Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS RETURN ON INVESTMENT (ROI) DAN RESIDUAL INCOME (RI)

GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN


(Studi pada PT. Astra International, Tbk. Periode 2008-2012)

Rio Mey Permadi


Siti Ragil Handayani
Topowijono
Fakultas Ilmu AdministrasiUniversitas Brawijaya Malang

Abstract
This research was motivated by one of the company's goal to achieve maximum profit. Achievement of
specified earnings by assessing the company's financial performance, especially in the investment center
with measurements on Return On Investment (ROI) and Residual Income (RI). This study aims to determine
how well the company's financial performance as measured using the Return On Investment (ROI) and
Residual Income (RI). This type of research is qualitative. Results of the analysis carried out showed that the
company's condition fluctuates. Return On Investment that has been analyzed to produce a positive but
fluctuating growth. Conditions Residual Income positive values and volatile show that the company has
been effective in using its capital cost, thus it can be concluded that the company is able to realize the
expected rate of return investors. Based on the above the company is expected to be more effective and more
efficient in the use of corporate assets, other than that the company is also expected to stabilize the cost of
capital and the need to reevaluate the investment policy to stabilize the value of ROI and RI so that the
company can be optimal in achieving maximum profit.

Keywords: Return on investment, residual income, financialperformance

1. PENDAHULUAN Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan


Salah satu tujuan perusahaan adalah dengan menggunakan dua metode yaitu Return
memaksimalkan laba dalam jangka panjang On Investment (ROI) dan Residual Income (RI).
dengan menggunakan sumber daya secara efektif ROI ini sering disebut Return On Total Assets
dan efisien.. Tujuan dari setiap perusahaan adalah dipergunakan untuk mengukur kemampuan
untuk mencapai laba maksimal dan menjaga perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
kelangsungan hidup perusahaan serta mencapai dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang
kesejahteraan masyarakat sebagai tanggungjawab dimilikinya (Abdullah Faisal, 2002:49).
perusahaan (Martono dan Harjito, 2003;3). Untuk Sedangkan menurut Munawir (2004;89) Return
mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi On Investment atau Return On Asests (ROA)
perusahaan dalam mengelola manajemennya serta menunjukkan kemampuan perusahaan
penilaian kinerja dengan melakukan analisis menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
keuangan perusahaan. Hal tersebut dilakukan Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui
guna meningkatkan usahanya dalam pencapaian apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan
laba yang maksimal serta menjaga kelangsungan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
hidup perusahaan agar bermanfaat bagi Analisis ROI mempunyai beberapa
masyarakat. kekurangan yaitu analisis ini tidak memasukkan
Pencapaian tujuan yang ditetapkan sesuai unsur biaya modal, khususnya biaya modal sendiri
dengan strategi perusahaan sangat diperlukan kedalam perhitungannya, sehingga ROI yang
penilaian mengenai kinerja perusahaan. Penilaian tinggi belum cukup untuk dinilai efektif sebelum
kinerja ini didasarkan pada tanggungjawab yang dibandingkan dengan biaya modalnya. Kelemahan
telah diberikan kepada masing-masing manajer pada analisis ROI, dapat ditutupi dengan
dalam perusahaan tersebut. Laporan keuangan menggunakan analisis Residual Income (RI),
dapat dipakai sebagai sarana dalam mengukur dimana RI sebagai alat analisis yang
kinerja keuangan karena data dari laporan membandingkan sisa laba setelah pajak dengan
keuangan dapat memberikan informasi tentang biaya modal yang telah ditanamkan dalam aktiva
hasil kerjanya dalam periode tertentu. yang digunakan sebagai dasar penilaian
keberhasilan manajemen perusahaan. Residual
1
income (RI) adalah laba yang dihitung dari selisih bergerak di bidang otomotif, jasa keuangan, alat
antara laba operasional setelah pajak dikurangi berat, pertambangan dan energy, agribisnis,
dengan biaya modal yang diperhitungkan atas infrastruktur dan logistik, dan teknologi
investasi (Sartono, 2008;104). Dari pengertian informasi.PT. Astra Internasional Tbk. tidak
tersebut, Residual Income (RI) diharapkan mampu terlepas dari persaingan yang semakin ketat dan
menutupi kekurangan dari analisis Return On akan menghadapi kompetisi di segala bidang. Saat
Investment (ROI). ini banyak sekali perusahaan pesaing sehingga
Analisis ROI dan RI dapat diperjelas dengan tidak menutup kemungkinan akan menggeser
menggunakanDu Pont System sebagai alat analisis posisi perusahaan ini. Oleh karena itu, agar tetap
yang bersifat menyeluruh. Du pont system sukses dalam bersaing, perusahaan memerlukan
merupakan suatu sistem yang menghubungkan suatu penilaian kinerja yang menggambarkan
antara rasio-rasio aktivitas dengan marjin laba efisiensi dan efektifitas perusahaan, dimana hasil
yang menunjukan bagaimana rasio-rasio tersebut dari penilaian ini digunakan untuk melakukan
selain mempengaruhi untuk menentukan perbaikan dari kondisi perusahaan sebelumnya.
profitabilitas dari aktiva-aktiva yang dimiliki Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
perusahaan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2003 : pentingnya penilaian kinerja perusahaan sehingga
148), analisa sistem du pont digunakan oleh dapat mengetahui bagaimana kondisi keuangan
manajer keuangan untuk membedah secara perusahaan tersebut.
struktur laporan keuangan dan menilai kondisi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keuangan perusahaan. Berdasarkan beberapa hal Kinerja keuangan perusahaan dinilai dengan
tersebut, dapat diketahui pentingnya penilaian menggunakan metode Return On Investment
kinerja keuangan suatu perusahaan, khususnya (ROI) dan untuk mengetahui Kinerja keuangan
mengenai analisis ROI dan RI untuk mengetahui perusahaan jika dinilai menggunakan metode
apakah ROI yang dicapai lebih besar atau sama Residual Income (RI).
dengan tingkat biaya modalnya, sehingga
perusahaan dapat memahami kekuatan dan 2. KAJIAN PUSTAKA
kelemahan yang dimilikinya. 2.1. Penilaian Kinerja
Peneliti memilih obyek penelitian pada PT. Penilaian kinerja perusahaan satu dengan
Astra Internasional Tbk. karena PT. Astra perusahaan yang lain berbeda-beda, karena
Internasional Tbk. merupakan salah satu masing-masing perusahaan mempunyai sifat,
perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. ukuran dan struktur yang berbeda satu sama lain.
Berdasarkan laporan keuangan PT Astra Banyak ahli yang memberikan pengertian
Internasional Tbk. pendapatan bersih perusahaan penilaian kinerja. “Penilaian kinerja tidak sekedar
mengalami peningkatan sepanjang lima tahun menilai, yaitu mencari pada aspek apa pegawai
terakhir dari tahun 2008 sampai tahun 2012. atau lebih, tetapi lebih luas lagi, yaitu membantu
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik pegawai untuk mencapai unjuk kerja yang
untuk mengukur seberapa baik kinerja perusahaan diharapkan oleh organisasi dan berorientasi pada
sehingga mampu meningkatkan pendapatan bersih pengembangan pegawai organisasi”. (Effendi,
tiap tahunnya. Berdasarkan laporan keuangan PT 2005:197).
Astra International Tbk, pendapatan bersih selama “Penilaian Kinerja adalah penentuan secara
periode 2008-2012 sampai tahun 2012 adalah periodik efektivitas operasional suatu organisasi,
sebagai berikut : bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan
sasaran, standart dan kriteria yang telah ditetapkan
Tabel 1. Pendapatan Bersih PT Astra International, sebelumnya”. (Mulyadi, 2001 : 415).
Tbk. periode 2008-2012 Berdasarkan pendapat para ahli mengenai
Tahun penilaian kinerja, dapat disimpulkan bahwa
Keterangan
2008 2009 2010 2011 2012 penilaian kinerja merupakan evaluasi sistematis
Pendapatan terhadap pelaksanaan kerja yang dicapai oleh
bersih seorang karyawan selam periode penilaian. Proses
97.064 98.526 129.038 162.564 188.053
(milyaran
rupiah) penilaian dilakukan dengan membandingkan
kinerja pegawai terhadap standar yang telah
Sumber : Laporan Keuangan PT Astra International Tbk. ditetapkan atau memperbandingkan kinerja antar
pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
Penulis melakukan penelitian pada PT.
Astra Internasional Tbk. karena perusahaan
tersebut merupakan salah satu perusahaan yang
2
2.2. Analisis Return On Investment (ROI) diambil pihak manajemen sudah merupakan
Pengertian Return On Investment menurut keputusan yang optimal atau belum”.
Mulyadi (2001;440) adalah “merupakan Dari beberapa pengertian di atas, maka
perbandingan laba dengan investasi yang dapat ditarik kesimpulan bahwa Residual Income
digunakan untuk menghasilkan laba”. Sedangkan merupakan laba bersih sebelum pajak dikurangi
menurut Simamora (2002:280), “Return on biaya modal yang kemudian dibandingkan atas
Investment atau yang juga disebut dengan tingkat investasi perusahaan guna menilai kinerja
imbalan atas investasi adalah laba operasi bersih divisional.
dibagi investasi dalam aset yang digunakan untuk Adapun rumus Residual Income menurut
meraup laba bersih”. Pendapat lain juga Sartono (2011:104) adalah :
dikemukakan Syamsuddin (2009:63), “Return on - Biaya Modal
Investment (ROI) atau yang sering juga disebut ( ) ( )
dengan “Return on Total Assets” merupakan Keterangan :
pengukuran kemampuan perusahaan secara NOPAT = Laba Operasi Bersih Setelah Pajak
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam EBIT = laba sebelum bunga dan pajak
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin T (Taxes) = pajak
baik keadaan suatu perusahaan”. WACC = Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa ROI merupakan alat pengukur 2.4. Hubungan Return On Invesment dengan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Residual Income
keuntungan dengan seluruh aktiva yang tersedia di Dalam mewujudkan tujuan perusahaan
dalam perusahaan dengan melihat sampai diperlukan tolak ukur dalam menilai kinerja
seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan atas keuangan. Tolak ukur yang digunakan adalah
sejumlah investasi yang telah ditanamkan. Return On Investment dan Residual Income. Hal
Secara matematis Return On Investment ini seperti yang dikemukakan Prawironegoro
dapat menggunakan rumus sebagai berikut : (2005:255-256) adalah :
Return On Investment = “Laba Residu atau Residual Income
dianggap sebagai laba ekonomi (economic value
= added), sedangkan laba bersih atau earning after
Sumber : Syamsuddin (2009 : 63) tax disebut laba akuntansi. Perusahaan yang
memiliki nilai tambah ekonomi adalah perusahaan
2.3. Analisis Residual Income (RI)
yang memiliki Return on Investment lebih besar
Metode ini digunakan untuk menutupi
daripada biaya modal rata-rata tertimbang, jika
kelemahan yang ada pada metode ROI. Pengertian
lebih kecil dari biaya modal rata-rata tertimbang
RI menurut Supriyono (2001:152) adalah
maka nilai perusahaan negatif sehingga
“Residual Income (RI) atau laba sisa adalah laba
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan
yang dihitung dari selisih antara laba sebelum
kurang baik”.
pajak dikurangi dengan biaya modal yang
Pada umumnya perusahaan menilai
diperhitungkan atas investasi. Biaya modal yang
kinerjanya atas dasar persentase dari ROI. Hal ini
perhitungkan tersebut merupakan biaya
dilakukan karena ROI selalu dipakai sebagai
kesempatan (opportunity cost) atas investasi yang
bahan pertimbangan. Seperti penjelasan
ditanamkan”. Sedangkan menurut Simamora
sebelumnya, metode ROI memiliki beberapa
(2002:286) mendefinisikan Residual Income
kelemahan. Kelemahan dari metode ROI ini dapat
sebagai berikut : Residual Income merupakan
ditutupi dengan metode RI yaitu dengan
salah satu cara memusatkan perhatian pada nilai
memasukkan biaya tambahan ini sebagai
rupiah ketimbang pada rasio (seperti terjadi pada
komponen pengurang laba perusahaan. Biaya
Return on Investment). Laba residu (residual
tambahan tersebut merupakan biaya modal yang
income) adalah kelebihan laba operasi divisional
pada dasarnya harus ditanggung oleh perusahaan.
di atas jumlah minimal laba operasi yang
Kedua metode tersebut saling berkaitan, karena
dikehendaki yang ditentukan oleh manajemen
metode RI merupakan metode yang dipakai untuk
senior, dengan memperhitungkan faktor seperti
mengatasi kelemahan dari metode ROI.
biaya modal kegiatan bisnis perusahaan.
Selanjutnya Menurut Sudana (2011:133), “Biaya
modal merupakan salah satu tolok ukur untuk
menilai apakah keputusan pembelanjaan yang

3
2.5. ROI dan RI Kaitannya dengan Du Pont berupa angka-angka yang kemudian dijelaskan
System dalam suatu uraian.
Du pont system merupakan suatu sistem Tahapan-tahapan analisa data yang
yang menghubungkan antara rasio-rasio aktivitas dilakukan dalam penelitian ini adalah :
dengan marjin laba yang menunjukan bagaimana 1. Analisis Rasio Aktivitas
rasio-rasio tersebut selain mempengaruhi untuk TATO =
menentukan profitabilitas dari aktiva-aktiva yang
2. Analisis Rasio Profitabilitas
dimiliki perusahaan. Menurut Sundjaja dan
a. Operating Profit Margin (OPM)
Barlian (2003 : 148), analisa sistem du pont
digunakan oleh manajer keuangan untuk OPM =
membedah secara struktur laporan keuangan dan =
menilai kondisi keuangan perusahaan.
Menurut Syamsuddin (2009:63) formula b. Net Profit Margin (NPM)
ROI dengan menggunakan Du pont formula NPM =
adalah sebagai berikut :
=
ROI = Net profit margin × Total assets turnover
c. Return On Equity (ROE)
Sumber : Syamsuddin (2009 : 63) ROE =
Analisis ROIdalam Du Pont System =
merupakan suatu sistem yang menggabungkan 3. Analisis Return On Investment (ROI) dengan
rasio-rasio aktivitasnya dengan Net Profit Margin Du Pont System
(NPM) dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio Rumus untuk menghitung ROI dengan Du
tersebut berinteraksi untuk menentukan Pont System sebagai berikut :
profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki
perusahaan (Syamsuddin, 2009:63). Tingkat ROI = x
pengembalian atas investasi atau ROI diperoleh = NPM x TATO
dari rasio perputaran aktiva (TATO) dikalikan 4. Analisis Biaya Modal
dengan Net Profit Margin (NPM). Pendekatan Du a. Biaya modal hutang
Pont System dapat menunjukkan nilai ROI yang (Kd*) = Kd (1 t)
dihasilkan melalui perkalian laba dari komponen- b. Biaya modal saham biasa
komponen penjualan serta efisiensi penggunaan Ks = Rf + β ( Rm –Rf)
total aset dalam menghasilkan laba tersebut. c. Biaya modal rata-rata tertimbang
WACC = Wd . Kd (1-t) + Wp . Kp + Ws .
3. METODE Ks
Penelitian ini menggunakan metode 5. Analisis Residual Income (RI) dengan Du
penelitian deskriptif. Metode deskriptif menurut Pont System
Sugiyono (2003;11), adalah “penelitian yang - Biaya Modal
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel ( ) ( )
indepeden baik satu variabel atau lebih tanpa 6. Mendeskripsikan perbandingan teknik analisis
membuat perbandingan, atau menghubungkan Return on Investment dan Residual Income
dengan variabel yang lain”. Jenis penelitian yang 7. Keterbatasan dalam penelitian
digunakan adalah penelitian kualitatif, dimana
metode ini bertujuan untuk meneliti pada kondisi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
objek yang alamiah, dimana peneliti adalah 4.1. Analisis Return On Investment (ROI)
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan dengan Du Pont System
data dilakukan secara gabungan, analisis data Analisis ROIdalam Du Pont
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif Systemmerupakan suatu sistem yang
lebih menekankan makna daripada generalisasi. menggabungkan rasio-rasio aktivitasnya dengan
Jadi dalam penelitian ini, metode yang Net Profit Margin (NPM) dan menunjukkan
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk
Peneliti berupaya mendiskripsikan mengenai menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang
penerapan penilaian kinerja keuangan perusahaan dimiliki perusahaan. Tingkat pengembalian atas
dengan teknik analisis Return On Investment dan investasi atau ROI diperoleh dari rasio perputaran
Residual Income yang keduanya akan dipaparkan aktiva (TATO) dikalikan dengan Net Profit
Margin (NPM). Pendekatan Du Pont System
4
dapat menunjukkan nilai ROI yang dihasilkan dilakukan perusahaan. Adapun rumus untuk
melalui perkalian laba dari komponen-komponen menghitung RI adalah :
penjualan serta efisiensi penggunaan total aset - Biaya Modal
dalam menghasilkan laba tersebut. Formula ( ) ( )
perhitungan ROI adalah sebagai berikut :
ROI = NPM × TATO Sebelum menghitung nilai RI, pertama
= menghitung nilai NOPAT terlebih dahulu, berikut
perhitungan nilai NOPAT (milyaran rupiah)
ROI tahun 2008 = 11,64% × 1,2 = 13,97% periode 2008 - 2012 :
ROI tahun 2009 = 12,63% × 1,1 = 13,89% Tahun 2008 = 11.876 (1- 26,46%) = 8.733,61
ROI tahun 2010 = 13,37% × 1,14 = 15,24% Tahun 2009 = 12.756 (1- 24,13%) = 9.677,98
ROI tahun 2011 = 13,13% × 1,05 = 13,79% Tahun 2010 = 14.725 (1- 19,15%) = 11.905,16
ROI tahun 2012 = 11,94% × 1,03 = 12,3% Tahun 2011 = 17.832 (1- 18,22%) = 14.583
Berdasarkan perhitungan tersebut, berikut Tahun 2012 = 19.870 (1- 18,48%) = 16.198,02
ini disajikan table perkembangan ROI PT. Astra
International Tbk. tahun 2008-2012 : Tahap selanjutnya menghitung biaya modal
Tabel 3.2 : Return On Invesment (ROI) PT Astra (milyaran rupiah) dengan mengalikan WACC
International, Tbk. Periode 2008-2012 : dengan modal operasi atau total asset, berikut
perhitungannya :
Periode tahun
Keterangan Tahun 2008 = -5,64% × 80.740 = -4.553,74
2008 2009 2010 2011 2012
Tahun 2009 = 4,39% × 88.938 = 3.904,38
ROI (%) 13,97 13,89 15,24 13,79 12,3
Tahun 2010 = 1,63% × 112.857 = 1.839,57
Pertumbuhan - -5,73 9,72 -.9,51 -10,8 Tahun 2011 = 0,44% × 154.319 = 679
(%) Tahun 2012 = -0,08% × 182.274 = -145,82
Sumber : Data diolah
Sehingga dari perhitungan NOPAT dan biaya
Pada tahun 2009 Nilai ROI mengalami modal dapat diketahui nilai RI dari tahun 2008
penurunan sebesar 5,73% yang disebabkan sampai tahun 2012 ,berikut perhitungannya :
ditahun tersebut nilai TATO turun meskipun nilai
NPM naik. Sedangkan ditahun berikutnya nilai Tahun 2008
ROI mengalami kenaikan dikarenakan Pada tahun NOPAT = 8.733,61
2010 perusahaan mengalami kenaikan nilai NPM Biaya Modal = -4.553,74
dan TATO. Nilai ROI naik apabila nilai NPM dan RI = 13.287,35
TATO mengalami kenaikan atau nilai NPM yang Tahun 2009
diperoleh naik sangat drastis dari tahun NOPAT = 9.677,98
sebelumnya, meskipun nilai TATO turun atau Biaya Modal = 3.904,38
sebaliknya. Sedangkan ditahun 2011 dan 2012 RI = 5.773,6
nilai ROI mengalami penurunan dikarenakan nilai Tahun 2010
NPM dan TATO ditahun tersebut juga mengalami NOPAT = 11.905,16
penurunan. Biaya Modal = 1.839,57
RI = 10.065,59
4.2. Analisis Residual Income (RI) dengan Du Tahun 2011
Pont System NOPAT = 14.583
Disamping menggunakan analisis ROI, Biaya Modal = 679
dalam penelitian ini juga menggunakan analisis RI = 13.904
Residual Income (RI). Residual Income digunakan Tahun 2012
untuk mengatasi kelemahan yang ada dalam NOPAT = 16.198,02
analisis ROI. Dengan analisis RI akan diketahui Biaya Modal = -145,82
modal yang telah diinvestasikan dapat dikatakan RI = 16.343,84
menguntungkan atau tidak. RI positif jika laba
setelah pajak atas total aktiva yang dihasilkan
melebihi biaya modal yang ditimbulkan akibat Hasil perhitungan disajikan dalam table berikut :
keputusan investasi. Sebaliknya, RI negatif jika
laba setelah pajak atas total aktiva yang dihasilkan
kurang dari biaya modal atas investasi yang telah

5
Tabel 2 Nilai Residual Income PT Astra Berdasarkan perhitungan nilai RI dari tahun
International, Tbk periode 2008-2012 : 2008 sampai tahun 2012 tersebut dapat dikatakan
Tahun Residual Income bahwa PT Astra Internatinal Tbk, memiliki nilai
2008 13.287,35 RI yang cukup baik karena nilai RI dalam periode
2009 5.773,6 tersebut selalu bernilai positif. Hal tersebut
2010 10.065,59 menunjukan bahwa perusahaan sudah efektif
2011 13.904 dalam menggunakan biaya modalnya sehingga
2012 16.343,84
dapat merealisasikan tingkat pengembalian yang
Sumber : Data diolah
diinginkan pemegang saham dan investor.

6
Tabel 3. Perbandingan Teknik analisis Rasio keuangan, Return On Investment (ROI) dan Residual Income (RI) PT Astra International Tbk, periode 2008-
2012
Periode Kenaikan/penurunan Kenaikan/penurunan Kenaikan/penurunan Kenaikan/penurunan
Keterangan 2009 2010 2011 2012

2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
1,2 1,1 1,14 1,05 1,03 -0,1 -8,3 0,04 3,64 -0,09 -7,89 -0,02 -1,9
TATO (X)

12,24 12,95 11,41 10,97 10,57 0,71 5,8 -1,54 -11,89 -0,44 -3,86 -0,4 -3,65
OPM (%)

11,64 12,63 13,37 13,13 11,94 0,99 8,5 0,74 5,86 -0,24 -1,8 -1,19 -9,06
NPM (%)
7

34,15 31,19 29,4 28,15 25,01 -2,96 -8,67 -1,79 -5,74 -1,25 -4,25 -3,14 -11,15
ROE (%)

13,97 13,89 15,24 13,79 12,3 -0,08 -5,73 1,35 9,72 -1,45 -9,51 -1,49 -10,8
ROI (%)

13.287,35 5.773,6 10.065,59 13.904 16.343,84 -7.513,75 -56,55 4.291,99 74,34 3.838,41 38,13 2.439,84 17,55
RI (milyaran rupiah)

Sumber : Data diolah

7
Berdasarkan perhitungan nilai ROI dan RI ROI yang positif, namun dengan hasil yang tidak
tersebut PT Astra International Tbk, mengalami stabil menimbulkan kondisi yang fluktuatif. Pada
kondisi yang cukup baik dalam pertumbuhan ROI tahun 2009 Nilai ROI mengalami penurunan yang
dan RI nya. Nilai ROI yang dihasilkan perusahaan sedikit sebesar 1,32% yang disebabkan ditahun
adalah positif selama periode 2008-2012 dan tersebut nilai TATO turun meskipun nilai NPM
presentasenya mengalami kondisi yang fluktuatif. naik. Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan
Pembahasan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mengalami kenaikan nilai ROI, kenaikan tersebut
tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola terjadi karena nilai NPM pada tahun 2010
investasinya tertinggi pada tahun 2010 dimana menalami pertumbuhan yang cukup banyak yaitu
pada tahun tersebut nilai NPM dan TATO sebesar 31,21%. Sedangkan ditahun 2011 sampai
menunjukkan nilai yang paling tinggi tahun 2012 nilai ROI mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun lainnya, hal ini berarti dikarenakan nilai NPM dan TATO ditahun 2011
pada tahun 2010 perusahaan menunjukkan dan tahun 2012 mengalami penurunan. Dari
penjualan yang cukup tinggi dari total aset yang perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
dimiliki ditahun 2010, serta nilai NPM yang tinggi pertumbuhan rasio profitabilitas (OPM, NPM,
menunjukkan bahwa perusahaan mampu ROI) PT Astra International Tbk, tidak konsisten
beroperasi dengan baik dalam mengahasilkan laba dengan menunjukkan persentase naik turun setiap
bersih atas penjualannya. Sedangkan nilai RI yang tahunnya selama periode penelitian. Hal tersebut
dihasilkan perusahaan selalu positif dan juga menunjukkan bahwa PT. Astra International,
presentase pertumbuhan nilai RI mengalami Tbk belum mampu mengoptimalkan laba atas
kondisi yang berfluktuatif selama periode 2008- penjualan dan investasi yang dilakukan tiap
2012. Nilai RI tertinggi terjadi pada tahun 2012 tahunnya.
yang berarti pada tahun tersebut menunjukan Dalam penilaian kinerja keuangan PT Astra
bahwa perusahaan paling efektif dalam International Tbk, yang diukur berdasarkan
menggunakan biaya modalnya sehingga dapat analisis RI dengan pendekatan Du Pont System
merealisasikan tingkat pengembalian yang selama periode 2008-2012 menunjukkan kondisi
diinginkan pemegang saham dan investor. Kondisi yang cukup baik, dimana nilai RI selalu positif
profitabilitas perusahaan dari perhitungan nilai dan fluktuatif. Hal tersebut menunjukan bahwa
ROI dan RI tidak konsisten karena mengalami perusahaan sudah efektif dalam menggunakan
fluktuasi setiap tahunnya, hal ini menunjukkan biaya modalnya sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja keuangan PT Astra International bahwa perusahaan mampu merealisasikan tingkat
Tbk, tidak stabil selama tahun 2008-2012. pengembalian yang diharapkan pemegang saham
dan investornya
4.3. Keterbatasan Dalam Penelitian
1. Dalam penelitian ini, peneliti terbatas dengan 5.2. Saran
keputusan perusahaan yang berkaitan dengan Melalui hasil perhitungan yang dilakukan
investasi perusahaan, karena peneliti mengenai kinerja keuangan perusahaan,
mengambil data sekunder yang diperoleh dari perusahaan diharapkan lebih efektif dan efisien
galeri investasi BEI Fakultas Ekonomi lagi dalam mengunakan aktiva perusahaan, selain
Universitas Brawijaya. itu perusahaan juga diharapkan mampu
2. Informasi tentang data pendukung perhitungan menstabilkan biaya modal yang efisien. Sehingga
WACC khususnya yang berkaitan dengan perusahaan dapat optimal dalam mencapai laba
biaya modal hutang dan biaya modal saham yang maksimal.
tidak dapat diketahui secara detail karena Dalam melakukan kinerja keuangan,
menggunakan data sekunder yang diperoleh perusahaan diharapkan menyertakan unsur biaya
dari laporan keuangan perusahaan yang modalnya yaitu dengan menggunakan metode
diambil dari galeri investasi BEI Fakultas Residual Income (RI). Dengan digunakannya
Ekonomi Universitas Brawijaya. kedua metode tersebut, dapat diketahui bagaimana
kinerja keuangan perusahaan sesungguhnya,
karena kedua metode tersebut bersifat menyeluruh
5. KESIMPULAN DAN SARAN dan saling melengkapi. Dalam metode RI ini
5.1. Kesimpulan perusahaan diharapkan mampu menciptakan
Dalam penilaian kinerja keuangan PT Astra konsistensi pertumbuhan kenaikan laba
International Tbk, yang diukur berdasarkan perusahaan
analisis ROI dengan pendekatan Du Pont System
selama periode 2008-2012 menghasilkan nilai
8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2002. Dasar-dasar Manajemen


Keuangan (Edisi Kedua) UMM
Martono dan Harjito. 2003. Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: Ekonisa.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep,
Manfaat dan Rekayasa. Eidisi ke-3,
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan.
Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty.
Prawironegoro, Darsono. 2005. Akuntansi
Manajemen. Jakarta: Diadit Media.
Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: BPFE.
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen.
Edisi ke-2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan
Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sundjaja Ridwan, S dan Barlian, Inge. 2003.
Manajemen Keuangan II. Edisi ke-4.
Klaten: PT. Intan Sejati.
Supriyono, R. A. 2001. Akuntansi Manajemen 2:
Struktur Pengendalian Manajemen. Editor
Mulyadi. Yogyakarta: BPFE.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen
Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan
Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rajawali
Pers.

Anda mungkin juga menyukai