Skenario
Di sebuah taman, ada seorang anak berumur 8 tahun bernama bagyok sedang bermain
bersama temannya dan adiknya yang berumur 6 tahun, di taman tersebut ada berbagai jajanan
seperti gorengan, permen dan jajanan-jajanan lainnya, anak itu tidak bisa menahan diri untuk
tidak melihat anak-anak lain membeli jajan, adiknya sudah melarang kakaknya membeli
jajanan sembarangan, tetapi kakaknya tetap kekeh ingin membelinya. Akhirnya anak itu ikut
bersama teman-temannya mencoba jajanan tersebut. Dan karena rasa jajanan tersebut enak,
maka anak itu tidak henti-henti membeli jajanan tersebut dan melahapnya dengan sigap.
Namun anak tersebut tiba-tiba mengeluh sakit tenggorokan kepada ibunya. Anak itu kemudian
dibawa ke puskesmas oleh ibunya.
Bagyok : “Aduhh…., Aduhhh, Sakitt ma, sakitt” (Sambil menangis dan memeluk
ibunya)
Adik : “Mama, mama, tadi kakak beli jajanan di taman, padahal tadi adik sudah
larang, tapi kakaknya gak bisa dikasi tau ma”
Adik : “Enggak mama, adik ingin sih, tapi.. adik ingat pesan mama, kalau jajan
sembarangan itu gak baik”
Ibu : “Adik pintar ya.. (Sambil mengusap kepala adik). Kamu itu, sudah mama
katakan jangan terlalu banyak jajan sembarangan,” (sambil marah)
Tiba-tiba terdengar suara orang yang membuka pintu rumah, dan ternyata Ayah pun pulang
dari kerjanya.
Adik : “Ayah, ayah, kakak dimarah mama, tadi kakak jajan sembarangan di taman,
padahal tadi adik sudah larang pa”
Ayah : “Wah anak ayah sudah besar ya (Sambil mengusap kepala adik)”
Bagyok : “Ayah, kok hanya adik yang diperhatiin?, bagyok juga mau, bagyok sakit
yahh” (Menggerutu)
Ayah : “Lain kali, kalau mama bilang tidak boleh, itu demi kebaikan kamu nak, jadi
bagyok tidak boleh jajan sembarangan lagi ya!”
Bagyok : “Iya ayah, bagyok khilaf, salah jajannya sih kenapa enak,”
Perawat 1 : “Selamat Pagi Bapak, Ibu, ada yang bisa saya bantu ?”
Perawat 2 : “Tidak dik, saya hanya memeriksa TTV adik, adik tenang ya” (sambil
tersenyum)
Setelah dilakukannya pemeriksaan tanda-tanda vital, dokter pun datang untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Perawat 2 : “Selamat pagi dok, ini hasil dari pemeriksaan pasien bagyok, menurut
observasi saya, Suhu tubuh bagyok cukup tinggi sekitar 380C, tetapi tanda-tanda
vital lainnya cukup normal dok
Bagyok : “Tenggorokan saya dok, rasanya tenggorokan bagyok sakit sekali, dan bagyok
susah nelen dok”
Adik : “Tadi kakak jajan sembarangan dok, padahal sudah dilarang mama”
Dokter : “Maaf adik bisa keluarkan lidah, supaya dokter bisa melihat radangnya”
Dokter : “Tidak susah kok dik, buka mulut lebar-lebar, keluarkan lidah adik”
Dokter : “Sudah dik, begini, menurut yang saya lihat tenggorokan adik merah, sudah
meradang sekali ini, adik sebelumnya pasti terlalu banyak jajan sembarangan
dan terlalu banyak makan-makanan yang berminyak ya?”
Adik : “Kakak bohong dok, tadi adik lihat kakak banyak makan gorengan sama
teman-temannya”
Dokter : “Mulai sekarang, adik bisa kurangi makan-makanan yang terlalu berminyak,
dan makan-makanan yang manis, atau ibunya mungkin bisa ganti dengan
memberikan banyak makan-makanan yang mengandung serat dan vitamin
seperti buah-buahan, atau adik bisa makan sayur-sayuran dik.” (sambil
tersenyum)
Dokter : “Tidak apa-apa, bisa diganti dengan buah, atau dicoba sedikit-sedikit atau
mungkin ibunya bisa membuat olahan seperti mencoba untuk mengolah sayuran
itu menjadi jus atau lainnya”
Dokter : “Jadi, bagyok harus rajin-rajin makan buah dan sayur ya, supaya sehat dan
tetap kuat”
Bagyok : “Bagyok pakai air juga bisa dok, sirup apalagi, pasti manis, kayak dokternya”
(tersenyum)
Dokter : “Baik, kalau begitu bu ini saya berikan resep untuk bagyok, resep ini saya
berikan untuk obat radangnya, agar memudahkan dia meminum obat, maka saya
sudah resepkan dia sirup jeruk agar lebih memudahkan dia untuk menelan
obatnya.”
Ibu : “Baik dok, terimakasih”
Perawat mengantarkan Ayah, Ibu, Bagyok, dan Adik ke administrasi untuk menebus obat dan
membayar administrasi Puskesmas.
Administrasi : “Oh Baik pak, tunggu sebentar ya pak, saya cek dahulu. Maaf sebelumnya atas
nama siapa pasiennya” (Sambil mengecek)
Administrasi : “Baiklah pak, untuk pembayarannya sebesar Rp.70.000,00, nanti obatnya bisa
diambil langsung ke apotek terdekat agar lebih memudahkan bapak menebus
obatnya”
Akhirnya ayah pergi menebus obat untuk bagyok. Karena kapok, bagyok tidak pernah lagi
jajan sembarangan dan melanggar perintah ibunya.