Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER II

LAJU METABOLISME

Dosen pengampu :
Aziiz Mardanarian Rosdianto, S.Kep., Ns., MH(Kes.)., MSi., AIF.
Dwi Utari Rahmiati, dr., Msi.

Oleh :
1. Rizni Faznia Fajrin 130210180017
2. Nafisa Raihana Amany 130210180022
3. Rahmah Dahary 130210180025
4. Refina Sastya Qomariyuti 130210180027
5. M. Atalla Arzadeandra 130210180037
6. Astari Rasyida R 130210180041

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJAJARAN
2019
BAB I
HASIL

Hasil Percobaan :

Waktu : 2.30 menit

T1 = 27OC = 300K

Perhitungan :

1. Konsumsi O2 :
20 ml x 2 menit 30 detik = 20 ml 150 detik = 3000 ml
2. Konsumsi O2 per hari 36.400 : (150 x 20) = 11.520 ml = 11,52 L
𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2
3. 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 → 𝑇1
= 𝑇2
𝑉2 𝑇1 11,52 × 273 𝐾
𝑉2 = = = 10,48 𝐿
𝑇2 300 𝐾
𝑚𝑒𝑡𝑎𝑏𝑜𝑙𝑖𝑠𝑚𝑒 𝐿𝑀 10,48
4. 𝐿𝑎𝑗𝑢 → = = 50,57𝑘𝑎𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑 4,825
ℎ𝑎𝑟𝑖 50,57
5. 𝐿𝑀⁄ 𝐵𝑀 → 0,312 = 162,08
𝑂2
6. 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 → 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 × 4,825 = 11,52 × 4,825 = 55,584
ℎ𝑎𝑟𝑖

Komparasi Hasil Perhitungan Dari Kelompok 1-8

Konsumsi LM/hari LM/hari/BM Produksipanas


Kelompok BB (kg) V2 (L)
O2/hari(L) (Kal/hari) (kal/hari/kg) (kal/hari)
1 0,227 3,781 3,44 16,601 73,132 18,243
2 0,262 8,15 7,416 35,782 136,572 39,324
3 0,255 4,066 3,7 17,85 70 19,618
4 0,258 4,363 3,97 19,155 52,914 21,051
5 0,311 12,81 11,657 67,79 180,85 61,81
6 0,281 3,9816 3,623 17,5 62,3 19,211
7 0,349 14,3 13,013 62,78 179,8 68,99
8 0,312 11,52 10,48 50,57 162,08 55,584
Grafik Konsumsi Oksigen Per Hari Setiap Mencit
16 14.3
14 12.81
11.52
Konsumsi O2/hari (L)

12

10
8.15
8

6 4.363
3.781 4.066 3.9816
4

2 0.227 0.262 0.255 0.258 0.311 0.281 0.349 0.312


0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (Kg)

BB (kg) O2/hari (L)

Grafik Laju Metabolisme Per Hari Setiap Spesies Mencit


80

70
67.79
62.78
60
LM/HARI (KAL/HARI)

50 50.57

40
35.782
30

20 17.85 19.155
16.601 17.5
10

0 0.227 0.262 0.255 0.258 0.311 0.281 0.349 0.312


1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (KG)

BB (kg) LM/hari (Kal/hari)


Grafik Laju Metabolisme Per Hari Per Setiap Berat Badan
Mencit
200 180.85 179.8
180 162.08
160 136.572
140
Laju Metabolisme/hari/bb (kal/hari/kg)

120
100
73.132 70
80 62.3
52.914
60
40
20 0.227 0.262 0.255 0.258 0.311 0.281 0.349 0.312
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BB (kg)

BB (kg) LM/hari/BM (kal/hari/kg)

Grafik Produksi Panas Per Hari Setiap Spesies Mencit


80
68.99
70 61.81
Produksi panas (kal/hari)

60 55.584

50
39.324
40

30
19.618 21.051 19.211
18.243
20

10
0.227 0.262 0.255
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berat badan (kg)

BB (kg) Produksi panas (kal/hari)


BAB II

PEMBAHASAN

Dilakukan pemeriksaan laju metabolismebasal berdasarkan konsumsi O2 pada


tikus berusia 21 hari dengan berat badan 312 gram menggunakan toples metabolor.
Percobaan diawali dengan ditimbang tikus, kemudian dimasukkan ke dalam toples
metabolor. Pendorong spuite ditarik, hingga spuit terisi dengan udara 20ml.
kemudian, spuite disambungkan dengan salah satu selang karet pada tutup toples.
Udara didorong, sehingga cairan pada kaki manometer ikut terdorong. Stopwatch
dinyalakan sampai cairan di kaki manometer kembali seperti keadaan semula semula.
Waktu yang dibutuhkan untuk kembalinya cairan di kaki manometer seperti keadaan
semula adalah 2 menit 30 detik.
Apabila dibandingkan dengan tikus dengan berat badan di bawah 312 gram,
maka laju metabolism tikus dengan bobot badan kurang dari 312 gram akan lebih
tinggi, hal ini sesuai dengan prinsip laju metabolik hewan kecil lebih besar daripada
hewan besar. Hal ini disebabkan harus diproduksinya panas yang lebih besar karena
relatif lebih luasnya permukaan tubuh terhadap volume tubuh pada hewan kecil. Jika
menggunakan skala logaritmik, maka suatu hubungan ekivalen akan mempunyai
kemiringan 1,0; yaitu suatu peningkatan pada yang satu akan mengakibatkan
peningkatan ekivalen pada yang lain. Jika peningkatan laju metabolisme pada
mamalia kecil hubungannya dengan hilangnya panas hanya sekedar karena
peningkatan luas permukaan, maka kemiringan itu akan sejajar dengan kemiringan
untuk hubungan permukaan dengan volume (Darwin, 2019) Tetapi jelas bahwa luas
permukaan yang tersedia untuk proses hilangnya panas, bukan hanya merupakan
satu-satunya faktor.
Dalam percobaan kali ini, teknik handling ‘tail-picked’ digunakan untuk
memindahkan tikus ke metabolor. Selama proses pemindahan, tikus yang digunakan
melakukan defekasi berulang kali dan ada beberapa tikus lain yang melakukan
urinasi. Teknik handling ini dapat menyebabkan timbulnya stress berlebih terutama
dengan pemegangan ekor yang terus menerus dilakukan oleh mahasiswa dan berefek
ke urinasi dan defekasi yang terus menerus (Weaver, 2010). Perubahan perilaku tikus
menjadi stress ini dapat memengaruhi hasil praktikum.
Tingkat konsumsi oksigen berjalan meningkat sejalan dengan meningkatnya
tingkat metabolisme dan aktivitas fisik yang dilakukan tikus. Semakin lama tikus
mengalami stress, tingkat konsumsi oksigen pada tikus semakin bertambah seiring
dengan berjalannya percobaan (Speakman, 2013). Hal ini merupakan salah satu
faktor yang dapat memengaruhi hasil yang didapatkan dari percobaan kali ini.
Meskipun berat badan tikus lebih berat ketimbang tikus lainnya, konsumsi oksigen
tikus pada kelompok kami lebih tinggi daripada tikus yang berat badannya lebih
rendah.
BAB 3
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum mengenai laju metabolisme dapat ditarik kesimpulan


bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju metabolisme pada makhluk
hidup diantaranya ; bobot tubuh dan ukuran tubuh serta faktor stres. Semakin besar
bobot dan ukuran tubuh, maka laju metabolisme pada makhluk hidup akan semakin
kecil, sebaliknya, semakin kecil bobot dan ukuran tubuh maka laju metabolisme akan
semakin besar. Sedangkan faktor stress akan menyebabkan laju metabolisme menjadi
semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA

Darwin, 2019. Perbandingan Laju Metabolisme Basal Menurut Status Berat Badan
Atlet Karate Kota Makassar. Makassar: Badan Penerbit, Universitas Negeri
Makassar
Speakman, J. R. (2013). Measuring energy metabolism in the mouse - theoretical, practical,
and analytical considerations. Frontiers in Physiology, 4 MAR.
https://doi.org/10.3389/fphys.2013.00034
Weaver, J. (2010). Getting a better grip on lab mice. Nature.
https://doi.org/10.1038/news.2010.462

Anda mungkin juga menyukai