A. Latar Belakang
Dalam UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan , terdapat 3 pilar utama
pelayanan kesehatan, yaitu : Pelayanan Medis, Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan
Farmasi. Berdasarkan Permenkes no 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, dijelaskan bahwa standar pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit meliputi standar Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai; dan pelayanan Farmasi Klinik.
Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan
antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan penyebaran mikroba resisten
dari pasien ke lingkungannya karena tidak dilaksanakannya praktik pengendalian dan
pencegahan infeksi dengan baik. Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di
rumahsakit, perlu dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit. Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan
untuk mencegah dan/ atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.
Dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1, peran farmasi klinis menjadi
sangat dominan, hal ini dikarenakan pergeseran paradigma profesi apoteker dari drug
oriented menjadi patient oriented. Oleh karenanya, kompetensi apoteker perlu
semakin ditingkatkan baik dari segi wawasan maupun keterampilannya. Sehubungan
dengan hal tersebut diatas, maka kami menyelenggarakan Seminar & Pelatihan
mengenai Peran Aktif Apoteker Dalam PPRA & Pemantauan Terapi Obat Di Rumah
Sakit Sesuai SNARS Edisi I.
D. Peserta :
1. Apoteker 2 Orang
Chichi Kartika Haliem
Della Nartita Haerunisa
Total Rp 3.400.000
F. Penutup :
Demikian proposal ini saya sampaikan dengan harapan dapat difasilitasi