Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM KERJA TIM PPRA

RUMAH SAKIT
H. L. MANAMBAI ABDULKADIR SUMBAWA
TAHUN 2022
1
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR
Jl. Lintas Sumbawa-Bima KM 5, Seketeng, Kec. Sumbawa, Kabupaten Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat (84316)
Telp. (0371) 2628078, Faksimile (0371) 2628099
Email : rsudp_disumbawa@yahoo.com Website : rsmanambai.ntbprov.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR


Nomor :

Tentang
PROGRAM KERJA TIM PPRA
RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit H. L. Manambai
Abdulkadir , telah menerapkan sistem akreditasi Rumah Sakit.
b. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan akuntabilitas dalam melaksanakan
kegiatan program perlu adanya pemberlakuan program kerja Tim PPRA di Rumah Sakit
H.L.
Manambai Abdulkadir.
c. bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir.

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan menteri kesehatan RI No 8 tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI ABDULKADIR


TENTANG PROGRAM KERJA TIM P P R A TAHUN 2022 RUMAH SAKIT H. L.
MANAMBAI ABDULKADIR
Kesatu : Mencabut surat keputusan No. ...... tentang program kerja tim PPRA tahun 2019-2021
Kedua : Mengesahkan Surat Keputusan direktur tentang Program Kerja Tim PPRA tahun 2022
sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Surat Keputusan Direktur ini dibebankan
pada anggaran belanja Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam peraturan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Sumbawa Besar


Pada Tanggal : dd mm yyyy

dr. Made Sopan Pradnya Nirartha, M. Biomed., Sp. B


Penata Tk.I (III/d)
NIP. 19781028 200604 1 023

2
Tembusan :
1. Tim PPRA

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................................i

Surat Keputusan…....................................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan......................................................................................................4

BAB II Latar Belakang..................................................................................................5

BAB III Tujuan.................................................................................................................6

BAB IV Kegiatan pokok Rincian Kegiatan.....................................................................6

BAB V Cara Melaksanakan Kegiatan............................................................................7

BAB VI Sasaran..............................................................................................................10

BAB VII Jadwal Pelaksanaan Kegiatan..........................................................................11

BAB VIII Evaluasi pelaksanaan, Pelaporan......................................................................12

BAB IX Pencatatan, Pelaporan, evaluasi Kegiatan.......................................................12

BAB X Pembiayaan dan anggaran................................................................................13

4
BAB I. PENDAHULUAN

Masalah resistensi antibiotik sudah menjadi masalah global termasuk di Indonesia.


Penggunaan antibiotik yang tidak rasional menjadikan kuman menjadi kebal terhadap
beberapa kelas antibiotik, sehingga menyulitkan dalam hal penanganan pasien dengan infeksi
akibat kuman resisten. Penyebab terbanyak penggunaan antibiotik tidak rasional adalah pada
kasus infeksi yang seharusnya tidak perlu menggunakan antibiotik seperti infeksi karena
virus, jamur atau parasit dan juga penggunaan yang tidak sesuai dosis, lama pemberian dan
jenis antibiotik. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah membuat suatu program
nasional yang diharapkan dapat mengatur penggunaan antimikroba khususnya antibiotik
melalui program nasional pengendalian resistensi antimikroba. Harapan program nasional ini
adalah penggunaan antibiotik yang rasional, sehingga terjadi penurunan angka kejadian
kuman resisten dan penurunan angka kesakitan akibat kuman resisten. Pentingnya masalah
resistensi antimikroba menjadikan pemerintah memasukan program nasional pengendalian
resistensi antimikroba ini ke dalam salah satu point yang dinilai dalam akreditasi rumah sakit.
Peran klinisi sebagai pihak yang memberikan pelayanan kepada pasien khususnya
pemberian antimikroba dalam mendukung suksesnya program ini menjadi penting, demikian
pula peran farmasi klinis, mikrobiologi, paramedis, panitia farmasi terapi dan tim PPI.
Dukungan manajemen berupa pembuatan kebijakan – kebijakan dalam hal pengaturan
penggunaan antimikroba, serta pemenuhan sarana prasarana dan sejumlah anggaran
dibutuhkan untuk mendukung agar program kerja yang telah dibuat komite PPRA dapat
terlaksana. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas resistensi antimikroba juga
memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial. Penggunaan antibiotik yang rasional
dan bijak merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan dalam program
pencegahan pengendalian infeksi dan program pengendalian resistensi antimikroba.

5
BAB II. LATAR BELAKANG

Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba,


antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan mendunia, dengan berbagai
dampak yang dapat merugikan dan menurunkan mutu pelayanan kesehatan. Resistensi
antimikroba yang dimaksud adalah resistensi terhadap antibakteri, jamur, virus, dan parasit.
Resistensi antimikroba muncul karena penggunaan antimikroba yang tidak bijak,
sehingga menimbulkan tekanan seleksi terhadap mikroba. Mikroba yang sudah resisten dapat
menyebar dari pasien ke pasien lain, atau ke petugas kesehatan. Hal ini dapat menyebabkan
tingginya angka kejadian resistensi di rumah sakit. Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in
Indonesia (AMRIN-Study) tahun 2000-2005 pada 2494 individu di masyarakat, menemukan
bahwa sebesar 46 – 54% penggunaan antibiotik pada anak tidak tepat dan tidak sesuai
indikasi, didapatkan pula bahwa 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis
antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%).
Sedangkan pada 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli
resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%),
kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%).
Pada tahun 200 – 2004 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP Kariadi Semarang
menemukan kuman multiresisten seperti MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus) dan kuman ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase). Selain itu ditemukan 30% -
80% penggunaan antibiotik tidak berdasarkan indikasi. Menurut WHO, pada tahun 2013
terdapat 480.000 kasus MDR-TB (Multidrug Resistant tuberculosis). Berdasarkan penelitian-
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan antibiotik di Indonesia sudah
cukup memprihatinkan dan perlu ada penyelesaian.
Kemenkes telah membentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA)
untuk menjawab permasalahan resistensi tersebut, terdiri dari pengambil kebijakan bidang
kesehatan, organisasi profesi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat untuk dapat bekerjasama
dalam mengembangkan dan mengawal Program Pengendalian Resistensi Antimikroba secara
luas baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di masyarakat.
Sejak tahun 2014 KPRA dibentuk untuk melaksanakan program pengendalian
resistensi antimikroba diawali dari 144 RS rujukan nasional dan regional serta puskesmas di
5 provinsi sebagai pilot project.

6
BAB III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan penggunaan antibiotik bijak di Rumah Sakit H. L. Manambai
Abdulkadir serta mengendalikan dan menurunkan angka kejadian kuman resisten
antibiotik.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan penggunaan antibiotik secara bijak
b. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
c. Melakukan surveilans pola kuman dan kepekaannya termasuk kejadian kuman
resisten
d. Meningkatkan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin
e. Menurunkan angka kejadian infeksi yang disebabkan bakteri resisten
f. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian resistensi
antimikroba dan program pencegahan pengendalian infeksi di Rumah Sakit H. L.
Manambai Abdulkadir
g. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan di Rumah Sakit H. L.
Manambai Abdulkadir
h. Terwujudnya penggunaan antibiotik secara bijak di Rumah Sakit H. L. Manambai
Abdulkadir

BAB IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Kegiatan Rutin
1. Rapat rutin/ koordinasi
2. Monitoring dan evaluasi Penggunaan Antibiotik
3. Visite bersama Tim PPRA
4. Pembentukan pilot project penerapan Antibiotik Profilaksis di Instalasi Bedah Sentral
5. Revisi Buku Panduan umum Pemberian antibiotik
6. Sosialisasi Panduan umum Pemberian Antibiotik
7. Pengembangan sistem informasi antibiotik Stop Order
8. Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
9. Pemeriksaan kultur

7
B. Pendidikan dan Pelatihan
1. Diklat eksternal
Workshop reviewer Antibiotik bagi Klinisi
2. Diklat internal
Kegiatan Sosialisasi dan pelatihan Staf Tenaga Kesehatan tentang
Pengendalian Resistensi antimikroba
C. Monitoring Pelayanan Tim PPRA
D. Peningkatan Mutu
1. Pemantauan indikator mutu
2. Penyusunan indikator mutu
3. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu
4. Analisa dan rencana tindak lanjut
5. Validasi data
6. Publikasi data
7. Supervisi mutu

BAB V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. KEGIATAN RUTIN
1. Rapat Rutin
a. Menyiapkan sarana dan prasarana rapat
b. Melakukan rapat Tim PPRA
c. Menyusun laporan kegiatan rapat
2. Monitoring dan evaluasi penggunaan Antibiotik
a. Pengambilan data
b. Audit kualitatif dan kuantitatif
c. Pelaporan Hasil Audit
3. Visite Bersama Tim PPRA
4. Pembentukkan pilot project penerapan antibiotik profilaksis
a. Koordinasi dengan IBS
b. Mengambil data antibiotik profilaksis
5. Revisi Buku panduan umum Pemberian Antibiotik
a. Mencari literatur penggunaan Antibiotik yang baru

8
b. Melakukan koordinasi dengan tim PPRA
c. Membuat buku panduan umum Pemberian
6. Sosialisasi Buku Panduan umum pemberian Antibiotik
a. Melakukan koordinasi dengan bagian diklat
b. Melakukan sosialisasi
c. Melaporkan kegiatan sosialisasi
7. Pengembangan sistem informasi antibiotik stop order
a. membuat daftar antibiotik stop order
b. melakukan sosialisasi antibiotik stop order
8. Forum Kajian Penyakit Infeksi Terintegrasi (FORKKIT)
a. Mencari data pasien yang mengalami penyakit infeksi
b. Menyiapkan ATK untuk melakukan FORKKIT
c. Melaporkan hasil FORKKIT
9. Pemeriksaan kultur
a. Permintaan kultur Dari DPJP
b. Pengambilan Spesimen kultur
c. Mengirim Spesimen kultur ke Laboratorium Mikrobiologi
d. Melaporkan hasil kultur ke DPJP

B. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


1. Diklat eksternal
a. mencari referensi penyelenggaraan diklat eksternal
b. mengajukan permohonan diklat eksternal pada bagian diklat
c. koordinasi pelaksanaan diklat
d. melaksanakan kegiatan diklat
2. Diklat internal
a. Berkoordinasi dengan bagian diklat
b. Persiapan materi dan pelaksanaan kegiatan

C. MONITORING PELAYANAN TIM PPRA


1. Melakukan supervisi/ Visite bersama
2. Melaporkan hasil visite

9
3. Menyusun rencana tindak lanjut hasil supervisi/visite

D. PENINGKATAN MUTU
1. Pemantauan indikator mutu
a. Penyusunan indikator mutu
1). Menggali permasalahan
2). Membuat profil indikator mutu
3). Koordinasi dengan Komite PMKP untuk dimasukkan ke Kamus Indikator RS
b. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu
1).Pencatatan
2).Rekapitulasi dan Pelaporan melalui laporan bulanan
3).Input di Aplikasi SISMADAK
c. Analisa dan rencana tindak lanjut
1). Analisa dan RTL dilaksanakan setiap 3 bulan dengan melihat trend capaian
2). Indikator yang belum tercapai dilakukan PDSA sebagai upaya perbaikan
3). Monev indikator mutu
4). Monev Indikator mutu dilaksanakan setiap 3 bulan
5). Menyusun RTL dan TL dari hasil capaian
d. Validasi data
1).Koreksi log book indikator mutu
2).Telaah hasil capaian mutu
3).Validasi data capaian mutu
4).Hasil valid sebagai dasar pelaksanaan publikasi
e. Publikasi data
Data yang sudah divalidasi dinyatakan layak untuk dilakukan publikasi
f. Supervisi mutu
1).Supervisi dilaksanakan oleh Ketua tim PPRA kepada PIC data mutu
2).Mengisi formulir supervisi
3).Melaporkan kepada Komite PMKP

10
BAB VI. SASARAN
1. Kegiatan rutin
a. Rapat rutin Seluruh anggota tim PPRA dengan target 80 % rapat dilaksanakan
b. Monitoring
Direktur, ketua komite PMKP , KPRA KEMENKES
c. Visite bersama
Tim PPRA, DPJP, perawat
d. Pembentukan pilot projek penerapan antibiotik
profilaksis Tim PPRA
e. Revisi buku panduan umum pemberian
antibiotik Tim PPRA
f. Sosialisasi buku panduan pemberian antibiotik
Tim PPRA
g. Pengembangan sistem informasi antibiotik stop
order Tim PPRA
h. Forum kajian penyakit infeksi
terintegrasi Tim PPRA, DPJP, perawat
i. Pemeriksaan kultur
Tim PPRA, DPJP, Analis Kesehatan, Perawat
2. Pendidikan dan pelatihan
Eksternal
Diklat eksternal reviewer bagi klinisi : 2 dokter
Internal
Dokter, Apoteker, perawat
3. Monitoring kegiatan tim PPRA
Tim PPRA
4. Peningkatan mutu
Tim PPRA,
PMKP

11
BAB VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Bulan (Tahun 2022)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kegiatan rutin

a. rapat rutin X X X X X

b. monitoring dan X X X X X
evaluasi
penggunaan
antibiotik

c. visite bersama X
tim PPRA

d. pembentukan X
pilot projek

e. revisi buku X
panduan
penggunaan
antibiotik

f. sosialisasi buku X
panduan
penggunaan
antibiotik

g. pengembangan X
sistem informasi
antibiotic stop
order

h. forum kajian X
penyakit infeksi
terintegrasi

i. Pemeriksaan X X X X X
kultur

2 Pendidikan dan
pelatihan

A. Diklat ekstrenal

Workshop
reviewer antibiotic
bagi klinisi

12
B. Diklat internal

Kegiatan
sosialisasi dan
pelatihan staf
tenaga kesehatan
tentang
pengendalian
resistensi
antimikroba

3 Monitoring X X X X X
pelayanan tim
PPRA

4 Peningkatan mutu X X X X X

BAB VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba dilakukan oleh


tim PPRA dan komite PPI Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir , dan
mengkoordinasikan kepada kepala bidang pelayanan medis dan keperawatan kemudian
membuat laporan kepada direktur.

BAB IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Semua hasil kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba dicatat di laporan


bulanan dan buku ronde.

2. Pelaporan dan hasil evaluasi dilakukan tiap bulan, empat bulan, dan tahunan kepada
KPRA, dan dikoordinasikan kepada kepala bidang pelayanan medis dan keperawatan
kemudian dilaporkan kepada direktur .

13
BAB X. PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN

Pembiayaan Kegiatan di dalam program kerja menggunakan Anggaran Belanja


Rumah Sakit.

Sumbawa Besar, Agustus 2022

Ketua Tim PPRA

dr. Supriadi, SpPD

14
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tim PPRA tahun 2022

NO. KEGIATAN (TIME, CARA PIC MEKANISME EVALUASI


PLACE)

1. Kegiatan rutin A. Membuat undangan Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur

rapat rutin B. Menyiapkan sarana 2.Melaporkan ke urusan PEP


prasarana rapat
T: tgl 3.Melaporkan ke tim akreditasi
C. Membuat laporan
P: ruang rapat hasil rapat(DKP)

O : review hasil audit


kualitatif, kuantitatif

2. monitoring penggunaan A. Membuat undangan Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur
antibiotik
B. Menyiapkan sarana 2.Melaporkan ke urusan PEP
T: tgl prasarana rapat
3.Melaporkan ke tim akreditasi
P: ruang rapat C. Membuat laporan
hasil rapat(DKP)
O: review audit kualitatif
dan kuantitatif

3. visite bersama tim PPRA 1. Menyiapkan buku Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur
ronde
T: tgl 2.Melaporkan ke urusan PEP
2. Melaporkan hasil
P: ruang pelayanan visite 3.Melaporkan ke tim akreditasi

O: mengisi buku ronde

4.Pembentukan pilot projek A. Membuat undangan Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur
penerapan antibiotik
profilaksis pada operasi B. Menyiapkan sarana 2.Melaporkan ke urusan PEP
bersih prasarana rapat
3.Melaporkan ke tim akreditasi
T:tgl C. Membuat laporan
hasil rapat(DKP)
P: ruang rapat

O: Memisahkan antibiotik
profilaksis dan terapi

5. Revisi buku panduan A. Membuat undangan Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur
umum pemberian antibiotik
B. Menyiapkan sarana 2.Melaporkan ke urusan PEP
T: tgl prasarana rapat
3.Melaporkan ke tim akreditasi
P: ruang rapat C. Membuat laporan
hasil rapat(DKP)
O: merevisi panduan
penggunaan antibiotik

15
6.Sosialisasi buku panduan A. Membuat undangan Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur
umum pemberian
antibiotik B. Menyiapkan sarana 2.Melaporkan ke urusan PEP
prasarana rapat
T: tgl 3.Melaporkan ke tim akreditasi
C. Membuat laporan
P: ruang rapat hasil rapat(DKP)

O:sosialisasi panduan

7. Pengembangan sistem A. Membuat undangan Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur
informasi antibiotik stop
order B. Menyiapkan sarana 2.Melaporkan ke urusan PEP
prasarana rapat
T: tgl 3.Melaporkan ke tim akreditasi
C. Membuat laporan
P: ruang rapat hasil rapat(DKP)

O: membuat sistem
antibiotik stop order

8. Forum kajian penyakit A. Membuat undangan Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur
infeksi terintegrasi
B. Menyiapkan sarana 2.Melaporkan ke urusan PEP
T: tgl prasarana rapat
3.Melaporkan ke tim akreditasi
P: C. Membuat laporan
hasil rapat(DKP)
O: membahas kasus infeksi
yang sulit antar disiplin
ilmu

9. Pemeriksaan Kultur 1. Mencatat di Ketua tim PPRA 1.Evaluasi dilakukan oleh direktur
buku ronde
T: 2.Melaporkan ke urusan PEP
2. Mendokumentasikan
P: laboratorium hasil kultur 3.Melaporkan ke tim akreditasi

O: mengambil spesimen
dan pengiriman spesimen

Ketua Tim PPRA

dr. Supriadi, Sp. PD

16
Lampiran 2 : Matriks Kegiatan Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba 2022

No Rincian Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Durasi Target Jumlah


anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A Kegiatan Rutin

1 Rapat Rutin Koordinasi

2 Monitoring dan evaluasi


penggunaan antibiotik

3 Visite bersama tim PPRA

4 Pembentukan pilot projek


penerapan antibiotik
profilaksis pada operasi

5 Revisi buku panduan


umum pemberian
antibiotik

6 Sosialisasi buku panduan


umum pemberian
antibiotik

7 Pengembangan sistem
informasi antibiotic stop
order

8 Forum kajian penyakit


infeksi terintegrasi

9 Pemeriksaan Kultur

B Pendidikan dan pelatihan

1 Diklat Internal

Kegiatan sosialisasi dan


pelatihan staf tenaga
kesehatan tentang
pengendalian resistensi
antimikroba

2 Diklat Eksternal

Workshop reviewer
antibiotic bagi klinis

C Monitoring pelayanan tim


PPRA

17
Lampiran 4: Rencana Kerja Anggaran Program Pengendalian Resistensi Antimikroba

RENCANA ANGGARAN KET

NO. KEGIATAN SASARAN JADWAL URAIAN SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH (Rp)
(Rp)

1. SDM Anggota Tim PPRA 3-5 PRAUD-22 Pelatihan & Bimtek 2 4.500.000 9.000.000 Hotel Swiss Bell Inn
November Surabaya
2022 PPRA Update 2022

2. Sarana dan Ruang Sekretariat - Papan nama 1 200.000 200.000


Prasarana PPRA - Lemari berkas 1 900.000 900.000
- Meja 3 300.000 900.000
- Kursi 5 100.000 500.000
- Set Komputer 1 4.700.000 4.700.000
- AC 1 2.500.000

Laboratorium Klinik - Pemeriksaan mikrobiologi : Pemeriksaan


tergantung kebutuhan
Kultur & Sensitivitas 1.000.000 (a/p dokter)
- Pengecatan :

Gram
1 35.000
BTA
1 35.000
Jamur
1 35.000

3. Sosialisasi Dokter spesialis 1. Undangan ATK ATK Di Aula RS. H. L.


2. Materi panduan PPRA Manambai Abdulkadir
3. Daftar hadir
4. Lembar notulen

18
4. Pertemuan tim Anggota tim PPRA

Pencatatan dan Anggota tim PPRA Tiap bulan


pelaporan

Evaluasi Anggota tim PPRA Tiap akhir


tahun

19
PENUTUP

Untuk dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, terarah dan terorganisir, maka
perlu adanya dibuat sebuah program untuk kemudian dapat memberikan batasan kegiatan
agar tidak terlalu meluas maupun menyempit. Dengan adanya program kerja maka kegiatan
Tim PPRA akan lebih fokus dalam pengendalian resistensi antibiotik dan elemen-elemen di
dalamnya. Oleh karena itu diharapkan dengan disusunnya program kerja ini, Komite PPRA
Rumah Sakit H. L. Manambai Abdulkadir mampu bekerja dengan baik sehingga tujuan yang
ingin dicapai komite PPRA dapat tercapai dan aktivitas penggunaan antibiotik dapat
dilakukan secara bijak sehingga masalah peningkatan terjadinya resistensi antibiotik dapat
teratasi demi keselamatan pasien.

Demikian program kerja PPRA ini disusun dengan tujuan agar tujuan yang ingin
dicapai sesuai rencana yang telah dibuat.

Ketua Tim PPRA


RUMAH SAKIT H. L. MANAMBAI
ABDULKADIR

dr. Supriadi, Sp.PD

19

Anda mungkin juga menyukai