Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TRIGONOMETRI

DISUSUN OLEH:
SUCI RAKHMADANTI

TUTOR: NUR ISNAINI TAUFIK, S.Pd. M.Pd.

PROGRAM STUDI PGSD-BI


UT UPBJJ PALEMBANG POKJAR BATURAJA
TAHUN PELAJARAN 2017.1
TRIGONOMETRI
KATA PENGANTAR

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PEGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
A. PEMDAHULUAN........................................................................................... 1
1. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................
2. RUMUSAN MASALLAH...................................................................
3. TUJUAN...............................................................................................
4. MANFAAT...........................................................................................

B. PEMBAHASAN...............................................................................................
1. SEJARAH TRIGONOMETRI.............................................................
2. SUDUT DAN FUNGSI TRIGONOMMETRI.....................................
3. PENERAPAN TRIGONOMETRI........................................................
C. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

3
A. PEMDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
2. RUMUSAN MASALLAH
3. TUJUAN
4. MANFAAT
B.
C. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN TRIGONOMETRI

D. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu trigonon yang artinya


tiga sudut dan metro artinya mengukur. Oleh karena itu trigonometri adalah sebuah
cabang dari ilmu matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi
trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan definisi dari trigonometri
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu ukur mengenai sudut dan
sempadan dengan segitiga (digunakan dalam astronomi).

E. Istilah trigonometri11 juga sering kali diartikan sebagai ilmu ukur yang
berhubungan dengan segitiga. Tetapi masih belum jelas yang dimaksudkan apakah itu
segitiga sama kaki (siku-siku), segitiga sama sisi, atau segitiga sembarang. Namun,
biasanya yang dipakai dalam perbandingan trigonometri adalah menggunakan segitiga
sama kaki atau siku-siku. Dikatakan berhubungan dengan segitiga karena sebenarnya
trigonometri juga masih berkaitan dengan geometri.12 Baik itu geometri bidang
maupun geometri ruang.

F. Trigonometri sebagai suatu metode dalam perhitungan untuk


menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan-perbandingan pada
bangun geometri, khususnya dalam bangun yang berbentuk segitiga. Pada prinsipnya
trigonometri merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan besar sudut,
dimana bermanfaat untuk menghitung ketinggian suatu tempat tanpa mengukur secara
langsung sehingga bersifat lebih praktis dan efisien. Kesimpulan dari beberapa definisi
di atas bahwa trigonometri adalah cabang dari ilmu matematika yang mengkaji
masalah sudut, terutama sudut segitiga yang masih ada hubungannya dengan geometri.

1. SEJARAH TRIGONOMETRI

G. Sejarah awal trigonometri dapat dilacak dari zaman Mesir Kuno,


Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu.
Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan
1
untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan
yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk
penghitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil
kerjanya hancur oleh penjajah India.

H. Pelacakan lain tentang awal mula munculnya trigonometri adalah


bersamaan dengan kemunculan tokoh matematikawan yang handal pada masa itu.
Diantaranya matematikawan Yunani Hipparchus sekitar tahun 150 SM dengan tabel
trigonometrinya untuk menyelesaikan segi tiga. Matematikawan Yunani lainnya,
Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut.
Disamping itu pula matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan
sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada tahun 1595 dan
memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.

I. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada banyak aplikasi


trigonometri. Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi
untuk menghitung jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi untuk
menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem navigasi satelit.

J. Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk astronomi


(dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musik, akustik, optik,
analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, pencitraan
medis/medical imaging (CAT scan dan ultrasound), farmasi, kimia, teori angka (dan
termasuk kriptologi), seismologi, meteorologi, oseanografi, berbagai cabang dalam
ilmu fisika, survei darat dan geodesi, arsitektur, fonetika, ekonomi, teknik listrik,
teknik mekanik, teknik sipil, grafik komputer, kartografi, kristalografi.

K. Selanjutnya, penemuan-penemuan tentang rumus dasar trigonometri


oleh para tokoh ilmuwan muslim adalah sebagai berikut :

a. Al Buzjani

L. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al


Buzjani, merupakan satu di antara sekian banyak ilmuwan Muslim yang turut
mewarnai khazanah pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai seorang ahli di
bidang ilmu matematika dan astronomi. Kota kecil bernama Buzjan, Nishapur,
adalah tempat kelahiran ilmuwan besar ini, tepatnya tahun 940 M. Sejak masih
2
kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan
minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Masa sekolahnya dihabiskan di kota
kelahirannya itu.

M. Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui


sangat besar kemanfaatannya. Dia adalah yang pertama menunjukkan adanya teori
relatif segitiga parabola. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan metode baru
tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai
delapan desimal. Abul Wafa pun mengembangkan hubungan sinus dan formula 2
sin2 (a/2) = 1 - cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2).

b. Abu Nasr Mansur

N. Nama lengkap dari Abu Nasr Mansur adalah Abu Nasr Mansur ibnu Ali
ibnu Iraq atau akrab disapa Abu Nasr Mansur (960 M 1036 M). Abu Nasr
Mansur terlahir di kawasan Gilan, Persia pada tahun 960 M. Hal itu tercatat dalam
The Regions of the World, sebuah buku geografi Persia bertarikh 982M. Pada
karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan hukum sinus.

1. SATUAN SUDUT
O. Dalam pembicaraan tentang trigonometri, tidak lepas dari konsep sebuah sudut,
karena dalam fungsi trigonometri domain fungsi tersebut berupa sudut. Sebuah sudut
dihasilkan oleh putaran sebuah sinar terhadap titik pangkalnya. Terdapat beberapa
B satuan untuk menyatakan besar sudut :
Derajat siksagesimal, dimana satu putaran penuh dibagi menjadi 360 bagian

yang sama. Setiap bagian disebut 10 . Sehingga satu putaran penuh = 360 0
O A
r Radian. Satu radian adalah besarnya sudut yang menghadap busur lingkaran

yang panjangnya sama dengan jari-jari.


r
P.

Q. AOB = 1 rad

R. Hubungan radian dengan derajat


2r
r
S. 360 = rad
T. = 2 rad
U. 180 = rad
V. pendekatan 1 rad = 57,3.
3
W.

X.

Y.
Z.
1. PERBANDINGAN TRIGONOMETRI PADA SEGITIGA SIKU-SIKU
AA. Gambar di samping adalah segitiga siku-siku

dengan titik sudut sikunya di C. Panjang sisi di hadapan sudut A adalah a, panjang
4
a
b

Perbandingan Trigonometri c

sisi di hadapan sudut B adalah b dan


B
panjang sisi di hadapan sudut C adalah

c.

AB. Terhadap sudut :


C A

Sisi a disebut sisi siku-siku di depan sudut


Sisi b disebut sisi siku-siku di dekat (berimpit) sudut
Sisi c (sisi miring) disebut hipotenusa

AC. Berdasarkan keterangan di atas, didefinisikan 6 (enam) perbandingan

trigonometri terhadap sudut sebagai berikut:


panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
sin
panjang hipotenusa c
1.
panjang sisi siku - siku di dekat (berimpit) sudut A b
cos
panjang hipotenusa c
2.
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
tan
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A b
3.
panjang hipotenusa c
csc
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
4.
panjang hipotenusa c
sec
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A b
5.
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A c
cot
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
6.
AD. Dari perbandingan tersebut dapat pula ditulis rumus:

AE.
sin cos
tan cot
AF. cos sin

AG. 1 1
sec csc
cos sin
AH.

1. KOORDINAT KARTESIUS DAN KOORDINAT KUTUB

5
AI. Cara lain dalam menyajikan letak sebuah titik pada bidang xy selain

koordinat kartesius adalah dengan koordinat kutub.

AJ.
Y Y
P(x,y) P(r, )
AK.
r
y y
AL. O x O x
X X

Koordinat kartesius
AM. Koordinat kutub

AN. Pada gambar A titik P(x,y) pada koordinat kartesius dapat disajikan

dalam koordinat kutub dengan P(r, ) seperti pada gambar B.

AO. Jika koordinat kutub titik P(r, ) diketahui, koordinat kartesius dapat

dicari dengan hubungan:

x
cos
r x r cos
AP. sehingga koordinat
r cos , r sin
kutubnya adalah P( )

y
sin
r y r sin
AQ.

AR.

1. NILAI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI UNTUK SUDUT ISTIMEWA

AS. Sudut istimewa adalah sudut yang perbandingan trigonometrinya dapat

dicari tanpa memakai tabel matematika atau kalkulator, yaitu: 0, 30, 45,60, dan

90. Sudut-sudut istimewa yang akan dipelajari adalah 30, 45,dan 90.

AT. Untuk mencari nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa


digunakan lingkaran satuan x2 + y2 = 1 seperti gambar berikut ini.
6
a. Sudut 450
AU. Perhatikan segitiga OAB dengan OAB= 450 ,maka :
AV. OA=OB
AW.OA2 + OB2 = OC2 Y
AX. OA2 + OA2 = r2 B
AY. 2OA2 = 1
1 1
OA = 2
2
AZ. OA2 = 2 = OB 45O

1 1 O A X
BA. Sehingga koordinat P( x,y) adalah ( 2 2 , 2
2
BC 1 AB 1 BC 1
sin 450 = = cos 450= = tan 450 = = =1
BB. AC 2 AC 2 AB 1

BC.
b. Sudut 300
BD. Perhatikan segitiga sama sisi yang terbentuk, yakni segitiga OAB, dan
C terletakpada AB. dengan sudut COB = 30o . Segitiga OAB adalah segitiga sama

1 Y
1 3
2 B
2
sisi dengan r =1, CB=CA= dan OC=
.
1 1 30O
P( 3 , ) O 30O C X
2 2
BE.
Sehingga P(x,y) adalah A

1
sin 30
2
BF.

1
cos 30 3
2
BG.

1 1
tan 30 3
3 3
BH.

BI. Tabel nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa

BJ. BK.
0 BL. BM. BN. BO.

7
30 45 60 90

BR. BS. BT.


BP.
BQ. BU.
sin 1 1 1
0 2 3 1
2 2 2

BX. BY. BZ.


BV.
BW. CA.
cos 1 1 1
1 3 2 0
2 2 2

CD. CG.
tak
CB. 1 CF. te
3
CC. 3 CE.
tan rd
0 1 3
ef
in
isi

CI. ta CL.
k
CH. te CJ. 1
3
CK. 3 CM.
cot rd
3 1 0
ef
in
isi

CN.

CO. Gambar grafik :

y=sin
CP. x

8
CQ.

y= cos x

CR.

y= tangent
x

CS.

1. PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SUATU SUDUT DI BERBAGAI

KUADRAN

CT. P adalah sembarang titik di kuadran I dengan

koordinat (x,y). OP adalah garis yang dapat berputar terhadap

9
titik asal O dalam koordinat kartesius, sehingga XOP dapat
Y
P(x,y)
bernilai 0 sampai dengan 90. Perlu diketahui bahwa

r
y
1 OP x 2 y 2 r
x CU. dan r 0
O X

CV. Berdasarkan gambar di atas keenam perbandingan trigonometri baku

dapat didefinisikan dalam absis (x), ordinat (y), dan panjang OP (r) sebagai berikut:

ordinat P y panjang OP r
sin csc
panjang OP r ordinat P y
1. 4.
absis P x panjang OP r
cos sec
panjang OP r absis P x
2. 5.
ordinat P y absis P x
tan cot
absis P x ordinat P y
3. 6.
CW. Dengan memutar garis OP maka XOP = dapat terletak di kuadran

I, kuadran II, kuadran III atau kuadran IV, seperti pada gambar di bawah ini.

CX. P(x,y) Y
Y
P(x,y)
CY.
y r
r
y
CZ.
1 2
O x X x O X
DA.
Y Y
DB. 4
x 3 x
O X O X
y DC.
r y
r
DD.
P(x,y)
P(x,y)
DE.

DF. di berbagai kuadran


Titik

DG.
10
DH.

DI.

1. RUMUS PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI

DJ. Sudut-sudut yang berelasi dengan sudut adalah sudut (90 ),

(180 ), (360 ), dan -. Dua buah sudut yang berelasi ada yang diberi nama

khusus, misalnya penyiku (komplemen) yaitu untuk sudut dengan (90 - ) dan
y=x
O
pelurus (suplemen) untuk sudut dengan (180 - ). Contoh: penyiku sudut 50

Gb. sudut yang adalah 40,


berelasi pelurus sudut 110 adalah 70.

a. Perbandingan trigonometri untuk sudut dengan (90 - )

DK. Dari gambar, Titik P1 (x1,y1) bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan

garis y x, sehingga diperoleh:


y1

DL.
Y
x1
DM. P1(x1,y1)

P(x,y)
r1
DN.
r
y
(90-)
DO. a. XOP = dan XOP1 = 90
X
- x

DP. b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r

DQ.

DR. Dengan menggunakan hubungan di atas dapat diperoleh:

11
y x
sin 90 1 cos
r1 r
a.
x y
cos 90 1 sin
r1 r
b.
y x
tan 90 1 cot
x1 y
c.
DS. Dari perhitungan tersebut maka rumus perbandingan trigonometri sudut

dengan (90 - ) dapat dituliskan sebagai berikut:

DT.
sin 90 cos csc 90 sec
a. d.
cos 90DU.
sin sec 90 cos ec
b. e.

b. Perbandingan trigonometri untuk sudut dengan (180 - )

DV. Titik P1(x1,y1) adalah Y

bayangan dari titik P(x,y) akibat


P1(x1,y1) P(x,y)
r
pencerminan terhadap sumbu y, sehingga r1
(180-)
y1 y

DW. a. XOP = dan XOP1 = x1 O x X


180 - Gb. . sudut yang berelasi

DX. b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r

DY. maka diperoleh hubungan:


y y
sin 180 1 sin
r1 r
a.
x x
cos 180 1 cos
b. r1 r
y y
tan 180 1 tan
x1 x
c.

DZ. Dari hubungan di atas diperoleh rumus:


sin 180 sin csc 180 csc
a. 12
d.

cos 180 cos sec 180 sec


b. e.
EA.

EB.

EC. c. Perbandingan trigonometri untuk sudut dengan (180 + )


Y
ED. Dari gambar di samping titik
P(x,y)
r
P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik P(x,y)
(180+)
y
akibat pencerminan terhadap garis y x,
x1 O x
X
y1
sehingga r1

P1(x1,y1)
EE. a. XOP = dan XOP1 = 180 +
Gb. sudut yang berelasi

EF. b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r

EG. maka diperoleh hubungan:

y y
sin 180 1 sin
r1 r
a.
x x
cos 180 1 cos
r1 r
b.
y y y
tan 180 1 tan
x1 x x
c.
EH. Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

sin 180 sin csc 180 csc


EI. a. d.

cos 180 cos sec 180 sec


EJ. b. e. Y
P(x,y)
EK. r
EL. d. Perbandingan trigonometri untuk sudut dengan (-
(360-1)
y )
x
O - x1 X
r1 y1

13
P1(x1,y1)

Sudut yang berelasi


EM. Dari gambar di

samping diketahui titik P1(x1,y1) bayangan

dari P(x,y) akibat pencerminan terhadap

sumbu x, sehingga

EN. a. XOP = dan XOP1 = -

EO. b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r

EP. maka diperoleh hubungan

y y
sin 1 sin
r1 r
a.
x x
cos 1 cos
r1 r
b.
y y
tan 1 tan
x1 x
c.

EQ. Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

sin sin csc csc


ER.
a. d.

ES. cos cos sec sec


b. e.

tan tan
ET. cot cot
c. f.

EU. Untuk relasi dengan (- ) tersebut identik dengan relasi

dengan 360 , misalnya sin (360 ) sin

1. IDENTITAS TRIGONOMETRI

14
Y
P(x, y)

r
y

O x X

Gb. . rumus identitas

x
cos
r
EV. Dari gambar di samping diperoleh ,

y
sin
r r x2 y 2
dan .Sehingga

y2 x2
sin cos
2 2
2 2
r r
EW.

EX.

Jadi
x2 y 2 r2
1
2 2
r r
sin2 +cos2 1

EY.

1 tgn2 sec 2
1 ctgn2 cos ec 2
EZ. Begitu pun untuk :

1. RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI UNTUK JUMLAH DAN SELISIH DUA

SUDUT

15
GC F

A D E B

FA. a. Rumus cos ( + ) dan cos ( )

FB. Pada gambar di samping diketahui garis CD dan AF keduanya adalah


garis tinggi dari segitiga ABC. Akan dicari rumus cos ( + ).

AD
cos
AC AD AC cos
FC.

FD. Pada segitiga sikusiku CGF

GF
sin
CF GF CF sin
FE. ..(1)

FF. Pada segitiga sikusiku AFC,

CF
sin
AC CF AC sin
FG. ..(2)

AF
cos
AC AF AC cos
FH. ..(3)

FI. Pada segitiga sikusiku AEF,

AE
cos
AF AE AF cos
FJ. ..(4)

FK. Dari (1) dan (2) diperoleh

16
FL. GF AC sin sin

FM. Karena DE GF maka DE AC sin sin

FN. Dari (3) dan (4) diperoleh

FO. AE AC cos cos

FP. Sehingga AD AE DE

FQ. AC cos ( + ) AC cos cos AC sin sin

cos ( + ) cos cos sin sin


FR.

FS. Jadi untuk menentukan cos ( ) gantilah dengan lalu


disubstitusikan ke rumus cos ( + ).

FT. cos ( ) cos ( + ())

FU. cos cos () sin sin ()

FV. cos cos sin (sin )

FW. cos cos + sin sin

cos ( ) cos cos + sin sin


FX.

b. Rumus sin ( + ) dan sin ( )


FY. Untuk menentukan rumus sin ( + ) dan sin ( ) perlu diingat
rumus sebelumnya, yaitu: sin (90 ) cos dan cos (90 ) sin

FZ. sin ( + ) cos (90 ( + ))

GA. cos ((90 ) )

GB. cos (90 ) cos + sin (90 ) sin

GC. sin cos + cos sin

sin ( + ) sin cos + cos sin


GD.

17
GE. Untuk menentukan sin ( ), seperti rumus kosinus selisih
dua sudut gantilah dengan lalu disubstitusikan ke sin ( + ).

GF. sin ( ) sin ( + ( ))

GG. sin cos () + cos sin ()

GH. sin cos + cos (sin )

GI. sin cos cos sin

( ) sin cos cos sin


sin GJ.

c. Rumus tan ( + ) dan tan ( )


sin
tan
cos
GK. Dengan mengingat ,
maka

GL.

sin ( ) sin cos cos sin


tan ( )
cos ( ) cos cos sin sin

GM.

sin cos cos sin sin sin



cos cos cos cos
tan ( )
cos cos sin sin sin sin
1
cos cos
tan tan cos cos
tan ( )
1 tan tan

tan tan

1 tan tan

GN.

GO.

18
GP. Jadi Untuk menentukan tan ( ), gantilah dengan lalu
disubstitusikan ke tan ( + ).

GQ. tan ( ) tan ( + ( ))

tan tan (-)



1 tan tan (-)
GR.

tan tan ()

1 tan ( tan )
GS.

tan tan

1 tan tan
GT.
tan tan
tan ( )
GU.1 tanJadi
tan

GV.

d. Rumus Trigonometri Sudut Rangkap


GW.Dari rumusrumus trigonometri untuk jumlah dua sudut, dapat
dikembangkan menjadi rumus trigonometri untuk sudut rangkap.

1. sin 2 sin ( + ) sin cos + cos sin 2 sin cos


GX. sin 2 2 sin cos

2. cos 2 cos ( + ) cos cos sin sin cos2


sin2
GY.
cos 2 cos2 sin2

GZ. Rumusrumus variasi bentuk lain yang memuat cos 2 dapat


diturunkan dengan mengingat rumus dasar cos2 + sin2 1.

HA. cos 2 cos2 sin2 cos 2 cos2 sin2

HB. cos2 (1 cos2) (1 sin2) sin2

HC. 2cos2 1 1 2 sin2

19
HD. Sehingga
1) cos 2 cos2 sin2
HE.
2) cos 2 2cos2 1
3) cosHF.
2 1 2 sin2

tan tan 2 tan


tan 2 tan ( )
1 tan tan 1 tan 2
3.
HG.
2 tan
tan 2
1 tan 2
HH.

HI.

e. Mengubah Rumus Perkalian ke rumus Penjumlahan/Pengurangan


1. Dari rumus cosinus untuk jumlah dan selisih 2 sudut diperoleh:
HJ. cos ( + ) cos cos sin sin

HK. cos ( ) cos cos + sin sin


+
HL. cos ( + ) + cos ( ) 2 cos cos

cos ( + ) + cos ( ) 2 cos cos


HM.

HN. cos ( + ) cos cos sin sin

HO. cos ( ) cos cos + sin sin

HP. cos ( + ) cos ( ) 2 sin sin

cos ( + ) cos ( ) 2 sin sin


HQ.

2. Dari rumus sinus untuk jumlah dan selisih 2 sudut diperoleh:


HR. sin ( + ) sin cos + cos sin

HS. sin ( ) sin cos cos sin


+
HT. sin ( + ) + sin ( ) 2 sin cos

sin ( + ) + sin ( ) 2 sin cos


HU.

20
HV. sin ( + ) sin cos + cos sin

HW. sin ( ) sin cos cos sin

HX. sin ( + ) + sin ( ) 2 sin cos

sin ( + ) sin ( ) 2 cos sin


HY.

HZ.

1. PENERAPAN TRIGONOMETRI
IA. KESIMPULAN DAN SARAN

IB.

21
IC. DAFTAR PUSTAKA

22

Anda mungkin juga menyukai