Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika adalah ilmu dasar yang dapat digunakan sebagai alat bantu
memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu, seperti; Ekonomi, Astronomi,
Geografi, Antropologi dan lain – lain. Trigonometri sendiri biasa dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari seperti pembangunan jembatan, rumah, dan lain-lain.
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = "tiga sudut" dan metron = "mengukur")
adalah sebuah cabang matematika yang mempelajari hubungan yang meliputi panjang
dan sudut segitiga. Bidang ini muncul di masa Hellenistik pada abad ke-3 SM dari
penggunaan geometri untuk mempelajari astronomi. Pada abad ke-3 Masehi astronom
pertama kali mencatat panjang sisi-sisi dan sudut-sudut dari segitiga siku-siku antara
masing-masing sisi yang memiliki hubungan: ini dia, jika setidaknya salah satu
panjang sisi dan salah satu nilai sudut diketahui, lalu semua sudut dan panjang dapat
ditentukan secara algoritme.

Penghitungan ini didefiniskan menjadi fungsi trigonometrik dan saat ini


menjadi dalam bagian matematika murni dan terapan: contohnya untuk menganalisa
metode dasar seperti transformasi fourier atau gelombang persamaan, menggunakan
fungsi trigonometrik untuk memahami fenomena hal yang berhubungan dengan
lingkaran melalui banyak penggunaan dibidang yang berbeda seperti fisika, teknik
mesin dan listrik, musik dan akustik, astronomi, dan biologi. Trigonometri juga
memiliki peranan dalam menemukan surveying.

Trigonometri mudah dikaitkan dalam bidang segitiga siku-siku (yang setiap


dua ukuran sudut sama dengan satu sudut 90 derajat). Peranan untuk bukan segitiga
siku-siku ada, tapi, sejak segitiga yang bukan siku-siku dapat dibagi menjadi dua
segitiga siku-siku, banyak masalah yang dapat diatasi dengan penghitungan segitiga
siku-siku. Karena itu sebagian besar penggunaan berhubungan dengan segitiga siku-

1
siku. Satu pengecualian untuk ini spherical trigonometry, pelajaran trigonometri
dalam sphere, permukaan dari curvature relatif positif, dalam elips geometri (bagian
yang berperan dalam menemukan astronomi dan navigasi.

Trigonometri dalam curvature negatif merupakan bagian dari geometri


hiperbola.. Alasan penulis mengukur tinggi gedung kelas dengan menggunakan alat
ukur klinometer sederhana sebagai judul portofolio karena alat klinometer ini mudah
dibuat dan digunakan oleh Peserta didik. Peserta didik dapat mengukur tinggi dengan
menggunakan materi Trigonometri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:


1. Apa pengertian Trigonometri?
2. Bagaimana cara membuat klinometer sederhana?
3. Bagaimana proses pengukuran gedung perpustakaan SMA Negeri 1 Cikarang
Selatan dengan menggunakan alat ukur trigonometri sederhana?
4. Bagaimana hasil pengukuran tinggi gedung perpustakaan SMA Negeri 1
Cikarang Selatan dalam penerapan fungsi trigonometri?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penetian ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui pengertian Trigonometri
2. Untuk mengetahui cara membuat klinometer sederhana.
3. Untuk mengetahui proses pengukuran tinggi gedung perpustakaan SMA
Negeri 1 Cikarang Selatan dengan menggunakan alat ukur trigonometri
sederhana?

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Trigonometri

2.1.1 Pengertian Trigonometri

Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu trigonon yang artinya tiga
sudut dan metro artinya mengukur. Oleh karena itu trigonometri adalah sebuah
cabang dari ilmu matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi
trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan definisi dari trigonometri
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu ukur mengenai sudut
dan sempadan dengan segitiga (digunakan dalam astronomi). Istilah trigonometri juga
sering kali diartikan sebagai ilmu ukur yang berhubungan dengan segitiga. Tetapi
masih belum jelasyang dimaksudkan apakah itu segitiga sama kaki (siku-siku),
segitiga sama sisi, atau segitiga sembarang. Namun, biasanya yang dipakai dalam
perbandingan trigonometri adalah menggunakan segitiga sama kaki atau siku-siku.
Dikatakan berhubungan dengan segitiga karena sebenarnya trigonometri juga masih
berkaitan dengan geometri. Baik itu geometri bidang maupun geometri ruang.

Trigonometri sebagai suatu metode dalam perhitungan untuk menyelesaikan


masalah yang berkaitan dengan perbandinganperbandingan pada bangun geometri,
khususnya dalam bangun yang berbentuk segitiga. Pada prinsipnya geometri adalah
salah satu ilmu yang berhubungan dengan besar sudut, dimana bermanfaat untuk
menghitung ketinggian suatu tempat tanpa mengukur secara langsung sehingga
bersifat lebih praktis dan efisien. Kesimpulan dari beberapa definisi di atas bahwa
trigonometri adalah cabang dari ilmu matematika yang mengkaji masalah sudut,
terutama sudut segitiga yang masih ada hubungannya dengan geometri. Sedangkan
dalam aplikasinya, trigonometri dapat diaplikasikan dalam bidang astronomi. Dalam
hal ini adalah ilmu falak, yaitu dalam praktik perhitungan arah kiblat

2.1.2 Konsep Dasar Trigonometri

3
Pada dasarnya, segitiga merupakan bentuk dasar dalam matematika terutama
trigonometri. Sebab, kata trigonometri sendiri mengandung arti ukuran tentang
segitiga. Dimana pengetahuan tentang bumi, matahari dan benda-benda langit lainnya
sebenarnya juga diawali dari pemahaman konsep tentang rasio (ratios) pada segitiga.
Sebagaimana contoh pada zaman dahulu (sebelum istilah trigonometri populer)
keliling bumi sudah bias ditentukan dengan menggunakan konsep segitiga siku-siku,
meskipun hanya sebatas masih dalam perkiraan saja. Waktu itu keliling bumi
diperkirakan mencapai 25.000 mil, sedangkan bila menggunakan metode modern
keliling bumi adalah 24.902 mil. Meskipun dalam sejarah matematika aplikasi
trigonometri berdasar pada konsep segitiga siku-siku, tetapi sebenarnya cakupan
bidangnya sangatlah luas. Dan sekarang, trigonometri juga sudah mulai merambah
pada bidang komputer, satelit komunikasi dan juga astronomi. Konsep dasar
trigonometri tidak lepas dari bangun datar yang bernama segitiga siku-siku. Segitiga
siku-siku didefinisikan sebagai segitiga yang memiliki satu sudut siku-siku dan dua
sudut lancip pelengkap. Selanjutnya sisi dihadapan sudut siku-siku merupakan sisi
terpanjang yang disebut dengan sisi miringnya (hypotenuse), sedangkan sisi-sisi
dihadapan sudut lancip disebut kaki (leg) segitiga itu. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut ini:

Ket:
Hipotenusa = sisi miring
a = sisi kaki segitiga

Gambar 2.1 Segitiga siku-siku ABC.


Pada gambar diatas terlihat jelas bahwa ∆ ABC adalah segitiga siku-siku dengan C
sebagai sudut siku-siku, AB sebagai sisi miringnya dan BC sebagai kaki-kainya.
Selanjutnya dapat dituliskan perbandingan (ratios) sebagai berikut:

4
𝐵𝐶 𝐴𝐶 𝐵𝐶
𝑠𝑖𝑛 𝐴 = 𝐴𝐵 , 𝑐𝑜𝑠 𝐴 = 𝐴𝐵 , 𝑡𝑎𝑛 𝐴 = 𝐴𝐶

𝐴𝐵 𝐴𝐵 𝐴𝐶
𝑐𝑠𝑐 𝐴 = , 𝑠𝑒𝑐 𝐴 = 𝐴𝐶 , 𝑐𝑜𝑡 𝐴 = 𝐵𝐶
𝐵𝐶

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa sin θ , cos θ , dan tan θ berbanding
terbalik dengan cosec θ , sec θ , dan cot θ secara berturut-turut. Demikian dapat
diketahui bahwa:
sin 𝐴 cos 𝐴
= tan 𝐴 dan = cot 𝐴
cos 𝐴 sin 𝐴

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep trigonometri


pada dasarnya memang mengacu pada perbandingan segitiga siku- siku. Dari
perbandingan tersebut maka diperoleh fungsi trigonometri seperti: sin (sinus), cos
(cosinus), tan (tangen), cosecan (csc), sec (secan), dan cotangent (cot). Namun karena
fungsi cosecan (csc), sec (secan), dan cotangen (cot) berbanding terbalik dengan
fungsi sin (sinus), cos (cosinus), dan tan (tangen), maka yang sering digunakan
adalah fungsi sin (sinus), cos (cosinus), dan tan (tangen).

2.2 Pengertian Sudut Elevasi


Sudut elevasi adalah sudut yang terbentuk antara garis lurus mendatar dengan
posisi pengamat ke atas

2.3 Klinometer
2.3.1 Pengertian Klinometer
Klinometer juga dikenal sebagai inklinometer adalah perangkat yang
digunakan untuk menentukan pengukuran yang akurat yang berkaitan dengan landai,
ketinggian, jarak dan kemiringan suatu gedung. Klinometer ini sering digunakan
dalam meteorologi, serta kehutanan dan survei serta juga dimanfaatkan sebagai
sarana untuk mengukur ketinggian pohon.

5
Salah satu penggunaan dari klinometer harus dilakukan dengan mengukur
sudut yang berkaitan dengan kemiringan formasi alam atau bangunan dan proyek-
proyek konstruksi manusia lainnya yaitu dengan mengukur sudut dengan mata ke
arah agar dapat mengidentifikasi setiap jumlah lereng, sehubungan dengan gravitasi.
Klinometer tersebut dapat digunakan untuk mengukur tanjakan dan penurunan,
berdasarkan perspektif individu dalam menghitung pengukuran tersebut.
Klinometer ini juga membantu untuk bidang meteorologi yang ingin
mengukur ketinggian awan di malam hari. Dengan memanfaatkan sinar cahaya yang
dipancarkan oleh perangkat ini maka tujuan balok di sebuah tempat di awan dan
mengukur seberapa jauh dari permukaan bumi pembentukan awan saat ini. Hal ini
dapat membantu ahli meteorologi secara akurat memprediksi beberapa kondisi cuaca
yang berbeda.
Klinometer tersebut sudah ada sejak awal abad 20. Versi awal sangat
bergantung pada bobot sebagai sarana untuk menentukan kemiringan dan jaraknya.
Kemudian inkarnasi dari klinometer membuat penggunaan tabung kaca melengkung
diisi dengan beberapa jenis cairan redaman dan bola baja untuk memetakan sudut dan
lereng. Saat ini, penggunaan sensor elektronik merupakan komponen penting dalam
desain dan fungsi dari klinometer modern.

2.4 Cara Penggunaan Klinometer


Penggunaan Klinometer untuk mengukur tinggi benda, dapat diilustrasikan
sebagai berikut.

6
GAMBAR (2 & 3) KLINOMETER DAN ILUSTRASI
Cara Menggunakan :
1. letakkan ujung klinometer (titik A) tepat didepan mata
2. arahkan ujung lain dari klinometer ke puncak benda (titik E)
3. ukur jarak titik A ke benang penunjuk sudut (titik B)
4. ukur jarak pangkal benang penunjuk sudut (titik C) ke titik B
5. ukur jarak pengamat ke benda yang akan diukur kitinggiannya ( FG)
6. tinggi pengamat AF=DG
7. jika menggunakan konsep kesebangunan segitiga, maka dapat dirumuskan
𝐶𝐵 𝐷𝐸 𝐴𝐷 ∙ 𝐶𝐵
𝐴𝐵
= 𝐴𝐷
Sehingga 𝐷𝐸 = 𝐴𝐵

7
BAB III
PELAKSANAAN
1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : Kamis, 20 Februari 2020


Tempat : Gedung Perpustakaan SMAN 1 CIKARANG SELATAN
(mengukur tinggi gedung perpustakaan)
3.2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan Klinometer


Sederhana adalah sebagai berikut :
1. Alat : a. Satu buah busur besar
b. Satu buah meteran
c. Gunting
d. Gergaji
e. Palu
2. Bahan : a. Benang Kasur
b. Satu buah bandul
c. Pipa yang terbuat dari plastik atau paralon
3.2.2 Cara Membuat Klinometer Sederhana
Berdasarkan alat dan bahan tersebut, adapun cara membuat klinometer
sederhana adalah sebagai berikut :
1. Melubangi busur dengan paku dan palu pada titik searah 90 derajat.
2. Kemudian memotong pipa sesuai dengan ukuran busur menggunakan gergaji.
3. Menyatukan pipa yang sudah dipotong dengan busur yang sudah dilubangi
menggunakan benang kasur, dan mengikatnya dengan kencang, kemudian
menyisakan tali panjang untuk memasang bandul.
4. Setelah menyatu, kemudian memasang bandul pemberat dan mengikatnya dengan
benang kasur yang sudah disisakan.
3.3 Cara Menggunakan Klinometer Sederhana

8
Setelah membuat klinometer, langkah – langkah untuk menggunakan klinometer
sederhana tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meletakkan ujung klinometer tepat di depan mata.
2. Mengarahkan ujung klinometer yang lain ke arah ujung/puncak gedung
perpustakaan.
3. Membaca sudut yang ditunjukkan oleh benang.
4. Mengukur jarak pengamat ke ujung/puncak gedung perpustakaan.
5. Menggunakan perbandingan tinggi objek dari kepala pengamat. Jarak pengamat ke
objek = nilai tan sudut.
6. Menghitung tinggi objek = tinggi objek dari mata pengamat + tinggi pengamat.

3.4 Hasil Pengamatan Penulis


Menggunakan dua pengamat sebagai perbandingan untuk mengukur tinggi
gedung perpustakaan SMA Negeri 1 Cikarang Selatan. Hasil dari pengamatan
tersebut disusun dalam tabel dibawah ini :

No Nama Pengamat Tinggi Sampai Jarak ke Gedung Sudut yang


Mata Perpustakaan dibentuk
1. Pengamat 1 1,42 Meter 7,94 Meter 30°
2. Pengamat 2 1,44 Meter 15,23 Meter 45°

3.5 Hasil Pengukuran


Dari tabel hasil pengamatan diatas, maka didapatkan hasil pengukuran seperti
dibawah ini :
1. Pengamat 1
Diketahui : a. Sudut yang dibentuk = 30°
b. Sudut elevasi (x) = 90̊ - 30° = 60°
c. Jarak pengamat ke gedung perpustakaan = 7,49 Meter
d. Tinggi pengamat sampai mata = 1,42 Meter

9
Ditanyakan : Tinggi Gedung Perpustakaan?
Jawab : Untuk menentukan tinggi gedung perpustakaan bisa dicari dengan
rumus tan:
𝑥
tan 𝑥° =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡
𝑥
tan 30° = 7,49

1 𝑥
√3 =
3 7,49
1
𝑥= √3 × 7,49
3
𝑥 = 4,32 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟

Kemudian jumlahkan x dengan tinggi pengamat :


Tinggi Gedung Perpustakaan = x + tinggi pengamat
Tinggi Gedung Perpustakaan = 4,32 + 1,42
Tinggi Gedung Perpustakaan = 5,74 Meter
Jadi, Tinggi Gedung Perpustakaan SMA Negeri 1 Cikarang Selatan
adalah 5, menurut pengamat 1 adalah 5,74 Meter.
2. Pengamat 2
Diketahui : a. Sudut yang dibentuk = 45°
b. Sudut elevasi (x) = 90̊ - 45° = 45°
c. Jarak pengamat ke gedung perpustakaan = 15,23 Meter
d. Tinggi pengamat sampai mata = 1,44 Meter
Ditanyakan : Tinggi Gedung Perpustakaan?
Jawab : Untuk menentukan tinggi gedung perpustakaan bisa dicari dengan
rumus tan:
𝑥
tan 𝑥° =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡
𝑥
tan 45° =
15,23

10
𝑥
1=
15,23
𝑥 = 1 × 15,23
𝑥 = 15,23 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟
Kemudian jumlahkan x dengan tinggi pengamat :
Tinggi Gedung Perpustakaan = x + tinggi pengamat
Tinggi Gedung Perpustakaan = 15,23 + 1,44
Tinggi Gedung Perpustakaan = 16,67 Meter
Jadi, Tinggi Gedung Perpustakaan SMA Negeri 1 Cikarang Selatan
adalah 16, menurut pengamat 1 adalah 16,67 Meter.
3.6 Pembahasan
Kami menggunakan dua pengamat dalam pengukuran tinggi gedung
perpustakaan dengan alat ukur klinometer sederhana yang dibuat dari busur, paralon,
dan bandul. Kami memakai sudut elevasi 30° 𝑑𝑎𝑛 45° untuk pengamat 1 dan
pengamat 2. Kami memakai rumus tan 𝑥° dalam pengukuran tinggi gedung
perpustakaan. Masing – masing pengamat memiliki tinggi dan jarak yang berbeda.
Hasil dari pengukuran yang kami hitung memiliki perbedaan yang lumayan agak
jauh. Hal itu mungkin disebabkan oleh perbedaan jarak pengamatan. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang paling presisi, dibutuhkan banyak pengamat
sehingga bisa didapatkan hasil rata – rata. Dengan hasil rata – rata pasti akan lebih
mendekati dengan tinggi asli benda yang akan diukur. Oleh karena itu rata – rata dari
tinggi ring basket berdasarkan hasil pengamatan kami adalah :
𝑋1 + 𝑋2
𝑥̅ =
2
5,72 + 16,67
𝑥̅ =
2
22,39
𝑥̅ =
2
𝑥̅ = 11,19 𝑀𝑒𝑡𝑒𝑟

11
Jadi gedung perpustakaan SMA Negeri 1 Cikarang Selatan berdasarkan pengamatan
kami adalah 11,19 Meter.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trigonometri adalah sebuah cabang matematika yang berhubungan dengan
sudut segitiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus, dab tangen. Dalam
mengukur sebuah ketinggian Trigonometri sangat diperlukan untuk memudahkan kita
mengukur ketinggian suatu benda yang lebih tinggi dari kita dan sulit diukur. Pada
kesempatan ini, kami mengukur tinggi Gedung Perpustakaan SMA Negeri 1
Cikarang Selatan sebagai objek kami. Untuk memudahkan kami dalam pengukuran,
kami membuat sebuah alat ukur sederhana yang bernama klinometer. Untuk mencari
ketinggian objek, maka yang harus kita ukur yaitu jarak pengamat terhadap objek,
tinggi mata pengamat terhadap tanah, dan besar sudut yang dibentuk oleh pengamat
terhadap objek. Dengan cara ini kita dapat mengetahui tinggi sebuah objek dengan
menggunakan rumus trigonometri. Rumus yang digunakan untuk mengukur tinggi
𝐷𝐸
benda yaitu tan 𝑥 = 𝐹𝐺 . Dengan menggunakan rumus tersebut kami mendapatkan dua

hasil yaitu 5,72 dan 16,67 Meter. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal,
kami menggunakan rumus rata – rata dan mendapatkan hasil 11,19 Meter.

4.2 Saran

Diharapkan para siswa agar lebih memahami materi trigonometri beserta


rumus-rumus dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan saat menghitung
atau mengamati diharapkan bisa lebih teliti lagi agar mendapatkan hasil yang lebih
akurat.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://su-hrman.blogspot.com/2011/09/mengukur-tinggi-pohon-dengan-
klinometer.html (diakses 23 februari 2020)
http://www.marthamatika.com/2017/03/pengertian-dan-perbedaan-sudut-elevasi.html
(diakses 23 februari 2020)
https://rumus.co.id/identitas-trigonometri/ (diakses 23 februari 2020)
https://www.academia.edu/24464403/LAPORAN_HASIL_PRAKTIKUM_PENGGU
NAAN_KLINOMETER (diakses 23 februari 2020)

14
LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar saat mengukur tinggi pengamat ke Gedung Perpustakaan

Lampiran 2. Gambar saat pengamat 1 sedang melihat ujung Gedung Perpustakaan


dan menentukan sudut elevasi

15

Anda mungkin juga menyukai