Disampaikan dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia Universitas Islam Sultan Agung Oktober 2017 Agar lebih mengerti tentang bahasa Indonesia maka Anda harus mengetahui sejarahnya. Bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Ada beberapa alasan mengapa yang dipilih untuk diangkat menjadi bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu dan bukan bahasa daerah lain. Alasan-alasan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan. 2. Bahasa Melayu sudah dikenal oleh banyak masyarakat. 3. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipahamai karena tidak mengenal tingkatan bahasa dan tidak ada perbedaan bahasa kasar dan bahasa halus. 4. Bahasa Melayu memiliki sifat terbuka untuk menerima pengaruh bahasa lain. 5. Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. 6. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas (Wagiran dan Doyin 2009:1-2). Secara resmi bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia tercatat dalam teks Sumpah Pemuda sebagai hasil Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya, setelah Indonesia merdeka bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa negara sebagai yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Bab XV, Pasal 36. Berbagai peristiwa kemudian mengiringi bahasa Indonesia, baik dalam kedudukannya sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa negara. Peristiwa- peristiwa tersebut sebagai berikut. 1. Lahirnya Ejaan Van Ophuijsen pada tahun 1901. 2. Berdirinya Taman Bacaan Rakyat tahun 1908. 3. Tahun 1917 bacaan tersebut berubah nama menjadi Balai Pustaka. 4. Terselenggaranya Kongres Pemuda tahun 1928 yang antara lain menghasilkan Sumpah Pemuda. 5. Terbitnya Majalah Poejangga Baroe tahun 1933. 6. Ditandatanganinya UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 yang di dalamnya tercantum pengakuan bahasa Indonesia. 7. Lahirnya Ejaan Republik/Ejaan Soewandi pada tanggal 19 Maret 1947. 8. Lahirnya Ejaan yang Disempurnakan pada tanggal 16 Agustus 1972. 9. Ditetapkannya Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah pada tanggal 31 Agustus 1972 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. 10. Ejaaan Bahasa Indonesia Selain peristiwa-peristiwa tersebut, juga diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia yang diadakan setiap lima tahun sekali. Secara berturut-turut berikut waktu diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia. Kemendikbud (2011) menjelaskan bahwa sudah dilakukan X kali Kongres Bahasa Indonesia sebagai berikut. 1) Kongres Bahasa Indonesia I Kongres Bahasa Indonesia I diselenggarakan di Solo pada tanggal 25-27 Juni 1938. Keputusan kongres yang dihasilkan yaitu perlu menyusun gramatika baru yang menurut wujud bahasa Indonesia. 2) Kongres Bahasa Indonesia II Kongres Bahasa indonesia II diselenggarakan di Medan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954. Keputusan kongres yang dihasilkan, yaitu (a) agar dibentuk badan yang berkompeten yang bertugas untuk menyempurnakan bahasa Indonesia; (b) supaya diadakan pembaruan ejaan; (c) memberikan perhatian pada pemakai bahasa dalam undang-undang dan administrasi; (d) menyarankan supaya digiatkan pemakaian istilah ilmiah internasional dan penggalian istilah dari bahasa daerah yang serumpun; dan (e) pembuatan film memakai bahasa Indonesia yang baik. 3) Kongres Bahasa Indonesia III Kongres Bahasa Indonesia III diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober- 3 November 1978. Keputusan kongres yang dihasilkan, yaitu (a) menghasilkan simpulan dan tindak lanjut dalam hubungan dengan masalah pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan kebijaksanaan kebudayaan, keagamaan, sosial, politik, dan ketahanan nasional; bidang pendidikan; bidang komunikasi; bidang kesenian; bidang linguistik; bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. 4) Kongres Bahasa Indonesia IV Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21-26 November 1983. Keputusan kongres yang dihasilkan yaitu mengambil simpulan dan usul tindak lanjut dalam hubungan dengan masalah-masalah dalam bidang bahasa, pengajaran bahasa, dan pembinaan bahasa dalam kaitannya dengan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana pembangunan nasional, yaitu sarana komunikasi pemerintahan dan kemasyarakatan, sarana pengembangan kebudayaan, sarana pendidikan dan pengajaran termasuk wajib belajar serta sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5) Kongres Bahasa Indonesia V Kongres Bahasa Indonesia V diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3 November 1988. Hasil kongres ini ditandai dengan dipersembahkannya KBBI dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. 6) Kongres Bahasa Indonesia VI Kongres Bahasa Indonesia VI diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober- 2 November 1993. Dalam kongres ini disepakati usulan agar pusat pembinaan dan pengembangan bahasa ditingkatkan statusnya menjadi lembaga bahasa Indonesia serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Kebahasaan Indonesia. 7) Kongres Bahasa Indonesia VII Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Jakarta tanggal 26-30 Oktober 1998. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan anggota tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra Indonesia yang bertugas memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 8) Kongres Bahasa Indonesia VIII Kongres Bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta tanggal 14-17 Oktober 2003. Keputusan kongres yang dihasilkan yaitu badan pertimbangan bahasa di dalam melaksanakan tugasnya hendaknya terus mengupayakan tersusunnya undang-undang kebahasaan dan ditingkatkannya status kelembagaan Pusat Bahasa. 9) Kongres Bahasa Indonesia IX Kongres Bahasa Indonesia IX diselenggarakan di Jakarta tanggal 28 Oktober-1 November 2008. Keputusan kongres yang dihasilkan yaitu (a) agar pemerintah dan DPR segera mengesahkan RUU Kebahasaan menjadi UU Kebahasaan; (b) agar pemerintah memiliki komitmen untuk menduniakan bahasa Indonesia melalui BIPA; (c) agar pemerintah menerapkan UKBI sebagai salah satu persyaratan dalam menduduki jabatan tertentu dan pengangkatan CPNS. 10) Kongres Bahasa Indonesia X Kongres Bahasa Indonesia X mengusung tema ”Penguatan Bahasa Indonesia di Dunia Internasional” yang dilaksanakan di Hotel Grand Sahid Jaya pada tanggal 28—31 Oktober 2013. Kongres diikuti oleh 1.500 peserta yang terdiri atas pakar bahasa, praktisi, pemerhati, dosen, guru, mahasiswa, serta pencinta bahasa dan sastra, baik dari dalam maupun luar negeri. Delapan subtema yang mengemuka dalam kongres tersebut, yaitu (1) bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan dan wahana Ipteks, (2) bahasa Indonesia sebagai jati diri dan media pendidikan karakter bangsa dalam memperkukuh NKRI, (3) diplomasi kebahasaan sebagai upaya jati diri dan pemartabatan bangsa, (4) industri kreatif berbasis bahasa dan sastra dalam meningkatkan daya saing bangsa, (5) bahasa daerah dan bahasa asing sebagai pendukung bahasa Indonesia, (6) membawa sastra Indonesia sebagai warga sastra dunia, (7) optimalisasi peran media massa dalam pemanfaatan bahasa dan sastra Indonesia, dan (8) perkembangan bahasa dan studi Indonesia di luar negeri.