Anda di halaman 1dari 17

BAB I

A. Latar Belakang
Aspek untuk dapat meningkatkan kesehatan manusia serta penyembuhan penyakit
adalah dengan pemenuhan kebutuhan gizi. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan gizi, kita
harus memahami apa itu gizi. Mempelajari gizi sngat bermanfaat bagi semua
kalangan. Apabila kita tidak memahami makanan yang dimakan akan menyebabkan
penyakit atau memperlambat proses penyembuhan, sebaliknya memahami makanan
yang kita makan meningkatkan kesehatan atau membantu menyembuhkan penyakit.

Gizi merupakan elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh. Subsitansi yang diperoleh dari makanan, diguna untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Maka dari itu sangat
penting untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi karena sangat banyak manfaat
yang di peroleh dari gizi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gizi?
2. Apa yang dimaksud dengan zat gizi makro dan mikro?
3. Berapa angka kecukupan gizi yang di anjurkan?
4. Apa yang dimaksud kebutuhan gizi individu?
5. Bagaimana status gizi individu?
6. Apa saja dasar-dasar diet klinik?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan gizi
2. Agar mengetahui apa itu zat gizi makro dan mikro
3. Untuk mengetahui berapa angka kecukupan gizi yang di anjurkan
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebutuhan gizi individu
5. Untuk mengetahui status gizi individu
6. Untuk mengetahui apa saja dasar-dasar diet klinik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi

Gizi adalah bahan makanan yang dikonsumsi oleh tubuh untuk menghasilkan
tenaga, membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh. Gizi merupakan bagian
penting yang dibutuhkan oleh tubuh guna perkembangan dan pertumbuhan dalam
bentuk dan untuk memperoleh energi, agar manusia dapat melaksanakan kegiatan
fisiknya sehari-hari. Gizi juga merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses
tumbuh kembang manusia, sehingga pemenuhan kualitas tumbuh kembang,
untuk meningkatkankualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang.

Beberapa zat gizi dapat dibuat oleh tubuh sendiri dan sebagian besar lainnya
harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan
tubuh terdiri dari Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Dari zat gizi
tubuh akan memperoleh sumber energi untuk bermain, belajar, bekerja, serta sumber
pembangunan untuk pertumbuhan yang normal, juga zat pengatur demi kelancaran
proses-proses didalam tubuh dan kesehatan yang baik. Maka dapat disimpulkan
bahwa zat gizi adalah bahan makanan yang dikonsumsi oleh tubuh untuk
menghasilkan tenaga, membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh.

B. Zat Gizi Makro dan Mikro


Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi terbagi menjadi dua,
yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro.
 Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan
gram. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah karbohidrat, protein
dan lemak.
1. Karbohidrat dikelompokkan menjadi monosakarida (terdiri dari satu molekul
gula), oligosakarida (terdiri dari 2-10 monosakarida), dan polisakarida (terdiri
lebih dari 10 monosakarida). Gula yang termasuk monosakarida adalah glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Oligosakarida yang paling banyak ditemukan adalah
disakarida, terdiri dari 2 monosakarida. Jenis gula yang termasuk disakarida
adalah maltosa (terdiri dari glukosa dan glukosa), sukrosa (terdiri dari glukosa dan
fruktosa), dan laktosa (terdiri dari glukosa dan galaktosa). Polisakarida terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin (sebagai penguat tekstur, merupakan dietary
fiber), dan pati, dekstrin, glikogen, fruktan (sebagai sumber energi).Karbohidrat
memiliki fungsi utama sebagai sumber energi, yaitu menyediakan 4 Kalori/g
karbohidrat). Di samping itu,juga berfungsi sebagai: pemberi rasa manis, pengatur
metabolisme lemak, menghemat protein, dan membantu pengeluaran
feses.Makanan yang merupakan sumber energi adalah berbagai jenis serealia,
seperti padi, gandum, dan umbi-umbian.
2. Protein merupakan komponen penyusun tubuh terbesar kedua setelah air, yaitu
17% susunan tubuh orang dewasa dan tersusun atas berbagai jenis asam amino,
dibedakan atas asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Protein
memiliki peran penting sebagai komponen fungsional dan struktural pada semua
sel tubuh dan yang termasuk komponen fungsional antara lain enzim, zat
pengangkut, serta matriks intraseluler, sedangkan yang merupakan komponen
struktural antara lain kolagen pada tulang rawan, keratin pada rambut dan kuku,
miosin pada jaringan otot, serta elastin dalam urat, otot, dan pembuluh darah.
Protein memiliki fungsi sebagai zat pembangun dan pemelihara sel-sel jaringan
tubuh, berperan dalam transpor zat gizi (seperti lipoprotein dan transferin), dan
sebagai sumber energi. Pangan yang merupakan sumber protein adalah: telur,
ikan, daging (pangan hewani), serta kacang-kacangan dan biji-bijian (pangan
nabati).
3. Lemak dibedakan menjadi lemak sederhana, lemak majemuk, dan turunan
lemak.Lemak sederhana, umumnya disebut trigliserida, merupakan ester asam
lemak dengan gliserol (seperti minyak pada berbagai jenis pangan), serta ester
asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi (seperti malam, ester sterol,
ester non-sterol). Lemak majemuk, adalah ester gliserol dan asam lemak dengan
komponen lain seperti fosfat, protein, karbohidrat, dan nitrogen, terdiri dari
fosfolipid (contoh: lesitin dan sepalin), glikolipid (contoh: serebrosida pada di
otak), dan lipoprotein (molekul lemak yang berikatan dengan protein). Lemak
turunan, terdiri dari asam lemak, sterol (kolesterol dan ergosterol, hormon steroid,
vitamin D, garam empedu), dan lainnya (karotenoid dan vitamin A, vitamin E,
vitamin K). Asam lemak merupakan asam organik yang mengandung gugus
karboksil (COOH) dan gugus metil (CH3). Jumlah atom karbon rantai asam lemak
ini berkisar antara 4-22 karbon, dibedakan atas asam lemak jenuh (jika rantai
karbon mengikat semua hidrogen yang dapat diikatnya) dan asam lemak tidak
jenuh (jika asam lemak tersebut mengandung satu atau lebih ikatan rangkap). Jika
ikatan rangkap tersebut hanya satu maka dikatakan asam lemak tidak jenuh
tunggal (Mono unsaturated fatty acid, MUFA), sedangkan jika ikatan rangkapnya
lebih dari satu dikatakan asam lemak tidak jenuh ganda (Poly unsaturated fatty
acid, PUFA).Lemak memiliki fungsi sebagai sumber energi (menyediakan 9
kkal/g lemak), pembawa vitamin larut lemak, sebagai pelindung bagian tubuh
penting, memberi rasa kenyang dan kelezatan pada makanan, penghemat protein
(protein sparer), dan memelihara suhu tubuh. Pangan yang merupakan sumber
lemak dengan asam lemak jenuh adalah lemak hewani, mentega, minyak kelapa,
minyak kelapa sawit, susu sapi. Pangan sumber lemak dengan asam lemak tidak
jenuh tunggal (MUFA) terutama adalah minyak zaitun. Pangan yang merupakan
sumber lemak dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA) adalah minyak
jagung, kapas, kacang kedelai, wijen, bunga matahari, minyak kacang tanah,
minyak kacang kedelai, minyak ikan, dan ASI.
 Sedang zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil
atau sedikit tetapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi
mikro adalah vitamin yang dan mineral. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg (mili
gram) untuk sebagian besar vitamin dan mineral.
1. Adapun vitamin dapat dibedakan atas vitamin larut lemak (terdiri dari vitamin
A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K), dan vitamin larut air (vitamin B dan
vitamin C).
o Vitamin A terutama berfungsi dalam proses penglihatan, dan defisiensi
vitamin A akan menyebabkan rabun senja, xerosis pada kornea dan
kebutaan. Vitamin A pada pangan hewani merupakan bentuk aktif,
banyak ditemukan pada hati, minyak ikan, susu, mentega, dan telur.
Pangan nabati merupakan provitamin A, terdapat pada wortel, tomat,
semangka, ubi jalar, bayam dan daun singkong.
o Vitamin D dapat disintesis dalam tubuh dengan adanya sinar
ultraviolet. Vitamin D berfungsi dalam mineralisasi tulang, yaitu
dengan cara merangsang sintesis protein pengikat kalsium dan fosfor
pada mukosa usus halus. Defisiensi vitamin D akan menyebabkan
riketsia (pada anak-anak) dan osteomalasia (pada orang dewasa).
Sumber vitamin D umumnya berasal dari pangan hewani seperti
minyak hati ikan, kuning telur, dan mentega. Fungsi utama vitamin E
adalah sebagai antioksidan.
o Vitamin E berada dalam lapisan fosfolipida membran sel dan berperan
dalam melindungi asam lemak tidak jenuh ganda sebagai komponen
utama membran sel dari serangan oksidasi radikal bebas. Vitamin E
banyak terdapat pada minyak tumbuhan, buah-buahan dan sayuran.
o Vitamin K besar peranannya dalam proses pembekuan darah sehingga
dapat mencegah terjadinya perdarahan, terutama pada saat proses
operasi. Kekurangan vitamin K menjadikan proses koagulasi darah
akan terhambat akibat terhambatnya produksi protrombin. Pangan
sebagai sumber vitamin K adalah hati, kuning telur, dan sayuran hijau
seperti bayam, kubis, dan bunga kol.
o Vitamin B merupakan suatu kompleks vitamin, terdiri dari sepuluh
faktor yang memiliki fungsi saling berkaitan dan banyak ditemukan
pada bahan makanan yang hampir sama. Vitamin B kompleks terdiri
dari tiamin, riboflavin (Vitamin B2), niasin, folat, asam pantotenat,
piridoksin dan banyak berperan sebagai koenzim ataupun kofaktor
yang diperlukan dalam proses metabolisme sel hidup. Sumber utama
vitamin B adalah serealia tumbuk atau setengah giling, kacang-
kacangan, daging, kuning telur, putih telur, ragi, dan susu.
o Vitamin C berfungsi sebagai koenzim dan antioksidan, sintesis
kolagen, berperan dalam absorpsi dan metabolisme besi, serta absorpsi
kalsium. Defisiensi vitamin C dapat menyebabkan timbulnya skorbut
yang ditandai dengan lelah, lemah, nafas pendek, kejang otot, kurang
nafsu makan, kulit menjadi kering, perdarahan gusi, serta rambut
rontok. Pangan sumber vitamin C umumnya berasal dari pangan
nabati, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, tomat, daun singkong,
daun katuk, dan daun pepaya.
2. Sedangkan mineral dikelompokkan menjadi mineral makro (diperlukan tubuh
≥100 mg/hr) dan mineral mikro (diperlukan tubuh < 100 mg/hari). Mineral
mikro di antaranya: Besi (Fe), Seng (Zn), Yodium (I), Selenium (Se),
Tembaga (Cu).
o Zat Besi (Fe)
Zat besi menyusun tubuh sekitar 2-4 gram, yaitu berada dalam bentuk
hemoglobin dalam sel darah merah (60-65%), myoglobin dalam otot
(5-10%), enzim (2-5%), transferin dalam aliran darah (0,1%), serta
dalam bentuk feritin dan hemosiderin (20% dan 10%) sebagai
cadangan. Jumlah zat besi dalam tubuh bervariasi tergantung pada
usia, jenis kelamin, masa kehamilan, dan masa pertumbuhan. Zat besi
dalam tubuh berada dalam bentuk ion Fe2+ yaitu bentuk besi tereduksi
(ferro), serta ion Fe3+ yaitu bentuk zat besi teroksidasi (ferri). Adapun
di dalam makanan zat besi berada dalam bentuk besi hem dan besi
non-hem. Besi hem terutama berasal dari hemoglobin dan mioglobin
dan banyak ditemukan pada daging, ikan, dan unggas. Besi non-hem
banyak terdapat pada tumbuhan (buah-buahan, sayuran, kacang-
kacangan, dan biji-bijian) serta pada telur, susu dan produk olahan
susu, seperti keju, yoghurt, es krim dan sebagainya. Zat besi
merupakan bahan pembentuk hemoglobin (Hb), yaitu protein yang
bertugas mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu, sebagai
komponen penyusun mioglobin, zat besi membantu menjaga agar
oksigen selalu tersedia untuk keperluan kontraksi otot. Zat besi juga
berperan dalam membantu tugas protein untuk transfer elektron dalam
penggunaan energi pada sel-sel, yaitu sebagai bagian proses
metabolisme.
o Seng (Zn)
Pada umumnya seng berada dalam bentuk ion Zn2+. Seng menyusun
tubuh orang dewasa sebanyak 1,5 –2,5 g, dan ditemukan pada hampir
semua organ dan jaringan tubuh, terutama otot, tulang, hati, ginjal, dan
kulit. Tidak seperti besi, seng di dalam jaringan tidak bisa diambil
meski kadar dalam darah rendah, untuk itu seng harus dipenuhi dari
makanan. Seng merupakan bagian dari banyak jenis enzim (minimal
70 enzim), di antaranya karboksipeptidase, karbonik-anhidrase. Seng
juga berperan dalam fungsi imunitas, yaitu sebagai penyusun enzim
Superokside dismutase (SOD). Seng besar perannya dalam fungsi kerja
hormon insulin dalam pankreas, yaitu jika seng dalam darah rendah
maka respons insulin juga menjadi menurun, hal ini akan menjadikan
sistem metabolisme glukosa menjadi terganggu.
o Yodium (I)
Umumnya yodium tubuh berada dalam bentuk Iodida (I2), menyusun
tubuh kurang lebih 15-20 mg. Kandungan yodium tubuh sangat
bervariasi antar individu, tergantung wilayah tempat tinggal kandungan
yodium tanah, air dan tanaman sebagai sumber pangan yang
dikonsumsi. Yodium terutama terkonsentrasi pada kelenjar tiroid (70-
80%) yang berfungsi untuk pembentukan hormon T3-triiodothyronin
dan T4-tetra Iodothyronine (tiroksin). Dengan hormon-hormon tiroid,
yodium berfungsi dalam mengatur suhu tubuh, laju pelepasan e
(energi) selama metabolisme basal, laju penggunaan oksigen oleh sel,
pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf, serta pertumbuhan
linier.
C. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok
umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Standar kecukupan gizi di Indonesia pada
umumnya masih menggunakan standar makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan
kecukupan protein, sedangkan standar kecukupan gizi secara mikro seperti kecukupan
vitamin dan mineral belum banyak diterapkan di Indonesia.
Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan pada masing-masing orang
per hari bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis
individu tersebut. Pada anak usia 0-6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya masing-
masing sebesar 550 Kalori dan 10 gram. Semakin bertambah umur, kecukupan gizi
makro berupa energi dan protein serta zat gizi mikro juga bertambah.
Pada anak usia 7-9 tahun, kecukupan energinya meningkat menjadi 1800 Kalori dan
kecukupan proteinnya sebesar 45 gram. Remaja dan dewasa pria memiliki angka
kecukupan gizi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. Selain itu, keadaan
fisologis juga sangat berpengaruh terhadap angka kecukupan gizi individu. Pada
wanita hamil, kecukupan energinya bertambah 180 Kalori pada saat trimester 1, dan
pada trimester 2 serta 3 bertambah 300 Kalori dari kecukupan energi wanita yang
tidak hamil pada usia yang sama. Kecukupan protein pada wanita hamil juga
mengalami kenaikan, yakni sebesar 17 gram dari kecukupan protein wanita normal.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan didasarkan pada patokan
berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender, dan aktifitas fisik. Dalam
penggunaannya bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat
badan yang berbeda dengan patokan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat
badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, maka AKG dihitung
berdasarkan berat badan idealnya. AKG yang dianjurkan tidak dipergunakan untuk
perorangan atau individu, namun lebih menggambarkan kelompok
penduduk/masyarakat.

Angka Kecukupan gizi dianjurkan digunakan untuk tujuan seperti

1. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau


kelompok penduduk; perlu diketahui pola pangan dan distribusi penduduk
2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan atau kelompok, perlu
ditetapkan patokan berat badan untuk masing-masing gender, dan bila
menyimpang dari patokan berat badan dilakukan penyesuaian
3. Perencanan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah,
industri, asrama, dan lain-lain
4. Menetapkan standar bantuan pangan; misalnya dalam keadaan darurat, dan
untuk kelompok penduduk yang berisiko seperti balita, anak sekolah, ibu
hamil
5. Menilai kecukupan persediaan pangan nasionaL
6. Merencanakan program penyuluhan gizi
7. Mengembangkan produk pangan baru di industry
8. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan

Langkah pertama dalam penyusunan AKG adalah menetapkan kebutuhan faali


rata-rata penduduk yang sehat dan mewakili tiap golongan umur dan gender menurut
kriteria yang telah ditetapkan. Untuk itu, perlu diketahui perbedaan-perbedaan di
dalam tiap golongan yang memungkinkan perkiraan jumlah yang perlu ditambahkan
pada kebutuhan rata-rata untuk memenuhi kebutuhan sesungguhnya semua orang
sehat. Karena alasan mahal dan perlu waktu lama eksperimen tersebut tidak
dilakukan, hanya digunakan perkiraan kebutuhan dan variasinya berdasarkan
informasi yang terbatas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan AKG, seperti

1. Adanya variasi individual masing-masing orang yang mempengaruhi utilisasi


zat gizi oleh tubuh
2. Adanya perbedaan komposisi zat gizi yang terkandung dalam setiap sumber
makanan
3. Adanya saling mempengaruhi antar zat gizi dalam tubuh
4. Adanya perubahan komposisi zat gizi akibat proses pemasakan, atau
pengolahan sampai makanan siap dikonsumsi.

Nilai AKG untuk semua zat gizi kecuali energi ditetapkan selalu lebih tinggi
daripada kecukupan rata-rata sehingga dapat dijamin, bahwa kecukupan hampir
seluruh penduduk terpenuhi. Oleh karena itu asupan dibawah nilai AKG tidak selalu
berarti tidak cukup, tetapi makin jauh di bawah nilai tersebut risiko untuk
memperoleh asupan tidak cukup meningkat. Khusus untuk energi, nilai kecukupannya
ditaksir setara dengan nilai pakainya sebab asupan energi yang kurang maupun lebih
dari nilai pakainya akan memberikan dampak pada terganggunya kesehatan.

Adapun angka kecukupan gizi tahun 2013, tersedia pada tabel berikut :
D. Kebutuhan Gizi Individu
Kebutuhan cairan sehari-hari pada setiap orang bisa berbeda, dan nilai asupan
zat gizi harian yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50%
orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut
dengan kebutuhan gizi.
1. Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui
Perubahan fisiologi pada kehamilan adalah volume plasma darah, ginjal akan
membesar, konsumsi oksigen meningkat, cardiac output naik, jantung membesar
12%, BMR akan naik 15-20%, perubahan hormon, dan gerakan peristaltik melambat .
Energi tambahan bagi bumil pada trimester II dibutuhkan untuk; pemekaran jaringan
ibu, pertumbuhan janin dan placenta. Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu
sewaktu konsepsi: keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil, keadaan kesehatan
dan gizi ibu, jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama, paritas, dan
usia kehamilan pertama. Status gizi ibu pada waktu melahirkan dipengaruhi oleh
keadaan sosial dan ekonomi ibu waktu hamil, derajat pekerjaan fisik, asupan pangan,
dan pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi. Hal-hal yang harus dipertimbangkan
pada saat menyusun menu seimbang bagi ibu hamil adalah perhatikan kebutuhan
energi dan zat gizi, khususnya protein, Fe, vitamin C, dan kalsium. Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi hasil kehamilan meliputi asupan zat gizi makanan ibu,
status gizi prahamil, pertambahan berat badan selama hamil, kondisi ibu pada masa
remaja (masih dalam proses pertumbuhan), jumlah janin per kehamilan. Gizi kurang
saat pra hamil dan kurang asupan selama hamil berisiko terjadinya abortus, stillbirth,
dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Obesitas menyebabkan kesulitan untuk hamil,
risiko hipertensi selama kehamilan dan berisiko diabetes gestesional ( diabetes yang
dipicu oleh adanya kehamilan). Masalah – masalah pada ibu hamil yang berhubungan
dengan asupan zat gizi adalah adanya mual dan muntah , naiknya cairan lambung
keatas (heart burn), konstipasi. Dampak kurang gizi pada ibu hamil dikaitkan dengan
tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf
pusat bayi menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia
kehamilannya. ibu mengalami anemia kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.
Menu makanan sehari-hari ibu hamil pada dasarnya tidak berbeda dengan sebelum
hamil, hanya porsinya lebih banyak dan lebih bervariasi. Makanan Ibu bisa
mempengaruhi bayi lewat pemberian ASI . Makanan yang perlu dihindari karena
dapat mempengaruhi bayi melalui ASI antara lain : makanan pedas dan berbumbu
tajam , kafein , produk olahan susu, bawang bombay, dan kubis. Kebutuhan Nutrisi
ibu menyusui meliputi kebutuhan energi, kebutuhan protein : sedangkan asupan
lemak adalah 25-30 % asupan energi,, dan asupan karbohidrat kira-kira 160-200
g/hari. Kebutuhan vitamin ibu menyusui lebih besar dibandingkan ibu hamil kecuali
vit. D dan K. Ibu menyusui yang kekurangan vitamin menyebabkan vitamin ASI juga
berkurang. Kebutuhan mineral ibu menyusui lebih besar dibandingkan dengan ibu
hamil kecuali : Ca, P, Mg, Fe dan Mo. Selama belum mengalami menstruasi pasca
melahirkan kebutuhan Fe ibu lebih sedikit dari ibu yang tidak hamil. Kebutuhan air
pada ibu menyusui bertambah sebanyak produksi ASI ( minum 1 gelas setiap kali
menyusui).
2. Kebutuhan Gizi pada Bayi dan Anak
Zat gizi dibutuhkan pada bayi dan anak terutama untuk pertumbuhan dan
perkembangan otak. Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling baik.
Pemberian makanan tambahan sebagai makanan pendamping ASI harus disesuaikan
dengan umur bayi. Pada usia bayi 0-6 bulan, makanan yang paling tepat untuk bayi
adalah air susu ibu atau ASI. Bayi usia 9 bulan merupakan usia peralihan kedua dalam
pengaturan makanan bayi. Gizi merupakan faktor penting dalam pola tumbuh
kembang balita. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, secara umum
dibagi menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu :
1) Kebutuhan fisik biomedis (ASUH)
2) Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
3) Kebutuhan akan stimulasi (ASAH)
Perbedaan dewasa dengan balita dalam hal kebutuhan gizi adalah Gula &
Garam, Porsi Makan , Kebutuhan Energi & Nutrisi , dan SusuPertumbuhan. Bahan
makanan yang harus dihindari pada usia 1-5 tahun yaitu makanan yang terlalu
berminyak , junk food dan makanan berpengawet. Kebutuhan gizi balita meliputi:
Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35%
lemak, dan sisanya karbohidrat. Pola makan anak usia TK Anak sudah mempunyai
sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah sudah bisa memilih makanan yang
disukainya. Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan yang disukai krn
sudah kenal lingkungan. Terdapat 5 upaya yang merupakan satu kesatuan sebagai
strategi dasar pemeliharaan gizi anak, yaitu :
1) pemeliharaan gizi pada masa prenatal
2) pengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir
3) pencegahan dan penanggulangan dini penyakit infeksi melalui imunisasi
dan pemeliharaan sanitasi
4) pengaturan makanan yang tepat dan benar
5) pengaturan jarak kehamilan

3. Kebutuhan Gizi pada Usia Remaja dan Dewasa


Adolescent (remaja) adalah usia 10-19 thn, Kategori usia dewasa dibagi
menjadi dua yaitu dewasa muda antara umur 18 – 30 tahun dan dewasa tua umur > 30
thn. Masalah Gizi Kurang pada dewasa adalah Kurang Energi Protein (KEP) dan
anemia, sedangkan Masalah Gizi Lebih: Kelebihan BB dan Kegemukan. Kebutuhan
kalori mulai berkurang pd usia 25 thn,tergantung pada aktivitas fisik, jenis kelamin,
dan massa tubuh. Zat besi dibutuhkan oleh usia subur selama masa reproduksi, untuk
menggantikan kehilangan selama menstruasi, kehamilan, kelahiran dan menyusui.
Kalsium juga berperan penting untuk pertulangan, mengingat kehilangan kalsium
dalam massa tulang berkurang pada masa usia lanjut. Kebiasaan minum susu atau
makan bahan makanan sumber kalsium cukup dianjurkan pada usia dewasa.
Pengaturan makanan yang baik adalah : makanan rendah lemak, makanan rendah
kolesterol, makanan lebih banyak serat, makan lebih banyak KH kompleks , hindari
alkohol, baca label makanan, gunakan lebih sering makanan sumber omega 3 dan
kurangi konsumsi gula.

4. Kebutuhan Gizi pada Lanjut Usia


Batasan lansia dibagi menjadi Young ederly (65-75 th) dan older ederly (75
th). Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia adalah perubahan fisik,
psikologis dan sosial yang disebabkan oleh proses penuaan. Kerongkongan
mengalami pelebaran, rasa lapar menurun, gerakan usus / gerakan peristaltik lemah,
penyerapan makanan di usus menurun. Faktor psikologi seperti depresi, kehilangan
pasangan, hidup menyendiri. Status gizi lansia cenderung mengalami
kegemukan/obesitas. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan,
hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi
defisiensi zat-zat gizi mikro. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air
besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan
memicu terjadinya anemia. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis),
akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi, pendapatan menurun
(pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi.
Kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-
20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Bagi lansia komposisi energi
sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia
wanita 1700 kal. Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit
atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Sumber
serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh.
Lansi tidak dianjurkan mengonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial).
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan
menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan
biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi . Lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber
protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan. Konsumsi
lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemaktersebut adalah asam lemak tidak jenuh
(PUFA = poly unsaturated faty acid). Umumnya lansia kurang mengonsumsi vitamin
A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini
terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan
sayuran, serta faktor fisik. Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia
adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan
zat besi menyebabkan anemia. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara
teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

E. Penilaian Status Gizi Individu


Penilaian status gizi individu ini dibedakan menjadi dua, yaitu penilaian status gizi
secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.
 Penilaian status gizi secara langsung
Metode ini adalah metode yang cara kerjanya berhubungan/ kontak langsung
dengan masing-masing responden. Tidak bisa dilakukan secara representatif,
enumerator harus langsung bertemu dengan subjek/ sampel/ reseponden yang
ingin diketahui status gizinya.
1. Antropometri
Penilaian status gizi dengan menggunakan metode antropometri ialah
pengukuran ukuran, berat dan proporsi tubuh, beberapa literatur menyatakan
bahwa metode antropometri ialah proses pengukuran dimensi fisik dan
komposisi tubuh. Hasil pengukuran antropometri sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain usia, fisiologis, pola makan, dll. Salah satu
keunggulan dari metode antropometri ialah dapat memberikan informasi
tentang riwayat status gizi masa lalu.
2. Klinis
Metode ini biasa digunakan untuk mendeteksi kumpulan gejala dan tanda-
tanda klinis yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan gizi.
Metode ini biasa menggunakan pendekatan riwayat medis dan pemeriksaan
fisik.
3. Biokimiawi
Beberapa tahapan masalah gizi dapat diketahui dengan metode laboratorium,
penyimpanan zat gizi dalam jaringan tubuh mengalami perubahan secara
perlahan sesuai dengan status gizi seseorang.
4. Biofisik
Metode penilaian status gizi yang cara kerjanya melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
 Penilaian status gizi secara tak langsung
1. Survei konsumsi
Survei konsumsi adalah suatu metode penilaian status gizi dengan melihat dan
menghitung jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu. Akan
teteapi survei konsumsi juga bisa dilakukan pada tingkat rumah tangga.
Tujuan dilaksanakannya survei konsumsi makanan adalah untuk mengetahui
kebiasaan makan, dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat
gizi pada tingkat kelompok, Rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
2. Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistic kesehatan seperti angkat kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit tertentu, dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.
3. Faktor ekologi
Ekologi merupakan suatu pengetahuan yang mengkaji tentang hubungan
timbal balik antara organism hidup dengan lingkungannya atau dapat
dikatakan juga ekologi adalah ilmu mengenai jaringan hubungan antara zat-zat
organism dengan unsur-unsur yang hidup dan mati dalam lingkungannya.

F. Dasar-dasar Diet Klinik


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi merupakan bagian penting yang dibutuhkan oleh tubuh guna
perkembangan dan pertumbuhan dalam bentuk dan untuk memperoleh energi,
agar manusia dapat melaksanakan kegiatan fisiknya sehari-hari. Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan
untuk masing-masing kelompok umur, gender, dan aktifitas fisik. Perencanaan
pemenuhan kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa langkah, di
antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-masing
individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi, serta
upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan paper ini yang dapat saya paparkan, besar
harapan saya paper ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari paper ini masih jauh
dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar paper ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA

Nunabil. 2010. Konsep Dasar Ilmu Gizi. Tersedia pada https://www.scribd.com.


Diakses Pada Tanggal 07 April 2010

UNY. TT. Gizi. Tersedia pada http://eprints.uny.ac.id. Diakses Pada Tanggal TT

Furkon. TT. Mengenal Zat Gizi. http://repository.ut.ac.id. Diakses Pada Tanggal TT

Anonim. 2017. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Tersedia pada


https://alphabetmarketing.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 13 April 2017

Setyawati. 2015. Metode Penilaian Status Gizi. Tersedia pada


https://vildaanaveriasetyawati.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal. 24 Agustus 2015

Mardalena. 2017. Ilmu Gizi. Tersedia pada http://bppsdmk.kemkes.go.id. Diakses


Pada Tanggal 08 Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai