Anda di halaman 1dari 6

Alat musik tradisional indonesia sangat beragam, oleh karena itu dalam tuntutan

belajar di sekolah cukup salah satu alat saja yang dipelajari sesuai dengan kondisi dan
prasarana yang tersedia.
Dalam modul ini akan dijelaskan tentang dasar dari bermain ansambel musik
gamelan degung yang berasal dari Jawa Barat.
 Pengenalan Laras Degung
Laras degung adalah laras yang digunakan ditatar parahyangan atau wilayah
Sunda, Laras degungberkaitan pula dengan gamelan yang digunakan di parahyangan
yaitu gamelan degung, gamelan ini berbeda dengan gamelan salendro dan pelog
(gamelan jawa), baik laras maupun perangkatnya.
Dalam pembelajaran memainkan gamelan degung terlebih dahulu kita
perkenalkan atau ajarkan pengetahuan tentang laras degung biasanya menggunakan
notasi angka dan ditulis di bilah-bilah waditra, yaitu sebagai berikut :

Dinotasikan oleh Yana Nuryana, 2013.

Notasi tersebut dibuat oleh R. Mahyar A.Kusumadinata yang selama hidupnya ia


mendedikasikan diri untuk meneliti dan mencari materi tentang titilaras Sunda (tangga
nada sunda). Kata da mi na ti la adalah hasil dari pecahan kalimat “ada-adaminangka
pranataning laras”
Yang menarik dari tangga penulisan tangga nada sunda salah satunya adalah tanda
titik di atas atau di bawah angka yang maknanya merupakan kebalikan dari not angka
barat. Yakni titik di atas not menandakan nada rendah sedangkan titik di bawah not
menandakan nada tinggi.

Untuk mengenal karakter setiap bunyi waditra, serta mengenal interval antar nada,
mainkan nada-nada tersebut berulangkali sampai anda bisa merasakan setiap karakter
bunyi.
Pengenalan Waditra (pengenalan alat musik)
Didalam waditra degung terdapat alat yang terbuat dari bahan logam (idiophone)
berbentuk penclon terdiri dari :

 1. Bonang
 2. Jenglong

 3. Gong dan Kempul (gong kecil)

Juga terdapat waditra berbentuk bilah logam (idiophone) terdiri dari :

 4. Saron peking/saron (1)

 5. Saron penerus/ saron (2)


selanjutnya waditra yang lain yang berfungsi sebagai pemberi ketukan yang dibuat
bahan kayu, dengan sumber bunyi berupa lembaran kulit yang direntangkan
(membranophone).

 6. Kendang dan kulanter (kendang kecil)

Susunan nada pada setiap waditra gamelan degung sangat penting kita ketahui sebelum mulai
memainkannya. Dalam praktik gamelan degung tidak hanya satu alat saja yang harus bisa dimainkan,
tetapi setiap siswa wajib menguasai seluruh waditra dalam gamelan degung (kecuali kendang).
Berikut adalah susunan nada pada waditra gamelan degung.

 1. Peking (saron 1)

peking difungsikan sebagai melodi atau difungsikan sebagai pamanis lagu ( filler).
 2. Saron Panerus (saron 2)

panerus memiliki fungsi sebagai penerus dari peking yang menjadi patokan nada pada waditra
bonang

 3. Bonang

Bonang biasanya disusun dengan bentuk V atau menyerupai siku-siku. Pada umunya bonang
terdapat 14 penclon yang dibagi menjadi 2 bagian, 7 penclon dibagian kanan dan 7 penclon dibagian
kiri yang terdiri dari nada 2 (mi) hingga 5 (la). Penclon-penclon ini disusun diatas rancak dengan
menempatkan penclon terkecil (nada tertinggi) diujung sebelah kanan pemain dengan berurutan
hingga penclon terbesar (nada terendah) diujung sebelah kiri. Bonang bertugas sebagai pembawa
melodi pokok yang merupakan induk dari semua waditra, pangkat lagu (intro) dibawakan oleh
bonang.
 4. Jenglong

Jenglong berdiameter antara 30 cm sampai dengan 40 cm, sama seperti pada waditra bonang yaitu
disusun dengan bentuk V atau menyerupai siku – siku. Penclon pada waditra jenglong berjumlah
sedikit dibandingkan dengan waditra bonang yaitu 6 buah yang terdiri dari nada 5 (la), 1 (da), 2 (mi),
3 (na), 4 (ti), hingga 5 (la) di bawahnya (1 gembyang), dengan ambitus (wilayah nada) yang lebih
rendah dari bonang. Jenglong bertugas sebagai balunganing gending (bass; penyangga lagu) yakni
sebagai penegas melodi bonang.

 5. gong

Waditra gong yang terdiri dari 2 buah penclon, yakni kempul (gong kecil) dan goong (gong besar)
digantung dengan tali secara berhadapan pada rancak. Kempul (gong kecil) berada di sebelah kiri
pemain , sementara goong (gong besar) di sebelah kanan pemain. Ambitus nada gong sangat
rendah, bertugas sebagai pengatur wiletan (birama) atau sebagai tanda akhir periode melodi dan
penutup kalimat lagu. Goong disebut juga sebagai pamuas lagu. Pemain yang memegang waditra
gong hendaknya menguasai lagu sehingga membunyikan kempul dan gong secara tepat pada waktu
yang dikehendaki.

Berikut adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Dibawah ini adalah materi untuk
praktik gamelan degung yaitu lagu catrik dengan laras degung.

Anda mungkin juga menyukai