(afi sedang berjalan menuju ke sekolah dengan membawa tas digendong dan
buku ditanganya sambil dipeluk)
Prolog :
Namaku rama aku adalah siswa dari smk swasta di kab Tegal. Aku
mempunyai teman satu geng dimana banyak guru dan siswa lain menganggap
kami adalah segerombolan siswa yang nakal dan susah diatur.
Namanya Afi. Dia sekelas denganku, dia siswi yang baru pindah dari kota 1 bulan
lalu. Dia semakin terlihat aneh jika sedang sendiri. Yah…memang dia selalu
sendiri. Mungkin anak-anak lain takut berteman dengannya. Tapi…. Sikapnya yang
begitu kalem membuatku ingin tahu seperti apa dia sebenarnya?.
Ilustrasi:
(Afi berjalan kemudian berpapasan dengan Rama, lalu barang bawaan Afi
terjatuh. Rama pun mengambil dan memberikannya, tapi Afi hanya menunduk
kepalanya sbg ucapan terimakasih lalu pergi.)
Adegan 1
Afi : “Nggak ada larangan, ini tempat umum.” (fokus dengan bukunya)
Rama : “em.. Afi… aku mau nanya boleh?”
Rama : “Di kelas kita ada 30 orang, tapi tidak satupun yang peduli denganmu.
Jadi, menurutku teman itu bukan karena mereka yang berada di sekitar kita. Tapi
yang peduli dengan kita. Bagus kan kata-katanya?” (tersenyum menyombongkan
diri)
Afi “oh..”
Rama : “Pantas…”
Rama : “Pantas kamu tidak punya teman, ternyata kamu cuek orangnya.”
Adegan 2
Depan kelas, Rama duduk bersama Afi sedikit berjauhan, menjaga jarak.
Sedangkan Afi sibuk membaca buku.
Afi : “Teroris?”
Rama : “eh… e…enggak… tapi aneh saja. Apa kamu tidak malu, menjadi pusat
perhatian?”
Afi : “Awalnya. Tapi agamaku menguatkanku, ini adalah apa yang Allah
perintahkan. Kalau perintah guru saja dipatuhi kenapa tidak dengan tuhan?”
Rama : “Fi,…”
Afi : “em…”
Rama : “Buat apa pulang, nggak ada yang istimewa di rumah, paling-paling
dimarahin sama mamah.”
Afi : “Harusnya, kalau kamu dimarahin, kamu harusnya tau diri. Pasti ada yang
salah sama kamu. Dan kamu salah besar ketika di rumahmu tidak ada yang
istimewa, justru surgamu ada di rumahmu, ibumu..”
Adegan 3
Keesokan harinya, Rama bukanlah Rama seperti biasanya, pakaiannya rapi. Semua
orang dibuat kebingungan, dan Rama menjadi pusat perhatian.
Rama : “Gimana?”
Afi : “Apanya?”
Afi : “Terserah”
Afi : “Kalau kamu benar-benar suka sama aku, hafalkan surah Al-Isro Ayat 32.
Ayatnya singkat mudah kok” (Lalu pergi)
Adegan 4
Adegan 5
Rama : “Tidak !”
Afi : “Berarti, kamu harus tahu apa arti ayat yang kamu hafalkan itu dan
amalkan”
Adegan 5
Narasi : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.
Seperti itulah artinya. Kalau kalian pikir pada endingnya kami menikah itu terlalu
lebay, karena ini bukan film roman picisan, jadi pada endingnya, tidak ada
pacaran atau pernikahan. Dan tentang Afi, perempuan bercadar yang mengubah
cara berpikirku, cara berpikir tentang menerima perbedaan, tentang
keistimewaan, tentang pandangan mata, dan tentang arti hidup.
Dia lah hidayah Allah yang dikirim untukku lewat perempuan di balik cadar
The End