4,5 anak per wanita, sekarang 2,7 anak per wanita. Dalam menghadapi
tren ini, PBB merevisimundur proyeksi populasi dunia, dari 12 milyar pada
tahun 2050 menjadi 9 milyar yang sebelumnya disebutkan.
Meskipun dampak populasi terhadap planet bisa dikurangi, tetapi
belum tentu dapat mengurangi dampak dari usaha kita terhadap planet ini.
Solusinya tiada lain, dari adanya populasi ini adalah kreativitas, fleksibilitas,
dan dengan ditunjukan oleh gerakan nyata di lapangan. Karena, ada empat
faktor penyebab terjadinya dorongan gerakan perubahan pada dekadae yang
akan datang, yaitu : 1) Ketidakseimbangan yang semakin bertambah antara
jumlah (dan umur) manusia yang masih hidup di negara maju dengan di
negara yang berkembang, 2) perpindahan menuju arah migrasi manusia, 3)
penyebaran migrasi manusia di seluruh dunia dari desa ke ke kota, 4)
berkembangnya bukti bahwa hubungan kita dengan planet ini akan mencapai
titik puncak.

3.2 Jutaan Orangtua kaya, Milyaran orang muda miskin

Pada tahun 1960-an, sepertiga populasi dunia hidup dalam dunia


maju, sekarang menjadi seperlimanya. Pada dekade berikutnya,
keseimbangan populasi akan bergerak lebih jauh menuju wilayah planet ini
yang kurang populasinya. Distribusi umur juga tumbuh tidak merata secara
global. Sekarang ini, satu dari lima orang, di dunia maju berumur dari 60
tahun, pada tahun 2050, akan menjadi satu dari tiga orang. Pada saat itu,
hampir 10 persen populasi dunia maju akan berusia lebih dari 80 tahun.
Kelompok umur yang lebih tua ini akan berada pada titik tertentu yang
produktif, hal ini pun tentunya ditentukan oleh tingkat kesehatan yang maju.
Bahkan, di Eropa saja, sekarang mempunyai 35 orang yang pensiun dari
setiap 100 orang dalam usia kerja yang produktif, rasio ini diharapkan
bergerak menuju 75 orang yang pensiun untuk setiap 100 pekerja pada tahun
2050. Amerika juga akan mengalami tekanan yang serupa ketika jumlah
populasi yang berumur lebih dari 65 hampir meningkat 2 kali lipat, dari 12
persen naik menjadi 21 persen pada waktu yang sama.
Saat piramida umur semakin bertumbuh tidak seimbang, profil umur
kebanyakan negara berkembang, sebagai contoh di wilayah Asia Timu dan
sub Sahara Afrika, akan tetap lebih banyak usia muda. Menurut perkiraan
PBB, 99 persen dari semua pertumbuhan populasi dunia antara sekarang dan
tahun 2050 akan muncul dalam dunia berkembang yang terbesar di negara-
negara miskinnya. Banyak orang yang tinggal di wilayah yang siap
menyambut pertumbuhan ekonomi, yang membawanya kepada permintaan
energi yang meningkat, yang bisa menyebabkan konsekuensi negatif bagi
planet ini bila tidak dikelola dengan tepat. Saat ini, satu milyar orang yang
paling makmur di planet ini menggunakan lebih dari 50 persen pasokan
energi dunia. Sementara, satu milyar orang miskin hanya menggunakan 4
persen. 20 persen orang paling makmur juga juga menggunakan lebi dari 85
persen dari semua barang dan pelayanan, sementara 20 persen orang miskin
hanya menggunakan sekitar 1 persen. Seperti yang dikatakan oleh para ahli
kesinambungan, Mathis Wachernagel, “Bila setiap orang di planet hidup
seperti rata-rata orang Amerika sebenarnya kita membutuhkan sekitar 6
planet. Namun, kita hanya punya satu.”
Hal tersebut juga dibuktikan bahwa semakin meningkatnya
permintaan negara-negara di dunia terhadap sumber energi perminyakan. Dari
tahun 1950-1970, penggunaan minyak per kapita di Jepang meningkat dari
satu barel ke 17 barel, dari tahun 1900 ke 1970, penggunaan di Amerika
meningkat dari 1 barel ke 28 barel per orang. Saat ini, Cina menggunakan 1,7
barel per orang, tetapi Cina telah menjadi importer minyak terbesar kedua di
dunia dan kebutuhan energinya memuncak dengan cepat. Hambatan akan
sumber daya hanya merupakan cerita, kerusakan lingkungan yang besar
merupakan kemungkinan yang harus diwaspadai. Selanjutnya, kita harus siap
dengan demografi, yang tidak terhindarkan dari pemisahan dunia yang
berlanjut antara “jutaan orang tua kaya” dan “milyaran orang muda miskin,”
dengan tantangan ekonomi beresiko pada satu sisi spektrum dan tantangan-
tantangan lingkungan pada sisi yang lain.

3.3 Migrasi : Arus yang muncul dari selatan ke utara

Saat ini, lebih dari 175 juta orang di planet ini tinggal di negara lain,
bukan berada di negara tempat ia dilahirkan. Di lebih dari 50 negara, imigran
legal dan ilegal terhitung, lebih dari 15 persen populasi. Hampir 10 persen
orang hidup di negara maju dan dilahirkan di negara lain, sementara hanya 1
persen lebih orang yang hidup di negara berkembang merupakan imigran
internasional. Hal tersebut tidak mengejutkan ketika banyak dari imigran di
dunia meninggalkan negara asalnya untuk mencari peningkatan taraf hidup.
Imigran bukanlah fenomena baru, tetapi polanya yang telah berubah. Di abad
ke-20, para imigran biasanya berpindah dari timur ke barat, khususnya dari
Eropa ke Amerika Utara. Sekarang, pola migrasi dunia lebih banyak dari
Selatan ke Utara. Misalnya, pada tahun 1930, ada lebih banyak orang
kelahiran luar negeri di Amerika yang berasal dari Italia daripada dari negara
lain, 1,8 juta orang Italia dala populasi Amerika sebanyak 122,8 juta. Pada
tahun 2000, di Meksiko, dengan 7,8 juta orang Meksiko hidup dalam populasi
Amerika sebanyak 281,4 juta. Gerakan Selatan ke Utara ini, tetap, kuat, dan
mendunia.
Jumlah imigran internasional juga tumbuh dua kali lipat sejak tahun
1970, dari momentum ini tampaknya tidak akan menurun untuk dekade
mendatang. Kebanyak orang akan lebih memilih perjalanan yang mudah
dijangkau, yang menyebabkan emigrasi semakin banyak dilakukan oleh
masyarakat. Populasi yang tumbuh di wilayah Selatan, berada pada kondisi
yang kurang maju, berbeda dengan kondisi di wilayah Utara. Akibatnya,
karena migrasi tersebut jumlah populasi akan bertambah dan semakin
membutuhkan lebih banyak pekerja yang mau mengambil pekerjaan
berkompensasi rendah dalam pelayanan ekonomi lokalnya. Namun, migrasi
merupakan topik emosional yang menciptakan panas politik yang lumayan
besar. Misalnya, pikiran akan ketidak populeran yang muncul tentang imigran
di Eropa, di mana “di setiap negara kecuali Bulgaria, imigran dianggap
memiliki pengaruh buruk di negara tersebut,” menurut survei terbaru Pew
Global Attitudes Project atau pertimbangan reaksi keras Amerika atas
keputusan pemerintahan Meksiko untuk memublikasikan dan
mendistribusikan “Guide for the Mexican Migrant” buku panduan 31
halaman yang menawarkan tips-tips aman dan nasihat untuk mereka yang
memutuskan untuk menyebrang secara ilegal melewati perbatasan Amerika-
Meksiko. Petugas Meksiko mempertahankan publikasi sebagai layanan
publik, seperti membagikan informasi mengenai AIDS bagi pengguna obat
terlarang. Lawan-lawan Amerika menyebutnya sebagai “panduan untuk
menjadi imigran yang tidak dikenal.” Semakin melajunya waktu yang akan
datang, ketegangan yang terjadi seputar imigran tersebut akan menjadi isu
sosial, politik, dan ekonomi yang lebih serius di seluruh dunia antara
lingkungan selatan dan utara.

3.4 Dari Desa ke Kota

Yang merumitkan peta imigasi adalah pola perpindahan lain dari


pergerakan manusia, kali ini adalah dari lingkungan pedesaan ke perkotaan.
Awalnya dipicu oleh Revolusi Industri, perpindahan dari desa ke kota telah
maju secara tetap dan secara global selama hampir 200 tahun. Menurut Erik
Smith, seorang ahli demografi, menyatakan “Untuk pertama kalinya dalam
sejarah kemanusiaan, lebih dari setengah manusia di planet ini akan hidup
dalam lingkungan perkotaan. Yang lebih ditekankan, banyak orang akan
hidup dalam “megacities”, kesamaan dari apa yang tidak akan pernah
terlihat”.
Proses urbanisasi yang cepat dan ekstrem, khususnya yang bisa dilihat
di India dan Cina. Sekarang ini, sekarng ini memiliki 32 kota dengan lebih
dari 1 juta penduduk, pada tahun, pada tahun 2015, akan meningkat menjadi
50 kota. Sedangkan di Indonesia, pada tahun 2017 ada sekitar 144 juta
masyarakat tinggal di daerah urban dari total penduduk yang berjumlah
sekitar 264 juta orang.
Bank Dunia memproyeksi sebanyak 220 juta penduduk Indonesia
akan tinggal di kota-kota besar dan kecil pada tahun 2045. Artinya, urbanisasi
di Indonesia akan terus meningkat dari saat ini hanya setara 56% menjadi
70% dari total populasi secara keseluruhan pada tahun peringatan seratus
tahun negara tersebut.
Selama dekade yang akan datang, kita akan menyaksikan kelanjutan
terpusatnya populasi manusia yang bertumbuh dalam ruang gerak masyarakat
urban yang semakin meningkat dengan luas, terutama di negara berkembang
yang mengalami peningkatan cepat dalam aktivitas dan penggunaan
perekonomia. Kota-kota serius menguji dasar penggunaan sumber daya yang
berkelanjutan dan kapasitas sisitem pemerintahan kita untuk mengelola
banyaknya tekanan lingkungan dan sosial yang muncul dari kehidupan
bersama yang intensif semcam ini.

3.5 Terungkapnya dampak perbuatan manusia pada planet

Ada faktor – faktor demografi yang mau tidak mau berperan sehingga
akan memperumit dan menantang hubungan antara manusia dan planet.
Namun, terdapat juga bukti yang mulai muncul yang kita miliki sekarang
memiliki dampak yang lebih besar dan dampak yang lebih buruk daripada
yang kita bisa bayangkan, dan bahkan tanpa perubahan demografi lebih
lanjutpun, pola pertumbuhan yang cepat dan drastis seperti mengalami
batasanya.
Fakta bahwa ukuran perekonomian manusia meningkat sementara
ukuran system ekologi bumi masih tetap, akan menjadi sumber tekanan lain
yang berlanjut antara manusia dan planet pada dekade mendatang. Misalnya,
perbedaan yang semakin terlihat jelas antara permintaan minyak dan sumber
– sumber minyak telah memunculkan perdebatan mengenai “akhir dari era
minyak” yang menjadi pengingat akan argument kuno “batas pertumbuhan.”
Para ahli seperti Amory Lovins dari Rocky Mountain Institute mencatat
bahwa minyak planet yang “mudah” telah siap diekstrak, biaya pencapaian
dan pemurnian sumber baru yang cukup bisa hilang memaksa berpindah
menuju bahan bakar alternative dan inovasi transportasi dan industrialisasi.
Namun, energi hanya merupakan gambaran. Banyak praktik
kemanusiaan telah diperlihatkan selaras dengan tekanan yang jelas terhadap
planet ini dan mengancam diri kita. Penggunaan berlebihan menunjukkan
pengurangan jumlah sumber daya alam secara besar – besaran dan secara
signifikan menghancurkan lingkungan. Buktinya sangat meyakinkan. Setiap
20 menit, satu kehidupan spesies binatang atau tumbuhan menghilang dari
planet, dengan lebih dari 26.000 spesies hilang setiap tahun. Lebih dari 80%
koral karbia telah hilang sejak than 1970an. 50% daerah rawa dunia telah
dihancurkan sejak tahun 1900. 50% spesies ikan dunia benar –benar
dieksploitasi atau diambil besar- besaran. 24 milyar ton tanah subur
menghilang setiap tahun. Sekitar sepertiga permukaan tanah planet terancam
gersang, 80%dari hutan asli dunia telah dibersihkan atau rusak, dan lebih dari
40 juta hektar hutan tropis hialang setiap tahun. Air permukaan telah
menunjukkan peringatan ringan di berbagai belahan dunia, kemudian
menurun dengan tambahan sepertiga selama20 tahun ke depan. Permintaan
air menjadi tiga kali lipat selama 50 tahun terakhir. Satu milyar orang terus
menerus terpapar polusi udara dalam ruangan 100 kali lebih besar daripada
yang direkomendasikan oleh WHO, menyebakan 2 juta kematian setiap
tahun. Setipatahun, sampah 3 kali lebih banyak dibuang ke laut kita daripada
total berat semua ikan yang ditangkap. Orang amerika membuang 2,5 juta
botol plastic setiap jam, tanda dari krisis manajemen pembuangan yang
muncul dalam dunia maju bahwa lebih banyak tempat pembuangan sendiri
tidak dapat diguanakan.
Salah satu yang mungkin paling serius adalah kita dapat melihat dengan
semakin jelas dan bukti yang ditemui yang kita kontribusikan secara langsung
bagi perubahan iklim global. Ketika Intergovermental Panel on Climate
Change, jaringan yang diakui secara internasional oleh para ahli perikliman
didirikan di bawah dukungan dan bantuan PBB, diputuskan dalam laporan
evaluasi tahun 2001nya, “Terdapat bukti baru dan lebih kuat bahwa
kebanyakan pemanasan yang diamati dalam 50 tahun terakhir disebabkan
oleh aktivitas manusia.”
Hal yang kurang jelas adalah cara kita akan mengubah aktivitas
tersebut untuk mencegah atau bahkan menghentikan beberapa dari
permasalahan yang muncul yang telah kita mulai. Barangkali, sebelum itu,
kita mungkin mengambil pelajaran dari spesies lain yang telah
mengembangkan hubunganyang hanya sedikit merusak degan planet ini. Saat
pengarang Cradle to Cradle Williams McDonough dan Michael Braungart
mengatakannya: “Semua semut di planet ini memiliki biomassa yang lebih
besar daripada yang dimiliki oleh manusia. Semut – semut sangat rajin
selama jutaan tahun. Produktivitas mereka membantu tanaman, binatang,
tanah, industry manusia telah sangat sibuk selama beberapa abad, dan hal ini
menyebabkan penurunan dalam hampir setiap ekosistem di planet.”

3.6 Meningkatkan Kesadaran, Meningkatkan Tindakan Nyata

Tampak jelas bahwa banyak orang di seluruh dunia, yang


diperingatkan oleh lingkungan kita dan kemarahan lingkungan yang semakin
bertambah, mencari dan menciptakan jalan menuju masa depan yang lebih
berkesinambungan. Hal ini nyata di antara generasi-generasi yang lebih
muda. Banyak survei dan studi menyatakan bahwa di Amerika, anggota
generasi ”millennium” yang lahir setelah tahun 1982, dan populasi remaja
terbesar sejak baby boomer-menganggap isu isu lingkungan dengan sangat
serius.
Keinginan yang serupa untuk mengambil tanggung jawab bagi
perubahan lingkungan diekspresikan oleh pengaruh lain dan meluaskan
segmen populasi dewasa Amerika yang disebut ”budaya kreatif." Kelompok
yang terdiri dari 50 juta ini dan terus bertambah, diidentifikasikan oleh ahli
sosiologi Paul Ray dan_Sherry Anderson, sangat peduli akan alam dan
dipersiapkan untuk membuat keseimbangan pribadi demi keseimbangan
ekologi.
Keinginan yang meningkat untuk menemukan jalan yang lebih
berkesinambungan ini tidak terpatok ke negara Barat. “Sektor ketiga" yang
berpotensi juga mulai muncul di negara-negara berkembang, diperkuat oleh
konektivitas dan komunikasi yang meningkat. Pada tahun 2004 World Social
Forum-jalan alternatif aktivis global pada World Economic Forum yang
menarik lebih dari 80.000 delegasi di seluruh dunia-melindungi "sistem
kekebalan” planet yang merupakan prioritas utama, menempatkan diri dalam
konteks yang lebih luas dari menguasai dan anti-pengelompokan. Juga pada
tahun 2004, hadiah Nobel Perdamaian dianugerahkan pada Wangari Maathai,
seorang aktivis lingkungan Kenya yang mendirikan Gerakan Sabuk Hijau,
jaringan pan-Afrika yang tidak hanya menanam jutaan pohon, tetapi secara
eksplisit menghubungkan nilai pengembangan berkesinambungan dengan
demokrasi dan perdamaian. ”Sekarang kita dihadapkan dengan tantangan
yang membutuhkan pergantian dalam pemikiran kita sehingga kemanusiaan
berhenti mengancam sistem dukungan kehidupannya,” kata Maathai dalam
pidato penyambutannya yang persuasif." Kita dipanggil untuk membantu
bumi menyembuhkan luka-lukanya dan dalam proses penyembuhan dini diri
kita sendiri-tentunya, untuk merangkul semua ciptaan dalam keragaman,
kecantikan, dan keajaiban. Hal ini akan terjadi bila kita melihat kebutuhan
untuk menghidupkan kembali rasa kepemilikan kita pada kehidupan keluarga
yang lebih besar, yang dengannya kita bisa menceritakan proses evolusi kita.”
Sebenarnya, kita melihat bukti yang muncul dari pendekatan yang
lebih berkelanjutan tidak hanya di antara warga negara dan advokat, tetapi di
antara para pemilik industri dan pebisnis. Barangkali, yang paling penting
dari hal ini adalah usaha untuk menciptakan proses-proses pembuatan produk
yang meminimalkan penggunaan sumber-sumber daya dan mengurangi
limbah. Usaha-usaha ini secara luas didasarkan pada ide ”ekologi industri,"
diperkenalkan pada awal tahun 1990an oleh Hardin Tibbs dan yang lainnya
dan sekarang merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri, diajarkan dalam
desain lingkungan dan program insinyur di seluruh dunia. Saat tempat
pembuangan penuh, kita mulai menyadari bahwa melemparkan hal-hal
dengan ”jauh" berarti akumulasinya berada di sekitar kita. Di dekade
mendatang, kita akan dipaksa menggunakan cara ”mengurangi, menggunakan
ulang, mendaur ulang” dengan serius, dengan tanggung jawab yang semakin
bertambah di bidang yang di munculkan oleh para pemilik industri daripada
oleh konsumen.
Di berbagai bidang, konsumen akan cenderung menjadi “pengguna
jasa” menggunakan produk untuk beberapa lama sebelum mengembalikannya
pada pemilik pabrik untuk proses daur ulang dan penggunaan kembali. Ketika
kita mulai mendesain siklus kehidupan yang lebih lama ini dalam pikiran, kita
dapat menggerakkan dari "down-cycling,” di mana setiap penggunaan baru
dari bahan tersebut mengarahkan ke kualitas yang lebih rendah, ke ”up-
cycling.” Kita' juga akan mulai mengurangi memikirkan siklus kehidupan
”seumur hidup (cradle to grave)” untuk produk dan lebih memikirkan tentang
pendekatan ”semasa hidup (cradle to cradle),” dengan akhir kehidupan
sebuah produk yang menandai mulainya inkarnasi lain dari material yang
sama.

3.7 Energi yang penting


Pada dekade mendatang, berubahnya penggunaan energi kita akan
dipercepat oleh sejumlah faktor yang tidak dapat disangkal, yang paling
penting adalah pertumbuhan bukti ilmiah di mana emisi karbon dunia
memainkan peran serius dan mengingatkan akan destabilisasi lingkungan di
bumi. The International Energy Agency memperkirakan bahwa permintaan
energi dunia akan terus bertambah 25 tahun mendatang, meningkat hampir 60
persen pada tahun 2030 dengan sepertiga permintaan baru yang berasal dari,
negara-negara berkembang. Sekarang, dunia mengandalkan bahan bakar fosil
beremisi karbon untuk 80 persen energinya dan emisi karbon dilacak menjadi
dua kali lipat pada tahun 2050 bila pengukuran signifikan tidak diambil.
Konflik yang merupakan pertemuan antara kebutuhan energi dunia dan
membatasi emisi karbon untuk mengurangi perubahan iklim global ini, akan
terus menciptakan tekanan signifikan untuk pemerintahan, perusahaan, dan
warga kota dalam mengubah pola penggunaan energi mereka pada dekade
yang akan datang.
Pengembangan penting lainnya adalah tumbuhnya perhatian yang
diberikan untuk meletakkan dasar kerja untuk pergantian akhir pada
”ekonomi hidrogen,” dimana hidrogen akan menggantikan minyak dan gas
sebagai sumber bahan bakar utama kita. Disarikan dari bensin, gas alam, air,
nuklir, atau sumber-sumber yang dapat diperbaharui, hidrogen menyimpan
energi lebih efisien daripada baterai yang ada sekarang, membakar dua kali
lebih efisien dalam sel bahan bakar seperti bensin dalam mesin pembakaran
internal (lebih membentuk energi yang dibutuhkan daripada
menghasilkannya), dan hanya menyisakan air. Sementara kendaraan hidrogen
dan unit tenaga bahan bakar sudah muncul, ilmu pengetahuan masih
berevolusi, dan meyakinkan konsumen, pemilik pabrik, desainer produk,
kaum politisi, dan mereka yang dalam bisnis energi untuk bersama-sama
berevolusi menuju platform energi baru akan jauh dari mudah.
Sementara itu, kita menemukan cara-cara kreatif (meskipun
pengganti) untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh emisi karbon,
misalnya, dengan menangkap dan menyimpan buangan karbon sebelum dapat
berefek pada atmosfer khususnya menguncinya di bawah tanah atau di dalam
samudera. Teknologi terbaru untuk melakukannya rumit dan mahal, tetapi
beberapa eksperimen yang menjanjikan dilakukan secara diam diam. Baru-
baru ini, delapan dari perusahaan utama energi dunia memutuskan untuk
mengkoordinasikan usaha-usaha pemisahan karbonnya, memasang CO2
Capture Project dengan harapan mengurangi ongkos penangkapan karbon.
Sementara itu, proyek skala-besar untuk menyimpan karbon dalam formasi
geologi juga dilakukan diam-diarn, yang paling diamati dalam ladang gas
alam Sleipner dari Statoil di laut Utara dan ladang minyak Weyburn dari
EnCana di Saskatchewan, Kanada.
Pengembangan yang lain adalah pencarian berlanjut bagi sumber-
sumber energi alternative yang mungkin, khususnya yang dapat diperbaharui
seperti tenaga angin dan matahari. Pengembangan cepat telah dibuat dalam
efisiensi sel matahari dalam beberapa tahun terakhir; sel-selnya sekarang
dibuat dari banyak bahan yang lebih murah, yang dapat membuat harga
tenaga matahari bersaing dengan jaringan kelistrikan. Dalam bulan Desember
2004, Jerman membuka pabrik energi matahari terbesar didunia sepanjang 30
acre. Koalisi Sosial-Dernokrat Hijau dari kanselir Jerman Gerhard Schroeder
telah mengembalikan jerman menjadi pemimpin energi dunia yang dapat
diperbaharui. Kebijakan politik beresiko Schroeder untuk meningkatkan
pajak pada produk-produk minyak tanah menggunakan milyaran untuk
dibelanjakan pada proyek angin dan matahari sambil mengurangi konsumsi
bahan bakar konvensional. Sementara itu, Skotlandia cepat menjadi
pemrakarsa dalam mengendalikan dan menggunakan energi ombak dan baru-
baru ini membuat sebuah pusat energi laut yang massif untuk
mengembangkan dan menguji peralatan skala-komersial untuk menangkap
energi air pasang dan mengubahnya menjadi kekuatan yang dapat digunakan.
Tenaga nuklir juga dimunculkan ulang pada skala besar sebagai
pembersih dan penyelamat alternatif bagi batu bara, gas, dan minyak.
Misalnya, Cina mengembangkan reaktor nuklir generasi berikutnya. Perancis
telah mendapatkan lebih dari 75 persen kelistrikannya dari energi nuklir;
Belgia memperoleh 58 persen, dan Korea Utara 40 persen. Menutup
kebutuhan A.S. sebanyak 20 persen, tetapi bahwa angka tersebut
mengesankan dengan mempertimbangkan bendera perang dan visi dari Three
Miles Island masih memicu dimana kata-kata ”nuklir" disebutkan. Seperti
yang dinyatakan oleh Peter Schatz, ”Nuklir disini, sekarang, dalam jumlah
industri.” Dan kepentingannya diantara pilihan energi alternative hanya akan
meningkat dalam dekade mendatang.
Yang paling penting, seperti yang dinyatakan oleh penulis ilmiah
Janine Benyus, aturan sederhana untuk organisme apapun adalah untuk
”mempertahankan hidup dan mempertahankan keturunanmu hal ini berarti
bahwa menjaga seribu generasi dari sekarang.” Bagi manusia, skala lengkap
dari tantangan itu akan lebih jelas terlihat, membuat kecemasan, dan dari
kepedulian :yang lebih besar pada dekade mendatang daripada waktu tertentu
dalam sejarah kita. Perkembangan yang sedang berjalan menyatakan bahwa
pergantian pemikiran umum kita terhadap Optimisme dan keyakinan bahwa
kita dapat mencapai kesinambungan yang lebih hebat dibandingkan dengan
sebelumnya. Pergantian semacam ini dapat mengubah anggapan global kita
tentang kesinambungan dari salah satu ketakutan dan saling menyalahkan
menuju harapan yang lebih besar dan tujuan umum.

3.8 Planet
Pada tahun mendatang, kita akan memulai bab baru dalam hubungan
kita dengan planet ini, salah satunya dengan kita mulai mengerti dengan lebih
baik bahwa kita tidak menghuni sebongkah batu yang diam dan bahwa kita
sendiri tidak memicu setiap perubahan di planet kita. Kita akan menantang
pandangan modern umat manusia seperti sesuatu yang terpisah dari dan
mendominasi atas alam, tuan dari lingkungan kita, pilot dan “Pesawat Luar
Angkas Bumi”.
Kita akan menyadari bahwa sebenarnya ada egoisme tersembunyi
yang memanggil umat manusia untuk “menyelamatkan planet “. Karena
planet terus bertindak dengan sendirinya. Gagasan tentang berkesinambungan
yang khusus menuntut kita untuk memperhatikan planet ini untuk peradaban
kita sendiri, lebih dekat ke penilaian, tetapi masih dianggap bahwa kita
memegang semua kartu dan harus belajar mempelajari dengan lebih baik.
Walaupun hal tersebut merupakan permulaandari pergantian kognitif yang
lebih lama. Kita berada dalam langkah-langkah awal penemuan kembali
kebijaksanaan lama bahwa alam memegang kartu-kartunya sendiri dan
memainkannya menurut kemauannya sendiri. Kita miliki planet ini bukan
yang lain.
3.9 Hubungan kita yang berubah dengan Planet
Tiga faktor penting akan mengarahkan pergantian yang cenderung
cepat terjadi dalam hubungan kita dengan planet ini. Yang pertama adalah
bahwa kita akan terus mengalami bencana alam dibanyak bagian dunia pada
tahun tahun yang akan datang. Yang kedua, akhir-akhir ini kita telah
meningkatkan pengamatan secara besar-besaran terhadap planet dan
kemampuan kita untuk melacak dan memhami kemunculan , fluktuasinya
gerakan yang tidak tetap dan lompatannya. Ketiga, ketikan kita lebih
mempelajari tentang dampak pada planet dan khususnya sistem iklimnya,
kita juga mempelajari hal-hal menarik tentang cara planet menentukan
iklimnya sendiri.
Sekarang hampir ada konsensus ilmiah dunia dimana kita hidup
melalui periode buatan manusia dan pemanasan global secara perlahan-lahan.
Dalam 150 Tahun terakhir, konsentrasi karbondioksida di atmosfir telah
meningkat dan 280 bagian per juta (part per million/ppm) ke 370 ppm, secara
keseluruhan hampir karena aktivitas industri manusia. Peningkatan ini terus
menekan suhu global rata-rata yang pernak naik, menciptakan pola cuaca
baru dan berbeda dalam banyak bagian dunia.
Namun walaupun perubahan iklim merupakan hasil pekerjaan tangan
manusia secara luas, keseluruhannya tidaklah demikian. Planet juga
merupakan aktor dalam permainan tersebut. Perubahan suhu besar tidaklah
baru bagi planet ini. Sebenarnya ilmuan sekarang mempelajari bahwa hal ini
terjadi lebih sering (tiba-tiba) daripada yang diduga sebelumnya. Sebagai
tambahan terhadap transisi utama dari periode glasial ke periode hangat
sekitar setiap 100.000 tahuun lebih kecil, masa transisinya lebih sering.
Buktinya bertambah bahwa kebanyakan dari perubahan relatif ini tiba-tiba
muncul selama bertahun-tahun ata beberapa dekade, bukan selama berabad-
abad atau milenium.
Penelitian ilmiah lain menyatakan lebih banyaj kepingan-kepingan tak
terduga tentang cerita iklim planet. Tampaknya arus teluk-yang menjaga
Atlantik Utara lebih hangat daripada seharusnya dan terhitung cukup bagi
Eropa Utara dibandingkan dengan Kanada pada daerah yang sama-berhenti,
cukup tiba-tiba dan cukup teratur, sekitar tiap 5000 tahun, dengan
konsekuensi serius bagi pola cuaca dunia. Secara historis, saat arus teluk
tidak lagi ada, iklim berganti dari satu dekade tunggal menjadi kondisi yang
lebih dingin, lebih kurang dan lebih berangin melintasi seluruh belahan Eropa
Utara. Menciptakan musim dingin yang parah, badai dan kemarau . Kita tidak
mengalami berhentinya arus teluk selma lebih dari 8.000 tahun, tetapi ada
bukti kuat bahwa kondisi yang dapat menciptakan berhentinya arus teluk lain
di masa depan dalam waktu dekat sekarang telah tiba. Pada bulan mei 2005
para ilmuwan menemukan bahwa salah satu “mesin” utama yang
mengendalikan arus teluk-tenggelamnya penahan air yang besar di laut
Greenland-telah melemah kurang dari seperempat dari kekuatan biasanya.
Bila hal ini terjadi, kelemahan ini dapat memicu skenario perubahan iklim tak
terduga yang akan mengembalikan Eropa Utara ke Siberia dalam beberapa
dekade dan menciptakan pola-pola tak terduga akibat pemanasan dan
pendinginan di seluruh dunia, menyebabkan menipisnya persediaan makanan
dan air, banjir, dan ketidakstabilan perekonomian dan politik.
Dengan melihat kedepan kemungkinann besar bahwa belahan bumi
akan mengalami periode perubahan iklim yang sangat cepat. Komite Riset
Nasional Amerika menunjukan bukti bahwa pemanasan sekitar sebagian dari
Atlantik Utara sejak era es terakhir dicapai hanya dalam satu dekade. Dan hal
tersebut mungkin terjadi karena perubahan tiba-tiba yang biasa terjadi ketik
iklim berada dibawah tekanan, tren pemanasan global yang telah kita alami
akan “meningkatkan kemungkinan peristiwa daerah atau peristiwa iklim
global yang luas, tiba-tiba dan tidak diharapkan- dan tidak hanya
menyebabkan pemanasan tetapi juga”aneh” seperti dikatakan oleh ahli
lingkungan Paul Hawken, “Salah satu masalah dengan pemanasan global
adalah bahwa penggunaan kata pemanasan tidaklah pas. Hal terebut tidak
berarti bahwa semuanya akan panas dan lembab-semua akan menjadi lebih
tidak terduga.
Pada tahun 1950an terdapat 13 “kejadian cuaca ekstrim” pada tahun
1990an, terdapat 32 kejadian. Asuransi untuk kejadianyang parah menjadi
lebih mahal dan sulit untuk ditemukan. Dala 10 bulan pertama pada tahun
2004 (sebelum tsunami Asia Selatan), bencana alam menyebabkan
pengeluaran industri asuransi lebih dari 35 miliar dolar, naik dari 16 milyar
dolar pada tahun 2003. Keseluruhan kerugian perekonomian selama periode
10 bulan ini, banyak yang tidak diasuransikan total kasarnnya sekitar 90
miliyar dolar-naik dari 63 milyar dolar pada tahun 2003 dan menurupakan
catatan tinggi.

3.10 Mengenali kerumitan, menghindari kelumpuhan


Merupakan hal yang penting bahwa kita mengerti dan mengenali
gambaran perubahan iklim yang lebih rumit ini, di mana planet ini
merupakan pasrtisipasi yang berarti, hasil bervariasi dan berbeda dari satu
tempat dengan tempat lain, dengan peristiwa cuaca yang aneh bahkan lebih
umum.
Dalam 100 tahun ke depan, kita akan semakin menganggap planet
kita sebagai sistem kehidupan yang rumit, di mana manusia memainkan
peran penting dan di mana mereka mempengaruhi tetapi tidak
mengendalikan. Pada tahun 1970an, James Lovelock memberikan metafora
(menolak dan banyak menghina, tetapi barangkali cukup berharga untuk
dilihat kembali untuk beberapa tahun ke depan) dari “Gaia.” Dia
menyatakan bahwa “Bumi mungkin hidup tidak seperti orang-orang dahulu
memandangnya dewi yang peka dengan tujuan dan tebakan yang hati-hati
tetapi hidup seperti sebatang pohon. Sebatang pohon yang muncul diam-
diam, tidak pernah bergerak kecuali digoyang angin, tetapi terus-menerus
berlawanan dengan sinar matahari dan tanah. Menggunakan sinar matahari,
air dan gizi mineral untuk tumbuh dan berubah. Namun, semua terjadi
begitu saja, bagi saya pohon oak tua hijau itu sama seperti saat saya masih
kecil.” Pergantian yang lebih baik tentang planet kita sebagai satu
keseluruhan kehidupan rumit yang akan membantu kita untuk memahami
kebutuhan rumit yang akan membantu kita untuk memahami kebutuhan,
pola, dan masa depannya dengan lebih baik.
Terdapat beberapa bahaya sekarang ini, dengan banyaknya
kekebalan pada dunia maju untuk membuat perubahan yang tidak dapat
dibuktikan secara absolut (kecuali, barangkali, dalam hikmahnya) sementara
banyak dalam dunia berkembang cukup beralasan, tidak mau berkompromi
atau menghalangi jalan perumbuhan mereka sendiri dengan cara yang tidak
dilakukan oleh negara lain

3.11 Lima cara menuju masa depan


Pada dekade mendatang, saya percaya bahwa pengetahuan dan
tindakan kita mengenai kondisi menantang dari planet yang akan
berkembang selama lima cara ini.

Cara pertama adalah pembelajaran, dan disini kita telah membuat


kemajuan yang kuat. Pemahaman kita akan pola iklim yang berkembang.
Kita melacak dan memahami sisitem iklim bumi dengan cara yang
dikembangkan yang pernah ada. Kita mengamati, mengukur, dan menilai
perubahan keplanetan saat perubahan tersebut muncul. Dan kita melakukan
pemodelan dan menstimulasi sistem palnet kita dengan cara yang semakin
canggih. Akan tetapi, cukup jelas, pembelajaran meminta kemampuan untuk
mengubah pemikiran kita, pentingnya keterbukaan dan semangat permintaan
yang tidak selalu mengkarakterisasi-kan masyarakat, politik, dan bahkan
dialog ilmiah pada isu-isu penting ini.

Cara kedua adalah meredakan khususnya, upaya serius untuk


membatsi emisi karbon. Protokol Kyoto adalah contoh utama, misalnya.
Perjanjiannya, yang terlihat dampaknya pada bulan Februari 2005, membuat
target country by country (per-negara) untuk pengurangan emisi karbon.
Meskipun Amerika sendiri memproduksi 36 persen emisi industri dunia,
menolak menandatangani perjanjian itu, kebanyakan negara-negara lain di
dunia telah membuat pilihan berani dan kolektif untuk mengatasi pemanasan
global selagi masih bisa.
Cara ketiga yaitu mencocokkan kembali mengetahui cara kita bisa
terus menempati bagian planet ini bahkan ketika mereka berada di bawah
tekanan yang pasti akan terjadi. Dihadapkam dengan kerusakan dengan air
laut, presiden negara Maladewa yaitu Maumoon Abdul Gayoom,
memutuskan untuk menciptakan pulau baru, Hulhumale, pada ketinggian
enam kaki diatas laut. Sejauh ini, proyek tersebut mengeluarkan biaya lebih
dari 60 juta dolar dan menjadi tempat tinggal lebih dari 1.000 orang (pada
tahun 2040, saat pulau ini selesai, akan menjadi 150.000 orang). Pulau ini
dengan tak terduga diuji oleh tsunami pada bulan Desember 2004, pulau ini
bertahan dengan hanya mengalami kerusakan yang sangat kecil sementara
yang lain rusak.

Cara keempat adalah memposisikan kembali, akan ada tanah yang


tidak dapat diselamatkan untuk habitat manusia. Di beberapa daerah,
meningkatnya biaya pertahanan pantai adalah memulai kebijakan atas
kembalinya tanah k laut. Namun pada tahun mendatang, kita akan dipaksa
meninggalkan tanah yang telah dihuni selama bertahun-tahun. 155.000
orang Inuit di Kanada, Alaska, Greenland dan Rusia mengalami prospek
keruntuhan kebudayaan yang sangat nyata, yang sangat berhubungan dengan
geografi mereka. Mereka khawatir bahwa cara hidup mereka hilang, dan
tragisnya, mereka mungkin benar.

Cara kelima adalah melampaui membayangkan dan menyiapkan


pendekatan yang sangat berbeda untuk menyusun kehidupan manusia di atas
planet ini atau bahkan mungkin di tempat lain. Contohnya menerapkan
strategi energi baru yang agresif, hal ini mungkin meliputi mendesain karya
teknik seperti cermin raksasa untuk memantulkan cahaya matahari. Cara kita
memanfaatkan atmosfer dan lingkungan planet lain untuk mendukung
kelanjutan spesies kita “terraforming” dunia lain, seperti yang digambarkan
oleh penulis ilmiah fiktif.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Selama 300 tahun terakhir populasi manusia semakin meledak dan
diperkirakan kembali bila angka kelahiran dapat dikendalikan, makan
populasi manusia di tahun 2050 amakn menjadi 9 milyar. Planet adalah benda
langit yang gelap, tidak mempunyai cahaya, dan selalu mengelilingi sebuah
bintang sejati yaitu matahari. Populasi manusia semkain bertambah di planet
kita ini sehingga semakin banyaknya juga pemasalahan yang ada. Tapi pada
masa ini kemajuan akan teknologi membantu kita semakin muda mengakses
segala sesuatu mengenai apa itu planet sehingga membuang stigma bahwa
planet bukanlah suatu bongkahan batu. Kita sebagai manusia penghuni planet
ini tidak boleh merusak atau menghabiskan sumber daya yang ada. Karena
jika merusak atau menghabiskan semua akan berdampak pada diri kita
sendiri. Sebaiknya kita meningkatkan kesadaran dengan tindakan nyata dan
menghindari kelumpuhan. Dan mengikuti cara menuju masa depan yang baik
dengan pengetahuan dan tindakan kita mengenai kondisi menantang dari
planet kita ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kelly, Eamon. 2010. Agenda Dunia Abad 21; Bangkit Menghadapi
Tantangan Dunia yang Penuh Ketidakpastian. Jakarta: Indeks

22

Anda mungkin juga menyukai