11
KEPOLISIAN DAERAH BENGKULU
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU
1. PENDAHULUAN
Akreditasi Rumah Sakit merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit yang dilakukan dengan membangun system dan budaya mutu.
Didalam mencapai mutu tersebut, maka upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit disusun berupa kegiatan yang komprehensif dan integratif yang
menyangkut struktur, proses dan output/outcome secara objektif, sistematik dan
berlanjut, memantau dan menilai mutu serta kewajaran pelayanan. Melalui
akreditasi rumah sakit diharapkan akan membangun system dan
mengintegrasikan budaya mutu ke dalam pelayanan rumah sakit dan akan
menghasilkan kinerja yang berlandaskan standar pelayanan dan standar profesi
sehingga para pelaku pelayanan akan merasa aman dan nyaman
dalam melaksanakan tugas - tugasnya dan penerima pelayanan akan merasa
puas karena pelayanan yang diberikan telah memenuhi standard dan
keinginannya.
Akreditasi rumah sakit versi SNARS lebih dititikberatkan pada
implementasi di rumah sakit, yang dilakukan dengan cara wawancara kepada
pasien dan atau keluarganya, serta kepada pimpinan rumah sakit dan atau staf
rumah sakit, On-site, observasi terhadap kegiatan pelayanan, maupun
melihat bukti secarafisik, baik berupa dokumen maupun fasilitas
rumahsakit.Implementasit tersebut, tentunya harus didasarkan pada regulasi
yang telah ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit (Kepala/Direktur RS).
Untuk mendapatkan tingkat kelulusan akreditasi yang baik, diperlukan
adanya kerja sama antar semua pihak di rumah sakit. Semua staf rumah sakit,
mulai dari pimpinan puncak sampai staf lapis terbawah harus memiliki semangat
yang sama dalam mewujudkannya. Pimpinan puncak hingga ke staf lapisan
bawah harus memiliki pemahaman yang sama mengenai alasan
dilaksanakannya akreditasi. Jangan sampai ada pihak yang menganggap bahwa
22
akreditasi ini akan menjadi beban yang menambah-nambah kerjaan mereka
karena harus bekerja sesuai standar-standar akreditasi. Sejatinya, standar-
standar yang dijadikan komponen penilaian dalam survey akreditasi adalah
untuk dipenuhi dan diimplementasikan dalam jangka panjang bukan hanya pada
saat survey akreditasi. Dengan adanya kerjasama dan semangat yang sama
tinggi dari semua pihak di rumah sakit, bukan hal mustahil akan terciptanya
layanan kesehatan berkualitas tinggi yang langgeng bagi masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dalam rangka mempersiapkan akreditasi
Rumah Sakit Bhayangkara TK III Bengkulu maka rumah sakit mengirim
beberapa personil rumah sakit untuk study banding ke rumah sakit yang telah
terakreditasi agar dapat membuka wawasan dan memberikan gambaran
pelaksanaan akreditasi rumah sakit untuk dapat dijadikan referensi dan
diterapkan di Rumah sakit Bhayangkara TK III Polda Bengkulu yang sedang
dalam persiapan Akreditasi versi SNARS 2018.
III. DASAR
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ;
3. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit ;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada JKN ;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit ;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan ;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah sakit.
33
8. DIPA RS. Bhayangkara TK III Polda Bengkulu TA.2018;
9. Rencana Kerja RS. Bhayangkara TK III Polda Bengkulu TA.2018.
10. Surat Perintah Karumkit nomor : Sprin / 61 / III /KEP/2018 / Rumkit, tentang
Tim Pokja Akreditasi.
11. Surat Perintah Karumkit nomor : Sprin / 340 / VIII / HUK.6.6/2018 / Rumkit,
tentang Penunjukan Peserta Kegiatan Study banding pengambilan Soft Copy
akreditasi di Rumkit Hasanuddin Damrah Bengkulu Selatan.
IV. PESERTA
V. ANGGARAN/ BIAYA
Biaya study banding ini bersumber dari dana BLU Rumah sakit Anggaran yang
digunakan untuk kegiatan Workshop SNARS Edisi I berasal dari DIPA
Bhayangkara TK III Polda Bengkulu Tahun Anggaran 2018.
Rincian anggaran sebagai berikut :
NO RINCIAN BIAYA KET
1 2 3 4
1 Registrasi Rp. 3.700.000,-
@Rp. 100.000,- x 37 org
2 Akomodasi Transportasi Rp. 2.000.000,-
3 Soft Copy
@ Rp.1. 600.000,- x 15 Pokja Rp. 24.000.000,-
4 Konsumsi
a. Makan Pagi @ Rp. 15.000,- x 40 org Rp. 600.000,-
b. Makan Siang @ Rp. 50.000,- x 74 org Rp. 3.700.000,-
c. Makan Malam @ Rp. 50.000,- x 37 org Rp. 1.497.000,-
5 Plakat Rp. 300.000,-
Total Rp. 35.797.000
44
VI. PELAKSANAAN KEGIATAN
55
c. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di UGD, ICU dan Kamar Operasi dengan
tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien.
Gelang identitas
a. Pasien laki-laki : BIRU
b. Pasien perempuan : MERAH MUDA
c. Gelang pasien risiko jatuh : KUNING
d. Gelang Alergi : MERAH
66
Yang termasuk obat – obat high alert medication di rumah sakit :
1. Elektrolit pekat : KCI, MgS04, Natrium Bikarbonat, NaCl > 0.9%
2. NORUM ( Nama Obat Rupa Ucapan Mirip ) / LASA (Look Alike Sound
Alike)
Pengelolaan high alert medication :
a. Penyimpangan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan
diberipenandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “
High Alert “
b. NaCl > 0,9% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di
Unit Perawatan Intensif (ICU).
c. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus
memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan dilokasi dengan akses
terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.
d. Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker warna merah
bertuliskan “ High Alert “ dan khusus untuk elektrolit pekat, harus
ditempelkan stiker yang dituliskan “ Elektrolit pekat, harus diencerkan
sebelum diberikan “.
88
Kejadian sentinel :
Contoh bunuh diri, Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi,
Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan
orang tuanya.
Pelaporan insiden tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam
99
7) ASSESMEN PASIEN ( AP )
10
10
sudah tidak sesuai lagi dengan daftar yang ditempel/digantung
ditroli/kit/lemari emergensi.Perbekalan farmasi dan penguncian troli tersebut
dikontrol oleh farmasi.
Troli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukan pemeriksaan kesesuaian
perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal
kadaluwarsa.
13) PPI
Pemilahan sampah medis dan non Medis / benda tajam /cair :
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah
menetapkan Pemisahan sampah medis dan non medis. Sampah medis
dibuang di tempat sampah medis berkantung plastic kuning Sampah non
medis dibuang di tempat sampah non medis berkantung plastikhitam
Sampah benda tajam dan Jarum dibuang di tempa sampah khusus yang
tidak dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse yaitu safety box.
Limbah cair dibuang di wastafel atau kloset.
Pemisahan Pasien infeksius dan non infeksius:
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah
menetapkan Pemisahan pasien infeksius dan non infeksius sesuai dengan
SPO perawatan pasien di ruang isolasi infeksi. Pasien ditempatkan sesuai
dengan sumber infeksi, apakah lewat kontak, airborne, dan droplet.
Untuk unit khusus lantai peenel dan tidak boleh ada lekukan/ sudut tajam
Hexos pain untuk ruang Isolasi letaknya dibawah ketinggian 10-15 cm dari
lantai.
Setiap ruangan perawatan harus ada wastafel dilengkapi dengan APD
Ruang Isolasi harus ada ruang transit dilengkapi dengan handraft dan APD
13
13
yang diajukan oleh rumah sakit.
2. Surat permohonan survei dilampiri dengan kelengkapan sebagai berikut :
a) Aplikasi survei yang sudah diisi dan ditandatangani oleh
Direktur/Kepala rumah sakit.
b) Hasil self asessment terakhir, dengan skor minimal 80 %
c) Izin operasional yang masih berlaku
d) Ijazah dokter atau dokter gigi dari Direktur/Kepala
rumah sakit.
e) Surat pernyataan Direktur/Kepala rumah sakit yang berisi:
Tidak keberatan memberikan akses rekam medis kepada
surveior
Tidak meninggalkan rumah sakit selama kegiatan survei
berlangsung
Semua tenaga medis sudah mempunyai STR dan SIP.
f) Daftar tenaga medis yang dilengkapi dengan nomer Surat Tanda
Registrasi
g) (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) dan masa berlakunya
h) Surat izin pengelolaan air limbah (IPLC) yang masih berlaku
IX. KESIMPULAN
14
14
Setelah dilaksanakan study banding seluruh tim poksa akreditasi harus
segera mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk survey akreditasi,
semoga hasil yang didapat dapat dijadikan pedoman dan referensi di Rumah
sakit Bhayangkara TK III Bengkulu yang sedang dalam persiapan Akreditasi
versi SNARS 2018.
X. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat sebagai pertanggungjawaban dalam
mengikuti kegiatan study banding di RS. Hasanuddin Damrah Bengkulu
Selatan, dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan Pimpinan
untuk menentukan kebijaksanaan lebih lanjut.
15
15
DOKUMENTASI STUDY BANDING AKREDITASI
DI RUMAH SAKIT HASANUDDIN DAMRAH BENGKULU SELATAN
TANGGAL 05 SEPTEMBER 2018
16
16
17
17
18
18
19
19