A. PENGERTIAN
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
kesehatan untuk manusia. Bila obat tidak digunakan secara efektif dan aman akan
tidak diinginkan.
4. Makanan dan minuman tertentu dapat bereaksi dengan obat, karena itu minumlah
obat sesuai dengan aturan pakainya : saat makan atau sebelum makan dan sesudah
makan. Waktu yang tepat untuk minum obat : Pada saat makan/ segera setelah
makan : Sebelum makan (1/2 – 1 jam sebelum makan), Sesudah makan (1/2 jam
sesudah makan)
jauhkan dari jangkauan anak anak dan jika perlu di simpan di lemari pendingin
(bukan freezer)
6. Minumlah obat dengan air putih, jangan dengan teh, kopi, atau minuman jenis
lain
7. Gunakan alat bantu pemakaian obat secara benar (inhaler, jarum suntik)
8. Jangan gunakan obat lain maupun obat bebas lain sebelum berkonsultasi denga
dokter
10. Bila mengalami reaksi reaksi yang tidak diinginkan setelah minum obat, segera
Beberapa orang mungkin sangat sensitive terhadap kandungan aktif dari beberapa
obat. Hal ini dapat menyebabkan beberapa reaksi alergi, seperti batuk, pembengkakan
pada bibir, lidah atau wajah, gatal-gatal pada kulit, atau bintik merah dan bengkak.
Apabila anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai alergi obat atau reaksi alergi
pada kandungan obat pereda nyeri yang dijual bebas, konsultasikan dengan dokter
Masalah pada jaringan: pembengkakan pada tenggorokan dan lidah, suara serak,
Maslah pada peredaran darah; detak jantung yang cepat, merasa pusing, pucat,
kehilangan kesadaran
kita bisa maksimal. Sebelum minum obat sebaiknya kita cek, sudah benar atau belum
Cek Label
Baca baik-baik label obatnya, terutama kalau kita membeli obat bebas yang nggak
memerlukan resep dokter. Lihat tanggal kadaluarsa dan perhatikan isi obat
tersebut. Yang paling penting juga, jangan sampai obat tersebut mengandung zat
Dosis Pas
besar obat memiliki efek samping yang nggak bagus kalau diminum berlebihan.
Jadi, kalau dosisnya satu tablet, jangan ditambah jadi dua atau tiga.
Tepat Waktu
Setiap obat diminum dengan waktu yang berbeda-beda. Ada yang satu kali sehari,
ada juga yang tiga kali sehari. Kalau kita harus minum obat tiga kali sehari, berarti
menghitungnya adalah 24 jam dibagi tiga. Itu berarti kita harus minum obat
tersebut setiap 8 jam. Jeda waktu ini dimaksudkan untuk memberikan waktu yang
cukup lama untuk obat itu bekerja di tubuh sebelum dibuang lagi melalui keringat,
Sebagian besar obat memang paling baik diminum sesudah makan. Soalnya, pada
saat itu lambung kita sudah selesai menyerap makanan sehingga proses
penyerapan obat pun nggak terganggu. Tapi, ada beberapa obat yang memang
lebih baik dikonsumsi sebelum makan. Jadi, sebaiknya kita mengikuti saja
Habiskan Antibiotik
Resep antibiotik dari dokter harus dihabiskan meskipun kita merasa sudah
membaik. Soalnya, dokter sudah memberi takaran obat untuk waktu tertentu
sehingga kuman penyakit tersebut akan mati. Kalau obat nggak dihabiskan, kita
membuka peluang buat si kuman penyakit balik lagi ke tubuh kita karena nggak
Obat memang paling baik diminum dengan air putih. Minum obat dengan teh bisa
susu, bisa menimbulkan reaksi tertentu yang juga bikin khasiat obat jadi hilang.
Jangan Dicampur
Jangan mencampur obat yang satu dengan yang lain. Soalnya, kita nggak tahu
efek yang mungkin ditimbulkan dari kedua obat tersebut. Untuk menghindari
dan penggunaannya secara tepat dan aman, anda akan terhindar dari bahaya yang
mungkin ditimbulkan olehnya. Bahkan, anda juga akan lebih banyak memetik
manfaatnya, seperti halnya anda memetik manfaat dengan melakukan sarapan pagi
Seiring dengan kesadaran akan pentingnya kualitas kesehatan, pemakaian obat juga
khusus dalam penyimpanan tergantung dari karakteristiknya sehingga obat tetap bisa
Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat
laun obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu.
Akhirnya khasiat obat akan berkurang. Tanda2 kerusakan obat kadangkala tampak
dengan jelas, misalnya bila larutan bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim
berubah tidak seperti awalnya ataupun berjamur. Akan tetapi dalam proses rusaknya
obat tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk dan baunya obat tidak berubah,
namun kadar zat aktifnya sudah banyak berkurang, atau terurai dengan membentuk
zat-zat beracun. berkurangnya zat aktif hanya dapat ditetapkan dengan analisa di
laboratorium. Menurut aturan nternasional, kadar obat aktif dalam suatu sediaan
diperbolehkan menurun sampai maksimal 10%, lebih dari 10% dianggap terlalu
Berikut ini cara penyimpanan obat yang benar yang dapat dilakukan dirumah ;
Jika anda punya kebiasaan untuk menyimpan obat ditempat yang mudah terlihat
agar mudah ingat untuk meminumnya, tinggalkan wadah obat yang kosong
ditempat itu dan simpan obatnya pada tempat yang tidak mudah dijangkau anak-
anak.
Kebanyakan obat dapat disimpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu
kamar yang jauh dari sumber panas. Jika obat tidak tahan terhadap cahaya maka
dapat digunakan botol bewarna coklat atau botol plastik yang tidak tembus
cahaya. Beberapa obat harus disimpan di lemari pendingin tapi jangan disimpan
di freezer.
Penandaan pada kemasan asli serta brosur jangan dibuang, karena pada etiket
obat tersebut tertera cara penggunaan dan informasi penggunaan obat yang
penting. Ini penting agar Anda selalu mengetahui keterang`n obat dengan lengkap
Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung
Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat
menimbulkan kerusakan.
Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak
Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah
F. ATURAN PENYIMPANAN
tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan
hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira
sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat
tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada
Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat
tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata, kuping dan
hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka
waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang
dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah
dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara
keseluruhan.
Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin
bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau
telinga. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah
digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan
pipet/sendok ukur dan mengeringkannya. Di negara2 maju pada setiap kemasan obat
diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia
secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah dibuka, maka tanggal
kadaluwarsa tsb tidak berlaku lagi. Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari
jangka waktu penyimpanan dari sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka.
Angka2 ini hanya merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan
Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya
yang diakibatkan oleh suatu pengobatan. Efek samping obat, seperti halnya efek obat
yang diharapkan, merupakan suatu kinerja dari dosis atau kadar obat pada organ
sasaran.
Interaksi obat juga merupakan salah satu penyebab efek samping. Hal ini
terjadi ketika tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat) lalai dalam memeriksa
obat yang dikonsumsi oleh pasien, sehingga terjadi efek-efek tertentu yang tidak
diharapkan di dalam tubuh pasien. Bertambah parahnya penyakit pasien yang dapat
berujung kematian merupakan kondisi yang banyak terjadi di seluruh dunia akibat
Interaksi ini dapat terjadi antar obat atau antara obat dengan
yang disangka aman oleh sebagian besar masyarakat juga dapat berinteraksi dengan
obat lainnya. Contohnya adalah tanaman St. John's wort (Hypericum perforatum),
peningkatan enzim sitokrom P450 yang berperan dalam metabolisme dan eliminasi
bersamaan.
Berikut ini adalah contoh dari efek samping obat yang biasanya terjadi:
1. Aborsi atau keguguran, akibat Misoprostol, obat yang digunakan untuk pencegahan
(gastric ulcer) borok lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non
steroid.
morfin.
14. Rambut rontok dan anemia, karena kemoterapi melawan kanker atau leukemia.
15. Hipertensi, akibat penggunaan Efedrin. Hal ini membuat FDA mencabut status
1. Faktor Pasien
Faktor pasien meliputi umur, genetik dan penyakit yang diderita. Pada
juga pada pasien geriatrik (lansia) yang kondisi tubuhnya sudah menurun.
Pada pasien dengan penyakit tertentu seperti gangguan hati dan ginjal
2. Faktor Obat
Faktor obat yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping
interaksi antar obat. Masing masing obat memiliki mekanisme dan tempat
berbeda
1. Baca dosis dan aturan pakai penggunaan obat sesuai dengan yang tertera di
2. Pergunakan obat sesuai indikasi yang jelas dan tepat sesuai yang tertera di leafleat
3. Berikan perhatian khusus terhadap penggunaan dan dosis obat pada bayi, pasien
memiliki penyakit diabetes, penyakit ginjal atau liver, sedang meminum obat lain
A. PENGERTIAN
Tinjauan Literatur
mengobati, atau mencegah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan obat,
Peralatan medis seringkali mengakibatkan efek-efek yang tidak diinginkan pada klien.
Peristiwa yang merugikan adalah kejadian di mana peralatan medis telah, atau
mungkin memiliki, menyebabkan atau berkontribusi pada kematian atau luka berat
(FDA Kode Peraturan, Federal 21 2010). Masalah yang sering peralatan aktual atau
potensial dan dapat terjadi karena beberapa alasan. Dua alasan sering dilaporkan
kepada FDA melibatkan masalah peralatan (a) manufaktur dan (b) interaksi manusia
(faktor manusia). Faktor manusia disebut sebagai 'ergonomi dan faktor manusia
1. ALAT KESEHATAN
Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan, Alat kesehatan adalah instrumen,
aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
Peralatan medis berkisar dari item yang sederhana seperti stik sampai peralatan yang
lebih kompleks, seperti ventilator. Mereka mewakili beberapa teknologi yang paling
inovatif yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah peralatan medis
mencegah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan obat, biologis, atau makanan
4. wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup botol infus
6. pelalatan anestesi
a. Infus pump
b. Syringe pump
- sepatu, dll
a. Holter
a. Semua peralatan medis yang berada dan digunakan selama perawatan di dalam
2. Hati-hati Alat yang ada rodanya (Tiang infus, Over Bed Table, dll)
”RESIKO JATUH”
1. Alarm bunyi
c. Alat suntik: Pastikan petugas menjelaskan cara menggunakan alat tersebut dan
d. Kenali faktor-faktor yang bisa membuat alat medis tersebut rusak atau tidak
D. PERSYARATAN PERALATAN
1. Persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
2. Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan/ atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang;
3. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus
4. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai
5. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas
berkesinambungan;
7. Ketentuan mengenai pengujian dan/ atau kalibrasi peralatan medis, standar yang
berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT LAIN DAN MAKANAN
A. PENGERTIAN
Bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain
(interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia
lain.
Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-
efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang
tidak dimiliki sebelumnya. Potensi obat dapat dirasakan setelah terjadi reaksi kimia di dalam
tubuh. Reaksi kimia dapat terjadi antar obat atau obat dengan bahan lain di luar obat yang
menurunkan potensi obat dan mengurangi efek pengobatan, atau sebaliknya bisa terjadi
peningkatan efek samping dari obat itu sendiri. Interaksi antara obat dengan makanan dapat
terjadi jika makanan yang kita makan mempengaruhi obat yang sedang kita gunakan
sehingga mempengaruhi efek obat tersebut. Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai
proses, antara lain perubahan dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi,
ATAS:
Interaksi secara kimia / farmasetis terjadi apabila secara fisik atau kimia suatu obat
mengakibatkan inaktivasi obat. Interaksi ini sering terjadi pada cairan infus yang
Secara fisiologi interaksi terjadi apabila suatu obat merubah aktivitas obat lain pada
Secara farmakodinamik terjadi apabila suatu obat mempengaruhi aktivitas obat lain
a. Sumasi (adiktif).
beta reseptor.
d. Potensiasi, contoh :
banyak diuretika yang menurunkan kadar kalium plasma, dan yang akan
toksisitas glikosid.
ujung syaraf adrenergik dan karena itu memperkuat efek obat-obat seperti
Umumnya tidak terlalu berpengaruh pada efek klinik dan tidak membutuhkan
cisapride exposure).
4. Interaksi tidak hanya untuk terapi yang berbeda tetapi kadang untuk mengobati
3. Memperluas Spektrum
A. PENGERTIAN
Setiap saat, ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu obat,
perubahan tersebut dianggap sebagai interaksi obat-makanan. Interaksi seperti itu bisa
terjadi, tetapi tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa obat hanya
dipengaruhi oleh makanan tertentu. Interaksi obat-makanan dapat terjadi dengan obat
yang diresepkan oleh dokter, obat yang dibeli bebas, produk herbal, dan suplemen
diet. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya atau bahkan fatal pada kasus
yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan umumnya tidak akan
Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda. Sering,
disebabkan oleh jumlah protein dalam diet anda, atau bahkan cara makanan tersebut
disiapkan. Salah satu cara yang paling umum terjadi, dimana makanan mempengaruhi
efek obat adalah dengan mengubah cara obat tersebut diuraikan ( dimetabolisme )
oleh tubuh anda. Jenis protein yang disebut enzim, memetabolisme banyak obat. Pada
sebagian besar obat, metabolisme adalah proses yang terjadi di dalam tubuh terhadap
obat dimana obat yang semula aktif/ berkhasiat, diubah menjadi bentuk tidak aktifnya
sebelum dikeluarkan dari tubuh. Sebagian obat malah mengalami hal yang sebaliknya,
yakni menjadi aktif setelah dimetabolisme, dan setelah bekerja memberikan efek
terapinya, dimetabolisme lagi menjadi bentuk lain yang tidak aktif untuk selanjutnya
dikeluarkan dari tubuh. Beberapa makanan dapat membuat enzim-enzim ini bekerja
lebih cepat atau lebih lambat, baik dengan memperpendek atau memperpanjang waktu
yang dilalui obat di dalam tubuh. Jika makanan mempercepat enzim, obat akan lebih
singkat berada di dalam tubuh dan dapat menjadi kurang efekteif. Jika makanan
memperlambat enzim, obat akan berada lebih lama dalam tubuh dan dapat
beberapa jenis keju, dan berbagai daging olahan ) memperlambat kerja enzim yang
menyebabkan efek yang berbahaya, termasuk tekanan darah tinggi yang serius.
Beberapa jenis makanan dapat mencegah obat tertentu untuk diserap ke dalam darah
setelah ditelan, dan yang lain sebaliknya dapat meningkatkan penyerapan obat.
Contohnya, jika anda meminum segelas susu ketika menggunakan obat antibiotik
tetrasiklin, calcium yang ada dalam susu akan mengikat tertrasiklin, membentuk
senyawa yang tidak mungkin dapat diserap oleh tubuh ke dalam darah. Sehingga efek
yang diharapkan dari obat tetrasiklin tidak akan terjadi. Di sisi lain, meminum segelas
jus citrus bersamaan dengan suplemen yang mengandung zat besi akan sangat
bermanfaat karena vitamin C yang ada dalam jus akan meningkatkan penyerapan zat
diinginkan dari obat. Contohnya, orang yang menggunakan obat pengencer darah
pembekuan darah, sehingga melawan efek dari obat warfarin. Efek yang sebaliknya,
terjadi dengan vitamin E, bawang dan bawang putih, karena bahan-bahan ini
menghaslkan efek yang mirip dengan efek warfarin. Konsumsi dalam jumlah besar
dari makanan ini dapat menyebabkan efek warfarin menjadi terlalu kuat.
Tidak semua obat berinteraksi dengan makanan. Namun, banyak obat-obatan yang
beberapa contohnya:
1. Jus jeruk menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme obat sehingga
mungkin kelihatannya baik, padahal tidak. Jika obat diserap lebih dari yang
diharapkan, obat tersebut akan memiliki efek berlebihan. Misalnya, obat untuk
jauh. Konsumsi jus jeruk pada saat yang sama dengan obat penurun kolesterol
otot yang parah. Jeruk yang dimakan secara bersamaan dengan obat anti-
inflamasi atau aspirin juga dapat memicu rasa panas dan asam di perut
2. Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan produk
3. Makanan yang kaya vitamin K (kubis, brokoli, bayam, alpukat, selada) harus
berkeringat atau halusinasi, yang terbaik adalah menghindari minum kopi, teh
1. Jagalah obat tetap berada di dalam wadah / tempat aslinya sehingga memudahkan
2. Bacalah label obat dengan teliti, apabila kurang memehami dapat ditanyakan
3. Bacalah aturan pakai, perhatian dan peringatan interaksi obat yang tercantum
minuman dan suplemen serta yang harus dihindari ketika minum obat.
A. PENGERTIAN
Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar
seseorang tetap sehat. Bila diet dilakukan di rumah sakit dengan tujuan untuk
Nutrisi diartikan sebagai sebuah proses dalam tubuh makhluk hidup untuk
pemeliharaan tubuh.
B. TERAPI NUTRISI
penyakit, luka, atau kondisi lainnya dan mencakup dua hal utama yaitu penilaian
status gizi penderita dan penatalaksanaan yang mencakup terapi nutrisi, penyuluhan
sel yang rusak dan menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih kuat
sehingga kesehatan meningkat. Dasar dari terapi nutrisi adalah untuk penderita
dengan penyakit kritis baik yang disebabkan oleh trauma, luka bakar, pembedahan,
Jenis terapi nutrisi itu sendiri yaitu terapi nutrisi oral, enteral, panteral dan terapi
nutrisi kombinasi.
Jenis terapi nutrisi itu sendiri yaitu terapi nutrisi oral, enteral, panteral dan
terapi nutrisi kombinasi. Tetapi nutrisi oral dan enteral diberikan pada pasien
dengan fungsi saluran pencernaan baik sedangkan terapi nutrisi parenteral
dan terapi nutrisi parenteral dan terapi nutrisi kombinasi diberikan pada
tidak mau makan, tidak cukup makan, tidak bias makan dan tidak boleh
makan. Rule pemberian TNPE bias melalui vena sentral dan vena perifer.
Perbedaan penggunaan vena sentral dan perifer dilihat dari lamanya terapi,
1. Makanan Umum
1. Makanan Biasa
2. Makanan Lunak
Indikasi Pemberian:
3. Makanan Saring
dicerna.
Indikasi Pemberian;
Ket ; makanan jenis ini kurang ssehat dan Vit C maka sebaiknya diberikan
4. Makanan cair
Tujuan diet
meninggalkan sisa
Indikasi pemberian
Ket : makanan ini nilai gizi sangat rendah karena hanya terdiri dari
kandungan karbohierat
b. Makanan Cair Penuh
Pengertian makan yang berbentuk ccair atau semi cair pada suhu
kesadaran menurun
Cara Pemberian : oral, pipa, atau enternal ( NGT ), secara bolus atau
drip ( tetes ) .
Indikasi Pemberian
E. JENIS MAKANAN
Diet energi tinggi protein ( ETPT ) adalah diet yang mengandung energi dan
protein diatas kebutuhan normal. Diet ini diberikan bila pasien telah
Tujuan diet :
Indikasi
b. Sebelum dan sesudah operasi tertentu, multi trauma sera selama radioterapi
dan kemoterapi
c. Luka bakar dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi
d. Hipertiroid, hamil, dan post partum dimana kebutuhan energi dan protein
meningkat
Diet energi rendah adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuhan
normal, cukup Vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang
Tujuan diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur , gender dan
kebutuhan fisik.
Indikasi.
mempunyai IMI lebih dari 25 kg/m2. Sesuai dengan kemampuan pasien, diet
energi rendah dapat diberikan secara perorangan. Diet diberikan sapai tercapai
dalam garam dapur ( NACL ) , soda kue ( NaHCO3 ), baking powder, natrium
Tujuan diet :
garam air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi
Indikasi :
Diet rendah garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan
kenyang sehingg menunda rasa lapar. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim
cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat erdiri dari 2 golongan :
Tujuan diet :
Indikasi :
penyakit.
Adalah makan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan hanya
Tujuan diet ;
mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak
Indikasi :
cerna, hemorod berat, serta pada pra dan pasca bedah saluran cerna.
F. TUJUAN PELAYANAN GIZI
A. PENGERTIAN
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan antara orang yang satu dengan
orang lain berbeda perasaan nyerinya, dan hanya orang itu yang dapat menjelaskan rasa
b. Wolf W. Feurst (1974) : suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
c. Arthur C. Curton (1983) : suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
menghilangkan nyeri.
d. Kozies dan Erb (1983) : sensasi ketidaknyamanan yang dialami sebagai penderitaan
yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi luka. Adapun
definisi dari kozier dan Erb, nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional
yang penatalaksanaannya tidak hanya pada pengelolaan fisik semata, namun penting
e. Asosiasi Internasional (1979) : Suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
B. JENIS-JENIS NYERI
1. Nyeri akut → Nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak
3. Nyeri Somatis → Nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit pada
otot dan tulang, tetapi nyeri ini tidak menjalar pada bagian tubuh lainnya.
4. Nyeri Viseral → Nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit pada
otot dan tulang tetapi nyeri ini dapat menjalar pada bagian tubuh lainnya.
5. Nyeri Menjalar → Nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi
6. Nyeri Psikogenik → Nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul akibat
psikologis.
7. Nyeri Phantom → Nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi.
8. Nyeri Neurologis → Merupakan nyeri yang tajam karena adanya spasme disepanjang
1. Tahap Trasduksi
Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri untuk melepaskan mediator kimia
nosiseptor.
2. Tahap Transmisi
a. Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C) ke
medula spinalis.
b. Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus melalui jaras
3. Tahap Persepsi
4. Tahap Modulasi
Fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal-sinyal kembali ke medula spinalis.
medula spinalis.
D. PENANGANAN NYERI
1. Farmakologis
1) Agonis murni
2) Kombinasi agonis-integonis
2. Non Farmakologis
Message kulit
Stimulasi Kontralateral
Tens
Pijat refleksi
Plasebo
Stimulisasi elektrik
Akupuntur
Distraksi
Relaksasi
Komunikasi terapeutik
Hipnosis
Biofeedback
3. Penanganan Kognitif
4. Regional Analgesia
Perjalanan nyeri impuls melalui saraf dengan cara memberikan obat pada batang
saraf. Obat ini dilakukan dengan cara disuntikkan pada situs dimana saraf terlindungi
tulang.
Analgesia Lokal
Analgesia Infiltrasi
1. Skala Numeris
2. Skala Deskriptif
4. Skala Wajah
5. Skala Oucher
SKALA NUMERIS
SKALA DESKRIPTIF
SKALA WAJAH
SKALA OUCHER
1. Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien untuk menunjukkan area
nyerinya, bisa dengan bantuan gambar. Klien bisa menandai bagian tubuh yang
mengalami nyeri.
2. Intensitas nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk
3. Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri.
Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri
5. Faktor presipitasi
Terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri sebagai contoh, aktivitas
fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, faktor lingkungan (
lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas), stressor fisik dan emosionaljuga
P (provokes) : Apa yang menimbulkan nyeri (aktivitas, spontan, stress, setelah makan
dll)?
Q (Quality) : Apakah tumpul, tajam, tertekan, dalam, permukaan dll? Apakah pernah
R (radiation atau Relief) : Apakah menyebar (rahang, punggung, tangan dll)? Apa yang
membuat lebih baik (posisi)? Apa yang mempertambah buruk (inspirasi, pergerakan)?
S (Severity atau tanda dan gejala) : Jelaskan skala nyeri dan frekuensi. Apakah disertai
dengan gejala seperti (mual, muntah, pusing, diaphoresis, pucat, nafas pendek, sesak,
T (time; mulai dan lama) : Kapan mulai nyeri? Apakah konstan atau kadang–kadang?
Bagaimana lama? Tiba–tiba atau bertahap? Apakah mulai setelah anda makan?
Frekuensi?
6. TEKNIK TEKNIK REHABILITASI
A. PENGERTIAN
pemulihan ke bentuk atau fungsi yang normal setelah terjadi luka atau sakit, atau
pemulihan pasien yang sakit atau cedera pada tingkat fungsional optimal di rumah dan
rekreasi. Jika seseorang mengalami luka, sakit, atau cedera maka tahap yang harus
dijalani maka masuk ke tahap pemulihan. Tahap pemulihan inilah yang disebut
dengan rehabilitasi. Jadi, rehabilitasi medis adalah cabang ilmu kedokteran yang
Ilmu Rehabilitasi Medik (disebut juga sebagai ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi)
adalah ilmu yang mengkhususkan diri dalam pelayanan masyarakat sejak bayi, anak,
remaja, dewasa sampai usia tua, yang memerlukan asuhan rehabilitasi medis. Dimana
pelayanan yang diberikan adalah untuk mencegah terjadinya kecacatan yang mungkin
1. Medis
2. Sosial
3. Edukasional
4. Vokasional
Berbagai macam penyakit yang perlu tindakan Rehabilitasi Medik, antara lain :
Ischialgia
Bell's Palsy
Post Stroke
Cerebral Palsy
Tennis Elbow
Osteo arthritis
Gout Artritis
Scoliosis
Pyriformis Syndrom
Frozen Shoulder
Rheumatoid Arthritis
Monoparese extremitas
Sport Injuries
Adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang diakibatkan
oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intervensi medik,
keterapian fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
1. Pelayananan Fisioterapi
memulihkan gerak dan fungsi organ tubuh dengan penanganan secara manual,
Daily Living), produktivitas, dan waktu luang melalui remediasi dan fasilitasi.
Adalah salah satu bentuk pelayanan keteknisian medik yang ditujukan kepada
individu untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna pemeliharaan dan
5. Pelayanan Psikologi
cedera.
Adalah bentuk pelayanan pemecahan masalah sosial akibat dari suatu keadaan/kondisi
1. Penyakit Anak :
2. Penyakit Syaraf
- Nyeri Pinggang
- Leher Cengeng
- Kelumpuhan
- Stroke
3. Bedah :
- Pasca Amputasi
4. Penyakit dalam
- Rematik
- Osteoporosis
5. Penyakit Kandungan
- Senam Hamil
- Senam Nifas
HARAPAN BUNDA
2018