Anda di halaman 1dari 6

FAAL PARU DAN OLAHRAGA

Faisal Yunus
Bagian Pulmonologi FKUI/sMF paru RSUP persahabatan
Jakarta

PENDAHULUAN 5-8 liter pada pernapasan atau respirasi normal.


Paru adalah satu-satunya organ vital manusia yang
Gangguan ventilasi yang utama ada dua, yaitu
berhubungan dengan lingkungan di luar tubuh, yaitu restriksi dan obstruksi. Restriksi adalah gangguan
melalui sistem saluran napas. Fungsi paru yang paling pengembangan paru sehingga udara yang masuk ke dalam
penting adalah untuk pertukaran gas, yaitu mengambil paru kurang dari normal. Gangguan pengembangan paru
oksigen dari luar untuk dipakai pada proses metabolisme ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan baik di dalam
tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida yang terbentuk maupun di luar paru.
pada proses tersebut ke luar tubuh. proses itu disebut
respirasi (l). Gangguan di dalam paru antara lain disebabkan oleh :

Olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara


* atelektasis
teratur akan terjadi peningkatan kesegaran dan ketahanan
* tumor
fisik yang optimal. pada saat latihan terjadi kerjasama
* fibrosis
berbagai otot tubuh yang ditandai oleh perubahan
* edema

kekuatan otot, tenaga lelah otot, kelenturan otot,


* infilrasi sel radang
kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan Gangguan di luar paru, disebabkan oleh kelainan
daya tahan sistem kardiorespirasi (2,3). berbagai organ tubuh, seperti :

Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang * Pleura - pleuritis sikka
timbal balik, gangguan faal paru dapat mempengaruhi - tumor pleura
olahraga. Sebaliknya latihan fisik yang teratur - efusi
atau olahmga dapat meningkatkan faal paru. - pneumotoraks
* Mediastinum - tumor mediastinum
RESPIRAS! - pembesaranjantung
- efusi perikard
Proses respirasi atau pernapasan terdiri dari tiga
* Tulang - fraktur iga
tahap yang berlangsung secara bersamaan, yaitu ventilasi,
difusi dan perfusi. - kiposis
- skoliosis
1. Ventilasi - pektus ekskavatum
Ventilasi adalah, proses keluar dan masuknya udara * Otot - lumpuh otot karena miastenia
ke dalam paru. Pada proses ini oksigen dari udara luar
gravis
masuk ke dalam paru melalui saluran napas atas, takea,
bronkus dan cabang-cabangnya saat inspirasi. Selain itu
* Diafragma - lumpuh nervus frenikus
karbondioksida yang ada di dalam paru dikeluarkan ke - hernia diafragma
udara luar pada saat ekspirasi. - asites
- kehamilan
Pada orang dewasa normal setiap menitnya terjadi
12.-18 kali inspirasi dan ekspirasi, setiap kali inspirasi
* Lain-lain - obesitas
akan masuk udara sebanyak 400-500 ml. Dengan Gangguan ventilasi yang kedua adalah obstruksi,
demikian dalam I menit besarnya ventilasi berkisar antara yaitu gangguan yang menyebabkan terjadinya perlambatan

100
Bespir lndo Vol 17, No. 2, '1997

udara ekspirasi. Kelainan obstruksi ini dapat terjadi meningkatkan kesegaran jasmani' Kesegaran jasmani
kelainan pada saluran napas seperti pada asma adalah kesanggupan tubuh melakukan penyesuaian
*ibat
terhadap beban fisik yang diberikan kepadanya, berupa'
honkial, bronkitis kronik, bronkiektasis, sumbatan oleh
benda asing, tumor di saluran napas atau tumor yang
kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan.
menekan saluran napas. Tetapi dapatjuga terjadi karena
Lelainan pada parenkim paru berupa berkurangnya Unsur yang paling penting pada kesegaran jasmani
clastisitas paru seperti pada emfisema. adalah daya tahan kardiorespirasi. Daya tahan kardio--,,
Pada gangguan ventilasi baik restriksi maupun respirasi adalah kesanggupan jantung dan paru serta
pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada
obstruksi, jumlah udara yang masuk ke dalam paru akan
keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen
berkurang dari normal.
dan mendishibusikannya ke jaringan yang aktif untuk
digunakan pada proses metabolisme tubuh (3,4).
2- Difusi
Daya tahan kardiorespirasi dipengaruhi oleh ber-
Pada proses difusi terjadi perpindahan oksigen dari bagai faktor fisiologis. Faktor itu antara lain adalah (5):
mna respirasi, terutama dari alveoli ke dalam pembuluh
&rah. Proses difusi ini terjadi melewati dinding alveoli,
l. Keturunan/genetik
Dari penelitian diketahui bahwa 93,4yo V62 max
mang interstitial, endotel kapiler, plasma dan dinding
ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini dapat diubah
tritrosit. Oksigen dari alveoli setelah melewati jaringan
dengan melakukan latihan yang optimal
tersebut akan berikatan dengan hemoglobin membentuk
HbO2. Setiap gangguan atau kerusakan pada tiap
jaringan 2. Usia
prlgtitutuipada proses difusi dapat menurun-kan difusi Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa
oksigen ke dalam darah. Contoh gangguan difusi yaitu kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada usia 20-
bila terjadi penebalan dinding alveoli pada fibrosis, 30 tahun. Sesudah usia ini daya tahan kardio-
erisinya ruang interstitial oleh cairan pada edema paru, respirasi akan menurun. Penurunan ini terjadi karpna
penebalan endotel kapiler, pengentalan plasma pada organ yang mengambil oksigen yaitu paru mulai
Lemokonrertrasi dan kelainan dinding eritrosit pada menurun fungsinya, selain itu organ yang
penyakit "cYcle cell anemia"' mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh yaitu
jantung dan pembuluh darah fungsinya juga mulai
menurun. Penurunan fungsi ini terjadi karena
3. Perfusi
bertambahnya usia. Kecuraman penurunan ini dapat
Tahap ketiga pada respirasi yaitu perfusi, adalah dikurangi bila seseorang tetap melakukan olahraga
penyebaran darah yang sudah teroksigenasi ke seluruh I
aerobik. Pada gambar dapat dilihat hubungan
pu.o jaringan tubuh. Gangguan perfusi terjadi bila
a* antara usia dan kesegaran jasmani.
darah
ada emboli pada pembuluh darah, atau bila aliran
menjadi lambat seperti pada dekompensatio kordis' ?o
E
Pada masing-masing proses respirasi terjadi gang- 'EON
gagal o>
guan tersendiri, tetapi pada penyakit tertentu seperti
oc
j**t, pneumonia dan fibrosis paru gangguan dapat ro
cE
E6
terjadi pada dua atau ketiga proses di atas secara o6
B-
bersamaan. 9=
gE
!
20 30 40 50 60
Usia (tahun)
FAAL PARU DAN OLAHRAGA
Olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara Gambar 1. Hubungan antara Usia dan Kesegaran
Eratur akan meningkatkan kerja otot, sehingga otot akan Jasmani Pada orang Yang aktif dan
menjadi lebih kuat termasuk otot pemapasan' Olahraga
tidak aktif
(DikutiP dari 5)
ffiu melakukan latihan fisik yang teratur bertujuan untuk

r0l
FAAL PARU DAN OLAHRAGA

,r,::l
3. Jenis kelamin

Sampai usia pubertas daya tahan kardiorespirasi


antara anak peremPuan dan laki-laki tidak berbeda, tetapi
setelah usia tersebut pada perempuan nilainya lebih
rendah 15'25% dari laki-laki. Perbedaan ini terjadi "ili 9.2
,/'
disebabkan antara lain oleh perbedaan kekuatan otot
1----,

maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh,


F.-'-'-€'-'a

kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan kapasitas paru


"o"f
tol , t*.-,
4. Aktivitas fisik
l.-,-''' -,4
l.-..-..-
o
o It
Daya tahan kardiorespirasi akan menunm sebesar
,r^ol r o, a"atn",r.
17-27% bila seorang beristirahat di tempat tidur selama
Gambar 2. Hubungan antara peningkatan uji latih
3 minggu. Bila dilakukan latihan aerobik selama 8 dengan curah jantung (cardiac output)'
minggu, maka terjadi peningkatan daya tahan ventilasi semenit (VE) dan ambilan
kardiorespirasi sebesar 620/o. Jenis latihan juga mem- oksigen (VOZ) pada seorang subyek nor-
pengaruhi nilai daya tahan kardiorespirasi ini' Mereka mal
(DikutiP dari 4)
yang melakukan olahraga lari jarak jauh, daya tahan
kardiorespirasinya meningkat lebih tinggi dibandingkan
dengan orang yang berolahraga senam atau main anggar' patologis (4,13). Parameter ini digunakan oleh beberapa
prrrut pul*o.rologi, kardiologi dan kedokteran olahraga'
Untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi
Bila tubuh melakukan aktivitas fisik sampai maksimal'
i

digunakan berbagai cara dan parameter' Pengukuran


maka di dalam tubuh terjadi proses metabolisme aerobik
ambilan oksigen maksimal (Vg2 max) merupakan
pa- i

objektil reproduksibel dan dan anaerobik. Pada mulanya proses metabolisme terjadi ,
rameter fisiologis yang sangat meningkat
secara aerobik, tetapi bila aktivitas fisik terus
merupakan pemeriksaan standar untuk mengukur daya
maka tubuh membutuhkan energi yang lebih besar'
tahan kardioresPirasi (4- I 0). yang
Semula energi ini diambil dari hasil metabolisme
aerobik, teiapi bila ini tidak lagi mencukupi maka
AMBILAN OKSIGEN MAKSIMAL (Vg2 max) dimulailah proses metabolisme secara anaerobik untuk
mendapatkan energi yang lebih besar,
jadi bila aktivitas
Ambilan oksigen maksimal (V92 max) adalah fisik terus berlangsung, maka pada suatu saat terjadi
ambilan oksigen (VOd yang tetap atau berubah kurang permulaan metabolisme anaerobik (anaerobik threshold)'
dari I mUmenit/kg berat badan selama 30 detik atau lebih bari permulaan sampai aktivitas fisik menjadi maksimal'
pada perubahan beban kerja atau uji latih yang meningkat oksigen terus meningkat' Bila proses
nilai ambilan
i+1. neningkatan beban kerja akan
diikuti dengan
metabolisme aerobik tidak dapat lagi memenuhi
peningkatan ambilan oksigen secara linier' Keadaan ini kebutuhan tenaga, maka metabolisme anaerobik
mulai
t".turgsong sampai pada tingkat maksimal' yaitu terjadi.
peningkatan beban kerja tidak lagi diikuti oleh
p.ringt atan ambiian oksigen dan pada saat itu Pemantauan nilai ambang anaerobik dapat dilal<ukan
secara invasif atau noninvasif' Secara invasif
dengan
pengambilan oksigen akan mendatar (4,11,12)' Pada
melakukan pemeriksaan kadar asam lakut darah' Pada
gzmbar 2 dapat dilihat hubungan antara uji latih dengan
linier
ambilan oksigen. waktu peningkatan kadar asam laktat darah tidak
dianggap sebagai awal
saat aktivitas fisik berlangsung,
terjadinya metabolisme anaerobik (ambang anaerobik)'

AMBANG ANAEROBIK Secara noninvasif ditentukan dengan pemeriksaan


ventilasi
ventilasi. Pada saat aktivitas fisik, peningkatan
Penilaian ambang anaerobik dapat dipakai sebagai
indikator semenit dan peningkatan produksi karbondioksida
salah satu protokol standar untuk memasukkan lagi linier'
normal atau berjalan linier. Bila kedua parameter ini tidak
penampilan fisik seseorang pada keadaan

102
Respir lndo Vol 17, No. 2' 1997

Anak laki-laki dan perempuan mempunyai nilai faal


permulaan penyimpangan ini ditetapkan
titik
paru yang sama pada saat istirahat dan uji latih sampai
i ambang anaerobik (11,13,14)' Hubungan antara
ng anaerobik dengan ambilan oksigen maksimal ,riu puUrrtur. Sesudah masa itu terdapat perbedaan yang
,mencolok antara keduanya. Anak laki-laki menunjukkan
sebagai berikut (13,15) :
kapasitas faal paru yang lebih besar pada semua umur'
I- Rasio antara ambang anaerobik dengan ambilan Setelah pubertas pada anak laki-laki terjadi peningkatan
70-
oksigen maksimal (VOZ max) besarnya antata faal paru yang besar dan merupakan yang paling besar
85%. selama hidupnya. Perbedaan biologis yang spesifik antara
dari
2- Nilai ambang anaerobik yang didapat yang kedua jenis kelamin ini yang menyebabkan perbedaan
pengukuran ventilasi tidak sama dengan nilai tersebut, pada lakilaki ada kelebihan kerja otot dan
didapat dengan pemeriksaan kadar asam
laktat penampilan. Faktor sosial dan budaya juga berperan
darah. dalam manifestasi ini. Anak perempuan sesudah pubertas

uji latih jantung paru (Cardiopulmo- umunnya cenderung menghindari aktivitas fisik' Tingkat
Pemeriksaan
kesegaran jasmaninya tidak lagi menunjukkan
na4t exercise testing) dapat dipakai untuk
menetapkan
Tingkat gangguan peningkatan seperti yang terjadi pada umur antata 12-18
fngkat gangguan fungsional seseorang'
dari tidak ada tahun (17).
terseUuiaibagi atas lima kelas yaitu mulai
(4)'
&u ringan sampai pada tingkat yang sangat berat Latihan fisik akan menyebabkan otot-otot menjadi
menurut
Pada taLel I dapat dilihat tingkat fungsional kuat, perbaikan fungsi otot ini terutama otot pernapasan
kapasitas aerobik' menyebabkan pernapasan lebih efisien pada waktu
istirahat. Ventilasi paru antara orang yang terlatih dan
Tabel 1. Tingkat fungsional menurut kapasitas tidak terlatih relatif sama besar, tetapi orang yang terlatih
aerobik bernapas lebih lambat dan lebih dalam' Hal ini

-r" r,*-. -,--* *fr'fi1,',H"fiil,


BB/menit)
^Hf,u*illii-
menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja otot
pada proses ventilasi berkurang sehingga dengan
jumlah
oksigen yang sama, otot yang terlatih akan lebih efektif
A Ringan/tidak ada >20 >14
kerjanya. Pada usia muda saat tubuh masih berkembang'
B Ringan-sedang t6-20 1l - 14 ' latihan teratur akan meningkatkan kemampuan
C Sedang-berat 10-16 8-11
pernapasan. Pada orang yang dilatih selama beberapa
D Berat 6-10 5-8
<6 <4 tuhn teriadi perbaikan pengaturan pernapasan' Perbaikan
E Sangat Berat
ini terjadi karena memrunnya kadar asam laktat darah'
(Dikutip dari 4) Penurunan zat ini seimbang dengan pengurangan
penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh' Latihan fisik
akan mempengaruhi organ tubuh sedemikian rupa
FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI sehingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas kerja
FAAL PARU maksimum yang dicapai lebih besar (18)'
oleh
Besarnya nilai faal pam seseorang dipengaruhi Latihan fisik selama 18 minggu akan meningkatkan
jenis dan latihan
berbagai faktor, antara lain usia,
kelamin'
Vg2 max. Pada orang yang tidak terlatih, latihan ini
fisik. meningkatkan Vg2 max sebesar 16% (19)'
Faal paru akan meningkat dengan bertambahnya Faktor yang paling penting dalam perbaikan
pada usia arfiara19-
usia, nilai faal paru tertinggi dicapai kemampuan pernapasan untu mencapai tingkat optimal
2l iahun (16). Fungsi pernapasan dan sirkulasi darah adalah kesanggupan paru untuk meningkatkan "capillary
sampai
mulai dari masa kanak-kanak terus meningkat bed" yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di
Sesudah itu akan
mrcncapai optimal pada usia 20-30 tahun'
maksimal pada paru lebih banyak, akibatnya darah yang dapatberikatan
terjadipenurunan. Setelah mencapai titik unit waktu juga meningkat'
paru, ventilasi paru' ambilan dengan oksigen per
uriu do"usu muda, difusi
paru akan menurun Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan semua parameter faal
(17)' jaringan terhadap oksigen (17,20)'
sesuai dengan pertambahan usia

103
FAAL PARU DAN OLAHRAGA

Pada penelitian di RSUP persahabatan terhadap atlit


Pada orang normal yang tidak terlatih ambilan
dayung yang terlatih, ternyata mereka mempunyai
oksigen maksimal terendah adalah 1 liter/menit atau 16,9
kapasitas difusi yang lebih tinggi dibandingkan orang
mililiter/menit/kgBB ( I 6, 9 ml/menit/kgBB). pada dewasa
yang tidak terlatih,(2 I ).
usia pertengahan yang tidak terlatih besarnya 2liter atau
29,3 mllmenit/kgBB. pada dewasa muda tidak terlatih
besarnya 2,5 liter per menit atau 36,7 ml/menitlkgBB.
PENGARUH LATIHAN PADA FAAL PARU
Pada atlit tersedia cadangan curah jantung yang besar dan
Tubuh mengatur frekuensi dan dalamnya pernapasan penambahan kapasitas untuk metabolisme otot-otot yang
sedemikian rupa, sehingga pO2, pCO2 dan pH darah terlatih. Maka pada atlit Vg2 max yang besar dapat
tetap mendekati nilai normal pada keadaan istirahat dan dicapai. Ambilan oksigen maksimal (V62 max) pada atlit
waktu melakukan aktivitas fisik dalam berbagai tingkatan. yang terlatih dapat mencapai di atas 6 liter/menit atau
Pada keadaan melakukan aktivitas fisik yang sangat dapat melebihi 86,2 ml/menit/kgBB (23).
ekstrim, kadang-kadang mekanisme kontrol gagal
Evaluasi Vg2 max pada orang dewasa dipakai
mempertahankan nilai-nilai tersebut ( 1 7). pembagian sebagai berikut, yaitu sangat baik bila Vg2
Bila ada kerja otot, maka kebutuhan oksigen tubuh max 50 ml/menit&gBB atau lebih, lebih baik bila 44 mll
meningkat, terutama ambilan oksigen di otot-otot yang menit/kgBB, baik jika 36 ml/menit/kgBB, cukup bila
aktif. Ventilasi semenit dan suplai oksigen ke jaringan 34 ml/menitkgBB dan buruk bila yg2max kurang dari
harus meningkat secara proporsional pada tingkat yang 30 ml/menit/kgBB (23). Selengkapnya dapat dilihat pada
sesuai dengan ambilan oksigen untuk mempertahankan tabel2.
metabolisme otot skelet yang aerob (4).

Ambilan oksigen (vO) dan ventilasi semenit (VE)


Tabel2. Skala Nilai Vg2 max pada orang dewasa
meningkat secara proporsional satu sama lain membentuk
garis linier selama uji latih. Hal ini terjadi sampai kira_ Vg2 max (mVmenit/kgBB Evaluasi
kira 60Yo kapasitas kerja maksimal melampaui batas kerja
ini, VE terus meningkat tetapi dalam bentuk yang tidak 50 atau lebih Sangat baik
45 Lebih baik
proporsional dengan peningkatan Vg2. peningkatan VE
36 Baik
selamauji latih dicapai dengan meningkatkan frekuensi
34 Cukup
napas (f) dan volume tidal (VT) terjadi secara
30 atau kurang Buruk
proporsional pada waktu penambahan y 92, yangterjadi
pada pembebanan kerja ringan sampai sedang. Tetapi
pada pembebanan kerja yang maksimal, frekuensi napas
KESIMPULAN
meningkat kira-kira tiga kali nilai saat istirahat, sedangkan
VT meningkat tiga sampai empat kali nilai saat istirahat. l. Pernapasan atau respirasi terdiri dari 3 tahap, yaitu
Pola reaksi f dan VT bervariasi di antara individu, ventilasi, difusi dan perfusi, gangguan pada proses
tergantung dari reaksi ventilasi terhadap karbondioksida. tersebut dapat mengurangi faal pernapasan.
Reaksi ventilasi terhadap uji latih juga tergantung pada
2. Olahraga atau latihan fisik akan meningkatkan daya
jenis uji latih yang dilaksanakan (4).
tahan kardiorespirasi. Unsur-unsur yang
Ventilasi sangat tergantung pada intensitas uji latih. mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi antara lain
Ventilasi semenit (VE) meningkat segera pada awal adalah faktor keturunan, usia, jenis kelamin dan
aktivitas otot, mencapai ,.plateu,' dalam beberapa menit aktivitas fisik.
pada uji latih yang submaksimal dan kemudian meningkat
J. Ambilan oksigen maksimal dan ambang anaerobik
secaraprogresif selama uji latih maksimal. peningkatan
awal ventilasi semenit berhubungan dengan peningkatan digunakan untuk menentukan tingkat kesegaran
jasmani.
kebutuhan oksigen. Pada respons fisiologik paru terhadap
produksi asam laktat selama uji latih yang dilaksanakan 4. Nilai faal paru dipengaruhi oleh berbagai faktor
(22). antara lain oleh usia, jenis kelamin dan latihan fisik.

104
q
lndo Vol 17, No. 2, 1997

Faal paru mempunyai peran dalam meningkatkan Taylor HL, Buskirk E, Henschel A. Maximal oxygen intake as .

an objective measure of cardio-respiratory performance J. Appl.


hasil latihan fisik dan sebaliknya latihan fisik juga Physiol, 1955;8 : 73-80
akan memperbaiki faal paru.
10. Hartley LH. Exercise prescription. In L Sport Medicine. Ed.
Strauss RH. Philadelphia : WB Saunders Co, 1984 : 41-5
Latihan atau olahraga yang teratur akan :

* ll. Wasserman K, Whipp BJ, et al. An aerobic threshold and


Meningkatkan kemampuan pernapasan terutama respiratory gas exchange during exercise. J. Appl Physiol 1973;
pada saat tumbuh kembang. 35 Q) :236-43

* Meningkatkan efisiensi kerja otot pernapasan, 12. Martin L. Pulmonary physiology in clinical practise. St. Louis.
The C.V. Mosby Company. 1987 :239-55
menambah aliran darah ke paru sehingga darah
13. Matsumura Nand Nishijima H. Determination of anaerobis
yang teroksigenasi lebih banyak.
threshold for assessment of function state in patients with chronic
* Menyebabkan pernapasan lebih lambat dan lebih
heart failure. Circulation 1983; 68 : 360-7

efisien. t4 Green HJ, Hughson RL, Orr GW and Ranney DA. Anaerobic
threshold, blood lactat and muscle metabolist in progressive
* Mengurangi laju penurunan faal paru. exercise. J Appl Physiol 1983 : 1032-8

l5 Hanson P. Clinical exercise testing. In : Sport Medicine. Ed.


Strauss RH. Philadelphia : WB Saunders Cq 1984 : 13-40
t6 Hood Alsagaff, Hadiarto Mangunnegoro, Muhammad Amin,
Faisal Yunus, RS. Bemstein dan L. Johnso,n. Nilai normal faal
PUSTAKA paru orang Indonesia pada usia sekolah dan pekerja dewasa
berdasarkan rekomendasi ATS. 1987, Paru. 1992; (12) 4 : 3-18
Faisal Yunus. Peranan pemeriksaan faal paru pada penyakit paru
obstruktif. Dalam : Pulmonologi klinik, eds. Faisal Yunus, t7 Pollock ML. Respiratory capacity. In : Encyclopedia of Sport
Menaldi Rasmin, Achmad Hudoyo, Achmad Mulawarman, Boedi Sciences and Medicine. New York : The Macmillan Co, 1971 :
Swidarmoko. Jakarta. Bagian Pulmonologi FKUI, 1992 : 167-75 t57t4
Yrnerando A and Dal Monte A. Sport Medical Evaluation. In : l8 Robinson S. Physiology of Muscular Exercise. In : Bard P, ed
Basic book of sport medicine. International olympic comittee Medical Physiology. St. Louis : The CV. Mbsby Company, 1961
otympic solidarity, 197 8 : 37 5-403 :508-12

Crrchell B and Marshall MG. The Basic Guidelines for Being t9 Robinson S and Harmon PM. The Lactic Acid Mechanism and
Fit In : Strauss RH, ed. Sport Medicine, Philadelphia : WB Certain Properties ofBlood in Relation to Training. Am J Physiol,
Saunders Co, 1984 :457'61 l94l;132 :757-69
'lbber KT and Janicki JS. Cardio Pulmonary Exercise Testing. 20. Robinson S. Experimental Studies ofPhysical Fitness in Relation
Physiologic Principles and Clinical Applications. Philadetphia : to Age. Arbeitphysiologie 1938; l0 : 251
WB Saunders Co. 1986 : 15-33, 151-67
2l Budhy Adriskanda. Perbandingan ukuran kapasitas difusi paru
Irlaloek D. Dasar fisiologi kesegaran jasmani dan latihan fisik. antara orang terlatih dan tidak terlatih. Tesis PPDS I Program
Ilalan : Kesehatan dan olagraga. Ed. Moeloek D. Jakarta : FKUI. Ilmu Kedokteran Olahraga. FKUI, Jakarta 1994
t984'.3-7
22. Schonfeld SA and Dixon GF. The respiratory system. In : Sport
Jrmjunan AA, Suharto dan Tilarso H. Buku pedoman tentang Medicine. Ed. Strauss RH. Philadelphid : WB Saunders Co. 1984
hdisi fisik olahragawan. Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat. 1982 :105-19
:T22
23 Cureton TK. Oxygen intake capacity. In : Encyclopedia of sport
Urgan DB and Bennett T. The relation befiveen heart rate and Sciences and Medicine. New York : The Macmillan Co. l97l :
ullgen consumption during exercise. J. Sport Med, 1976; 16 : 222-6
ft-{4
i'Ihmiston RT and Faulkner JA. Prediction of maximal oxygen
tp&e by a stepwise regression technique. J. Appl. Physiol, 1971,
Itl : 833-7

105

Anda mungkin juga menyukai