• “Bermain Gitar Sehat: sebuah isue terkini dalam wilayah pemain” oleh: Hery Budiawan
• “Membuat Aransemen Sederhana” (duet gitar) oleh: Dr. Royke B Koapaha., M.Sn
• “Mengulas Teknik Gitar Lewat Lagu Klasik FLS2N” oleh: Milkha Azalia
Belakangan ini gaya hidup sehat mulai banyak digemari sebagian besar manusia, apapun tujuannya
pada intinya bergaya hidup sehat untuk lebih menjaga keseimbangan tubuhnya. Sebagai contoh
yang sangat terlihat, akhir-akhir ini orang orang sudah banyak meninggalkan makanan cepat saji,
mereka memilih lebih baik menunggu lama makanan yang mereka pesan dibanding makanan cepat
saji. Perkembangan gaya hidup sehat mungkin dirasa sangat perlu diwilayah pemain musik, namun
bukan urusan makanan lebih pada bagaimana memainkan instrumen yang sehat bukan baik, karena
bermain instrument baik belum tentu sehat, tapi kalau bermain instrument sehat pasti baik. Issue ini
menjadi hal yang menarik disebabkan beberapa pemain gitar pada umumnya dan pemain gitar klasik
khususnya mengalami cidera otot, dikarenakan pola latihan atau apapun yang dianggap tidak sehat.
Cidera yang dialami para pemain yang tidak hanya gitar sudah banyak dialami dan diteliti
penyebabnya. Salah satu yang menyebabkan cidera adalah tidak naturalnya baik secara Teknik
maupun posisi. Pelanggaran pada wilayah anatomi tubuh inilah yang menjadi dasar cidera. Banyak
pemain gitar yang sampai saat ini sudah “gantung” gitar bukan dikarenakan tidak berminat lagi
namun karena cidera permanen yang mereka alami. Untuk itu gerakan bermain natural sesuai
anatomi tubuh masing-masing menjadi hal yang paling logis mencegah terjadinya cidera permanen.
Menyikapi hal tersebut dalam kegiatan workshop Gitar Duet FLS2N ini, peserta diajak
bagaimana bermain gitar yang sehat?, Hal ini dirasa penting karena peserta tergolong berusia muda
yang masih panjang dunia impiannya. Maka dari itu wilayah bermain gitar sehat lebih pada posisi:
baik posisi duduk, posisi tangan kanan dan kiri, dan hal yang lain dianggap perlu dalam kegiatan
workshop ini.
POSISI DUDUK:
Pada posisi duduk secara informasi yang sudah diketahui duduk selalu diujung bangku (tidak
bersandar, atau di tengah kursi posisi duduknya). Duduk di ujung bangku ditinjau dari bermain gitar
sehat sangat sejalan, kenapa sejalan? Posisi duduk di ujung bangku membuat otomatis tulang
punggung belakang berada pada posisi yang sebenarnnya, dan sesuai dengan anatomi tubuh,
sehingga kecenderungan untuk bungkuk dapat diminimalisir pada pemain. Selain berhubungan
dengan masalah tulang belakang, posisi duduk di ujung bangku juga merupakan sebuah
keseimbangan antara tubuh bagian atas, tengah dan bawah, kerja tubuh lebih stabil. Seandainya
duduk terlalu bersandar maka kerja tubuh lebih berat pada tubuh bagian atas. Posisi duduk ini
merupakan hal mendasar sebelum melakukan aktifitas bermain gitar. (kesemua informasi ini
dipaktikan dalam workshop bermain gitar sehat)
PENGGUNAAN FOOTSTOOL
Penggunaan alat bantu kaki saat ini masih dalam perdebatatan, ada beberapa yang menggangap
posisi kaki dengan footstool tidak natural, karena menggangu peredaran darah dan terganggunya
gerakan otot kaki. Namun ada juga yang menggangap masih natural asalkan posisi telapak kaki
tidak menggantung. Posisi kaki maih dianggap natural pada penggunaan footstool karena telapak
kaki masih berpijak rata. Perdebatan ini pun sangat terlihat sekali dari munculnya pengganti
footstool, ada yang menggunakan alat bantu di paha, sehingga posisi kaki tepat dan seimbang secara
kerjannya. Memang menggunakan footstool lebih baik jangan terlalu lama. Yang sangat jelas
terganggu adalah system peredaran darah yang tidak normal. kesemua informasi ini dipaktikan
dalam workshop bermain gitar sehat)
PENUTUP:
Ada beberapa hala yang perlu kita sikapi dalam bermain gitar atau instrument apapun, Teknik hanya
pendukung bermain gitar yang sehat, posisilah keutamaan dalam issue ini. Semoga gitaris muda
Indonesia tidak mengalami cidera permanen yang diakibatkan dari kesalahan posisi yang tidak
natural dan “pemaksaan” posisi dari guru yang “keliru” yang harus dituruti. Ciptakan bermain gitar
yang sehat sebagai stimulus menjadi gitaris yang sejahtera. s e k i a n……
******************************************************************************
Pengertian aransemen
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan dalam
membuat aransemen.
Pertama yang umum menjadi garapan dalam aransemen ialah bentuk musiknya. Pada dasarnya
bentuk musik meliputi dua bentuk umum, yaitu bentuk utama dan bentuk yang disebut sebagai
auxilliary members.
Bentuk musik yang utama seperti misalnya Bagian A dan bagian B. Secara mudah bentuk utama ini
dapat dilihat pada buku-buku kumpulan lagu Nasional atau kumpulan lagu-lagu rakyat Indonesia.
Umumnya pada buku-buku itu hanya ditulis bentuk utamanya saja seperti bagian A, bagian B, atau
mungkin ada yang menyebutnya sebagai bagian verse, bagian reffrein, ada juga yang menyebutnya
sebagai bagian tune dan bagian chorus. Pada buku-buku semacam ini biasanya hanya ditulis notasi
melodi beserta syairnya saja. Iringannya atau suara kedua (counter melodi) biasanya tidak ditulis.
Dan pada umumnya pada buku-buku itu tidak terdapat bagian auxilliary members.
Bentuk auxilliary members yang paling umum seperti introduksi, interlude, ending/coda.
Hal yang perlu mendapat perhatian ialah ulangan sebuah bagian. Banyak kemungkinan pilihan
untuk sebuah pengulangan. Misalnya saja, bagian A diulang dua kali. Bisa saja diulang dengan
sama benar, diulang dengan perubahan iringannya, diulang dengan variasi pada melodinya, atau
bisa saja dengan diulang dengan melodinya pindah jalur suara, diulang dengan perubahan (contoh
midi:tokecang, anging mamiri, inang sarge, cik2 periuk).
Introduksi
Intinya introdksi sebagai pengantar agar pendengar siap mendengarkan bentuk utamanya.
Bisa hanya merupakan progresi akor sederhana (biasanya dari akhir lagu)
Dapat mengambil potongan dari lagu/bagian utamanya (A, B dsb) misalnya progresi akor,
melodi, ritme
Bisa juga merupakan bagian independen yang cukup panjang agar “siap” masuk ke lagu (contoh:
Dek Sangke)
Interlude
Dapat kembali mengambil dari introduksi
Dapat sebagai transisi yang mengantar pada suasana yang baru
Ending/coda
Dapat diambil dari intro atau interlude
Hati-hati untuk menggarap coda ini. Sebagai bagian terakhir coda menjadi kesan yang lebih
penting dibandingkan bagian-bagian yang lain. Bisa saja aransemen pada bagian lainnya biasa-
iasa saja, tapi dengan coda yang bagus, maka kesan aransemennya jadi lebih “terdongkrak”.
- Perangkat teknis musikal
Berhubungan dengan pengetahuan, pemahaman teknis instrumen seperti teknik-teknik tangan kiri,
tangan kanan, membuat efek perkusi, harmonic, dsb. (contoh: sipatokaan)
Teknik pengolahan musikal dapat dilakukan pada melodi, akor-akor dalam iringan, bas, ritme,
juga pada instrumentasi (kombinasi warna bunyinya). Kali ini hanya disinggung pada aspek
melodi, sebagai aspek yang bisa dibilang paling penting dalam sebuah lagu.
Melodi
Artikulasi: bunyi bersambung, patah-patah, kombinasi patah-patah dan bersambung, dan
sebagainya.
Pengolahan ritme melodi: Intinya terdapat tiga pengolahan, yaitu digeser maju (antisipasi),
ditunda (suspensi) dan ditambahkan nada.
Pengolahan nada: ditambah nada akor, ditambah nada bukan akor. Peluang ini dapat dilakukan
jika kita menemukan temat-tempat yang disebut dengan dead spot.
Dead Spot merupakan ruang yang ritmenya relatif renggang, sehingga dapat disisipkan melodi
pada jalur suara lainnya, atau akor-akor dengan ritme yang menarik, dan sebagainya(contoh
anging mamiri)
Pada ruang dead spot ini dapat diisi Fill in.
Tail . Merupakan melodi yang pada akhir melodinya ditambahkan nada-nada lainnya
Lead in. Merupakan melodi yang pada awalnya ditambahkan nada-nada lainnya.
Catatan: Tulisan ini hanya kerangka umumnya saja. Pada presentasi workshop dijelaskan secara
lebih panjang-lebar disertai contoh-contoh.
*******************************************************************************