Anda di halaman 1dari 15

Palangka Raya, 08Agustus 2017

Nomor : 020 /CV-TM/PP/VIII/2017


Lampiran : 1 (Satu) Berkas

Kepada Yth :
Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan Bidang Cipta Karya dan Bidang Perumahan dan
Permukiman Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas
di –
KUALA KURUN

Perihal : Pekerjaan Cakupan Sistem Penyediaan Air Minum

Sehubungan dengan undangan Pengadaan Langsung Nomor : 69-10/PPBJ-Jkon/DPU-CK-


PP/VII/2017, Tanggal 2 Agustus 2017 dan setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen
Pengadaan, dengan ini kami mengajukan penawaran untuk Pekerjaan Pengeboran Air di Desa Tuyun
Rp. 27.700.000,00 ( Dua Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah ).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 45 (Empat Puluh Lima) hari kalender.

Penawaran ini berlaku selama 20 (Tiga Puluh) hari kalender terhitung sejak batas akhir
Pemasukan Penawaran.

Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1 (Satu) rangkap


dokumen asli.

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

CV. TAHASAK MIWAN


Pusat Palangka Raya

SATRIAGAU, SE
Direktur
METODE PELAKSANAAN

Waktu
No. Uraian Kegiatan Tahapan Pelaksanaan Bobot (%)
Pelaksanaan
I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pengukuran dan Pasang Patok Pengukuran dan Pemasangan Patok
dilaksanakan sesuai dengan Instruksi/ Petunjuk
4,22 Minggu 1
Dewan Direksi atau Pengawas Lapangan dan
Gambar Kerja
2. Mobilisasi dan Demolisasi Peralatan Mesin Bor Mendatangkan ( Mobilisasi ) Alat Pengeboran,
Kelengkapan Mekanis dan Tenaga Kerja yang
Berasal dari daerah Luar didatangkan Ke
Lokasi/Tempat Titik Pengeboran Yang Sudah 4,94 Minggu 1
Ditentukan Oleh Direksi Teknis dan Sampai
pekerjaan dinyatakan selesai alat dikembalikan (
Demolisasi )
II PEK. PENGADAAN PIPA + AKSESORIS
1. Pengadaan mesin pompa air daya 200 W Pengadaan Mesin pompa dengan daya listrik
200 wat dan daya isap mampu 16 meter dan
23,01 Minggu 1-3
daya dorong bisa dioptimalkan 20 meter dan
lengkap dengan aksesoris.
2. Pengadaan pipa PVC 2½'' Pengadaan Pipa ( PVC ) Standard dengan
nominal diameter Ø 63,50 mm – degan Panjang
4 M’ AW harus sesuai dengan Standard SNI 7,47 Minggu 1 – 4
dan sistem sambungan mengunakan sistem
socet
3. Pengadaan pipa Isap + Lempar PVC 3/4" Pengadaan Pipa ( PVC ) Standard dengan
nominal diameter Ø 19,05 mm – dengan
panjang 4 M’ AW harus sesuai dengan Standard 2,53 Minggu 1 - 4
SNI dan sistem sambungan mengunakan sistem
socet
III PEK. PENGEBORAN + PEMASANGAN PIPA DAN POMPA AIR
1. Pekerjaan Pengeboran Pekerjaan pengeboran dikerjakan di titik-titik
yang sudah di tentukan oleh direksi/pengawas
dan mesin pemboran dipasang dan dibor
dengan diameter 2½’’ dan dengan kedalaman 24,51 Minggu 3 - 4
bor air tanah maksimal 16 meter dan minimum
19 meter, dan kedalaman sumur bor harus di
ketahui oleh direksi.
2. Pekerjaan Pemasangan Pipa Casing PVC 2½'' Pekerjaan pemasangan pipa casing
mengunakan jenis pipa PVC Ø 2½” AW dan
dipasang apabila pekerjaan pengeboran sudah
mencapai pekerjaan yang sudah ditentukan dan 5.20 Minggu 1 - 3
disetujui oleh direksi kemudian pipa casing
dipasang sesuai gambar rencana dan diketahui
oleh direksi dengan kedalaman 16 M’
3. Pekerjaan Pemasangan Pipa Isap + Lempar Pekerjaan pemasangan Pipa Isap + Lempar
PVC 3/4" mengunakan jenis pipa PVC Ø ¾” AW dan
dipasang apabila pekerjaan pipa casing sudah
mencapai pekerjaan yang sudah ditentukan dan
18,23 Minggu 2-4
disetujui oleh direksi kemudian pipa casing
dipasang sesuai gambar rencana dan diketahui
oleh direksi dengan kedalaman 16 M’ dan pipa
dorong 5 M’
4. Pekerjaan Pemasangan Kran Air 3/4" Pekerjaan pemasangan Kran Air Ø ¾” AW dan
dipasang apabila pekerjaan Pipa Isap + Lempar
dan mesin pompa sudah mencapai pekerjaan
yang sudah ditentukan dan disetujui oleh direksi 9,69 Minggu 3 - 5
kemudian Kran dipasang sesuai gambar
rencana dan diketahui oleh direksi dengan
jumlah yang sudah ditentukan
5. Pekerjaan Pemasangan mesin Pompa 200 Watt Pekerjaan pemasangan Mesin pompa dan
dipasang dan daya listrik untuk pembangkit
mesin diambil dari rumah warga yang terdekat 1,00 Minggu 3 - 5
pada dititik-titik yang sudah ditentukan disetujui
oleh direksi
6. Pekerjaan Pengurasan dan Pengetesan Air Pekerjaan Pengetesan dan pengurasan air
Sumur Bor dilaksanakan sesudah pemasangan Pipa PVC
Casing dilakukan pengetesan selama 6 – 7 Jam
4,22 Minggu 4 – 5
Sampai air dinyatakan bersih dan air siap
dipakai untuk dikonsumsi dan disetujui oleh
direksi teknis
IV MASA PEMELIHARAAN pada saat Serah Terima Pekerjaan Pertama
180 Hari terhitung
(PHO) Pihak Pelaksana tetap mempertanggung
sejak Serah
jawabkan hasil pekerjaan baik itu mutu, kualitas
Terima PHO
sampai pada saat Masa Pemeliharaan berakhir.

Palangka Raya, 08 Agustus 2017


CV. TAHASAK MIWAN
Pusat Palangka Raya

SATRIAGAU, SE
Direktur
SPESIFIKASI TEKNIS

Program : Pembangunan Infrastruktur Perdesaan


Kegiatan : Pengeboran Air di Desa Pilang Munduk dan Desa Tuyun
Pekerjaan : Pengeboran Air di Desa Pilang Munduk dan Desa Tuyun
Lokasi : Kecamatan Mihing Raya
Tahun : 2017

SPESIFIKASI TEKNIS
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Penyedia jasa harus melindungi pengguna jasa dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta
yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau yang disediakan penyedia jasa
untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada direksi pekerjaan,
sekurang-kurangnya 15 ( Lima Belas ) hari sebelum direksi pekerjaan mentetapkan setuju atau
tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan penyedia jasa tidak
menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka
penyedia jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam dokumen lelang.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa tanpa catatan atau persyaratan lain dalam
penawaran mereka.

5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan
bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan, dari type/model
yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku
terhadap desain dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb.)
untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar
Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb) padanannya (equivalennya) yang
secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar
nasional untuk barang, bahan, dan pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, dapat
digunakan standar internasional atau standar negara asing.

7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre, kilogram, second),
sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut
tidak dapat dielakkan.

8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :


1). Lingkup pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 di atas
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3). Spesifikasi umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
- UU tentang Lingkungan;
- UU tentang Keselamatan Kerja;
- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
- UU/PP tentang Galian “ C “
- Perda terkait ; dsb
b. Dokumen acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan
tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Alingnment dan survey
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dan keadaan darurat
f. Penyingkiran material berlebih

4). Spesifikasi Khusus :


a. Lapangan
b. Bangunan/desain/pengerjaan
spesifik.
c. Bangunan-bangunan umum dan
fasilitas-fasilitas publik.
d. Perancah
e. Pengaturan lalu-lintas
f. Pengendalian lingkungan.

5). Spesifikasi untuk Masing-masing Jenis Pekerjaan.


a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar
standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa
perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :

PERUBAHAN :
Ketentuan ini didasarkan pada Standar Nasional Indonesia
(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar fabrikasi). Perubahan-
perubahan dari
ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
i). Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian
dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif/Italic.
ii). Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian
dari spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out)
sehingga kata-kata/kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat
dibaca.

b. Lingkup pekerjaan.
c. Dokumen acuan (standar-standar) yang digunakan.
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan, apabila
tidak digunakan standar tertentu.

II. UMUM

1. Uraian Pekerjaan
Paket Pekerjaan : Pembangunan Sumur Bor Lokasi tersebar.
Lokasi : Tersebar.
2. Lokasi dan Uraian Singkat Pekerjaan
Lokasi pekerjaan dapat dilihat dalam album gambar. Uraian singkat dari pekerjaan
diberikan pada spesifikasi khusus.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam kontrak ini
adalah :

Pekerjaan Pendahuluan ;
Pengadaan Pipa dan Aksesoris
Pekerjaan Pemboran dan Pemasangan;
III. SPESIFIKASI TEKNIS PEMBORAN

1. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan Pemboran dan Konstruksi sumur


Explorasi dan harus melakukan pengumpulan data dan pengujian sumur yang
meliputi pengambilan contoh “Cutting“, Diskripsi Litologi, Logging Geofisik, Air lift
Test, Pemompaan Uji, Pengambilan contoh Air dan Pemeriksaan Kwalitas Air
dari sumur tersebut.

Pekerjaan Logging, Air Lift Test dan pemompaan uji harus dilaksanakan dibawah
pengawasan langsung Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa meliputi penyediaan


personil, peralatan Drilling Jenis Putar Langsung Kapasitas 120 Kg/m, diameter
Luar stang Bor 73 mm atau 89 mm“, Pompa lumpur piston duplex/dauble action
dengan Debit > 10 L/det), kompresore, Generating Set, dan lainnya, bahan-
bahan, transportasi, kenderaan truck dan pickup, bahan bakar serta semua
perlengkapan lain yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan pengujian
sumur.
Semua peralatan, bahan-bahan, dan perlengkapan tersebut, yang akan
disediakan oleh Penyedia Jasa, harus dicantumkan didalam Daftar Inventarisasi
Kepemilikan Peralatan, dalam hal peralatan tersebut diperoleh dengan cara
sewa maka harus dicantumkan dalam kolom keterangan. Sebelum peralatan-
peralatan tersebut dimobilisasikan kelokasi, direksi Pekerjaan, akan melakukan
survey terhadap peralatan-paralatan dimaksud untuk membuktikan kebenaran
dan kesiapan dari peralatan- peralatan tersebut. sebelum dipergunakan terlebih
dahulu diperiksa dan disetujui oleh Panitia pengadaan jasa
pemborongan/konstruksi dan Direksi pekerjaan. Jumlah sumur yang akan
dikerjakan oleh penyedia jasa adalah sebanyak 10 Sumur Bor yang lokasinya
seperti ditunjuk pada peta terlampir.
1.2. Kualifikasi Perusahaan dan Personil

Untuk Kegiatan pekerjaan pemboran, Penyedia Jasa harus memiliki Surat Izin
Pemboran Air Bawah Tanah (SIPAT) yang masih berlaku, sedangkan bagi
personil pemboran khususnya untuk Tenaga Driller (Bor Master) dan
Assiten Driller harus memiliki Sertifikat Bor Master yang dikeluarkan Oleh
Badan Sertifikasi Ketrampilan (BSK LPJKN) atau yang setara.

1.3. Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pekerjaan Sumur Explorasi yang akan dilaksanakan di tersebar di desa
Pilang Munduk dan Desa Tuyun Lokasi yang tepat dilapangan akan ditentukan
oleh Direksi pekerjaan bersama salah satu panitia lelang saat annwyzing
lapangan, Apabila dibutuhkan maka lokasi sumur dapat di pindahkan atas
instruksi dari Direksi pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Asisten
Teknik dan Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan Pengembangan Air
Tanah dengan harapan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

1.4. Persiapan Lokasi Pemboran


Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pemboran, sebelum mobilisasi
Penyedia Jasa harus mengajukan usulan pada Direksi pekerjaan tentang
peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk konstruksi sumur dan
penempatannya pada tiap lokasi Pemboran. Setelah usulan tersebut disetujui
oleh Direksi pekerjaan maka pekerjaan persiapan lokasi dapat dimulai. Apabila
diperlukan dan diminta oleh direksi pekerjaan, Penyedia Jasa harus memasang
lapisan batu pada site pemboran hingga jadi lebih tinggi dari sekitarnya
menghindari genangan air (terutama pada musim hujan). Apabila pada lokasi
tersebut terdapat tanaman atau bangunan, Penyedia Jasa harus
membebaskannya dengan ganti rugi. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan atau mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan
maka tiap lokasi pemboran harus dilengkapi pagar sesuai dengan yang
diintruksikan Direksi.

1.5. Kolam Lumpur


Untuk pemboran dengan cara ”Direct Cirkulation Mud Flush“ Penyedia Jasa
harus membuat 2 (dua) kolam lumpur pada tiap lokasi, berukuran 2 m x 2 m x
1,5 m dengan dinding dibuat miring, Penyedia Jasa juga harus membuat kolam
pengendap berukuran 1 m x 1 m x 1 m, kolam-kolam tersebut dihubungkan satu
dengan lainnya ke lobang bor dengan kanal berukuran lebar 0,4 m dengan
kedalaman 0,4 m. Selama operasional pemboran, kolam dan saluran ini harus
dibersihkan dari endapan. Untuk mencegah hilangnya lumpur (Bentonite Cair)
didalam kolam maka dinding, dasar kolam dilapisi semen secukupnya.
Penempatan kolam lumpur harus sedemikian rupa, sehingga lumpur yang akan
keluar dari lobang bor langsung dialirkan melalui ayakan sebelum jatuh
kesaluran/kanal, menuju kedalam kolam pengendap. selanjutnya cutting akan
mengendap dan lumpur akan terus mengalir kedalam kolam kedua, dalam
kolam kedua, yang dibuat sedemikian sehingga aliran cukup tenang,
dimaksudkan agar material yang berbutir halus dapat mengendap dan lumpur
yang bebas pasir dan kotoran akan diteruskan mengalir ke kolam ketiga, untuk
dipompa sebagai bahan sirkulasi. Pipa isap dari pompa lumpur yang
dimasukkan dalam kolam ketiga harus ditempatkan dam jarak yang agak jauh
dari saluran tempat datangnya lumpur kolam kedua, sehingga diperoleh
kesempatan bagi sisa-sisa kotoran yang masih terbawa menjadi tidak langsung
terisap ulang, demikian juga kedalam pembebanan ujung pipa isap pompa
lumpur, dibuat sedemikian agar tidak langsung mengisap kotoran yang telah
mengendap didasar kolam, dengan
demikian letak mulut pengisap tidak boleh terlalu dekat dengan dasar kolam.
Untuk Pemboran dengan Metode yang lain Direksi pekerjaan akan memberi
petunjuk pada saat akan dimulainya operasi pemboran.

1.6. Penyediaan Air


Untuk keperluan pekerjaan pemboran Penyedia Jasa diwajibkan menjamin
kelancaran penyediaannya. mutu dan jumlah air yang disediakan harus sesuai
dengan kebutuhan yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan. Tidak ada
pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pengguna Jasa untuk
penyediaan air selama Pekerjaan ini berlangsung, sehingga Penyedia Jasa
sudah harus memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut dengan
biayanya sendiri.

1.7. Pengamanan Lokasi


Penedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semua
perlengkapan yang terdapat dilokasi pemboran. Penyedia Jasa juga harus
menjaga semua bangunan, pipa saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya disekitar
lokasi pemboran supaya tidak terganggu selam pekerjaan berlangsung. Apabila
seluruh pekerjaan selesai Penyedia Jasa harus merestorasi lokasi tersebut
sehingga mendekati keadaannya semula dan membayar ganti rugi biaya sendiri
seandainya terjadi kerusakan.

2. PEMBERIAN PEKERJAAN

2.1. Tipe Sumur


Sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa adalah jenis Sumur Dalam,
Pada bagian atas dari ruang anulus, harus dibeton atau dicor semen dan lubang
pipa. Segala dimensi dan ukuran kedalaman, diameter, panjang, lebar, jenis dan
detail dari konstruksi sumur Bor.

2.2. Prosedur Pekerjaan Konstruksi Sumur Produksi


Untuk memulai pekerjaan Pemboran ditiap titik, Penyedia Jasa harus
memberitahukan pada Direksi pekerjaan paling kurang 24 jam sebelumnya.
Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi pekerjaan, maka pemboran akan
dilakukan dengan metode Direct Circulation Mud Flush. Secara umum pekerjaan
konstruksi sumur produksi adalah sebagai berikut :
1. Persiapan site dan persiapan pekerjaan.
2. Pemasangan mesin Bor.
3. Pemboran lubang Ø 2” dari permukaan tanah sampai pada kedalaman ± 17
m atau seperti yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan.
4. Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 2”.
5. Pemboran lubang Ø [2”] dari kedalaman 0,00 m sampai pada kedalaman
±17 m dan pengambilan contoh batuan cutting pada tiap meter.
6. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dan mengurangi
kekentalanlumpur sampai 33 detik marsh funnel dengan cara menambah
material pengencer.
7. Logging RESISTIVITY dan SELF POTENTIAL untuk menentukan
kedalaman dan ketebalan lapisan pembawa air (akuifer).
8. Pelaksanaan Uji debit (Air Lift Test).
9. Pelaksanaan pemompaan uji pendahuluan, step drawdown test minimal 4
step, Long Period Test dan Recovery.
10. Pemasangan pipa kontruksi diameter 6”, sesuai dengan design sumur
Explorasi.
11. Pencabutan pipa konduktor sementara .
12. Pengisian semen atau “grouting” kedalam rongga disekeliling pipa jambang
13. Pembongkaran mesin bor .

21. Pemulihan dan pembersihan kembali lokasi pemboran.


2.2.1. Pemasangan Mesin Bor
Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan
hati-hati diatas pondasi yang kuat agar dapat memberikan hasil
pemboran yang baik dan mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri serta
menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap personil atau
tenaga kerja pemboran. Rel master dijaga tetap tegak lurus dan meja bor
dijaga horizontal juga menjaga kelurusan lubang bor.

2.2.2. Pemasangan dan pencabutan pipa konduktor


Pipa konduktor Conduktor Pipe/Surface Casing dipasang disetiap lokasi
sumur untuk mencegah runtuhnya lapisan tanah atas selama pengeboran
berlangsung. Diameter pipa konduktor, ditentukan oleh Direksi pekerjaan
berdasarkan diameter lubang yang akan dibor. Kedalaman pipa konduktor
ditentukan bersadarkan keadaan lapangan ditiap lokasi dan harus dengan
persetujuan Direksi pekerjaan. Setelah pekerjaan yang membutuhkan
pipa konduktor selesai dilaksanakan maka Penyedia Jasa harus
mencabut pipa tersebutdan apabila tidak dapat dicabut akan menjadi
resiko Penyedia Jasa.

2.2.3. Diameter Kedalaman Pemboran


Apabila tidak ditentukan lain untuk sumur produksi maka pemboran harus
dilaksanakan sesuai dengan design yaitu dengan Ø 2” pada bagian atas
lubang sumur explorasi Apabila potensi akuifer dinilai belum mencukupi
atau disebabkan kualitas air yang tidak memenuhi syarat yang diinginkan,
maka kedalaman pemboran dan pemasangan pipa dapat diubah atas
pertimbangan atau intruksi Direksi pekerjaan.

2.2.4. Metoda Pemboran


Metoda pemboran yang akan digunakan adalah metoda Diret Circulation
Mud Flush kecuali bila Direksi Pekrjaan menginstruksikan untuk
menggunakan metoda lain sesuai dengan keadaan lapangan yang
dihadapi.
2.2.5. Pengawasan Lumpur Pemboran
Alat Marsh Funnel dan Mud Balance mutlak harus selalu disediakan di
lokasi pemboran agar selalu dapat dilakukan pengecekan sifat lumpur
setiap saat. Selama operasi pemboran Kekentalan dan densitas lumpur
harus diukur setiap jam dengan marsh Funnel dan Mud Balance.
Kekentalan lumpur pemboran harus dipertahakan kira-kira antara 35
sampai 45 detik. Densitas lumpur harus dipertahankan kira-kira 1,07,
Kadar pasir dari lumpur pemboran harus lebih kecil dari 5 %. Apabila
sirkulasi lumpur berhenti pada waktu pekerjaan pemboran maka mata bor
stang bor harus segera diangkat dari lubang sumur.

2.2.6. Pencucian Lubang Sumur


Untuk memperoleh lubang bordan contoh hasil boring sample yang baik
maka Penyedia Jasa harus melaksanakan pencucian lubang bor dengan
lumpur pemboran atau sirkulasi lumpur tanpa penetrasi tiap 6 meter atau
setiap 1 (satu) batang stang bor. Pemcucian dilakukan dengan jalan
melaksanakan sirkulasi lumpur tanpa menambah kedalaman lubang
sampai lubang bor bersih dari material hancuran formasi (cutting).

2.2.7. Pelebaran Lubang Bor


Apabila pemboran dilaksanakan dengan prosedur lubang penuntun Pilot
Hole dan menunjukan adanya akifer produktif maka Penyedia Jasa harus
melaksanakan pelebaran lubang bor reaming sampai dengan diameter
dan kedalaman yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan, Pelebaran lubang
bor dilaksanakan dengan mengunakan reaming bit atau three cutter hole
opener dengan diameter yang sesuai dan dilengkapi dengan pilot bit
sebagai alat bantu lubang berdiameter sama dengan lubang yang
dilebarkan. Hal ini dimaksudkan supaya ketegak lurusan pelebaran
lubang sama dengan lubang penuntun.

2.2.8. Berakhirnya Operasi Pemboran


Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang ditentukan atau
seperti yang diintruksi Direksi pekerjaan, maka pemboran akan dihentikan
atas izin Direksi pekerjaan. Kemudian lubang bor harus dicuci sampai
bersih dari endapan dengan melaksanakan sirculasi lumpur lebih kurang
selama 4 (empat) jam terus menerus. Setelah lubang bor betul-betul
bersih maka kekentalan lumpur pemboran dikurangi sampai 33 detik
Marsh Funnel dengan cara menambah material pengencer, lalu Penyedia
Jasa mempersiapkan sumur untuk pelaksanaan logging.

2.2.9. Pembongkaran Mesin Bor


Setelah pekerjaan pemboran, instalasi sumur dan pekerjaan lain yang
memerlukan mesin bor dari satu lokasi dinyatakan selesai, maka mesin
bor harus di bongkar dan dipindahkan oleh Penyedia Jasa ke lokasi
berikutnya beserta semua peralatan dan material yang akan dipakai.

2.3. Pengumpulan Contoh Formasi (Sample)


Contoh Formasi sample dari formasi yang dibor harus diambil dan
harus dapat mewakili litologi setiap meter pemboran, kemudian disimpan
dalam botol/kantong plastik tembus pandang /transparan. Masing- masing
contoh beratnya harus tidak kurang dari 1 Kg, dan bebas dari lumpur.
Pada masing-masing botol, harus dicantumkan tulisan nama/lokasi,
kedalaman dan tanggal pengambilannya, contoh hasil disusun pada kotak
sample tiap kotak isi 50 contoh. Kotak sample, botol/plastik tersebut harus
disediakan oleh Penyedia Jasa. Pemeriksaan bantuan (diskripsi litologi)
harus dilakukan terhadap setiap contoh bantuan yang di kumpulkan dan
Penyedia Jasa harus membuat catatan yang tepat mengenai batas
kedalaman setiap litologi yang ditembus.
2.4. Logging Geofisik
Logging geoefisik diutamakan terdiri dari Resistivity Log dan SP Log, bila
diperlukan, akan dipergunakan juga Gamma Ray Log yang harus
dikerjakan Penyedia Jasa pada setiap sumur pada supervisi langsung
Direksi. Sebelumnya lubang bor yang telah selesai dikerjakan. harus
dicuci dengan sirkulasi secukupnya untuk menghilangkan endapan dan
mencegah runtuhnya lubang bor, Kekentalan lumpur bor, dalam keadaan
lubang sudah bersih dari kotoran, harus dipertahankan 33 detik marsh
funnel; sehingga memudahkan pengoperasian logging sampai dasar
lobang bor. Logging akan dikerjakan sepanjang lubang bor dari dasar
sampai kepermukaan tanah, pengambilan logging dengan urutan dari
permukaan sampai dasar dipakai sebagai dasar pengaturan skala-skala
grafik yang dihasilkan pada pengambilan data yang sesungguhnya
dengan urutan dari dasar lubang bor kepermukaan sudah diperoleh grafis
yang tidak keluar dari lebar kertas maksimum. Pengambilan data logger
harus dilakukan berulang kali sampai diperoleh gambaran atau data yang
sebaik mungkin. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan elektrik
logger termasuk tinta, kertas dan perlengkapan lain sehingga logger tidak
terganggu dalam operasinya sampai mendapatkan hasil racording atou
rekaman data yang memuaskan. Penyedia Jasa harus mempersiapkan
sumur untuk dilogging dan memberikan laporan setelah persiapan
selesai. Penyedia Jasa harus menyediakan transportasi peralatan dan
perlengkapan maupun operator logger dari manapun kelokasi.
Transportasi harus menggunakan kendaraan tertutup bebes dari hujan,
untuk mencegah kerusakan atau gangguan kerusakan pengopasian
logger. Pekerjaan logging harus dihentikan sementara pada saat
terjadinya hujan sangat lebat atau banyak petir, hal itu untuk menjaga
ketelitiaan data yang bebas dari gangguan elektris. Penyedia Jasa harus
mencari imformasi dari radius maksimum 200 meter dari lubang bor dan
melaporkan pada Direksi apabila di sekitar lubang bor yang dilogging
terdapat meterial bangunan atau konstruksi metalik yang ditanam
misalnya pipa besi, kabel tranmisi, telepon bawah tanah ,bahkan instalasi
sumur berkontruksi metal, rel lori terpendam dan lain-lainnya. Hal tersebut
mungkin akan diperlukan dalam koreksi data hasil rekaman logger.

2.5 . Ketegak Lurusan Lubang Bor


Lubang bor harus dibuat benar-bbenar vertikal dan tegak lurus untuk
menjamin kelancaran pemasangan pipa sumur. Penyimpangan vertical
(Vertikal deviation) tidak boleh melebihi dua pertiga dari diameter terkecil
sumur untuk setiap 30 m. Alat yang dipakai adalah Bobin Set. Sebagai
contoh, bila mana diameter terkecil yang dibor adalah 180 mm, maka
penyimpangan vertikal tidak boleh melebihi 100 mm setiap 30 m. Data
tersebut direkap pada gambar Assbuild Drawing. Bila mana deviasi ini
dilewati maka Penyedia Jasa wajib melakukan pemboran ulang atas
biaya sendiri.

3. PEMASANGAN PIPA SUMUR


3.1. Material Sumur
Material Sumur yang akan dipasang untuk instalasi sumur Explorasi antara lain
terdiri dari :
a. Pipa PVC Ø 2”x 4 meter
b. Tutup atas sumur top cap
c. Pipa Isap 3/4
3.2. Pemasangan Pipa Sumur
Setelah pemboran selesai sesuai dengan kedalaman yang ditentukan, maka
harus dilakukan sirkulasi lumpur lebih kurang 4 (empat) jam atau sampai lubang
bor betul-betul bersih dari sisa cutting, sesuai dengan pasal 2.2.8. Spesifikasi ini.
Kemudian Penyedia Jasa harus memasang pipa dan pipa saringan didalam
lubang bor pada posisi yang tepat sesuai dengan design sumur yang dibuat oleh
Direksi Pekerjaan. serta penyemenan atau grouting bagian atas.
4. PEMOMPAAN UJI
Setelah konstruksi sumur selesai, Penyedia Jasa harus mempersiapkan pemompaan
uji. Pengian yangakan dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pemompaan uji pendahuluan (Preliminary pumping test)
b. Uji penurunan bertingkat (step drawdown test)
c. Uji debit tetap (constant rate test)
d. Uji pemulihan (recovery test)
Penyedia Jasa harus menyediakan semua perlatan, pekerja, bahan baker dan semua
kebutuhan lain untuk selama periode waktu pemompaan uji, kecuali jika ditetapkan
atau diinstruksikan lain oleh Direksi.

5.1. Peralatan Pemompaan Uji


Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemompaan uji adalah sebagai
berikut :
1. Alat Pemompaan
Pemompaan uji dilaksanakan dengan jenis pompa turbin / submersible yang
mempunyai kapasitas maksimum tidak kurang dari 10 L / det dengan tinggi
head penghisap tidak kurang dari 60 m untuk sumur dalam DWS lengkap
dengan mesin penggerak dan pengatur debit.
2. Alat Pengukur Debit
Debit pemompaan diukur dan diamati dengan menggunakan kotak pengukur
debit yang dilengkapi dengan alat ukur Thompson type V-Notch atau Orifice
weir atau flow meter.
3. Alat Pengukur Muka Air
Permukaan air dalam sumur diukur dengan indicator muka air dengan
ketelitian pengukuran paling tidak 1 (satu) Cm dan menggunakan tenaga
listrik battery atau menggunakan sounding meter.
4. Alat Pelengkap Lainnya
Untuk melaksanakan pengukuran yang tepat dan sesuai dengan periode
waktu yang ditentukan maka dibutuhkan stop watch atau jam meteran, EC
meter, blangko-blangko, flash light, tenda pengaman, tali temali, jerigen
sample air, semua biaya ditanggung Penyedia Jasa. Jika diperlukan untuk
melakukan pengamatan pada sumur-sumur pengamat disekitar sumur yang
dipompa dibutuhkan alat transportasi untuk personil pemompaan uji.
5.2. Pemompaan Uji Pendahuluan
Setelah pemasangan pompa uji selesai, Penyedia Jasa harus melaksanakan
pemompaan uji pendahuluan yaitu dengan melakukan pemompaan pada sumur
tersebut dengan debit maksimum pompa selama 6 (enam) jam dan setelah
pompa berhenti dilaksanakan pengukuran kambuhnya muka air (recovery) atau
seperti yang diinstruksikan oleh Direksi pekerjaan. Tujuan dari pemompaan uji
pendahuluan adalah untuk melakukan pemeriksaan terhadap hasil development
sumur dan untuk memperoleh gambaran umum tentang hubungan debit
pemompaan dan penurunan muka air sehingga debit pemompaan pada tiap
tingkat dari uji penurunan bertingkat dapat ditentukan. Oleh sebab itu Penyedia
Jasa diharuskan melakukan pengamatan terhadap debit, kedalaman muka air
dan kandungan pasir dari air yang dipompa sesuai dengan yang ditentukan oleh
Direksipekerjaan. Apabila hasil pemompaan uji pendahuluan menunjukan
bahwa Development sumur belum sempurna maka Direksi berhak memberikan
instruksi untuk melanjutkan Development sumur dan Penyedia Jasa harus
melaksanakannya. Setelah segala persyaratan pengujian dianggap telah
memenuhi oleh Direksi pekerjaan maka Penyedia Jasa dapat mempersiapkan
pelaksanaan uji penurunan bertingkat.

5.3. Uji Penurunan Bertingkat (Step Drawdown Test)


Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari pemompaan uji pendahuluan
maka Penyedia Jasa harus melaksanakan uji penurunan bertingkat. Sumur
dipompa dengan debit yang meningkat secara berurutan selama periode 120
menit untuk masing-masing tingkat debit.Pengujian harus dilaksanakan paling
kurang 4 (emat) tingkat. Debit untuk tiap tingkat pengujian ditentukan oleh
Direksi pekerjaan berdasarkan hasil pemompaan uji pendahuluan.
Debit pemompaan pada setiap tingkat pengujian harus dipertahankan supaya
tetap stabil dengan melaksanakan pengamatan secara efektif. Pengamatan
terhadap debit pemompaan dan penurunan muka air didalam sumur yang
dipompa harus dilakukan pada interval waktu tertentu sesuai dengan formulir
yang terdapat pada Lampiran – A.

5.4. Uji Debit Tetap ( Constans Rate Test )


Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari uji penurunan bertingkat maka
Penyedia Jasa harus melaksanakan uji debit tetap yaitu melakukan pemompaan
dengan debit yang tetap selama 72 (Tujuh Puluh Dua) jam secara terus
menerus. Debit pemompaan ditentukan oleh Direksi berdasarkan uji penurunan
bertingkat. Pengamatan terhadap debit pemompaan harus dilaksanakan paling
tidak sekali tiap jam supaya debit pemompaan dapat dipertahankan stabil.
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan terhadap penurunan muka air
tanah pada sumur yang dipompa. Apabila kondisi lapangan memungkinkan
maka disamping melaksanakan pengamatan pada sumur yang dipompa,
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan penurunan muka air tanah
paling tidak pada 2 (dua) sumur tabung yang terdapat dalam radius 1200 meter
dari sumur yang dipompa dan 1 (satu) sumur gali yang terdapat dalam radius
400 meter dari sumur yang dipompa, sumur yang diukur tanpa dipompa tersebut
selanjutnya disebut sebagai sumur pengamat. Pengukuran permukaan air pada
sumur yang dipompa dan sumur-sumur pengamat dilakukan pada interval waktu
sebagai berikut (lihat juga formulir pada lampiran -B) :

Waktu sejak pemompaan dimulai interval waktu pengukuran


0-10 menit setiap 1 menit
10-25 menit setiap 3 menit
25-60 menit setiap 5 menit
1-2 menit setiap 10 menit
2-3 jam setiap 15 menit
3-6 jam setiap 30 menit
6-24 jam setiap 1 jam
24-48 jam setiap 2 jam
48-72 jam setiap 3 jam
Selama pemompaan uji debit tetap, Kontraktor harus melaksanakan pengukuran
terhadap Ph, Temperatur dan Ec air yang dipompa. Pengukuran dilaksanakan
paling tidak 4 kali selama pemompaan dengan selang waktu kirakira 24 jam.
Penyedia Jasa harus menjaga supaya lokasi pemompaan uji bebas dari
genangan air permukaan atau air hujan serta air hasil pemompaanuji itu sendiri
sehingga tidak mempengaruhi pengujian. Untuk itu sebelum pelaksanaan
pemompaan uji Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuang untuk
menyalurkan air yang dipompa ke tempat yang lebih jauh dari sumur tanpa
menimbulkan kerugian pihak lain. Apabila pemompaan terhenti sebelum waktu
yang ditentukan karena kerusakan mesin atau kehabisan bahan bakar maka
Penyedia Jasa harus mengulangi pemompaan uji dan biaya yang dikeluarkan
untuk pemompaan sebelum pompa berhenti sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

5.5. Uji Pemulihan ( Recovery Test )


Setelah pemompaan dihentikan pada akhir uji debit tetap, maka air mulai pulih
menuju kedudukannya yang semula. Uji pemulihan akan dimulai setelah
pemompaan berhenti sampai muka air pulih seperti kedudukannya sebelum
dipompa. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran muka air sejak
pemompaan berhenti sampai muka air kembali pulih pada kedudukannya
semula atau maksimum selama 24 jam. Pengukuran dilakukan pada sumur
yang telah dipompa dan pada semua sumur pengamat dengan interval waktu
seperti pada waktu uji debit tetap.
5. ANALISA KWALITAS AIR
Pada waktu pemompaan uji ditiap sumur, Penyedia Jasa harus mengambil air untuk
dianalisa. Pengambilan contoh air dilaksanakan pada menjelang berakhirnya
pemompaan uji debit tetap sebanyak 2 (dua) contoh untuk setiap sumur dengan
volume masing-masing tidak kurang dari 1 (satu) liter. Contoh air tersebut disimpan
dalam botol Polyethilene yang sebelum dipakai harus dicuci dan dibilas dengan air
sumur tersebut paling tidak sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian diisi penuh sehingga
tidak ada udara yang tertinggal didalam, lalu ditutup dengan rapat. Pada masing-
masing botol/jerigen dicantumkan tulisan nomor sumur, lokasi, dan tanggal
pengambilan contoh air tersebut. K Penyedia Jasa harus melakukan analisa kimia
terhadap salah satu dari contoh air tersebut dengan segera yaitu dengan
mengirimkan pada laboratorim yang disetujui oleh Direksi. Contoh air yang kedua
harus segera dikirimkan pada Direksi diKantor Proyek untuk diamati. Analisa kimia air
harus dilakukan terhadap parameter sebagai berikut :
1. Warna 2. Bau 3. Kekeruhan
4. Dissolved Soilds 5. Suspended Solide 6. pH
7. Kesadahan (CaCo3) 8. SAR 9. Daya Hantar Listrik
10. Na 11. K 12. Ca
13. Mg 14. Fe 15. Mn
16. Cu 17. As 18. Ph
19. SiO2 20. NH4 21. CI
22. NO2 23. NO3 24. Co2
25. HC)3 26. CO3 27. B
28. PO4 29. SO4 30. H2S
Kandungan-kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatahkan dalam satuan ppm
serta diberikan rekomendasi dari laboratorium penguji tentang memenuhi syarat atau
tidaknya air tersebut dipakai sebagai air minum maupun air irigasi. Prosentase
kesadahan maksimum yang diizinkan untuk analisa kimia dari contoh air dari tiap
sumur ditetapkan sebagai berikut :
TDS ( ppm ) 50 100 200 500 1.000 2.000 % kesalahan maksimum 15 7 5 4 3 2 yang
diizinkan Apabila hasil analisa kimia contoh air dari suatu sumur menyimpang dari
yang telah ditentukan maka Kontraktor harus melakukan analisa ulang terhadap
contoh air sumur tersebut dengan biaya sendiri.

6. ANALISA BESAR BUTIR


Kalau dibutuhkan atau diinstruksikan oleh Direksi pekerjaan, Penyedia Jasa harus
melaksanakan analisa besar butir (analisa ayakan) terhadap beberapa contoh cutting
dari setiap sumur yang akan dipilih oleh Direksi dan menyerahkan hasil analisanya
kepada Direksi pekerjaan.
Sebelum dianalisa, sisa Lumpur pemboran yang masih terdapat pada contoh tersebut
harus dihilangkan dengan mencucinya, kemudian contoh tersebut dikeringkan dengan
memakai alat pengering atau sinar matahari.

7. PEMASANGAN TUTUP SUMUR DAN PATOK NOMOR SUMUR


Apabila pemompaan uji telah selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang
tutup sumur lengkap dengan kuncinya untuk mencegah materialmaterial asing masuk
kedalam sumur.Setelah sumur tertutup. Penyedia Jasa harus memasang patok tanda
pengenal sumur dimana tercantum nomor sumur, tahun pembuatan dan tanda
pengenal / nama Penyedia Jasa yang melaksanakannya. Pembuatan patok dan
tempat pemasangan harus sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.

8. LAPORAN DAN CATATAN


Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi yang diperoleh dari semua
pekerjaan yang dilaksanakan pada masing-masing sumur harus disimpan untuk
sewaktu-waktu akan diperiksa dan disahkan oleh Direksi pekerjaan. Penyedia Jasa
harus membuat laporan setiap hari kepada Direksi pekerjaan mengenai material yang
digunakan, pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk kedalaman
pemboran dan data lain yang dibutuhkan
Direksi pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak, maka Penyedia Jasa
harus
membuat laporan akhir pekerjaan yang akan diserahkan pada Direksi pekerjaan.
Bentuk laporan akan dibuat mengikuti blangko yang mengandung penjelasan-
penjelasan detil mengenai data yang diperoleh selama pembuatan sumur dan
ringkasan pekerjaan yang telah diselesaikan, Laporan juga harus meliputi hal-hal
tersebut dibawah ini
1. Log Pemboran harian, meliputi keterangan mengenai jalannya operasi antara lain
pekerjaan pemboran, instalasi sumur, development sumur, personil, peralatan dan
material yang dipakai, pengukuran pipa, kedalaman sumur, dan data lain yang
dibutuhkan oleh Direksi pekerjaan,
2. Log geologi dan log geofisik yang memberikan informasi mengenai jenis dan sifat
batuan, kedalamannya, nomor contoh Cutting Log Resistivity, SP dan log EC air,
3. Catatan mengenai rencana posisi pipa saringan (design sumur) dan hasil
pemasangannya berupa gambar konstruksi sumur dan susunan komponen sumur
yang terpasang, termasuk catatan mengenai penyambungan pipa,
4. Catatan jumlah gravel pack yang terpakai dan jumlah adukan semen yang diisikan
keruang anulus tiap sumur,
5. Catatan mengenai pengujian ketegaklurusan sumur (kalau ada),
6. Catatan mengenai pekerjaan development sumur meliputi debit, muka air tanah,
lama pengoperasian, pengamatan kekeruhan air, alat dan material yang dipakai,
jumlah personil, jam kerja dan sebagainya,
7. Catatan mengenai kegiatan pemompaan uji dan semua data yang
dikumpulkan selama pengujian,
8. Catatan mengenai pH, temperatur, EC dan jumlah kandungan pasir dari air
yang dipompa,
9. Kurva gradasi hasil analisa besar butir contoh cutting dan gravel pack. Bentuk dan
format/blangko laporan akan diarahkan oleh Direksi pekerjaan. Kegiatan pekerjaan
pembuatan sumur harus didokumentasikan dengan fotofoto yang diambil untuk
masing-masing sumur.
Pengambilan foto tiap sumur harus meliputi :
1. Saat sumur dalam kondisi 0 %
2. Saat mata bor akan dioperasikan
3. Saat 50 % pemboran
4. Saat pengambilan contoh cutting
5. Saat stang bor masuk seluruhnya
6. Saat contoh cutting sudah diperoleh seluruhnya
7. Saat proses logging
8. Saat persiapan pemasangan pipa air lift test
9. Saat pemasangan pipa setiap tahapan
10. Saat pemompaan uji
11. Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi 100 % (pemulihan lokasi)
Foto harus dicetak rangkap 1 (satu)dan film negatif harus diserahkan pada
Direksi

9. PENGADAAN – PENGADAAN LAIN


Guna menunjang pekerjaan ini kalau masih diperlukan bahan atau peralatan
tambahan lainnya,maka bahan dan peralatan tersebut harus diadakan / dibuat oleh
Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

10. PEMULIHAN LOKASI


Setelah pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan pemboran selesai maka penyedia
jasa diwajibkan untuk memulihkan keadaan lokasi pemboran mendekati kondisi
semula. Jika diperlukan Penyedia Jasa harus menimbun kembali bekas galian kolam
lumpur maupun kolam pengendap dan lain sebagainya, semua biaya yang timbul
akibat pemulihan lokasi peboran menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

11. WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Pekeerjaan adalah 45 (Empat Puluh Lima ) hari
kalender.
12. DAFTAR PERALATAN
Didalam Dokumen Penawaran, Penyedia Jasa harus melampirkan Daftar
kepemilikan/Inventarisai Peralatan, dalam hal peralatan tersebut diperoleh dengan
cara sewa, maka harus melampirkan Surat Sewa yang masih berlaku disesuaikan
dengan masa berakhir kegiatan pekerjaan pemboran dimaksud.

Palangka Raya, 08 Agustus 2017

CV. TAHASAK MIWAN


Pusat Palangka Raya

SATRIAGAU, SE
Direktur

Anda mungkin juga menyukai