Gambaran umum
Sebagian ahli keuangan menyatakan bahwa keuangan publik merupakan bagian dari
ilmu keuangan(hal-hal yang berkaitan dengan uang dan menyangkut publlik),namun
sebagian lagi menyatakan bahwa keuangan bukan lah cabang dari sebuah ilmu
pengetahuan,sehingga mereka memasukkan keuangan publik sebagai bagian dari
ilmu ekonomi yang mempelajari aktifitas finansial sebuah
negara/pemerintah(publik).
Intinya, dapat dikatakan fokus dari keuangan publik adalah mempelajari pendapatan
dan belanja pemerintah serta unsur di dalamnya termasuk kebijakan yang diambil
oleh pemerintah itu sendiri dengan menganalisis dampaknya terhadap stabilitas
ekonomi secara umum untuk mewujudkan tujuan negara yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945.
Untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu lah, maka keuangan publik harus
dipelajari sehingga bisa diperoleh sebuah tolak ukur atas kebijakan-kebijakan yang di
ambil dan dilaksanakan dalam sebuah pemerintahan.
Pentingnya sektor publik
Sektor publik dan swasta adalah kesatuan yang tidak terpisahkan dalam sebuah
tatanan bernegara, oleh karena itu, seperti yang dikemukakan oleh Adam Smith
bahwa pemerintah memilki tugas dan tanggungjawab untuk :
1. Menyelenggarakan pertahanan dan keamanan.
2. Menyelenggarakan peradilan.
3. Menyediakan barang publik.
4. Peran pemerintah dalam sektor publik sangat dibutuhkan,apalagi dalam
sebuah negara berkembang dan sisitem perekonomian campuran seperti
Indonesia,ada beberapa alasan kenapa sektor publik itu sangat
diperlukan,yaitu :
5. adanya barang publik yang tidakdapat disediakan oleh mekanisme pasar.
6. adanya perbedaan antara biaya/manfaat pribadi dan biaya/manfaat
sosial,sehingga pemerintah diperlukan dalam pengelolaan biaya dan manfaat
sosial karena swasta tidak ada keinginan untuk mengelolanya,contoh:
pemasangan listrik di desa terpencil yang penduduknya tidak banyak.
7. adanya sifat monopoli dalam bidang usaha tertentu yang menuntut
pemerintah campur tangan disana.
8. adanya inflasi/deflasi yang tidak dapat diselesaikan oleh mekanisme pasar.
9. adanya distribusi pendapatan yang tidak merata antar pelaku ekonomi pasar.
Kebijakan publik juga harus mengoreksi hal-hal dan akibat buruk yang ditimbulkan
oleh mekanisme pasar, semisal koreksi terhadap harga barang-barang tertentu yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat secara luas. Selain itu, kebijakan publik juga
melengkapai mekanisme pasar dalam memberikan kesejahteraan bagi warga
negara,lebih tepatnya, membuat mekanisme pasar sebagai alat pelengkap untuk
mencapai tujuan dari negara yang ingin mensejahterakan rakyatnya. Hal itu harus
tercermin dari setiap tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah setiap
saat.
APBN dalam lingkup keuangan publik bukan hanya menyangkut jumlah dana yang
dibutuhkan oleh negara tiap tahunnya, APBN dalam keuangan publik juga
menyangkut segala hal didalam APBN, mulai dari waktu perencanaan anggaran,
penetapan, hingga perubahan dalam unsur-unsur APBN. Sehingga bisa dikatakan
keuangan publik juga menyangkut keadaan politik dalam sebuah negara.
Sebagai contoh, kisruh dalam pembahasan APBN 2012 yang diakibatkan ketidak-
stabilan politik jelas mempengaruhi masyarakat sebagai salah satu objek dalam
keuangan publik, persepsi masyarakat yang berubah pada pemerintah akan
menyebabakan stabilitas nasional tergangggu walaupun dalam skala yang
kecil,namun hal itu pada ujungnya akan mempengaruhi perekonomian negara dalam
skala makro, dengan kata sederhana, jika stabilitas negara terganggu, asumsi-asumsi
makro dalam APBN akan bergeser.
BUMN dan peranannya dalam masyarakat juga memegang peranan penting dalam
keuangan publik, contoh kecil; PT. KAI dalam pelayanannya pada masyarakat jelas
membantu berjalannya roda perekonomian dalam negara ini, namun pelayanan PT.
KAI ini juga menceminkan keadaan bangsa yang sesungguhnya, bukan hanya dalam
gambaran keadaan kereta tiap pagi dan sorenya, namun keberadaan kereta yang
hanya ada di beberapa daerah juga memberikan penafsiran nyata bagi masyarakat
dan juga investor yang mengambil bagian dalam asumsi makro APBN kita tadi.
Dana yang dipercayakan pihak lain pada negara (trust fund) yang lebih kita kenal
dengan istilah pembiayaan pada masa kini harus dialokasikan sebesar-besarnya
untuk memacu pertumbuhan perekonomian,seharusnya dana-dana pihak lain itu
(yang sebagian harus dikembalikan lagi baik dalam bentuk uang atau kontrak politik)
dibelanjakan oleh pemerintah dengan kebijakan yang memihak pada kalangan
masyarakat secara merata,bukan kepada beberapa pihak tertentu saja,apalagi
dikorupsi oleh orang tak bertanggungjawab yang mengakibatkan pertumbuhan
ekonomi tidak sesuai harapan .
Secara teori, jika belanja pemerintah meningkat maka pendapatan riil masyarakat
akan bertambah,daya beli masyarakat akan meningkat,pendek kata perekonomian
berjalan menuju arah yang positif, namun jika dana-dana yang berasal dari
pendapatan maupun pembiayaaan “dipajaki” oleh para pejabat, semua itu hanya
tinggal omong kosong belaka.
Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi:
1. Obyek, Dari sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi
semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan
negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
2. Subyek, Dari sisi subyek yang dimaksud dengan Keuangan Negaram meliputi
seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan atau
dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/ Daerah,
dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
3. Proses, Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas
mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan
pertanggungg jawaban.
4. Tujuan, Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan,
kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan atau
penguasaan obyek sebagaimana tersebutdi atas dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan negara.