Anda di halaman 1dari 4

Internal Audit Charter ( IAC ) – Piagam Audit Internal

RS XXX

BAGIAN 1
PIAGAM AUDIT INTERNAL

1. Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) adalah pedoman bagi auditor agar dapat
melaksanakan tugasnya secara professional, memperoleh hasil audit yang sesuai dengan
standar mutu, dan dapat diterima oleh berbagai pihak baik internal maupun eksternal.
2. Piagam Satuan Pengawas Internal menjelaskan tujuan, wewenang, tanggung jawab dan
keorganisasian Satuan Pengawas Internal Rumah Sakit Umum XXXX

BAGIAN 2
FUNGSI & TUJUAN
1. Auditor Internal Rumah Sakit Umum XXXX berfungsi :
a. Memastikan bahwa sistem pengendalian intern rumah sakit telah memadai dan
berjalan sesuai dengan ketentuan;
b. Merupakan mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan rumah sakit,
memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukannya
c. Merupakan konsultan peningkatan penerapan manajemen resiko dan prinsip-prinsip
pemerintahan yang bersih

2. Tujuan Audit Internal adalah memberi nilai tambah kinerja dan peningkatan operasional
sesuai dengan standar mutu yang berlaku

BAGIAN 3
AUDITOR INTERNAL

1. Auditor Internal RS XXXX dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur No…tanggal


……..
2. Auditor Internal RSUD XXXX bertanggungjawab kepada Direktur RS XXX.
3. Susunan organisasi Auditor Internal RS XXX berdasarkan Peraturan xxxxx No. …… Tahun
20xx terdiri:
 Ketua,
 Sekretaris,
 Auditor Internal pelayanan
 Auditor keuangan
4. Auditor adalah pelaksana Pengawas Internal dengan latar belakang berbagai keahlian
yang disesuaikan dengan fungsi-fungsi operasional RS XXX

BAGIAN 4
RUANG LINGKUP &ASPEK AUDITOR INTERNAL
1. Ruang lingkup Auditor Internal meliputi aspek Operasional, Keuangan dan Administrasi
2. Aspek operasional meliputi meliputi sumber daya manusia, struktur organisasi, proses
pelayanan, pengadaan.
3. Aspek keuangan meliputi penerimaan, penyetoran, penyerapan anggaran bersumber
dari APBD/N/Pemegang Saham dan Pendapatan sendiri
4. Aspek administrasi meliputi alur proses pemakaian barang, pembelian, kartu stok, alur
proses legalisasi

BAGIAN 5
SIFAT,PRINSIP &TANGGUNG JAWAB
1. Sifat kegiatan Auditor Internal adalah independen dalam melakukan penilaian terhadap
kinerja unit organisasi dan memberikan konsultasi agar tercapai efektifitas manajemen
risiko, pengendalian, pengukuran kinerja dan proses tata kelola yang baik.
2. Prinsip pelaksanaan Auditor Internal adalah akuntabilitas, objektivitas, independensi,
responsibilitas dan otoritas.
3. Auditor Internal bertanggung jawab secara berkesinambungan atas organisasi dan
akuntabilitas aktivitas organisasi, etika dan kinerja untuk kepentingan auditee.
Tanggung jawab itu meliputi:
a. Pengembangan dan implementasi metode dan prosedur Auditor Internal;
b. Pengembangan dan implementasi program Auditor Internal secara efisien;
c. Memanfaatkan sumberdaya auditor dan auditee untuk memaksimalkan efisiensi
dan efektifitas Auditor Internal;
d. Memelihara dan mengembangkan kompetensi profesional auditor sesuai dengan
standar kompetensi Institute of Internal Auditors.

BAGIAN 6
KODE ETIK AUDITOR ITERNAL
1. Kode etik Auditor Internal merupakan syarat yang harus dipenuhi auditor untuk
terjaminnya mutu kinerja Auditor Internal.
2. Kode etik auditor mengacu kepada kode etik auditor internal yang diterbitkan oleh
Institute of Internal Auditors.
3. Auditor harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan keahlian teknik Audit Internal
dan memahami operasional unit kerja yang diauditnya.
4. Auditor harus melakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara terus
menerus

BAGIAN 7
PERENCANAAN AUDIT

1. Perencanaan Auditor Internal disusun tiap tahun dalam bentuk Program Kerja Pokok
Tahunan RS xxxx. Perencanaan mencakup ruang lingkup, target, indikator, dan
implementasi (penjadwalan audit, alokasi auditor, dan pendanaan).
2. Revisi perencanaan Auditor Internal dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga
bulan
BAGIAN 8
PELAKSANAAN AUDIT
1. Pelaksanaan audit dilakukan sesuai dengan standar teknik audit, yaitu:
2. Persiapan audit meliputi kegiatan penyusunan sasaran audit, menetapkan tim audit,
pemberitahuan kepada auditee, dan penjadwalan audit;
3. Pelaksanaan audit meliputi kegiatan survei pendahuluan, menyusun kertas kerja audit,
audit lapangan, pembahasan dengan auditee dan dokumentasi proses audit;
4. Pelaporan hasil audit meliputi laporan pendahuluan dan laporan akhir;
5. Konsultasi dalam pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi;
6. Dokumentasi hasil audit;
7. Dalam proses pelaksanaan Pengawas Internal harus dibuka kesempatan diskusi antara
auditor dan auditee;
8. Temuan dan rekomendasi sebagai hasil Pengawas Internal terlebih dahulu harus dibahas
bersama auditee sebelum disajikan dalam laporan akhir;

BAGIAN 9
PELAPORAN HASIL AUDIT
1. Jenis laporan hasil Audit, meliputi: laporan pendahuluan dan laporan akhir Audit;
2. Penyajian laporan Audit meliputi dua bagian, yaitu: ringkasan eksekutif dan laporan
terperinci;
3. Isi laporan akhir Audit meliputi tujuan dan ruang lingkup audit, temuan, tanggapan dan
rekomendasi;
4. Rekomendasi hasil audit digunakan sebagai usaha perbaikan dan peningkatan kinerja
manajemen unit kerja;
5. Laporan akhir ditandatangani Ketua Satuan Pengawas Internal RS xxx dan persetujuan
auditee;
6. Laporan ringkasan eksekutif disampaikan kepada Direktur RS xxx dan laporan terperinci
disampaikan kepada unit kerja terkait untuk digunakan dalam usaha perbaikan dan
peningkatan kinerja unit yang bersangkutan;
7. Dalam laporan hasil audit dimuat juga kesepakatan dengan auditee untuk melakukan
tindak lanjut rekomendasi dan jadwal waktu pelaksanaannya;
8. Laporan hasil audit belum dapat ditutup selama tindak lanjut rekomendasi perbaikan
yang sesuai dengan kesepakatan, belum dilakukan oleh unit kerja dan dinilai efektif oleh
auditor;
9. Pertemuan pembahasan hasil audit dilakukan antara Ketua SPI, Auditor, Direktur,
Manajemen dan auditee. Jika mengalami jalan buntu disampaikan kepada Dewan
Pengawas BLUD RS xxxx
10. Laporan hasil audit dapat disampaikan terperinci kepada Dewan Pengawas BLUD RS xxx
atas persetujuan Direktur RS xxxx;
BAGIAN 10
HUBUNGAN DENGAN AUDIT INTERNAL dan EKSTERNAL
1. Hubungan Satuan Pengawas Internal RS xxxx dengan auditor eksternal (Badan
Pemeriksa Keuangan, Kantor Akuntan Publik) dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah
(Inspektorat, BPKP, Irjen, dan lainnya) bersifat fungsional, untuk menghindari terjadinya
duplikasi proses audit pada sasaran audit yang sama.
2. Laporan hasil audit dapat digunakan dalam pelaksanaan audit eksternal

Jakarta, 01 ,…………., 20xx Mengesahkan


Ketua SPI RS xxxxx Direktur RS xxxx
 
 
 
………………………………. ……………………………….
NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai