Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Spiral Model

Tahun 1986, model ini dikenalkan pertama kali oleh Barry Boehm pada makalahnya yang
berjudul “A Spiral Model of Software Development and Enhancement”. [6] 32 Makalah tersebut
menjelaskan tentang sebuah diagram yang dihasilkan dari berbagai publikasi yang
mendiskusikan tentang Model Spiral ini. Model ini merupakan model yang sudah lama, tetapi
sangat berguna untuk melakukan pembangunan proyek-proyek besar.

Pada makalah awal yang dibuatnya, Barry Boehm menganggap bahwa Model Spiral adalah suatu
model proses yang berhubungan dengan inkrementasi, Model Waterfall dan Model Prototyping.

Namun dalam publikasi selanjutnya, Boehm menjelaskan bahwa Model Spiral sebagai model
proses generator yang mana pilihan berdasarkan risiko proyek untuk menghasilkan suatu model
proses yang tepat untuk proyek tersebut. Dengan demikian, inkrementasi, Model Waterfall dan
Model Prototyping adalah kasus khusus dengan pola risiko proyek tertentu dari Model Spiral.

Model Spiral (spiral model)

adalah salah satu bentuk dari Metode Pengembangan Perangkat Lunak atau yang disebut SDLC
(Software Development Life Cycle), yang sangat populer digunakan dalam bidang teknologi
informasi. Model Spiral adalah gabungan dari Model Prototyping dan Model Waterfall dengan
penekanan yang tinggi pada analisis risiko tiap tahapannya. [1] 112

Bentuk ini bersifat iteratif atau berulang dengan mengontrol aspek yang teratur dari sekuensial
linier. Fungsi Model Spiral ini adalah untuk melakukan perubahan, penambahan dan
pengembangan suatu software dengan deretan pertambahan menjadi lebih baik secara cepat dan
tepat berdasarkan keinginan dan kebutuhan penggunanya.

Invarian Spiral Model

Menurut Boehm, terdapat enam karakteristik di dalam Model Spiral :


1. Menentukan Artefak secara Bersamaan

Dalam pemrograman, sebuah ‘artefak’ adalah setiap hal yang dihasilkan oleh orang-orang yang
terlibat dalam proses pengembangan perangkat lunak. Model ini menunjukkan bahwa semua
artefak dalam siklus hidup suatu proyek harus didefinisikan sepenuhnya dari awal.

2. Empat Esensial Tugas Model Spiral

Menurut Boehm, setiap siklus model spiral terdiri dari empat tugas berikut :

 Mempertimbangkan tujuan kritis dan kendala stakeholders


 Menguraikan dan mengevaluasi alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan
 Mengidentifikasi dan mengatasi risiko kepada solusi alternatif
 Persetujuan dan review stakeholder untuk melanjutkan berdasarkan kepuasan dalam tujuan kritis dan
kendala

3. Risiko ditentukan berdasarkan Usaha

Upaya dialokasikan untuk proyek harus ditentukan berdasarkan tingkat keparahan risiko yang
terkait dengan komponen tersebut.

4. Risiko ditentukan berdasarkan Tingkat Detail

Mengatasi potensi risiko harus menentukan seberapa banyak perhatian terhadap rincian proyek
yang sedang dikerjakan.

5. Menggunakan The Anchor Point Milestones

Pada Modal Spiral terdapat tiga “The Anchor Point Milestones” adalah :

 Life Cycle Objectives (LCO)

Untuk melihat apakah pendekatan teknis suatu proyek cukup untuk dilanjutkan ke
pengembangan berikutnya.

 Life Cycle Architecture (LCA)


Untuk memeriksa apakah pendekatan optimal yang telah ditetapkan dan segala risiko utama telah
direncanakan dan diperhitungkan sebelumnya.
 Initial Operational Capability (IOC)
Untuk memeriksa bahwa persiapan yang ada telah memadai untuk memuaskan stakeholders
sebelum diluncurkan

6. Fokus terhadap Sistem dan Siklus Hidup

Melihat pentingnya sistem secara keseluruhan dan urusan jangka panjang yang mencakup
seluruh siklus hidup. [7] 13

Kelebihan dan Kekurangan Spiral Model

Kelebihan dalam menggunakan Model Spiral, yaitu :

 Perubahan-perubahan yang terjadi dapat diselesaikan secara sistematis


 Estimasi biaya menjadi mudah karena pembuatan prototipe telah selesai dalam fragmen yang kecil
 Manajemen dan analisis risiko yang lebih baik
 Pembangunan yang cepat dan mudah secara sistematis
 Manajemen waktu yang lebih baik
 Mudah dalam melakukan perubahan kebutuhan dan dokumentasi jika perubahan terjadi di tengah-
tengah perubahan
 Produksi software terjadi lebih cepat [4] 42[5] 46
Kekurangan dalam menggunakan Model Spiral, yaitu :

 Tidak cocok ketika digunakan dalam proyek-proyek kecil


 Tidak terlalu berguna dalam proyek-proyek kecil
 Sulit dalam mengikuti strategi proyek kecil
 Kurang efisien dalam penerapan model spiral karena waktu yang digunakan
 Membutuhkan sumber pengalaman sebagai proses sehingga sangat kompleks
 Dalam melakukan proyek kecil, estimasi biaya akan sangat tinggi
 Risiko dalam tahap planning, jika terjadi perbedaan dalam jadwal pengembangan atau dalam anggaran
belanja [4] 42[5] 46

Perbedaan penting antara model spiral dan model yang lain

adalah dilakukannya pertimbangan risiko secara eksplisit. Sebagai contoh jika tujuan nya adalah
menggunakan bahasa pemrograman yang baru, risikonya adalah bahwa compiler yang tersedia
tidak dapat diandalkan atau tidak menghasilkan kode objek yang cukup efisien. Risiko
mengakibatkan masalah proyek, seperti terlampauinya jadwal dan biaya. Maka kegiatan
manajemen proyek yang sangat penting.

Model spiral mejadi sebuah pendekatan yang realistis bagi perkembangan system dan perangkat
lunak skala besar. Karena perangkat lunak terus bekerja selama proses bergerak, pengembang
dan pemakai memahami dan bereaksi lebih baik terhadap risiko.

Contoh Penerapan Metode Spiral

Model Spiral/Boehm sangat cocok diterapkan untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak
skala besar di mana pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami kondisi pada setiap
tahapan dan bereaksi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain itu, diharapkan juga
waktu dan dana yang tersedia cukup memadai.

Anda mungkin juga menyukai