Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KERJA

PROGRAM PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTI MIKROBA (PPRA)
TAHUN 2023

1
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TENGAH
RS ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
JL. RTA MILONO KM 2,5 PALANGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH 73112
Telp. (0536) 3244801, 3244802, 3244803; 08115231717
https://www.rsipalangkaraya.co.id email: rsipalangkaraya@yahoo.co.id

2
VISI DAN MISI
VISI
Menjadi Rumah Sakit Terbaik dan Islami di Kalimantan Tengah

MISI
1. Mewujudkan da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar dibidang kesehatan
dengan senantiasa menjaga silaturrahim;
2. Memberikan pelayanan prima dan profesional dalam layanan kesehatan
kepada pasien dan masyarakat.
3. Melaksanakan pengembangan digitalisasi untuk peningkatan efisiensi dan
efektifitas.
4. Meningkatkan Mutu dan Keselamatan Pasien
5. Meningkatkan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi kepada pasien dan
masyarakat
6. Membudayakan pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah

MOTTO

“Berbekal Ilmu dan Hati Menuju Ridho IIlahi”

Artinya memberikan pelayanan sesuai dengan ilmu kedokteran yang selalu


berkembang, dengan berpegang teguh pada hati nurani dan akhlaq mulia, melalui
cara-cara yang diridhoi Allah SWT.

PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TENGAH


RS ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
JL. RTA MILONO KM 2,5 PALANGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH 73112
Telp. (0536) 3244801, 3244802, 3244803; 08115231717
https://www.rsipalangkaraya.co.id email: rsipalangkaraya@yahoo.co.id

3
LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM KERJA PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTI MIKROBA (PPRA)


TAHUN 2023

Dibuat oleh :
KETUA TIM PPRA

dr. MIRZHA ADHYATMA, Sp.PD


NPRSI. 09121988 01032014 1 1 0012

Disahkan di Palangka Raya


Pada tanggal 05 Rajab 1444 H / 27 Januari 2023 M

Menetapkan,
Direktur,

dr. LIA INDRIANA


NPRSI. 30061989 01122016 2 1 0019

4
DAFTAR ISI
VISI DAN MISI....................................................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................5
A. Latar Belakang...................................................................................................................5
B. Tujuan Umum.....................................................................................................................6
C. Tujuan Khusus..................................................................................................................6
BAB II RENCANA KEGIATAN........................................................................................................7
BAB III PELAPORAN DAN EVALUASI.......................................................................................11
A. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan........................................................11
B. Penutup.............................................................................................................................11

5
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Resistensi antimikroba (antimicrobial resistance, AMR) adalah berkurangnya
kemampuan antimikroba untuk membunuh atau menghambat berkembangnya
mikroba yang terdiri dari bakteri, virus,jamur, dan parasit. Keadaan ini sangat
membahayakan karena jika tidak dapat dicegah dan dikendalikan, resistensi
antimikroba merupakan ancaman bagi kesehatan semua makhluk di dunia (global
health problem),di mana dapat terjadi keadaan yang disebut sebagai masa pasca
antibiotik (post-antibiotic era), yaitu masa ketika sebagian besar makhluk di dunia
akan kehilangan nyawanya karena penyakit infeksi yang tidak dapat disembuhkan
oleh antimikroba jenis apapun, yang ada pada saat itu.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah memulai Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba semenjak tahun 2005; kemudian secara
berturut turut pada tahun 2014 membentuk Komite Pengendalian Resistensi
Antimikroba (KPRA) berdasarkan SK Menkes Nomer HK.02.02/2014, dan pada
tahun 2015 menetapkan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) di
Rumah Sakit yang diatur dalam Permenkes RI No. 8/2015. Juga telah diterbitkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit yang menyatakan pada pasal 19 ayat 1 dan 2, rumah sakit
dapat membentuk KPRA. Selanjutnya pada tahun 2017 dalam Permenkes RI No.
27/2017 Kemenkes telah menerbitkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Penggunaan antimikroba untuk mengelola penyakit infeksi telah diketahui
secara luas oleh semua tenaga kesehatan di seluruh dunia sejak dimulainya
penggunaan antimikroba pada sekitar tahun 1940-an. Telah terbukti bahwa banyak
jiwa dapat diselamatkan karena penggunaan antimikroba. Era ini disebut sebagai
zaman keemasan penggunaan antimikroba. Sayangnya, saat ini zaman keemasan
tersebut telah berlalu karena meluasnya masalah resistensi antimikroba. Resistensi
antimikroba atau berkurangnya daya kerja antimikroba dalam membunuh mikroba
telah timbul tidak lama setelah antimikroba pertama ditemukan.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman yang dilaporkan di berbagai penjuru
dunia, telah dibuktikan bahwa pada saat ini beberapa antimikroba sudah tidak efektif
lagi dalam mengatasi beberapa penyakit infeksi, padahal sebelumnya infeksi
tersebut cepat dan mudah diatasi. Sementara masalah resistensi antimikroba
semakin besar, upaya menemukan antimikroba baru justru menurun. Munculnya sifat
resisten terhadap antimikroba memang suatu evolusi, tetapi ada dua faktor yang
turut berperan dalam terjadinya infeksi yang tidak dapat disembuhkan. Pertama,
hilangnya minat industri farmasi untuk mengembangkan antimikroba baru, terutama

6
karena alasan ekonomi, sehingga tidak banyak ditemukan kelas baru antimikroba.
Faktor kedua adalah penggunaan antimikroba yang berlebihan (overuse) dan
pemanfaatannya yang salah (misuse) oleh para profesional kesehatan, industri
pertanian, peternakan, dan perikanan. Maka, sebelum ada langkah besar untuk
mengembangkan antimikroba baru, ini merupakan alasan rumah sakit perlu
mempertahankan manfaat antimikroba yang masih ada sekarang.

B. Tujuan Umum
Acuan dalam menerapkan program pencegahan resistensi antimikroba bijak
di RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya.

C. Tujuan Khusus
a. Mencegah dan mengendalikan resistensi antimikroba secara menyeluruh di RS
Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya
b. Meningkatkan kualitas penggunaan antimikroba di RS Islam PKU
Muhammadiyah Palangka Raya
c. Menurunkan angka kejadian HAIs di RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka
Raya.
d. Meningkatkan kesembuhan pasien (patient’s outcome), serta meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien (patient’s safety),di RS Islam PKU
Muhammadiyah Palangka Raya.
e. Menurunkan lama rawat pasien dan biaya rawat pasien,
f. Menurunkan kuantitas penggunaan antimikroba sehingga menurunkan biaya
pembelian antimikroba di RS Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya.

7
BAB II RENCANA KEGIATAN

Tabel (1) Rincian Kegiatan


TOLAK UKUR
KEGIATAN JENIS URAIAN / BESARAN PENANGGUNG TARGET
NO. SASARAN INDIKATOR WAKTU
POKOK KEGIATAN KEGIATAN DANA JAWAB
KEBERHASILAN
1 PENINGKATAN Pelatihan tim Pelatihan / Klinisi Medis 1. Mampu Kondisional Rp. 20.000.000 Ketua tim 75 %
SUMBER DAYA PPRA workshop ex melakukan in PPRA
INSANI house training house training
untuk seluruh
tim PPRA
2. Mampu
melakukan
Evaluasi
antibiotik secara
kuantitatif dan
kualitatif
Pelatihan Pelatihan / Mikrobiologi 1. Lebih terampil Kondisional 28.000.000 Ketua tim 75 %
pengecatan whorkshop ex klinik dalam PPRA
Gram house training melakukan
pengecatan
Dan
pengambilan Gram dan
sampel pengambilan
jaringan sampel
jaringan
In house In house Seluruh tim Bekerja sama Kondisional 500.000 Ketua tim 75 %
training seluruh training PPRA dalam melakukan PPRA dan
tim PPRA pengendalian anggota
resistensi antibiotik pelatihan tim
PPRA

2 PENINGKATAN Pengendalian 1. Memastikan Pasien infeksi 1. Perbaikan Januari s/d - Ketua tim PPRA 75 %

8
PELAYANAN penggunaan penggunaan rawat inap di rsi kuantitas desember dan tim PGA
antibiotik antibiotik adalah PKU penggunaan 2023
golongan acces Muhammadiyah antibiotik
2. Persetujuan tim Palangka raya 2. Penurunan
PPRA dan Tim angka kejadian
PGA untuk infeksi di rsi
penggunaan PKU
antibiotic
Muhammadiyah
golongan watch
Palangkaraya
dan reserve
3. Peningkatan
3. Tim PGA
melaksanakan mutu
pra-otoriasi, penanganan
review prospektif kasus infeksi
dan umpan balik melalui forum
sampai pasien diskusi/ kajian
pulang dari RS penggunaan
4. Tim PGA antibiotik pasien
menyelenggarak infeksi
an forum
diskusi/kajian
penggunaan
antibiotic pada
pasien infeksi
5. Menentukan
batasan kriteria
pasien yang
akan diuji kultur
jaringan
6. Pelaksanaan
audit kuantitas
dan kualitas
penggunaan
antibiotic serta
umpan balik oleh

9
tim PPRA

Surveilane 1. Data 1. Perbaikan pola Januari s/d - Surveilane tim 75%


penggunaan kepekaan desember PPRA
antibiotik pada antimikroba 2023
penyakit infeksi 2. Penurunan pola
2. Data kuantitas resistensi
dan kualitas antimikroba
penggunaan
antibiotik pasien
rawat inap rsi
pku
Muhammadiyah
palangka raya
3. Pengambilan
sampel kultur
jaringan pada
pasien infeksi
4. Pengambilan
sampel mikroba
di lingkungan RS
untuk dilakukan
pemetakan pola
kuman resisten

Penyuluhan Meningkatkan Masyarakat Masyarakat menjadi Februari 500.000 Anggota 75%


bahayanya pengetahuan lebih berhati-hati 2023 Pelatihan tim
penyalahgunaa masyarakat tentang dalam PPRA
n antibiotik bahaya salah menggunakan
guna antibiotik antibiotik
Evaluasi Mengevaluasi Data Pasien Penggunaan Januari s/d - Surveilane tim 75%
penggunaan penggunaan infeksi rawat antibiotik masuk desember PPRA
kualitatif antibiotik apakah inap di rsi pku kategori 0 atau 2023
antibiotik sudah tepat sesuai Muhammadiyah tepas sesuai

10
diagnosa pasien palangka raya diagnosa

3 Peningkatan Pencetakan form d i g u n a k a n Data riwayat Penggunaan form Januari s/d 500.000 Ketua tim PPRA 75%
Sarana dan form PPRA untuk penggunaan PPRA sesuai desember
Prasarana pengumpulan data antibitoik pasien fungsinya 2023
antibiotik dan form rawat inap di rsi
persetujuan pku
penggunaan Muhammadiyah
antibiotik golongan palangka raya
watch dan reserve

11
BAB III PELAPORAN DAN EVALUASI

.
A. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Semua hasil kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba dicatat
pada catatan harian dan catatan bulanan.
Pelaporan dan hasil evaluasi dilakukan tiap 6 bulan dan tahunan oleh tim
PPRA, dan di koordinasikan kepada komite PPI, bidang pelayanan medis dan
keperawatan kemudian dilaporkan kepada direktur RS Islam PKU Muhammadiyah
Palangka Raya
B. Penutup
Demikian Program Kerja Tim PPRA Tahuun 2023 dibuat. Dengan program
kerja ini diharapkan seluruh anggota tim dapat bekerja dan membaut pelaporannya
sesuai dengan acuan masing-masing kegiatan yang telah dibuat dan direncanakan.

12

Anda mungkin juga menyukai